PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS

MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN

MEDIA POWERPOINT DI KELAS V SDN POLOBOGO 02

KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

 

Sabar

SD Negeri Polobogo 02, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Pembelajaran IPS di SD telah mengalami pergeseran penyajian model pembelajaran yang dilakukan guru. Hal ini disebabkan adanya perubahan kurikulum dari 1994 menjadi kurikulum 2006 yang kita kenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Pembelajaran IPS di SD telah mengalami pergeseran penyajian model pembelajaran yang dilakukan guru. Hal ini disebabkan adanya perubahan kurikulum dari 1994 menjadi kurikulum 2006 yang kita kenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Berdasarkan Peraturan Menteri. Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:Apakah penerapan model cooperative script berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN  Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang? Apakah penerapan model cooperative script berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang? Apakah penerapan model cooperative script berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN  Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang? Berdasarkan hasil penelitian terhadap keterampilan guru, aktivitas siswa,dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran IPS. Model cooperative script berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru pada pembelajaran IPS. Peningkatan tersebut bertahap dalam pelaksanaan penelitian selama tiga siklus. Keterampilan guru sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu keterampilan guru meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik. Model cooperative script berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS. Peningkatan tersebut bertahap dalam pelaksanaan penelitian selama tiga siklus. Aktivitas siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu aktivitas siswa meningkat dengankriteria sekurang-kurangnya baik. Model cooperative script berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa yang menunjukkan sudah tercapainya indikator keberhasilan.

Kata kunci: Cooperative script, powerpoint

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang tujuan pendidikan nasional, maka guru dituntut untuk dapat mengembangkan potensi siswa dengan memperhatikan kompetensi pembelajaran yang ada. Pengembangan potensi siswa tersebut mengarah pada proses pembelajaran.

Dalam Permendiknas No 22 tahun 2006 dinyatakan bahwa IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Pembelajaran IPS di SD telah mengalami pergeseran penyajian model pembelajaran yang dilakukan guru. Hal ini disebabkan adanya perubahan kurikulum dari 1994 menjadi kurikulum 2006 yang kita kenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Pembelajaran IPS di SD telah mengalami pergeseran penyajian model pembelajaran yang dilakukan guru. Hal ini disebabkan adanya perubahan kurikulum dari 1994 menjadi kurikulum 2006 yang kita kenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006, tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:

  1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
  2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
  3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
  4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Apakah penerapan model cooperative script berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang?
  2. Apakah penerapan model cooperative script berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang?
  3. Apakah penerapan model cooperative script berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang?

Tujuan Penelitian

  1. Meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran IPS melalui model coopertive script berbantuan media powerpoint di kelas V SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang.
  2. Meningkatkan aktivitas siswa kelas V dalam pembelajaran IPS melalui model coopertive script berbantuan media powerpoint di SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang.
  3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V dalam pembelajaran IPS melalui model coopertive script berbantuan media powerpoint di SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang.

Manfaat penelitian

Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan akan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar.

Manfaat Praktis

Bagi Siswa

  • Memberikan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan dalam pembelajaran
  • Dapat memotivasi siswa untuk lebih tertarik dalam belajar sehingga siswa dapat belajar mandiri agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Bagi Guru

  • Mendorong para guru agar dapat mengadakan modifikasi pembelajaran dengan menerapkan dan melakukan inovasi dalam

Bagi Sekolah

  • Memberikan masukan berupa informasi tentang pentingnya pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk memperbaiki pembelajaran IPS.
  • Dapat dijadikan sebagai tolak ukur proses dan hasil belajar siswa pada umumnya.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel, dalam Siregar & Nara, 2011:12). Pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna (Gagne, dalam Siregar & Nara, 2011:12). Pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali (Miarso, dalam Siregar & Nara, 2011:12).

Dari beberapa pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengajadan seksama yang dirancang agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna.

 

 

Pengertian Model Cooperative Script

Model cooperative script merupakan model pembelajaran yang membantu siswa berfikir secara sistematis dan berkonsentrasi pada pembelajaran siswa juga dilatih untuk saling bekerjasama satu sama lain dalam suasana yang menyenangkan. Cooperative script juga memungkinkan siswa untuk menemukan ide – ide pokok dari gagasan besar yang disampaikan oleh guru (Miftahul Huda,2013)

Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil observasi di kelas V SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang menunjukkan bahwa terdapat permasalahan dalam pembelajaran, hal ini ditunjukkan dengan hasil ulangan harian pada semester I tahun ajaran 2014 / 2015 mata pelajaran pada siswa kelas V. Dari 23 siswa hanya 8 siswa yang mendapat nilai di atas kkm sedangkan sisanya 15 siswa nilainya di bawah kkm., yaitu 65.

METODOLOGI PENELITIAN

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Guru dan siswa kelas V. Siswa kelas V berjumlah 16 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang.

Variabel Penelitian

  1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan indonesia menggunakan model cooperative script berbantuan media
  2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan indonesia menggunakan model cooperative script berbantuan media
  3. Hasil belajar materi perjuangan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia menggunakan model cooperative script berbantuan media powerpoint.

Prosedur atau Langkah-langkah PTK

Daryanto (2011:4) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Secara garis besar ada empat tahapan dalam model penelitian tindakan yaitu: 1) perencanaan; 2)  pelaksanaan;

Jenis Data

Data Kuantitatif

Menurut (Arikunto 2014: 131) data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif ,dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif.

Data kuantitatif didapatkan dari perolehan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang yang diambil selama pembelajaran IPS melalui model pembelajaran cooperative script dengan menggunakan media powerpoint.

 

Data Kualitatif

Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang didapatkan dari hasil observasi selama tindakan berlangsung dengan format lembar observasi berupa keterampilan guru dalam pembelajaran dan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran di kelas. Data kualitatif diwujudkan dengan kriteria dengar skor 1 sampai dengan 4 yang dilakukan melalui proses belajar yang dikategorikan menjadi sangat baik, baik, cukup dan kurang.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Non Tes

Teknik non tes yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu:

Observasi

Observasi adalah mengamati dengan suatu tujuan dengan menggunakan berbagai teknik untuk merekam atau memberi kode pada apa yang diamati (Poerwanti, 2008: 3.22).

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran perjuangan mempersiapkan kemerdekaan indonesia melalui model cooperative script berbantuan media powerpoint selama pelaksanaan tindakan dalam penelitian berlangsung. Lembar observasi ini berupa indikator- indikator yang nampak pada guru maupun siswa, kemudian dinilai seberapa terampil guru dan seberapa aktif siswa. Lembar observasi ini merupakan data kuantitatif yang kemudian didePenelitian Tindakan Kelaskan untuk menentukan tingkat keterampilan guru serta aktivitas siswa.

Catatan Lapangan

Catatan lapangan berisi catatan guru untuk mendePenelitian Tindakan Kelaskan tentang keaktifan belajar siswa dan proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan media powerpoint. Catatan lapangan berguna untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi dan sebagai masukan guru dalam melakukan refleksi.

Dokumentasi

Data ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan jawaban dari focus perasalahan penelitian (Iskandar, 2011: 73).

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang kita peroleh dalam observasi. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil foto siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dokumen yang digunakan berupa daftar nilai siswa, daftar nama siswa, Rencana Pelaksanan Pembelajaran dan lain-lain yang berfungsi untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan orang yang diteliti.

Teknik Tes

Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaanya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu (Poerwanti, 2008: 1.5).

Sejalan dengan itu, Sugiyono (2010: 266) instrumen berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Untuk mengukur kemampuan dasar antara lain: tes untuk mengukur inteligensi (IQ), tes minat, tes bakat khusus, dan sebaganya.

Dalam penelitian ini, teknik tes yang digunakan adalah tes tertulis berupa soal evaluasi yang dikerjakan siswa pada akhir pembelajaran serta Lembar Kerja siswa (LKS) selama proses pembelajaran berlangsung. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau hasil belajar yang diberikan secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa , dilaksanakan pada pembelajaran siklus I, II dan III

Teknik Analisa Data

Analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif digunakan untuk menggambarkan keterlaksanaan rencana tindakan, menggambarkan pelaksanaan pembelajaran dan mendePenelitian Tindakan Kelaskan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis pencapaian belajar atau prestasi belajar siswa.

Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis denganmenggunakan teknik  analisis  deskriptif  dengan  menentukan  mean atau rerata, skormaksimal, skor minimal. Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalambentuk persentase.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian dilaksanakan dengan prosedur penelitian tindakan kelas, model pembelajaran cooperative script yang di gunakan oleh peneliti pada penelitian ini terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di SDN Polobogo 02Kota Semaranng. Hal tersebut terlihat dari hasil observasi proses pembelajaran IPS. Observasi dilakukan pada guru dan siswa serta peningkatan hasil belajar siswanya. Pengambilan data penelitian dilakukan melalui tiga siklus. Dan setiap siklus terdiri dari beberapa tahap, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, refleksi, dan revisi.

DeskripsiData Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Hasil belajar IPS diperoleh data tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah 40. Ketuntasan klasikal menunjukkan angka 56%. Selain itu, jumlah siswa tuntas dan yang tidak tuntas adalah 9 siswa berbanding dengan 7 siswa atau apabila diganti dalam bentuk prosentase maka berbanding antara 56% dengan 44%.

Deskripsi data pelaksanaan tindakan siklus II

Hasil belajar IPS diperoleh data tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 45. Ketuntasan klasikal menunjukkan angka 69%. Selain itu, jumlah siswa tuntas dan yang tidak tuntas adalah 11 siswa berbanding dengan 5 siswa atau apabila diganti dalam bentuk prosentase maka berbanding antara 69% dengan 43%.

 

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III

Hasil belajar IPS diperoleh data  tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 55. Ketuntasan klasikal menunjukkan angka 87%.  Selain  itu,  jumlah  siswa  tuntas  dan  yang  tidak  tuntas  adalah  13 siswa berbanding dengan 3 siswa atau apabila diganti dalam bentuk prosentase maka berbanding antara 87% dengan 13%.

PEMBAHASAN

Hasil Observasi Keterampilan Guru

Ketrampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran coopertive script dengan media powerpoint mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya. Diagram diatas dapat diuraikan menjadi penjelasan-penjelasan seperti berikut:

Siklus I

Berdasarkan tabel aktivitas dan catatan lapangan pada saat menutup pelajaran diperoleh skor kurang memuaskan memperoleh skor 2. Penelitian ini sesuai dengan salah satu keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki guru, yaitu keterampilan menutup pelajaran yang memiliki komponen meningkatkan perhatian, menimbulkan motivasi, memberi acua, membuat kaitan dengan materi yang dipelajari, meninjau kembali, mengevaluasi. Sedangkan penjelasan mengenai keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. (Rusman, 2014: 92).

Siklus II

Berdasarkan tabel keterampilan guru dan catatan lapangan pada saat menutup pelajaran diperoleh skor 3 sudah meningkat dari siklus sebelumnya. Penelitian ini sesuai dengan salah satu keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki guru, yaitu keterampilan menutup pelajaran yang memiliki komponen meningkatkan perhatian, menimbulkan motivasi, memberi acua,  membuat  kaitan dengan materi yang dipelajari,   meninjau kembali, mengevaluasi. Sedangkan penjelasan mengenai keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. (Rusman, 2014: 92).

Siklus III

Berdasarkan tabel keterampilan guru dan catatan lapangan pada saat menutup pelajaran diperoleh skor sempurna. Penelitian ini sesuai dengan salah satu keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki guru, yaitu keterampilan menutup pelajaran yang memiliki komponen meningkatkan perhatian, menimbulkan motivasi, memberi acua, membuat kaitan dengan materi yang dipelajari, meninjau kembali, mengevaluasi. Sedangkan penjelasan mengenai keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. (Rusman, 2014: 92).

Dari uraian hasil pengamatan keterampilan guru, terjadi peningkatan keterampilan guru dari siklus I sampai dengan siklus III. Dari siklus I memperoleh skor 21 yang masuk dalam kategori cukup (C), kemudian meningkat pada siklus II memperoleh skor 27 yang termasuk dalam kategori baik (B), dan terjadi peningkatan lagi pada siklus III dengan mendapatkan skor 32 yang masuk dalam kategori sangat baik (A). Dari data tersebut menunjukkan bahwa keterampilan guru sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu keterampilan guru meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wijayanti (2013) Model cooperative script dengan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan guru pada pembelajaran IPS. Peningkatan tersebut bertahap dalam pelaksanaan penelitian selama tiga siklus. Keterampilan guru sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu keterampilan guru meningkat dengan kriteria sekurang- kurangnya baik dan penelitian yang dilakukan Malakhati (2014), melalui penerapan model numbered head together berbantuan microsoft powerpoint dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SDN Salaman Mloyo Semarang.

Sardiman (2011: 97) menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik/siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Yang dimaksud aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran.

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap keterampilan guru, aktivitas siswa,dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran IPS.

  1. Model cooperative script berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru pada pembelajaran IPS. Peningkatan tersebut bertahap dalam pelaksanaan penelitian selama tiga siklus. Keterampilan guru sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu keterampilan guru meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya
  2. Model cooperative script berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS. Peningkatan tersebut bertahap dalam pelaksanaan penelitian selama tiga siklus. Aktivitas siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu aktivitas siswa meningkat dengankriteria sekurang-kurangnya
  3. Model cooperative script berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Adanya peningkatan terhadap hasil belajar siswa yang menunjukkan sudah tercapainya indikator

Dengan menerapkan model pembelajaran cooperative script berbantuan media powerpoint pada mata pelajaran IPS, sangat memudahkan siswa untuk menerima pembelajaran. Hal ini dikarenakan di dalam model cooperative script terdapat tahap membaca, menulis, dan mendengarkan. Tahap membaca dan menulis   terdapat  pada  kegiatan  siswa  diberi wacana/materi untuk  dibaca dan dibuat ringkasannya, kemudian untuk tahap mendengarkan terdapat pada kegiatan siswa mendengarkan penjelasan dari guru dan siswa bergantian membacakan hasil ringkasannya kepada pasangannya. Media powerpoint juga sangat berpengaruh di dalam pembelajaran, siswa lebih tertarik untuk menyimak apa yang disampaikan oleh guru.

Paparan simpulan penelitian menunjukkan bahwa hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa model cooperative script berbantuan media powerpoint dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang terdiri dari keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar IPS di kelas V SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang telah terbukti kebenarannya.

SARAN

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas V SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan, Kab. Semarang, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

  1. Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan menggunakan media pembelajaran, salah satunya adalah model cooperative script berbantuan media powerpoint untuk meningkatkan keterampilan guru pada pembelajaran IPS di SD dan juga menerapkan model cooperative script berbantuan media powerpoint pada mata pelajaran
  2. Siswa hendaknya menambah pengalaman belajar dengan lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran melalui model cooperative script berbantuan media powerpoint. Sebagai pelajar haruslah mau menambah pengetahuan darisegala macam sumber termasuk dari temannya sendiri sehingga dapat berpikir
  3. Agar hasil belajar meningkat, penerapan model cooperative script berbantuan media powerpoint hendaknya dioptimalkan, sehingga hasil belajar siswa pun optimal.

Daftar Pustaka

Anitah, Sri.2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting dalam Pembelajaran. Jogjakarta: Gava Media.

Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi.  Bandung: Alfabeta

Hamalik, Oemar. 2008. Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Herrhyanto, Nar dan Akib Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hodgon, Lynda S, dkk. 2005. Harnessing Multimedia and Interactive Assessment Technologies To Promote And Evaluate Cognitive Progression And Critical Thinking In The Classroom. International Journal of Case Method Research & Application. 17 (3): 1-10

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan kelas. Ciputat: GP Press Group.

Meier, Dave.2003. The accelerated learning handbook: panduan kreatif dan efektif merancang program pendidikan dan pelatihan. Bandung: Kaifa.

Nouri dan Shahid. 2005. The Effect Of Powerpoint Presentations On Student Learning And Attitudes. Global Perspectives on Accounting Education. (2): 53-73.

Permendiknas. 2006. Kurikulum Wajib. Jakarta : Menteri Pendidikan Nasional Poerwanti, Endang dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Purwanto,   Ngalim.   2013.   Prinsip-prinsip   dan  Tehnik  Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2012. Media Pembelajaran Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Shoimin,  Aris.  2014.  68 Model Pembelajaran Inovatif  dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Arruzz Media.

Slavin, Robert E. 2015. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKn. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Thobroni,  Mohammad  dan  Arif  Mustofa.  2012.  Belajar  dan  Pembelajaran.

Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.