PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

TENTANG VOLUME KUBUS DAN BALOK

MELALUI METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN 3 SUKOREJO

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Sri Wulandari

Guru Kelas V SDN 3 Sukorejo, Kec. Tunjungan, Kab. Blora

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Matematika tentang Volume Kubus dan Balok bagi siswa Kelas V SDN 3 Sukorejo pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 melalui Metode STAD. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, yakni mulai bulan September 2016 sampai dengan bulan Desember Tahun 2016. Tempat penelitian di SDN 3 Sukorejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora. Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas V SDN 3 Sukorejo pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 23 siswa. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berlangsung dalam 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan hasil, tindakan dan refleksi hasil tindakan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa penerapan metode STAD (Student Team Achievement Division) meningkatkan minat dan hasil belajar Matematika tentang Volume Kubus dan Balok pada siswa Kelas V SDN 3 Sukorejo pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci: Minat, Hasil Belajar, Volume, Kubus, Balok, Metode STAD.

 

PENDAHULUAN

Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu, pendidikan nasional semakin mengalami kemajuan. Pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan nasional mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan di bidang pendidikan nasional barulah ada artinya apabila dalam pendidikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.

Untuk mewujudkan pembelajaran Matematika yang lebih bermakna dengan hasil prestasi yang tinggi, guru harus keatif dan inovatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai kompetensi dasar (T. Raka Joni, 1985: 2 dalam Soli Abimanyu, 2008: 4-5). Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan strategi pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa (Sulo Lipu La Sulo dalam Soli Abimanyu, 2008: 8-11).

Berdasarkan pengalaman di kelas, guru melihat hasil tes formatif mata pelajaran Matematika tentang Volume Kubus dan Balok Kelas V SDN 3 Sukorejo, dari 23 siswa, hanya 8 siswa (35%) yang memperoleh nilai di atas KKM (tuntas) dan masih ada 15 (65%) siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (belum tuntas) dengan nilai rata-rata kelas 55,7. Rendahnya nilai rata-rata kelas ini yang menjadi dasar utama peneliti untuk mengelola pembelajaran yang lebih baik agar siswa mampu menguasai materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Pola pembelajaran yang peneliti lakukan selama ini jarang menggunakan media. Metode yang sering digunakan adalah ceramah, siswa disuruh mencatat, mendengarkan dan latihan soal, sehingga minat siswa untuk belajar menurun. Saat pembelajaran mata pelajaran Matematika berlangsung guru menjelaskan materi tentang Volume Kubus dan Balok tidak ditemukan respon dan antusias siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.

Berdasarkan pada masalah itulah, maka peneliti mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada dengan menggunakan metode STAD yang harapannya dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa Kelas V dalam pelajaran Matematika di SDN 3 Sukorejo.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif tempat siswa balajar secara berkelompok, berdiskusi guna menemukan dan memahami konsep-konsep. Semua anggota kelompok berbagi tanggung jawab. Siswa secara individu diberi suatu tes yang ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. Hasil belajar kelompok tersebut dibandingkan dengan kelompok lainnya guna memperoleh penghargaan. Kelebihan dari Metode STAD antara lain: mudah dipecah menjadi berpasangan, lebih banyak ide muncul, lebih banyak tugas yang bisa dilakukan dan guru mudah memonitor.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V SDN 3 Sukorejo pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 karena pembelajaran Matematika tentang Volume Kubus dan Balok belum menerapkan metode STAD yang memungkinkan siswa untuk bekerja sama, berkelompok dan berdiskusi guna menemukan dan memahami konsep Volume Kubus dan Balok.

Mengacu pada uraian di atas, maka peneliti mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa tentang Volume Kubus dan Balok melalui Metode STAD (Student Team Achievement Division) pada Siswa Kelas V SDN 3 Sukorejo Tahun Pelajaran 2016/2017”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat bulan), yaitu mulai bulan September 2016 sampai dengan Desember Tahun 2016. Penelitian berlangsung pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Sedangkan tempat penelitian di Kelas V SDN 3 Sukorejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora.

Subjek penelitian adalah siswa Kelas V SDN 3 Sukorejo, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian sebanyak 23 siswa terdiri dari 10 anak putra dan 13 anak putri.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes dengan butir soal. Sedangkan teknik nontes dengan pengamatan. Sumber data penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dari hasil belajar, yaitu nilai ulangan. Sedangkan sumber data sekunder adalah hasil pengamatan dari rekan sejawat.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Teknik analisis data kuantitatif dengan analisis deskriptif komparatif. Sedangkan teknik analisis data kualitatif dengan analisis deskriptif kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran pada Kondisi Awal didominasi dengan ceramah dan tidak menggunakan media, sehingga siswa merasa jenuh, tidak tertarik, dan tidak termotifasi untuk belajar. Setelah menjelaskan, guru kemudian memberi contoh soal, siswa diberi tugas, kemudian dikoreksi dan dinilai. Pembelajaran berlangsung monoton. Siswa lebih banyak mengantuk karena berada di dalam kelas yang panas dan tertutup.

Hasil belajar Matematika tentang Volume Kubus dan Balok, yaitu dari 23 siswa yang mendapat nilai di atas KKM hanya 8 siswa atau 35% siswa yang tuntas, sedangkan siswa yang berjumlah 15 siswa (65%) mendapatkan nilai di bawah KKM atau belum tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 55,7. Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu faktor peserta didik dan faktor guru. Selain teknik, metode dan alat peraga yang digunakan guru sangat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Kurang tepatnya metode dalam menyampaikan materi pelajaran dapat mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran melalui Metode STAD dalam 5 kelompok, yaitu 3 kelompok terdiri dari 5 anggota dan 2 kelompok terdiri dari 4 anggota. Materi tentang volume Kubus dan Balok. Pertemuan pertama tentang Kubus. Pertemuan kedua tentang Balok. Sedangkan kuis dilakukan secara individual. Hasil belajar yang dicapai adalah siswa yang mendapat nilai di atas KKM hanya 10 siswa atau 43% siswa yang tuntas, sedangkan siswa yang berjumlah 13 siswa (57%) mendapatkan nilai di bawah KKM atau belum tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 59,87.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran melalui Metode STAD dalam 5 kelompok dengan komposisi yang sama seperti pembelajaran pada Siklus I. Urutan materi juga sama, yaitu tentang volume Kubus dan Balok. Pertemuan pertama tentang Kubus. Pertemuan kedua tentang Balok. Pembelajaran difokuskan pada konversi satuan dan operasi hitung. Sedangkan kuis dilakukan secara berpasangan. Hasil belajar yang dicapai adalah siswa yang mendapat nilai di atas KKM hanya 18 siswa atau 78% siswa yang tuntas, sedangkan siswa yang berjumlah 5 siswa (22%) mendapatkan nilai di bawah KKM atau belum tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 70,22.

Pembahasan

Pada Kondisi Awal, hasil belajar Matematika tentang Volume Kubus dan Balok masih rendah, yaitu 8 siswa atau 35% siswa yang tuntas dan 15 siswa atau 65% siswa yang belum tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 55,7. Hal tersebut sesuai dengan banyak siswa yang pasif, bermain sendiri dan minat siswa masih rendah.

Pada Siklus I, pembelajaran melalui Metode STAD. Hasil belajar Matematika tentang Volume Kubus dan Balok adalah 10 siswa atau 43% siswa yang tuntas dan 13 siswa atau 57% siswa yang belum tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 59,87. Hasil belajar pada Siklus I adalah lebih baik daripada Kondisi Awal. Hal tersebut sesuai dengan pembelajaran dengan tutor sebaya melalui Metode STAD. Hasil belajar tersebut meningkat, namun belum memenuhi indikator kinerja.

Pada Siklus II, pembelajaran merupakan kelanjutan dari Metode STAD. Hasil belajar Matematika tentang Volume Kubus dan Balok adalah 18 siswa atau 78% siswa yang tuntas dan 5 siswa atau 22% siswa yang belum tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 70,22. Hasil belajar pada Siklus II adalah lebih baik daripada Siklus I. Hal tersebut sesuai dengan pembaruan pembelajaran melalui Metode STAD. Hasil belajar tersebut meningkat dan memenuhi indikator kinerja.

Analisis terhadap data dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 4.11. Analisis deskriptif kualitatif pembelajaran

pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.

No Kondisi Awal Siklus I Siklus II Refleksi
1 Siswa masih banyak yang bermain sendiri, pasif dalam pembelajaran dan kurang antusias dalam mengerjakan tugas Siswa yang pasif dalam pembelajaran berkurang, masih ada 3 orang siswa yang bermain sendiri, siswa tampak bersemangat Siswa aktif dalam pembelajaran dan tampak lebih antusias dan kreatif Dari Kondisi Awal ke Kondisi Akhir terdapat peningkatan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika karena belajar dengan tutor sebaya dan kuis

 

Tabel 4.12. Analisis deskriptif komparatif hasil belajar

pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.

No Kondisi Awal Siklus I Siklus II Refleksi
1 Tuntas: 8 siswa (35%) Tuntas: 10 siswa (43%) Tuntas: 18 siswa (78%) Dari Kondisi Awal ke Kondisi Akhir terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari 55,7 menjadi 70,22
2 Tidak tuntas: 15 siswa (65%) Tidak tuntas: 13 siswa (57%) Tidak tuntas: 5 siswa (6522
3 Nilai rata-rata: 55,7 Nilai rata-rata: 59,87 Nilai rata-rata: 70,22

 

Sesuai dengan analisis data dan refleksi, minat dan hasil belajar siswa meningkat. Peningkatan tersebut memenuhi indikator kinerja. Minat belajar siswa meningkat sesuai dengan pembelajaran dengan tutor sebaya dan kuis, baik secara individual maupun berpasangan. Hasil belajar meningkat dan memenuhi indikator kinerja.

Berdasarkan pembahasan, maka tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran Matematika tentang Volume Kubus dan Balok melalui Metode STAD berhasil meningkatkan minat dan hasil belajar. dengan demikian, tujuan penelitian tercapai dan hipotesis tindakan terbukti benar.

PENUTUP

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan metode STAD (Student Team Achievement Division) meningkatkan minat dan hasil belajar Matematika tentang Volume Kubus dan Balok pada siswa Kelas V SDN 3 Sukorejo Tahun Pelajaran 2016 /2017. Pembelajaran melalui Metode STAD dengan tutor sebaya dan kuis, sehingga meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Saran dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Siswa diharapkan mempunyai sikap inovatif terhadap pembaruan di bidang pendidikan untuk menunjang masa depannya.
  2. Guru hendaknya menggunakan Metode STAD agar mampu memberikan pembelajaran yang efektif dan memilih metode dan menggunakan model pembelajaran yang cocok dengan karakteristik materi-materi tertentu tanpa monoton ceramah.
  3. Peneliti yang lain, jangan malas untuk menulis dan jangan takut untuk salah karena pengalaman adalah guru yang paling berharga. Kegagalan bukan akhir dari segalanya, tetapi kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
  4. Sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk kegiatan pembelajaran di masing-masing kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas): Dirjen Dikti.

Dimyati, Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Gagne, Robert M. 1977. The Condition of Learning. New York: Holt Rinehart and Winston.

Hudoyo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: P2LPTK.

Lie, Anita. 1999 Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Hamalik. Oemar. 2006. Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert. 2005. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice. London: Allyn and Bacon.

Sugiyanto 2009. Model- Model Pembelajaan Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.