PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn

MELALUI MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION

DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KALIWUNGU 01 KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sudaryono

Sekolah Dasar Negeri Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak- hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NKRI 1945. Berdasarkan pengamatan peneliti, diketahui bahwa pembelajaran PKn yang berlangsung belum menggunakan model pembelajaran yang variatif, pemanfaatan media kurang optimal, siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan 4 dari 13 siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 65. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas V SDN Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang? 3) Apakah model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas V SDN Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang?. Tujuan penelitian untuk meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar PKn kelas V SDN Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. setiap siklus terdiri atas satu kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 13 siswa, yaitu 5 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Variabel dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Teknik pengambilan data meliputi teknik tes dan non tes. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor aktivitas siswa siklus I 27,94 (baik), siklus II skor 33,92 (sangat baik). Sedangkan rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 62,25 ketuntasan klasikal 53,85%, siklus II sebesar 72,4 ketuntasan klasikal 76,92%.Simpulan melalui model Auditory Intellectually Repetition dengan media Powerpoint mampu meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas V SDN Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Saran hendaknya guru menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan media yang bervariasi dalam pembelajaran.

Kata Kunci: Auditory Intellectually Repetition, kualitas, pembelajaran, PKn, Powerpoint.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, segala aspek kehidupan mengalami perubahan dan perkembangan. Untuk menghadapi era globalisasi ini, diperlukan sumber daya manusia yang cerdas dan memiliki kemampuan atau soft skill yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan menjadi hal yang sangat penting guna mewujudkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing secara global. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai dengan Undang-Undang tersebut, pendidikan menjadi hal pokok dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas.

Upaya dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas, diperlukan suatu pedoman dan pengaturan dalam pelaksanaan pendidikan. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 37 Ayat 1 Kurikulum pendidikan dasar dan menengah salah satunya wajib memuat Pendidikan Kewarganegaraan. Sesuai dengan Undang-Undang tersebut, maka mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam kurikulum KTSP wajib diberikan pada siswa- siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran PKn harus mencakup beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk tingkat SD/MI bahwa Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai, moral, dan norma. PKn merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik. (Ruminiati, 2008:1) Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan perguruan tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran di SD menjadi sarana untuk mengembangkan nilai-nilai luhur dan moral berdasarkan budaya bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur dan moral tersebut diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari siswa, sebagai individu maupun anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Depdiknas (2006:271) bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum KTSP bertujuan agar setiap peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif menanggapi isu kewarganegaraan; (b) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain; dan (d) Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki ruang lingkup yang meliputi Persatuan dan Kesatuan bangsa, Norma, Hukum dan peraturan, Hak Asasi Manusia, Kebutuhan warga Negara, Konstitusi Negara, Kekuasaan dan Politik, Pancasila, dan Globalisasi.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran PKn kelas V di SDN Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang pembelajaran PKn belum optimal, hal ini disebabkan karena kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran PKn yang bersifat teoretis. Selain itu berdasarkan identifikasi masalah, guru sudah menggunakan model pembelajaran tetapi belum maksimal, kurangnya pemanfaatan media untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Sedangkan dari sisi siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang ditunjukkan dengan kurang adanya interaksi timbal-balik antara guru dengan siswa, siswa belum bisa bekerja sama dalam kelompok secara maksimal.

Hal tersebut didukung data pencapaian hasil ulangan harian pada mata pelajaran PKn siswa kelas V masih rendah. Dari 43 siswa sebanyak 27 siswa (62,8%) masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 90 dengan rata-rata kelas 61. Berdasarkan data tersebut kegiatan pembelajaran PKn perlu adanya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dengan menggunakan model dan media yang inovatif dan bervariasi sehingga siswa mampu memahami materi PKn dan akan mencapai hasil pembelajaran secara optimal.

Permasalahan di SDN Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang tersebut didukung dengan temuan Depdiknas tahun 2007 dalam kajian kebijakan kurikulum mata pelajaran PKn menunjukkan bahwa kreativitas dan inovasi pembelajaran yang dilaksanakan guru masih kurang, khususnya dalam mencari sumber, memilih dan mengorganisasikan materi sesuai tuntutan Kompetensi Dasar. Terbatasnya sarana penunjang yang tersedia dan sumber buku yang ada di sekolah juga mempengaruhi guru dalam mengembangkan metode dan media.

Berdasarkan pengamatan peneliti, untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut perlu adanya alternatif tindakan dengan berbasis pendekatan ilmiah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kreativitas guru dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yaitu melalui model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dengan media Powerpoint.

Model pembelajaran AIR menganggap bahwa suatu pembelajaran efektif jika memperhatikan tiga hal, yaitu Auditory, Intellectual dan Repetition (Shoimin, 2014:29). Auditory berarti indra telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Intellectual berarti kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengkonstruksi, dan menerapkan. Repetition berarti pengulangan diperlukan dalam pembelajaran agar pemahaman lebih mendalam dan lebih luas, peserta didik perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas atau kuis. Sehingga, siswa yang diberi model pembelajaran AIR ini memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah kehidupan sehari-hari yang diformulasikan ke dalam bentuk serta mampu merepresentasikannya.

Penerapan model pembelajaran AIR pada pembelajaran PKn menjadi lebih efektif apabila didukung dengan menggunakan media pembelajaran. Peneliti memutus untuk menggunakan media Powerpoint. Powerpoint merupakan software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft dan merupakan salah satu program berbasis multimedia yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu slide, teks, gambar, bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia (Daryanto, 2013:145). Sehingga dalam Pembelajaran PKn dengan materi kebebasan berorganisasi siswa akan lebih tertarik dan temotivasi untuk fokus dalam pembelajaran dan pemahaman siswa akan meningkat.

Penelitian yang mendasari pemilihan model pembelajaran dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti, (2014). Pengaruh Model Auditory Intellectualy Repetition Berbantuan Tape Recorder Terhadap Keterampilan Berbicara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berbicara pada pelajaran Bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition berbantuan tape recorder dan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk = 32 + 32– 2 = 62) diperoleh harga ttabel = 2,000 dan hasil analisis data diperoleh thitung = 2,50 > ttabel = 2,000. Maka H0 ditolak dan Ha diterima. Rata-rata keterampilan berbicara pada pelajaran Bahasa Indonesia kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition berbantuan tape recorder lebih dari yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional (= 75,43 = 69,81). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition berbantuan tape recorder berpengaruh terhadap keterampilan berbicara Bahasa Indonesia Siswa kelas VI SD Gugus I Kuta Utara.

Penggunaan media Powerpoint juga didukung oleh penelitian Putra, (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individually) Berbantuan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas V SD Gugus I Kecamatan Petang Badung. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individually) berbantuan media Powerpoint dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil uji-t didapat thitung= 4,06 dan ttabel (α =0,05; 58) = 2,000. Berdasarkan kriteria pengujian thitung = 4,06 > ttabe= 2,000 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Rata-rata hasil belajar PKn yang diperoleh antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individually) berbantuan media Powerpoint X = 71.00 > X = 60.25 siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individually) berbantuan media Powerpoint berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SD Gugus I Kecamatan Petang Badung.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul, “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Auditory Intellectually Repetition Dengan Media Powerpoint Pada Siswa Kelas V SDN Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1.                 Apakah model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas V SDN Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang?

2.                 Apakah model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas V SDN Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang?

Tujuan Penelitian

1)    Tujuan umum penelitian ini dalam kegiatan pembelajaran kurikulum KTSP adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn kelas V SDN Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.

2)    Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a.  Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint pada siswa kelas V SDN Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.

b.  Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan permasalahan pembelajaran, pada kegiatan pembelajaran kurikulum KTSP dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pendidikan secara umum. Serta diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Manfaat Praktis

Bagi Guru

Penelitian ini memberikan manfaat bagi guru salah satunya untuk meningkatkan kreativitas dan memberikan wawasan pengetahuan serta pengalaman tentang penggunaan model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint pada pembelajaran PKn.

Bagi Siswa

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dapat bermanfaat bagi siswa dalam menerima pengalaman belajar yang bervariasi sehingga meningkatkan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn.

Bagi Sekolah

Penelitian Tindakan kelas dapat dijadikan referensi bagi sekolah dalam perbaikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint, memberikan sumbangan konseptual agar senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, dan membantu sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

 


KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan (Hamdani, 2011:21). Belajar juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang berubah secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Daryanto, 2010:2). Sedangkan menurut Slavin (dalam Rifa’i, 2011:82) belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya lingkungannya Anitah (2009:2.5). Beberapa prinsip dalam belajar menurut Suprijono (2012: 4), diantaranya: 1) belajar adalah perubahan perilaku; 2) belajar merupakan proses; 3) belajar merupakan bentuk pengalaman.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian belajar tersebut dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses atau aktivitas yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan melalui latihan atau pengalaman, yang menghasilkan perubahan- perubahan perilaku yang bersifat relatif tetap.

Model Pembelajaran AIR

Model pembelajaran adalah sebuah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono, 2012:46). Model pembelajaran erat kaitannya dengan istilah pendekatan, metode dan teknik. Pendekatan pembelajaran adalah cara umum dalam memandang pembelajaran. Metode pembelajaran adalah berbagai cara yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Teknik pembelajaran menggambarkan langkah-langkah penggunaan metode mengajar yang sifatnya lebih operasional.Sedangkan gaya mengajar adalah gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual (Anitah, 2009:1.27-1.28). Auditory Intellectually Retition dikatakan model karena merupakan suatu penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir pembelajaran yang disajikan oleh guru.

Model pembelajaran Auditory Intellectually Retition (AIR) ini mirip dengan Somatic, Auditory, Visualitation, Intelectually (SAVI) dan Visualitation, Auditory, Kinestetic (VAK) (Huda, 2013: 289). Persamaan dari ketiga model tersebut dalam pembelajarannya memanfaatkan alat indera manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, dan aktivitas fisik. Selain itu, pembelajaran juga mengedepankan kemampuan berpikirnya. Perbedaannya hanya terletak pada repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis.

Media Pembelajaran Powerpoint

Metode presentasi paling sering dimanfaatkan dalam pembelajaran dan pengajaran. Presentasi akan menjadi lebih menarik bila mengunakan teknologi komputer. Sedangkan teknologi komputer yang paling sering digunakan adalah software Microsoft Powerpoint. Presentasi menggunakan Powerpoint terdiri atas sejumlah halaman atau slide. Analogi slide adalah sebuah acuan bagi proyektor slide, sebuah alat yang bisa dilihat sebagai alat kuno dalam konteks penggunaan Powerpoint dan software presentasi yang lain (Indriana, 2011: 149-150). Powerpoint merupakan salah satu aplikasi yang paling banyak digunakan oleh orang-orang dalam mempresentasikan bahan ajar atau laporan, karya atau status mereka (Arsyad, 2013:193).

Kelebihan media pembelajaran microsoft office Powerpoint menurut Daryanto (2013:158) antara lain: (1) Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf, dan animasi baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto; (2) Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji; (3) Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik; (4) Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan; (5) Dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-ulang; (6) Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik (CD/disket/flashdisc), sehingga praktis untuk dibawa kemana-mana.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan media pembelajaran Powerpoint mampu digunakan untuk mengembangkan bahan pembelajaran sebagai salah satu alternatif sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh siswa. Media Powerpoint dapat memaparkan materi dengan tampilan yang menarik sehingga memotivasi siswa untuk tertarik dalam materi yang disampaikan. Peneliti menggunakan media Powerpoint dalam pembelajaran PKn materi kebebasan beorganisasi sebagai media pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dan memperkuat ingatan siswa terhadap pembelajaran.

Kerangka Berpikir

Kualitas pembelajaran PKn di kelas V SDN Kaliwungu 01 masih rendah. Hal ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya dari guru dan dari siswa. Dari segi guru, guru sudah menerapkan model pembelajaran tetapi belum dikembangkan dengan maksimal, pemanfaatan media pembelajaran belum maksimal. Sedangkan dari segi siswa, partisipasi siswa dalam pembelajaran masih kurang, kurang adanya motivasi dalam belajar, dan kurang mampu bekerja sama dalam kelompok. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar siswa rendah yaitu hanya 16 siswa (62,8%) yang mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 70.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menerapkan model pembelajaran AIR dipadukan dengan media Powerpoint. Dengan model pembelajaran AIR siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran, siswa mampu memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Sehingga dengan penerapan model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar.

METODE PENELITIAN

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 13 siswa terdiri dari 5 siswa laki laki dan 8 siswa perempuan. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada siswa Kelas V SDN Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.

 

 

 

Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber Data

Siswa

Sumber data siswa kelas V SDN Kaliwungu 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang sebanyak 13 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Hasil pengamatan dari aktivitas siswa diperoleh dari pengamatan dan hasil belajar diperoleh melalui tes selama pelaksanaan siklus pertama, dan siklus kedua dan hasil evaluasi dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint.

Data Dokumen

Sumber data dokumen berupa data awal nilai hasil tes sebelum dilakukan tindakan.

Catatan Lapangan

Sumber data catatan lapangan berupa data aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Jenis Data

Data Kuantitatif

Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya nilai rerata, presentase keberhasilan belajar, dan lain-lain (Arikunto, 2010: 131). Data berjenis kuantitatif merupakan data hasil uji kompetensi siswa yang diwujudkan dengan angka selama mengikuti pembelajaran PKn melalui model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint.

Data Kualitatif

Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif (Arikunto, 2010: 131).

Data kualitatif ini diwujudkan dengan kalimat penjelas dari instrumen penilaian dengan berbagai deskriptor melalui penskoran 1 sampai 4 yang merupakan hasil pengamatan selama proses pembelajaran PKn melalui model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint yang diklasifikasikan menjadi: sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kurang (K) dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran PKn melalui model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint diperoleh skor rata-rata 3,10 dengan hasil ini termasuk dalam kategori baik (B). Namun, ada beberapa aktivitas siswa yang kurang maksimal dikarenakan siswa belum pernah terlibat dalam proses pembelajaran dengan pembelajaran AIR dengan media Powerpoint.

Indikator aktivitas siswa yang pertama adalah sikap atau kesiapan siswa menerima pelajaran adalah 3,31. Hasil ini termasuk dalam kategori sangat baik (A). Dalam hal ini semua siswa bergairah saat menerima pelajaran karena sebelum memulai pelajaran siswa diminta untuk menyanyikan lagu “Bagimu Negeri”. Siswa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan sungguh-sungguh diantaranya memperhatikan media yang dibawa guru, dengan bimbingan guru siswa dapat mengaitkan pengetahuan awal yang dimiliki dengan materi yang akan dipelajari, siswa juga memperhatikan dengan sungguh-sungguh tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Aktivitas siswa yang berikutnya yaitu perhatian siswa terhadap penjelasan guru dengan skor 3,12 yang termasuk kategori baik (B). Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, tidak gaduh saat pelajaran, tetapi ada juga beberapa siswa yang masih asyik bermain sendiri saat pelajaran, dan pada umumnya siswa senang dalam mengikuti pelajaran.

Aktivitas siswa yang berupa sikap siswa dalam menerima variasi dari guru memperoleh skor 3,21. Hasil tersebut termasuk dalam kategori sangat baik (A). Siswa sebagian besar lebih fokus dalam pembelajaran ketika guru menggunakan variasi dalam mengajar, siswa lebih bergairah ketika guru menggunakan variasi media pembelajaran powerpoint, siswa juga merasa senang dalam pembelajaran ketika guru menggunakan variasi pembelajaran AIR dengan media Powerpoint, dan siswa lebih semangat belajar ketika guru pola interaksi dengan siswa.

Sikap siswa ketika diberi penguatan dari guru memperoleh 3,09. Hasil tersebut termasuk baik (B). Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa ketika siswa diberi penguatan dari guru sebagian besar siswa bersemangat untuk belajar kembali, menimbulkan perhatian siswa terhadap guru, dapat merubah perilaku negatif siswa yaitu siswa yang sebelumnya tidak percaya diri ketika menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal sehingga tidak berani menjawab atau sering mencontek temanya kemudian ada peningkatan menjadi lebih percaya diri dalam menjawab maupun mengerjakan soal meskipun masih ada sebagian kecil siswa yang masih berperilaku negatif demikian, selain ituhanya sebagian kecil siswa yang dapat menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi pribadi bagi siswa seperti menyatakan pendapat atau memberi saran. Hal ini disebabkan banyak siswa masih malu dalam mengungkapkan pendapat.

Respon siswa ketika guru mengelola kelas diperoleh skor 3,30. Hasil tersebut termasuk dalam kategori sangat baik (A). Sebagian besar siswa perhatiannya menjadi lebih terpusat, lebih disiplin dalam kelas mampu mengatur perlengkapan dan peralatan dalam kegiatan pembelajaran, dan siswa dapat memahami petunjuk-petunjuk dari guru mengenai pembelajaran yang akan dipelajari.

Aktivitas siswa yang berupa melakukan diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran AIR dengan media Powerpoint diperoleh skor 2,68. Hasil tersebut termasuk dalam kategori baik (B). Sebagian siswa dapat memberikan pendapat atau saran pada kelompoknya, tetapi sebagian besar siswa untuk memecahkan masalah saat diskusi dan menyimpulkan hasil diskusi masih kurang tetapi pada umumnya siswa dapat menghargai pendapat dari anggota lain dalam satu kelompok.

Respon siswa ketika menerima pertanyaan dari guru memperoleh skor 2,84 yang termasuk dalam kategori baik (B). Aktivitas siswa berikutnya yaitu melakukan pembelajaran kelompok dengan pembelajaran AIR dengan media Powerpoint diperoleh skor 2,9 dan termasuk dalam kategori baik (B). Aktivitas siswa yang terakhir yaitu ketika guru menutup pelajaran diperoleh skor 3,49. Skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik (A). Dalam hal ini sebagian besar siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari guru terhadap materi yang telah dipelajari, selain itu dengan bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi,untuk tugas tindak lanjut semua siswa mempunyai rasa tanggung jawab dengan mengerjakan tugas pekerjaan rumah (PR), sebagian siswa juga dapat menerapkan pesan moral yang berhubungan dengan kompetensi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil Belajar Siswa

Pada siklus I mengalami peningkatan dari data awal. Terdapat nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 22. Siswa yang termasuk dalam kategori tuntas sebanyak 53,85% (7 dari 13 siswa), sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 46,15% (6 dari 13 siswa) dengan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu >65. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 23,08% dan terdapat peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar. Adapun rata-rata kelas adalah 62,25. Dari data awal sampai siklus I rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 4,13.

Ketuntasan belajar pada siklus I belum mencapai ketuntasan klasikal minimal yang telah ditetapkan dalam indikator keberhasilan penelitian yaitu minimal 75%.Oleh karena itu penelitian melanjutkan ke siklus II.

Deskripsi Siklus II

Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran

Siklus II yang tertera pada tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa pembelajaran PKn melalui model AIR dengan media powerpoint diperoleh skor rata-rata pada siklus II adalah 3,76 dengan kategori sangat baik (A). Secara deskriptif hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II disetiap indikatornya dijabarkan sebagai berikut:

Indikator aktivitas siswa yang pertama adalah sikap atau kesiapan siswa menerima pelajaran diketahui adalah sebesar 3,84 termasuk dalam kategori sangat baik (A). Dapat disimpulkan bahwa siswa bergairah saat diawal menerima pelajaran, Sebagian besar siswa tertarik saat pertama menerima pelajaran dengan memperhatikan sungguh-sungguh saat guru hendak memulai pelajaran terutama dengan adanya media powerpoint, siswa dengan bimbingan guru dapat mengaitkan pengetahuan awal dengan materi yang akan dipelajari terutama pada saat kegiatan apersepsi, siswa juga memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Pada indikator yang kedua yaitu perhatian siswa terhadap penjelasan guru diperoleh skor 3,87 tergolong kategori sangat baik (A). Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, tidak gaduh pada saat pembelajaran berlangsung, siswa tidak bermain sendiri saat pelajaran berlangsung karena siswa terfokus pada tayangan powerpoint yang disiapkan guru, siswa senang dalam mengikuti pelajaran.

Peningkatan skor juga terjadi pada aktivitas siswa yaitu sikap siswa dalam menerima variasi dari guru diperoleh skor 3,9 dengan kategori sangat baik (A). Siswa lebih fokus dalam pembelajaran ketika guru menggunakan variasi dalam gaya mengajar, siswa lebih bergairah saat pembelajaran ketika guru menggunakan variasi media pembelajaran berupa powerpoint. Skor meningkat pula pada aktivitas sikap siswa ketika diberi penguatan dari guru diperoleh skor 3,65 dengan kategori sangat baik (A). Ketika diberi penguatan oleh guru, siswa bersemangat untuk belajar kembali,menimbulkan perhatian siswa terhadap guru, dapat merubah perilaku negatif siswa yaitu siswayang sebelumnya tidak percaya diri ketika menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal sehingga tidak berani menjawab atau sering mencontek temanya kemudian ada peningkatan menjadi lebih percaya diri dalam menjawab maupun mengerjakan soal dari siklus I, dan siswa menjadi mampu berinisiatif secara pribadi seperti menyatakan pendapat atau memberi saran. Siswa yang berani menyatakan pendapat pada siklus II ini mengalami peningkatan.

Untuk indikator respon siswa ketika guru mengelola kelas diperoleh skor 3,84 dengan kategori sangat baik (A). Ketika guru mengelola kelas siswa lebih memusatkan perhatiannya, siswa menjadi disiplin di dalam kelas, semua siswa juga sudah mampu mengatur perlengkapan dan peralatan dalam kegiatan pembelajaran, siswa memahami petunjuk-petunjuk dari guru mengenai pembelajaran yang akan dipelajari.

Peningkatan skor juga terjadi pada aktivitas siswa melakukan diskusi kelompok kecil dalam pembelajaran model AIR dengan media powerpoint diperoleh skor 3,56 dan termasuk dalam kategori sangat baik (A). Sebagian besar siswa sudah dapat memberikan saran atau pendapat pada kelompok, sebagian besar siswa juga sudah mampu memecahkan masalah terhadap bahan yang didiskusikan, semua siswa juga dapat menghargai pendapat anggota lain dalam satu kelompok, terbukti ketika ada anggota lain sedang menyatakan pendapat siswa yang lain dalam satu kelompok mendengarkan dengan sungguh-sungguh, sebagian siswa dapat menyimpulkan hasil diskusi meskipun ada beberapa siswa harus dengan bantuan guru dalam menyimpulkan hasil diskusi.

Untuk respon siswa ketika menerima pertanyaan dari guru mengalami peningkatan dengan skor 3,71 yang termasuk dalam kategori sangat baik (A). Hasil obeservasi ini dapat disimpulkan bahwa dalam menerima pertanyaan dari guru banyak siswa yang sudah berani mengutarakan pendapat atau jawaban, kemampuan siswa meningkat terhadap materi yang dipelajari terbukti dengan setiap kali diberi pertanyaan lisan sebagian besar siswa menjawab pertanyaan dari guru dengan benar, siswa sudah tidak gugup dalam menjawab pertanyaan lisan dari guru.

Pada indikator melakukan pembelajaran kelompok dengan model AIR dengan media powerpoint juga mengalami peningkatan skor yaitu 3,62 yang termasuk dalam kategori sangat baik (A). Untuk indikator aktivitas siswa yang terakhir yaitu aktivitas siswa ketika guru menutup pelajaran memperoleh skor 3,93 dan termasuk dalam kategori sangat baik (A). Hasil observasi dari aktivitas siswa ini dapat disimpulkan bahwa siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru terhadap materi yang dipelajari, dengan bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi, siswa menyelesaikan tugas tindak lanjut dari guru dengan penuh tanggung jawab.

Hasil Belajar Siswa

Hasil analisis pada evaluasi akhir siklus II diperoleh data nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 42, rata-rata hasil belajar adalah 72,4. Persentase ketuntasan hasil belajar adalah 76,92% (10 dari 13 siswa) dengan KKM ≥ 65, sedangkan 23,08% (3 dari 13 siswa) dalam kualifikasi belum tuntas. Jadi, terdapat peningkatan dari siklus I yaitu rata-rata kelas 10,15, ketuntasan belajar sebanyak 23,07%.

Pembahasan

Pemaknaan Temuan Penelitian

Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada siklus I diperoleh rata-rata 3,10 dengan kualifikasi      baik (B) kemudian skor rata-rata mengalami peningkatan pada siklus II perolehan skor di siklus ini 3,76 dengan kualifikasi sangat baik (A). Antara siklus I dan II mengalami peningkatan skor rata-rata 0,66.

Pada siklus I ada beberapa temuan yang didapat yaitu ada deskriptor yang belum terpenuhi oleh siswa diantaranya siswa kurang dapat memberikan pendapatnya baik saat diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Dikarenakan kurangnya faktor kepercayaan diri siswa, kurangnya kerjasama antar kelompok, yang menyebabkan ada siswa yang aktif maupun tidak aktif. Kemudian beberapa deskriptor yang tidak muncul pada siklus I, muncul pada siklus II dikarenakan adanya tindakan perbaikan dari guru sehingga mengalami kenaikan yang signifikan dari siklus I ke siklus II.

Hasil Belajar Siswa

Pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai 53,85% (7 dari 13 siswa) dengan nilai rata-rata kelas adalah 62,25 dan pada siklus II meningkat menjadi 76,92% (10 dari 13 siswa) dengan nilai rata-rata 72,4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah ≥ 65.Pencapaian nilai pada siklus I dengan nilai terendah 22 dan nilai tertinggi 88, sedangkan siklus II nilai terendah 42 dan nilai tertinggi 100. Peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 23,07%.

Penelitian ini sesuai pendapat Rifa’I dan Catharina (2009:85) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang telah dipelajari. Perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini peningkatan hasil belajar diikuti peningkatan aktivitas siswa yang mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan data observasi hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II menunjukkan ketuntasan belajar klasikal mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Implikasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran PKn melalui model Auditory Intellectually Repetition (AIR) dengan media Powerpoint mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa yang keseluruhnya mengalami peningkatan. Adapun implikasi hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

a.     Dalam pembelajaran terjadi interaksi kesegala arah antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa. Saat guru menjelaskan materi dan memberikan arahan tentang kegiatan yang akan dilakukan, siswa menyimak dengan seksama. Ketika siswa mengalami kesulitan atau sesuatu yang kurang dipahami, siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Ketika siswa melaksankan kegiatan diskusi kelompok, siswa saling bertukar pendapat, informasi, gagasan, bekerjasama dengan siswa lain dalam satu kelompoknya agar permasalahan yang sedang dibahas ditemukan solusinya. Guru selalu membimbing kelompok dan memotivasi siswa yang kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa peran guru sebagai teacher centered semakin berkurang. Dengan demikian guru hanya berperan sebagai fasilitator mediator, motivator, dan evaluator yang membantu proses pembelajaran siswa agar dapat berjalan dengan baik. Guru memantau jalannya kegiatan kelompok, membimbing siswa yang mengalami kesulitan, menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan siswa secara adil, dan menanggapi setiap pernyataan siswa sehingga hubungan guru dan siswa menjadi lebih dekat. Di akhir kegiatan, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah melaksanakan kegiatan dengan baik sehingga menjadi yang terbaik dari kelompok lainnya. Pemberian penghargaan ini merupakan salah satu upaya untuk memotivasi siswa agar di kegiatan pembelajaran selanjutnya, siswa dapat meningkatkan aktivitasnya.

b.     Hasil penelitian ini juga bisa digunakan sebagai acuan bagi sekolah untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menerapkan berbagai pembelajaran inovatif khususnya model Auditory Intellectually Repetition (AIR) dengan media Powerpoint. Selain itu, sekolah juga dapat merekomendasikan laporan penelitian ini sebagai reverensi dalam menyusun laporan penelitian berikutnya.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas V SDN Kaliwungu 01, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang melalui model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn dapat disimpulkan bahwa:

1)    Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh jumlah skor rata-rata 27,94 dengan kriteria baik. Pada siklus II memperoleh jumlah skor rata-rata 33,92 dengan kriteria sangat baik.

2)    Hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I, ketuntasan klasikal sebesar 53,85% dengan kriteria sedang dan rata-rata kelas 62,25. Peningkatan terjadi pada siklus II dengan ketuntasan klasikal mencapai 76,92% dengan kriteria tinggi dan rata-rata kelas 72,4.

Paparan simpulan di atas menunjukkan bahwa hipotesis yang telah ditetapkan dapat diterima kebenarannya yaitu dengan menerapkan model AIR dengan media Powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.

Saran

Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut.

Bagi guru

Guru perlu meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran salah satunya keterampilan memberi penguatan baik verbal maupun nonverbal agar siswa termotivasi dalam belajar.

 

Bagi siswa

Siswa perlu meningkatkan keaktifannya dan kemampuan bertanya dengan cara guru memberi stimulus kepada siswa untuk berani bertanya dan mengemukakan pendapat sehingga tercipta pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Bagi sekolah

Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah hendaknya memberikan keterampilan dan motivasi kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan memanfaatkan media pembelajaran agar kegiatan pembelajaran lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah W, Sri dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Aqib, Zaenal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, dan TK.Bandung: Yrama Widya.

            , dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi,dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

                        .2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Chasmisijatin, Lise. 2008. Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Daryanto.2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Media.

            . 2013. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Depdiknas. 2006. Standar Isi untuk SD/MI. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

            . 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran PKn. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Putra.

Echols, J.M. dan Shadily, H. (Eds). 2013. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Hamdani, 2011.Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Herrhyanto, Nar dan H.M. Akib Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Huda, Miftahul.2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Indriana,Dina. 2011. Media Pembelajaran.Jakarta: BumiAksara.

Lapono, Nabisi, dkk. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyasa. 2013. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.