Peningkatan Kreativitas Kolase Melalui Menempel Cangkang (Kulit) Telur
PENINGKATAN KREATIVITAS KOLASE
MELALUI MENEMPEL CANGKANG (KULIT) TELUR PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL VI SRAGEN
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Siti Rahayu
TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Sragen
ABSTRAK
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan Kreativitas Kolase Melalui Menempel Cangkang (Kulit) Telur Pada Anak Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Sragen semester I Tahun Pelajaran 2019/2020, Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Sragen. Prosedur penelitian meliputi Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan, Refleksi. Dari data empiris yang diperoleh saat pra siklus/pra tindakan dalam 1 kelas persentase rata-rata anak sebesar 41.67% dengan kriteria penilaian Mulai Berkembang (MB) Setelah peneliti dan mitra kolaborasi bersepakat untuk mengadakan perbaikan pada siklus I yaitu dengan menerapkan menempel cangkang (kulit) telur sebagai sarana peningkatan kreativitas kolase anak maka hasil yang diperoleh pada siklus I meningkat yaitu sebesar sebesar 74.44% dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH).
Kata Kunci: Kreativitas Kolase, Menempel Cangkang (Kulit) Telur
PENDAHULUAN
Anak merupakan manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan mereka seolah-olah tidak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar.
Suyadi dan Maulidya Ulfa (2015: 17) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya ialah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Oleh karena itu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal. Konsekuensinya, lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perlu menyediakan berbagai aspek perkembangan seperti: nilai agama dan moral, kognitif, fisik motorik, bahasa, sosial emosional, dan seni.
Susanto (2017: 117-118) Kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK) didesain untuk memungkinkan kegiatan bermain peserta didik. Setiap kegiatan harus mencerminkan jiwa bermaian, yaitu senang, merdeka, dan demokratis. Permainan yang diberikan harus memuat pendidikan sehingga peserta didik dapat belajar.
Mulyasah, (2017: 19) Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum secara kongkret berupa seperangkat program dan rencana yang berisi sejumlah pengalaman bermain sambil belajar yang disajikan pada Anak Usia Dini. Berdasarkan potensinya masing-masing memasukan benang ke lubang papan jahit, menggambar, mewarnai, menempel, mencocok, menulis, melipat, dan lain sebagainya.
Hasil observasi tes awal hal ini dapat dilihat dengan hasil observasi awal dengan hasil belajar berdasarkan hasil pratindakan diketahui dari keseluruhan anak yang berjumlah 15 anak, penilaian yang mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) belum ada, sedangkan anak yang mencapai kriteria Berkembang Sesuai harapan (BSH) sebanyak 2 anak atau 13.33%, anak yang mencapai kriteria Mulai Berkembang (MB) sebanyak 9 anak atau 60.00%, dan anak yang mencapai kriteria Belum Berkembang (BB) sebanyak 4 anak atau 26.67%.
Berdasarkan hasil observasi ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan kreativitas kolase (menempel), pada anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Sragen pada tes awal secara klasikal mencapai atau rata-rata persentase anak dalam satu kelas sebesar 41.67% atau pada kriteria Mulai Berkembang (MB). Hal ini disebabkan kurangnya stimulasi yang tepat dalam pengembangan motorik halus khususnya kreativitas kolase (menempel) anak. Motivasi yang diberikan guru kepada anak dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kreativitas kolase (menempel) anak yang kurang berkembang secara optimal.
Menurut Sumanto (2005: 93-94) memberikan penjelasan bahwa kolase berasal dari bahasa Perancis (Collage) yang berarti merekat. Kolase adalah kreasi aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan menempelkan bahan-bahan ertentu. kreativitas kolase bagi anak TK adalah kemampuan berolah seni rupa yang diwujudkan dengan keterampilan menyusun dan merekatkan bagian-bagian bahan alam, bahan buatan, dan bahan bekas pada kertas gambar / bidang dasaran yang digunakan, sampai dihasilkan tatanan yang unik dan menarik.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan Kreativitas Kolase Melalui Menempel Cangkang (Kulit) Telur Pada Anak Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020?”
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan Kreativitas Kolase Melalui Menempel Cangkang (Kulit) Telur Pada Anak Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Sragen Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020”
KAJIAN PUSTAKA
Kajian tentang Kreativitas
Kreativitas berasal dari kata kreatif. Dalam Novan & Barnawi, (2012: 98-99) Kreativitas didefinisikan dalam beranekaragam pernyataan tergantung siapa dan bagaimana menyorotinya.
|
Istilah kreativitas dalam kehidupan sehari-hari selalu dikaitkan dengan prestasi yang istimewa dalam menciptakan sesuatu yang baru, menemukan cara-cara menemukan masalah yang tidak dapat di temukan oleh kebanyakan orang, ide-ide baru dan melihat adanya berbagai kemungkinan. H.E.Mulyasa, (2012: 103-104) Pengembangan kreativitas anak usia dini dapat dilakukan melalui karya nyata. Melalui karya nyata setiap anak akan menggunakan imajinasinya untuk membentuk suatu bangunan atau benda tertentu sesuai dengan khayalannya. Tritjahjo, (2014: 15). Kreativitas merupakan salah satu kemampuan manusia yang menakjubkan dalam memahami dan menghadapi situsi atau masalah secara berbeda dengan yang biasa dilakukan oleh orang lain pada umumnya
Teknik pengembangan kreativitas
Pendidik hendaknya memahami bagaimana cara supaya kreativitas anak didiknya dapat berkembang dengan baik. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, tentunya banyak bermunculan teknik-teknik dan model pembelajaran baru yang dapat mendukung perkembangan kreativitas anak. Pandai-pandainya guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini dalam membimbing anak didiknya dalam mengembangkan kreativitas mereka untuk mencapai prestasi yang baik.
Kajian tentang Kolase
Kata kolase, yang dalam bahasa Inggris disebut “collage” berasal dari kata”coller” dalam bahasa Prancis, yang berarti “merekat”. Selanjutnya kolase dipahami sebagai sebuah teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam, dan sebagainya, atau dikombinasikan dengan penggunaan cat atau teknik lainnya.
Menurut Susanto (dalam Mudrikah 2015: 6) menyatakan “kolase dipahami sebagai suatu teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam, kulit telur, dan lain sebagainya kemudian dikombinasi dengan penggunaan cat minyak atau teknik lainnya. Robins (dalam Maisyaroh 2016: 15) mengemukakan bahwa kolase adalah seni menempel, pembuatan gambar atau pola menggunakan bahan-bahan seperti, kertas, kain, dan foto yang direkatkan pada bidang yang menjadi latar belakangnya. Sedangkan Muharam (dalam Madiarti 2013) mengartikan kolase adalah teknik melukis dan mempergunakan warna-warna kepingan batu, kaca. Susanto, M, (2002: 63)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kolase adalah suatu teknik seni menempel pada suatu bidang gambar yang menggunakan berbagai macam bahan dari alam sekitar yang dikombinasikan dengan bahan dasar lainnya, sehingga menghasilkan suatu karya seni yang indah.
Manfaat Kolase
Menurut Sumanto (dalam Nur 2016: 27) manfaat dari kegiatan kolase yaitu dapat meningkatkan perkembangan otak, bahasa, dan melatih kemampuan motorik halus anak. Sedangkan Nurjatmika (dalam Ibrahim tanpa tahun) manfaat kolase yaitu: 1) Meningkatkan kreativitas, 2) Melatih konsentrasi, 3) Mengenal warna dan bentuk, 4) Melatih memecahkan masalah, 5) Melatih ketekunan, 6) Meningkatkan rasa percaya diri.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan kolase memiliki banyak manfaat bagi perkembangan motorik halus anak, karena dalam proses kegiatan kolase banyak aktivitas yang menstimulasi perkembangan kemampuan motorik halus anak seperti menempel dan koordinasi mata dan tangan.
Pembelajaran Kolase Bagi Anak
Pembelajaran kolase bagi anak khususnya di PAUD/TK, tentunya perlu dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal:
- Gunakan alat pemotong yang mudah digunakan.
- Bahan yang disediakan sebaiknya mudah dipotong.
- Bidang dasar kolase menggunakan kertas tebal, karton atau kertas duplex.
- Teknik boleh dipadukan antara gambar tangan dan tempelan atau kolase.
Kajian tentang Kulit Telur
Kulit telur atau cangkang telur merupakan bagian luar dari telur yang berfungsi melindungi telur dari luka atau kerusakan. Kulit telur merupakan bagian yang sangat penting sebagai pelindung dari isi telur. Selain dimanfaatkan untuk bahan pembuatan pupuk, kulit telur yang merupakan limbah dapur juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat kerajinan. Ada beberapa jenis kulit telur yang dapat dijadikan sebagai bahan kerajinan dan mudah didapatkan.
Pengertian Kolase Kulit Telur
Menurut pandangan Robins (dalam Maisyaroh 2016: 15) kolase adalah seni menempel, pembuatan gambar atau pola menggunakan bahan-bahan seperti, kertas, kain, dan foto yang direkatkan pada bidang yang menjadi latar belakangnya. Sedangkan kulit telur merupakan bagian terluar dari terlur dan tidak banyak orang yang memanfaatkannya. Jadi kolase kulit telur dapat diartikan sebagai kegiatan menempel dengan menggunakan bahan yang berupa kulit telur pada bidang gambar.
Hubungan Motorik Halus Dengan Kegiatan Kolase Kulit Telur
Keterampilan motorik yaitu gerakan yang melibatkan kemampuan antara otot-otot kecil pada tangan. Selain otot-otot kecil tangan kemampuan motorik halus juga memerlukan adanya koordinasi mata. Kedua hal ini berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Menurut Rahyubi (2012: 223) menyatakan perkembangan koordinasi mata dan tangan mewakili bagian penting dalam perkembangan motorik halus misalnya dalam menyusun balok, menggunting, menulis, melipat, menggambar, menempel, dan lain sebagainya. Kegiatan kolase dalam pembelajaran akan meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak jika selalu dilatih secara terus menerus.
Kerangka Berfikir
Kondisi awal guru belum menggunakan media cangkang (kulit) telur pada kegiatan kolase sehingga kreativitas anak masih kurang dan perlu di tingkatkan. Kegiatan kolase cangkang (kulit) telur yang bertujuan mengembangkan kreativitas kolase anak kelompok A akan dilakukan dalam dua siklus. Pada tindakan siklus I guru melakukan pembelajaran kegiatan menempel cangkang (kulit) telur yang menarik untuk meningkatkan kreativitas kolase anak. Apabila pada siklus I di dapat hasil kreativitas kolase anak kurang maksimal maka di lanjutkan tindakan siklus II dengan memperbaiki kegiatan menempel kulit telur yang telah di lakukan pada siklus I. Tujuan dari tindakan siklus II, diharapkan dengan kegiatan menempel kulit telur dapat meningkatkan kreativitas kolase pada anak kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Sragen.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dari penelitian yaitu jika guru menerapkan kegiatan menempel cangkang (kulit) telur maka kreativitas kolase anak pada kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Sragen Semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020 akan meningkat.
METODE PENELITIAN
Setting Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Sragen yang beralamat di. Jalan Tidar No 2 Sragen Manggis, Kelurahan Sragen Wetan Kabupaten Sragen.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Sragen dengan jumlah 15 anak yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Peneliti memilih kelompok A karena anak kelompok A memiliki kreativitas kolase yang masih rendah.
Waktu Penelitian
|
Waktu pelaksanaan pada Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020, selama 6 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2020, dilakukan dalam dua siklus masing-masing siklus tiga kali pertemuan.
Prosedur Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian berbasis kelas kolaboratif, yaitu suatu penelitian yang bersifat praktis, situasional dan konteksual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di Taman Kanak-Kanak. Kepala sekolah, guru dan peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang efektif sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan kreativitas anak.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala hal yang bisa berbentuk apa saja yang sudah ditetapkan peneliti untuk dipelajari yang akan mendapatkan informasi mengenai hal tersebut lalu ditarik menjadi kesimpulan. Variabel ada 3 jenis variable yaitu variabel bebas dan terikat, variabel aktif dan variabel atribut, serta variabel kontinu dan variabel kategori.
Pada penelitian ini variabel yang digunakan variabel bebas (x) dan terikat (y). Variabel bebasnya kreativitas kolase anak sedangkan variabel terikatnya adalah menempel cangkang (kulit) telur.
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dan dokumentasi.
Metode Observasi
Suharsimi Arikunto (2006: 127) mengatakan bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Sebelum melakukan observasi, peneliti menyiapkan pedoman observasi yang akan digunakan untuk mempermudah jalannya observasi.
Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan nama anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Sragen serta foto rekaman proses tindakan penelitian. Selain itu, hasil karya anak yang berupa Lembar Kerja Anak (LKA) atau foto hasil karya yang dapat menggambarkan sejauhmana kemampuan anak berkembang.
Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan. Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah dilakukan. Analisis data dari hasil observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat meentukan tindakan yang akan diambil pada siklus berikutnya.
Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa keabsahannya, sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi penyelidik dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya dalam hal ini adalah guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Sragen, tujuannya adalah untuk membantu mengurangi penyimpangan dalam pengumpulan data (terlampir).
Indikator Pencapaian Keberhasilan
Kegiatan penelitian ini akan tercermin dengan adanya peningkatan yang signifikan terhadap kreatifitas kolase anak didik meliputi anak dapat menempel cangkang (kulit) telur dengan baik dan benar, anak dapat menempel cangkang (kulit) telur dengan rapi, anak dapat menempel cangkang (kulit) telur dengan penuh tanggung jawab dan bersih dari indikator yang telah disepaki dalam capaian keberhasilan sebesar 80% atau berada pada kriteria Berkembang sangat Baik (BSB).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data Awal Kemampuan Anak
Langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian tindakan kelas yaitu melalui pengamatan. Pengamatan ini dilakukan pada bulan Januari 2020 pada kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran yang mengembangkan kreativitas anak kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Sragen. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung guru mengkomunikasikan tema, yaitu tentang rekreasi. Guru melakukan tanya jawab tentang rekreasi.
Kemudian guru menjelaskan kegiatan menempel menggunakan LKA pada majalah masing masing anak. Pada saat kegiatan menempel masih banyak anak yang meminta bantuan guru dalam menuangkan idenya, dan kurang rapi dalam hasil karyanya serta belum bisa mengkomunikasikan hasil karya, tidak sabar dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Dari proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran tersebut dapat dikatakan kreativitas anak masih belum berkembang dengan baik. Anak masih bergantung serta meminta bantuan guru ketika mengerjakan tugas. Data dibawah ini diperoleh dari aspek kreativitas yang berhasil dicapai oleh anak. Hasil observasi awal yang diperoleh ditampilkan dalam laporan sebagai berikut: kreativitas kolase anak pratindakan dari 15 anak persentase rata-rata anak dalam 1 kelas diperoleh sebesar 41.67% dengan kriteria penilaian Mulai Berkembang (MB). Dari hasil terbut dapat diperjelas melalui tabel rekapitulasi di bawah ini.
Dari laporan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa pencapaian kreativitas kolase dari 15 anak yang mendapat kriteria nilai Belum Berkembang (BB) sebanyak 4 anak atau 26.67%, dikarenakan anak tersebut usianya paling muda diantara teman yang lain, yang setiap kegiatan masih membutuhkan bantuan guru. Anak yang mendapat nilai Mulai Berkembang (MB) sebanyak 9 anak atau 60.00%, anak yang mendapat nilai Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 2 anak atau 13.33% dan yang mendapat nilai Berkembang Sangat Baik (BSB) belum ada atau 0%, anak tersebut sudah bisa menempel bahan yang ada dalam menciptakan dan menghasilkan karya yang bervariasi, sudah mampu membuat hasil karya sendiri serta sudah mampu mengungkapkan ide dan gagasannya dalam kegiatan menempel.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas anak dalam mengikuti kegiatan kolase dengan menempel Cangkang (kulit) telur, anak dibebaskan untuk membuat pola yang akan ditempeli cangkang (kulit) telur dari bahan dan alat yang sudah disediakan oleh guru, dengan mengamati indikator yaitu aspek-aspek kreativitas anak dalam kegiatan kolase dengan menempel Cangkang (kulit) telur yang meliputi kesabaran, kelancaran, kelenturan, keaslian dan elaborasi. Hasil observasi kreativitas kolase dengan menempel Cangkang (kulit) telur siklus I ditampilkan dalam laporan sebagai berikut:
Hasil observasi kreativitas kolase dalam kegiatan menempel dengan cangkang (kulit) telur pada anak siklus I di atas dapat dilihat perolehan hasil belajar persentase rata-rata anak dalam 1 kelas pada pertemuan ke-1 sebesar 69,67% dengan kriteria pencapaian Berkembang Sesuai harapan (BSH), persentase rata-rata pertemuan ke -2 sebesar 75,33% dengan kriteria pencapaian Berkembang Sesuai harapan (BSH) dan persentase rata–rata pertemuan ke-3 sebesar 78,33% dengan kriteria pencapaian Berkembang Sangat Baik (BSB) hal ini menunjukkan peningkatan dari pertemuan ke -1 sampai dengan pertemuan ke-3.
Hasil observasi kreativitas kolase dalam kegiatan menempel dengan cangkang (kulit) telur Anak Siklus I Pertemuan Ke 1, Pertemuan Ke 2 dan Pertemuan Ke 3 terlihat adanya peningkatan yang cukup signifikan dari pertemuan 1 sampai dengan pertemuan ke 3. Dikarenakan adanya kegiatan yang lebih bervariasi dengan menambahkan warna dan pola yang dibuat sehingga kreativitas anak meningkat. Persentase hasil capaian dari siklus I dari pertemuan ke 1 sampai dengan pertemuan ke 3 diperoleh hasil persentase rata-rata sebesar 74.44% dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH).
Dari laporan pengamatan, kreativitas anak siklus I di atas anak dengan kriteria Belum Berkembang (BB) dan Mulai Berkembang (MB) sudah tidak ada karena anak sudah bisa menempel dengan cangkang (kulit) telur tetapi hasilnya belum sesuai dengan yang diinginkan masih banyak yang sudah mengerjakan tugas sendiri tanpa bantuan tetapi hasilnya belum maksimal. Sedangkan anak yang mendapat kriteria nilai Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 10 anak atau 66.67% Sedangkan anak yang berada pada kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 5 anak atau 33.33%. Hal ini dikarenakan anak tersebut sudah mampu secara mandiri menempel dengan cangkang (kulit) telur yang sudah disediakan dan mampu mengkomunikasikan dan mengembangkan idenya serta menghasilkan karya yang bervariasi dan sesuai dengan ide masing-masing anak yang orisinil.
Refleksi
Berdasarkan hasil tersebut, peneliti membuat rencana kegiatan pada siklus II. Rencana kegiatan siklus II disusun untuk lebih mengoptimalkan bahan serta bidang dasaran yang digunakan. Pada pelaksanaan siklus II akan dilakukan perbaikan seperti berikut:
- Pada siklus II guru menyediakan cangkang (kulit) telur yang bervariasi
- Pada siklus II bahan yang digunakan untuk meningkatkan kreativitas anak ditambah, yang semula menggunakan pewarna hanya 3 warna ditambah menjadi beberapa warna. Hal tersebut bertujuan agar anak bisa mengekplorasi dan mengkombinasikan warna yang ada serta lebih tertarik.
- Pada siklus II bidang dasaran yang digunakan untuk kegiatan meningkatkan kreativitas anak diganti, yang semula menggunakan bidang dasaran kertas HVS diganti dengan menggunakan kertas manila/kertas asturo.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas anak dalam mengikuti kegiatan kolase dengan menempel cangkang (kulit) telur anak dibebaskan untuk membuat kolase dari bahan dan alat yang sudah disediakan oleh guru, dengan mengamati indikator aspek kreativitas kolase dengan menempel cangkang (kulit) telur meliputi kesabaran, kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi
Hasil Observasi Kreativitas Kolase Melalui Menempel Cangkang (Kulit) Telur Pada Anak Kelompok A TK Aisyiyah Bustanul Athfal VI Sragen Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020 sebagai berikut:
Dari hasil observasi diatas hasil observasi kreativitas dalam kegiatan kolase dengan menempel cangkang (kulit) telur anak siklus II di atas dapat dilihat perolehan hasil belajar persentase rata-rata anak dalam 1 kelas pada pertemuan ke-1 sebesar 82.00% dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB), persentase rata-rata pertemuan ke -2 sebesar 86,67% dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB), dan persentase rata –rata pertemuan ke -3 sebesar 91.33% dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB). hal ini menunjukkan peningkatan dari pertemuan ke -1 sampai dengan pertemuan ke-3.
Hasil Observasi Kreativitas Kolase Melalui Menempel Cangkang (Kulit) Telur Anak pada Siklus II Pertemuan Ke 1, Pertemuan Ke 2 dan Pertemuan Ke 3 terlihat adanya peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan adanya kegiatan yang lebih bervariasi dengan menambahkan warna, variasi warna pada Cangkang (Kulit) Telur yang dipakai sehingga kreativitas anak meningkat. Persentase hasil capaian dari siklus II dari pertemuan ke 1 sampai dengan pertemuan ke 3 diperoleh hasil persentase rata-rata sebesar 86.67% dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB).
Refleksi
Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil evaluasi seluruh kegiatan kolase melalui menempel cangkang (kulit) telur pada anak sudah mendapatkan hasil yang memuaskan. Anak-anak terlihat semangat dan gembira dari awal sampai akhir kegiatan kolase melalui menempel cangkang (kulit) telur pada anak. Melalui perbaikan yang dilakukan, akhirnya kreativitas anak pada siklus II sudah mampu mencapai tingkat keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80% sehingga tindakan dalam penelitian ini dihentikan.
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil penelitian mengenai kreativitas kolase dengan menempel cangkang (kulit) telur dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kreativitas kolase dengan menempel cangkang (kulit) telur lebih tinggi daripada kreativitas kolase tanpa menggunakan media.
Dari data empiris yang diperoleh saat pra siklus/pra tindakan dalam 1 kelas persentase rata-rata anak sebesar 41.67% dengan kriteria penilaian Mulai Berkembang (MB) Setelah peneliti dan mitra kolaborasi bersepakat untuk mengadakan perbaikan pada siklus I yaitu dengan menerapkan menempel cangkang (kulit) telur sebagai sarana peningkatan kreativitas kolase anak maka hasil yang diperoleh pada siklus I meningkat yaitu sebesar sebesar 74.44% dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Tetapi hasil yang diperoleh belum maksimal karena belum mencapai indikator keberhasilan yang telah disepakati bersama yaitu 80%. Untuk itu peneliti bersama mitra kolaborasi mengadakan siklus lanjutan yaitu siklus II, dengan pembelajaran dan kegiatan yang sama yaitu menempel cangkang (kulit) telur tetapi dengan berbagai pilihan warna yang bervariasi sehingga anak sangat antusias dan tertarik melakukan kegiatan tersebut hal ini terbukti dengan adanya hasil yang dicapai dalam penelitian di siklus II persentase rata-rata anak dalam 1 kelas sebesar 86.67% dengan kriteria penilaian Berkembang Sangat Baik (BSB).
Saran
Bagi Guru
Hendaknya guru memvariasikan kegiatan kolase dengan teknik yang lain dengan bahan-bahan tidak hanya menggunakan kertas, tetapi juga bahan limbah yang ada di lingkungan sekitar.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan pada penelitian berikutnya khususnya yang menyangkut tentang kreativitas kolase anak usia dini melalui menempel cangkang (kulit) telur. Peneliti selanjutnya diharapkan memiliki teori yang lebih kuat terhadap setiap variabel.
DAFTAR PUSTAKA
Acep Yoni, dkk. (2010). Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.
Akbar Reni, Hawadi. (2001). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Grasindo.
Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Bambang Sujiono. (2010). Bermain Kreatif. Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks
Chandra, Julius. (1994) Kreativitas: Bagaimana Menanam, Membangun dan. Mengembangkannya. Yogyakarta: Kanisius.
Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum.
Devianti, A. (2013). Panduan Lengkap Mencerdaskan Otak Anak Usia 1-6 Tahun. Yogyakarta: Araska.
Endah Nur Fatimah, dkk. (2015). Mudah Menyusun SOP. Indonesia: Pustaka. Baru Press.
Hajjaj, Y. A. (2010). 30 Kiat Meledakkan Kreativitas Anda Kreatif atau Mati. Surakarta: Al Jadid.
Munandar, S.C. Utami, (1999), Kreativitas dan Keberbakatan, Jakarta: Gramedia.
Munandar, S.C Utami (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sujiono, Y. N. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.
Susanto, A. (2012). Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Prenada Media Grup (Kencana).
Suyadi. (2009). Permainan Edukatif yang Mencerdaskan. Yogyakarta: Power Books. (Ihdina).
Ulfah, S. d. (2013). Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.