Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Model Kooperatif Tipe Picture and Picture
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA
MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE
PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 008 TEMBILAHAN HULU
KECAMATAN TEMBILAHAN HULU
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Alfiah
SD Negeri 008 Tembilahan Hulu Kecamatan Hulu
ABSTRAK
Permasalahan pembelajaran IPA di SD Negeri 008 Tembilahan Hulu adalah guru dalam pembelajaran belum menggunakan multimedia belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif serta belum menggunakan model kooperatif tipe picture and picture hanya penguasaan konsep-konsep saja dan belum dikaitkan media nyata yang ada di sekitar siswa. Kemampuan berpikir siswa kurang dioptimalkan menjadi lebih kritis dan lebih aktif melalui kerja sama sehingga hasil belajar siswa rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan, guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 008 Tembilahan Hulu dalam pembelajaran IPA melalui model kooperatif tipe picture and picture. Rancangan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas melalui model kooperatif tipe picture and picture menggunakan dua siklus, setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru (peneliti) dan siswa kelas II SD Negeri 008 Tembilahan Hulu. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Hasil penelitian menujukkan bahwa: (1) keterampilan guru pada siklus I diperoleh skor 20 dengan kriteria baik, Siklus II dengan skor 27 dengan kriteria baik. (2) Aktivitas siswa siklus I memperoleh skor 12 dengan kriteria baik, siklus II diperoleh skor 18 dengan kriteria baik. (3) Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa siklus I pertemuan I sebesar 31% dan siklus I pertemuan II 62%. Pada siklus II pertemuan I sebesar 72% dan siklus II pertemuan II sebesar 83%. Simpulan penelitian ini adalah melalui model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar pada pembelajaran IPA. Saran adalah guru dapat menggunakan model kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran lain dan kelas lain.
Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPA, Kooperatif Tipe Picture and Picture.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut undang–undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab. (Permendiknas No. 20 Tahun 2003).
Sedangkan tujuan mata pelajaran IPA antara lain: (1) memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan, pemahaman konsep–konsep yang bermanfaat diterapkan dalam kehidupan sehari–hari; (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap kognitif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP / MTs. (Standar Isi, 2006).
Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang mencakup materi cukup luas. Dalam pelaksanaannya guru dituntut menyelesaikan target ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi, metode, media, alat peraga, sumber belajar yang memadai. Namun tidak sedikit guru dalam proses pembelajarannya tidak menggunakan strategi, metode pembelajaran , alat peraga, sumber belajar yang memadai.
Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama. Pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan beberapa pokok pikiran yaitu menurut pendapat Piaget (dalam Lie 2002: 5), “Pengetahuan ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa. Guru menciptakan kondisi, situasi yang memungkinkan siswa membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran melalui suatu proses belajar, menyimpannya dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut”. Mata Pelajaran IPA di sekolah dasar bertujuan mengembangkan pengetahuan, pemahaman konsep-konsep yang bermanfaat, dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip, kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat (KTSP, 2010).
Permasalahan tersebut terjadi dalam pelaksanakan pembelajaran masih sering dijumpai kendala sehingga siswa kurang memahami materi yang dipelajari. Kendala dalam proses pembelajaran dihadapi para guru di SD Negeri 008 Tembilahan Hulu ketika melaksanakan pembelajaran. Minat belajar, aktifitas siswa masih sangat kurang, sehingga hasil belajar rendah. Disebabkan guru dalam pembelajaran kurang inovatif sehingga siswa kurang aktif serta guru belum menggunakan multimedia. Hasil belajar sangat rendah ini merupakan suatu permasalahan harus segera diatasi. Untuk mengatasi masalah tersebut guru hendaklah menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan. Kegiatan pembelajaran menyenangkan dapat tercipta bila menggunakan metode bervariasi, media pembelajaran relevan dengan materi IPA melaui pendekatan pembelajaran yang tepat. Siswa akan merasa tertarik mempelajari IPA, mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga akan memperkuat kemampuan kognitifnya dengan demikian pembelajaran menjadi lebih bermakna dan tujuan pembelajaran IPA SD dapat tercapai.
Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai ulangan harian dan ulangan akhir semester I tahun 2013/2014 siswa kelas II SD Negeri 008 Tembilahan Hulu Kepada mata pelajaran IPA belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 65. Hasil Ulangan Akhir Semester I tahun 2013/2014 siswa kelas II SDN 008 Tembilahan Hulu, pada mata pelajaran IPA diperoleh nilai terendah 50, nilai tertinggi 70 dan nilai rata-rata 62. Dari 18 siswa yang mencapai KKM hanya 6 siswa. Demikian pula dari hasil observasi awal yang dilaksanakan pada siswa kelas II diperoleh data bahwa masih banyak konsep Ilmu Pengetahuan Alam belum di pahami siswa, antara lain konsep tentang Kedudukan Matahari.
Berdasarkan hal tersebut diatas, untuk memecahkan masalah tersebut maka menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA menggunakan salah satu model pembelajaran inovatif yaitu model Kooperatif tipe picture and picture. Pembelajaran kooperatif model ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Hasil belajar IPA yang sangat rendah merupakan suatu permasalahan harus segera diatasi. Untuk mengatasi masalah tersebut guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Kegiatan pembelajaran dapat tercipta bila guru menggunakan metode bervariasi, media pembelajaran relevan dengan materi IPA serta menggunakan pendekatan pembelajaran. Siswa akan merasa tertarik mempelajari IPA, mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga akan memperkuat kemampuan kognitifnya dengan demikian pembelajaran menjadi lebih bermakna serta tujuan pembelajaran IPA SD dapat tercapai.
Dari uraian latar belakang masalah tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Kooperatif tipe Picture and Picture pada Siswa Kelas II SD Negeri 008 Tembilahan Huluâ€.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan peneliti mengkaji: “Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di kelas II SDN 008 Tembilahan Hulu? Adapun permasalahan secara khusus:
1. Apakah melalui Model Kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA di Kelas II SDN 008 Tembilahan Hulu?
2. Apakah melalui Model Kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di Kelas II SDN 008 Tembilahan Hulu?
3. Apakah melalui Model Kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di Kelas II SDN 008 Tembilahan Hulu?
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui model kooperatif tipe picture and picture pada siswa kelas II SDN 008 Tembilahan Hulu.
2. Tujuan Khusus
a. Melalui model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA di kelas II SDN 008 Tembilahan Hulu.
b. Melalui model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di kelas II SDN 008 Tembilahan Hulu.
c. Melalui model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas II SDN 008 Tembilahan Hulu.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak khususnya dunia pendidikan baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat teoritis
a. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pembelajaran IPA dengan pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Menambah kajian tentang hasil penelitian pembelajaran IPA di SD serta memberikan wawasan mengenai model kooperatif tipe picture and picture di kelas II SDN 008 Tembilahan Hulu.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi pembelajaran yang sudah berlangsung.
2) Mengembangkan kurikulum di tingkat kelas, serta untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran.
3) Membantu guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.
4) Membuat guru lebih kreatif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
b. Bagi Siswa
1) Menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPA menjadi pelajaran menarik bagi siswa.
2) Mendiskripsikan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.
3) Melatih siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan menggunakan pemikiran secara logis dan sistematis.
c. Bagi Sekolah
1) Digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
2) Menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran di sekolah.
LANDASAN TEORI
Pengertian Belajar
Menurut pengetahuan secara psikologis belajar merupakan perubahan relatif permanen terjadi karena hasil praktik atau pengalaman. Morgan et.al (1986:140). Menurut Gagne (1977:3) belajar adalah perubahan disposisi atau kecakapan manusia, berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan perilaku tidak berasal dari proses pertumbuhan. Menurut Slameto (2003:2) belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sependapat Anni (2004:4) belajar merupakan proses paling penting bagi perubahan perilaku manusia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Jadi belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan lain. Adapun teori yang mendukung dalam belajar adalah Teori Kognitivisme. Kognitif melibatkan proses berfikir secara komplek dan mementingkan proses belajar. Menurut Baharuddin dan wahyuni (2007: 89) â€aliran kognitif memandang kegiatan belajar bukan sekedar stimulus dan respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam individu yang sedang belajarâ€.
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar.Anni ( 2007: 5 ).
Menurut Anitah ( 2009:1.6) perubahan perilaku sebagai hasil belajar merupakan hasil dari pengalaman mental dan emosional, dikelompokkan kedalam tiga ranah yaitu pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik) dan penguasan nilai-nilai atau sikap (afektif). Sesuai pendapat Nawawi (1981: 100) keberhasilan murid mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Tujuan hasil belajar dibagi menjadi tiga macam:
a. Hasil belajar berupa kemampuan keterampilan atau kecapakan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat.
b. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.
c. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan hasil belajar merupakan perubahan perilaku sesuai tujuan khusus melalui pengalaman yang di dapat siswa melalui ranah kognitif,afektif dan psikomotorik.Hasil belajar berupa lembar kerja dan tes evaluasi siswa.
Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, rendah). Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Holubec dalam Nurhadi mengemukakan belajar kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran melalui kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Sementara itu, Bruner dalam Siberman menjelaskan bahwa belajar secara bersama merupakan kebutuhan manusia yang mendasar untuk merespons manusia lain dalam mencapai suatu tujuan.
Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan pada model pembelajaran yang lain. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta berkembangnya keterampilan sosial.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain. Model pembelajaran Kooperatif ada beberapa jenis atau tipe, antara lain:(1) Student team achievment Division (STAD) (2) jigsaw (3) Team Games Tournament (TGT) (4) Group Investigation (GI) (5)Picture and Picture.
Model Kooperatif Tipe Picture And Picture
Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran menggunakan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain menjadi urutan yang logis.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan model picture and picture merupakan usaha guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara menggali aktivitas siswa dalam menyusun gambar sebagai bentuk apersepsi terhadap materi.
Kerangka Berfikir.
Dalam pembelajaran, panca indera dan seluruh kesanggupan seorang siswa perlu dirangsang, digunakan dan dilibatkan, sehingga ia tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum dipakai dalam pembelajaran adalah mendengar. Melalui mendengar, anak mengikuti peristiwa demi peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan.
Mata pelajaran IPA termasuk mata pelajaran yang terus berkembang menyesuaikan situasi dan kondisi yang terjadi, serta materinya banyak mengungkapkan teori-teori dan konsep-konsep untuk dapat diaplikasikan dalam tingkah laku pada kehidupan sehari-hari. Sudah selayaknya pembelajaran IPA diupayakan agar siswa siswa menjadi aktif dan kreatif. Dengan siswa menjadi aktif dan kreatif, maka mereka akan lebih mudah menerima terhadap materi yang dipelajari.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengaktifkan belajar siswa, salah satunya adalah melalui penerapan model kooperatif tipe picture and picture .Melalui kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti uraian diatas maka hipotesis tindakan yang diajukan adalah: melalui penggunaan model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar IPA dikelas II SD Negeri 008 Tembilahan Hulu.
METODOLOGI PENELITIAN
Seting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan yaitu pada bulan Januari sampai dengan Maret 2015.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada kelas II SDN 008 Tembilahan Hulu Kecamatan Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Subyek Penelitian
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas kelas II SDN 008 Tembilahan Hulu Kecamatan Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir tahun pelajaran 2014/2015, sebanyak 18 siswa terdiri dari 7 siswa perempuan dan 11 siswa laki – laki.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diupayakan berasal dari sumber data primer, yaitu sumber data yang diambil langsung dari subyek penelitian. Adapun sumber data yang digunakan meliputi hasil ulangan harian siswa, hasil dokumentasi, hasil observasi/pengamatan ,hasil lembar kerja siswa,tes evaluasi dan wawancara.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik tes dan non tes. Teknik tes dilaksanakan melalui tes tertulis, sedangkan teknik non tes dilaksanakan melalui observasi/pengamatan, dokumentasi dan catatan lapangan.
2. Alat Pengumpulan Data
a. Teknik Tes
Tes digunakan untuk mengetahui sampai sejauhmana tujuan pembelajaran dapat tercapai, yang dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan.
b. Teknik Non Tes
Pengumpulan data dengan teknik nontes tes menggunakan alat sebagai berikut: 1) Lembar observasi; 2) catatan lapangan
Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus yang menggunakan desain setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu: (1) Planning (Perencanaan), (2) Action (Tindakan), (3) Obseving (Observasi), (4) Reflecting (Refleksi).
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Pra Siklus
Pelaksanaan pembelajaran pra siklus, dilakukan sebagaimana yang dilakukan oleh guru dalam mengajar kesehariannya yang dilakukan secara konvensional. Aktivitas pembelajaran masih dipegang oleh guru. Kegiatan pembelajaran belum mengacu pada aktivitas belajar siswa. Guru bersifat sebagai sumber ilmu dan siswa berposisi sebagai penerima ilmu. Pada kondisi yang demikian siswa terlihat pasif, kurang kreatif, karena guru dalam menyampaikan materi tanpa menggunakan variasi teknik pembelajaran.
Hasil Tes Pra Siklus
No. |
Hasil (Angka) |
Hasil (Huruf) |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
1 |
≤54 |
E |
Sangat Kurang |
5 |
27,8% |
2 |
55-64 |
D |
Kurang |
4 |
22,2% |
3 |
65-74 |
C |
Cukup |
5 |
27,8% |
4 |
75-84 |
B |
Baik |
4 |
22,2% |
5 |
85-100 |
A |
Sangat Baik |
0 |
0,0% |
Jumlah |
18 |
100% |
Tabel tersebut menunjukkan 50% siswa masih mempunyai nilai kurang, dan 50% siswa mempunyai nilai cukup. Kondisi tersebut menunjukkan hasil belajar siswa rata-rata masih rendah.
Deskripsi Hasil Siklus I
Pembelajaran siklus I dilaksanakan bulan Februari 2015. Data aktivitas belajar pada siklus I dikumpulkan melalui pengamatan selama proses pembelajaran siklus I. Dari data yang terkumpul dalam lembar observasi yang selanjutnya dianalisis menunjukkan bahwa masih terdapat 22,2% siswa yang mempunyai nilai kurang, 38,9% siswa mempunyai nilai cukup, dan 38,9% siswa mempunyai nilai baik. Hasil yang didapat menunjukkan adanya peningkatan jika dibanding dengan kondisi awal.
Hasil Tes Siklus I
No. |
Hasil (Angka) |
Hasil (Huruf) |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
1 |
≤54 |
E |
Sangat Kurang |
2 |
11,1% |
2 |
55-64 |
D |
Kurang |
2 |
11,1% |
3 |
65-74 |
C |
Cukup |
7 |
38,9% |
4 |
75-84 |
B |
Baik |
7 |
38,9% |
5 |
85-100 |
A |
Sangat Baik |
0 |
0,0% |
Jumlah |
18 |
100% |
Deskripsi Hasil Siklus II
Sikus II dilaksanakan seperti yang direncanakan, dalam lembar observasi yang dikumpulkan selama proses pembelajara siklus II menunjukkan bahwa 16,7% siswa mempunyai nilai kurang16,7% siswa mempunyai nilai cukup, 50% siswa mempunyai nilai baik, 16,7% siswa mempunyai nilai sangat baik. Kondisi tersebut menunjukkan adanya peningkatan apabila dibandingkan dengan kondisi awal maupun kondisi siklus I.
Nilai rata-rata yang dicapai siswa mencapai 68,5, dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90. Siswa sebagian besar sudah mampu mencapai batas ketuntasan minimal 65.
Hasil Tes Siklus II
No. |
Hasil (Angka) |
Hasil (Huruf) |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Prosentase |
1 |
≤54 |
E |
Sangat Kurang |
0 |
0,0% |
2 |
55-64 |
D |
Kurang |
3 |
16,7% |
3 |
65-74 |
C |
Cukup |
3 |
16,7% |
4 |
75-84 |
B |
Baik |
9 |
50% |
5 |
85-100 |
A |
Sangat Baik |
3 |
16,7% |
Jumlah |
18 |
100% |
Pembahasan
Pembahasan Kondisi Awal
Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru dalam mengajar lebih banyak menggunakan metode ceramah. Pembelajaran bersifat searah, karena belum melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Aktivitas pembelajaran dipegang oleh guru, sedangkan siswa pasif karena lebih banyak sebagai pendengar. Kondisi tersebut mengakibatkan siswa kurang termotivasi ketika mengikuti pembelajaran. Disamping itu, guru dalam menyampaikan materi tanpa menggunakan variasi metode dan model pembelajaran.
Sebagian besar siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar bila dilihat dari hasil ulangan harian, karena belum mencapai batas ketuntasan minimal 65. Banyaknya siswa yang memiliki nilai dibawah 65, sebanyak 9 siswa. Dengan demikian jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 9 siswa (50%), sedangkan yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 9 siswa (50%).
Pembahasan Siklus I
Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I yang dilakukan pada siswa kelas II SD N Tembilahan Hulu kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture. Hasil ulangan harian yang dilakukan pada siklus I mencapai nilai rata-rata 62. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 80, sedang nilai terendah 40. Dari hasil ulangan harian pada siklus I terdapat 14 (77,8%) siswa yang telah mampu mencapai KKM 65, sedangkan yang 4 (22,2%) belum mampu mencapai ketuntasan dalam belajarnya.. Hasil yang didapat menunjukkan adanya peningkatan jika dibanding dengan kondisi awal.
Pembahasan Siklus II
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II dapat dilihat dari hasil ulangan harian yang dilakukan. Siswa dapat mencapai nilai rata-rata 68,5. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90, sedang nilai terendah 60. Pada pembelajaran pada siklus II ini 15 siswa sudah mampu mencapai KKM 65. Berdasarkan data pada tersebut, diketahui bahwa 83,3% siswa telah mencapai ketuntasan minimal. Dengan demikian siswa sudah dikategorikan tuntas dalam belajarnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan:
1. Pembelajaran IPA menggunakan Model Kooperatif tipe picture and picture mampu meningkatkan aktiitas, kreativitas, dan motivasi belajar siswa.
2. Perbaikan pembelajaran IPA menggunakan Model Kooperatif tipe picture and picture mampu mencapai peningkatan yang signifikan, yaitu proses pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal dengan menggunakan teknik konvensional, hasil ulangan harian siswa mencapai rata-rata 55, dengan tingkat ketuntasan mencapai 50%. Pada siklus I dengan menggunakan menggunakan Model Kooperatif tipe picture and picture, hasil belajar meningkat menjadi rata-rata 62, dengan tingkat ketuntasan mencapai 77,8%. Kemudian pada siklus II meningkat mencapai nilai rata-rata 68,5 dengan tingkat ketuntasan mencapai 83,3%.
Saran-saran
1. Untuk Guru
a. Dalam pembelajaran seorang guru perlu mengikuti perkembangan informasi khususnya mengenai penggunaan pendekatan, model, model, dan strategi pembelajaran yang terbaru, sehingga guru dapat menerapkannya di kelas dan diharapkan mampu mengadakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang mampu memotivasi keaktifan siswa dalam pembelajaran.
b. Dalam pembelajaran, hendaknya guru menggunakan berbagai macam media pembelajaran yang bervariasi untuk memudahkan siswa mempelajari materi.
c. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa harus berani aktif serta mampu untuk memberikan pendapat atau argumen.
d. Dalam pendekatan Picture and Picture memerlukan perencanaan waktu yang lama agar dapat meningkatkan keaktifan siswa secara optimal.
e. Penelitian tindakan dengan model Picture and Picture ini hendaknya dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian tindakan kelas selanjutnya maupun dikembangkan lagi sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Anggoro,Toha dkk.2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka
Arikunto,Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Aprudin.2014. Model Pembelajaran Picture and Picture. http:// 007 indien.blogspot.com/2014/06/ model-pembelajaran-picture-and-picture-html diaskes pada 30 Maret 2014 pukul 12.04
Diansari,Dewi.2011.Penelitian Tindakan Kelas model picture and picture. Malang: Universitas Negeri Malang http://library.um.ac.id/ptk/index. php?mod=detail&id=48723 diaskes pada 31 maret 2014 pukul 16.00
Faridah Hulwah, Asma.2014.Definisi Belajar Menurut para ahli. http//widhiieaprilia.blogspot.com/P/blog-page 16.html diaskes pada 23 Maret 2014 pukul 13.07
Herrhyanto, hamid.2008.Statistika Pendidikan.Jakarta: Universitas Terbuka
Hasanah.2009. Teori Belajar Kognitif. http://hasanahworld.wordpress.com/ 2009/03/01/teori-belajar kognitif/ diaskes pada 23 Maret 2014 pukul 14.07
Hafis.2010.Konsep Pembelajaran Sains. http://hafismuaddab.wordpress.com/ tag/konsep-pembelajaran-sains/ diaskes pada 30 Maret 2014 pukul 14.14
Hakikat Pembelajaran IPA di SD. http://cayangsamultian.blogspot.com/2014/01/ hakikat-pembelajaran-ipa-di-sd.html diaskes pada 30 Maret 2014 pukul 13.58
Harlina.2014.Penelitian Tindakan Kelas model kooperatif picture and picture. Palangkaraya: STAIN Palangkaraya http://digilib.stainpalangkaraya. ac.id/ gdl.php?mod=browse&op=re ad&id=stain-plk–harlina-373 diaskes pada 31 maret 2014 pukul 15.55
Poerwanti,Endang,dkk.2008.Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Purba, Erni sanita dewi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas model picture and picture. Medan: Universitas Negeri Medan http://digilib.unimed.ac.id/ bookmark/24742/Motivasi diaskes pada 31 maret 2014 pukul 16.17