Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Model Problem Solving Dengan Media Flashcard
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn
MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN KARANGDUREN 03
TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016
Slamet Badroni
Sekolah Dasar Negeri Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak–hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Hasil studi dokumentasi dan data semester ganjil pada kelas V SDN Karangduren 03 tahun ajaran 2012/2013, menunjukkan bahwa pembelajaran PKn masih belum optimal, hal ini disebabkan karena siswa masih cenderung pasif dan kurang memperhatikan penjelasan guru saat proses pembelajaran berlangsung, penerapan model dan media pembelajaran yang kurang tepat sehingga belum mampu meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, (1) apakah model Problem Solving dengan media Flashcard dapat meningkatkan keterampilan guru kelas V SDN Karangduren 03 dalam pembelajaran PKn?; (2) apakah model Problem Solving dengan media Flashcard dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas V SDN Karangduren 03 dalam pembelajaran PKn?; (3) apakah model Problem Solving dengan media Flashcard dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Karangduren 03 dalam pembelajaran PKn?. Penelitian ini bertujuan (1) meningkatkan keterampilan guru; (2) meningkatkan aktivitas siswa; dan (3) Meningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Problem Solving dengan media Flashcard. Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus, masing–masing siklus 1 pertemuan. Penelitian dilakukan di SDN Gunungpati 03 Semarang. Subjek penelitian tindakan ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran 2015/2016. Data hasil penelitian berupa data kualitatif dan kuantitatif yang dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, pada siklus II menjadi lebih baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus III. Aktivitas siswa sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I menjadi baik, pada siklus II menjadi lebih baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus III. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajar sebelum perbaikan 25%, siklus I 46%, siklus II 67%, dan siklus III 93%. Pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai dengan siklus III menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa, keterampilan berpidato anak, dan hasil belajar siswa. Dari data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Solving dengan media Flashcard dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn di kelas V SDN Karangduren 03. Saran dari peneliti yaitu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru dapat menerapkan model pembelajaran inovatif, khususnya model Problem Solving dengan media Flashcard.
Kata Kunci: pembelajaran PKn, Problem Solving, Flashcard
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Undang–Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan.
Dalam Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang diterbitkan Depdiknas (2006:271) dijelaskan bahwa Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak–hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Depdiknas (2007:23) mengemukakan sebuah hasil penelitian yang menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran PKn. Kebiasaan guru yang â€taken for granted†dari pusat memperlemah kreativitas dan inovasi mereka dalam mengembangkan pembelajaran. Penilaian yang tidak komprehensif, padahal tuntutan penilaian PKn mencakup aspek pengetahun, sikap, dan perilaku sekaligus. Namun di sisi lain, banyak guru yang tidak mengerti bagaimana menilai aspek afektif, bagaimana mengembangkan instrumen pengukurnya dan bagaimana menetapkan bobot nilainya. Sehingga, hal ini perlu panduan khusus untuk mata pelajaran yang menekankan aspek sikap dan perilaku dalam standar kompetensi lulusannya.
Fenomena pelaksanaan pembelajaran PKn tersebut terjadi pula di SDN Karangduren 03, berdasarkan hasil refleksi awal dengan tim kolaborasi dapat diketahui pembelajaran PKn masih belum terlaksana dengan optimal. Hal ini disebabkan karena siswa masih cenderung pasif dan kurang memperhatikan penjelasan guru saat proses pembelajaran berlangsung, penerapan model dan media pembelajaran yang kurang tepat sehingga belum mampu meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa.
Data autentik nilai rata–rata hasil ulangan harian siswa kelas V dalam pembelajaran PKn materi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) masih banyak yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Data hasil belajar menunjukkan sebanyak 75% (21 dari 28) siswa kelas V SDN Karangduren 03 masih mendapat nilai rata-rata ulangan harian di bawah KKM yaitu 67.3. Melihat data hasil belajar yang rendah, pengamatan terhadap kurangnya aktivitas siswa dan kurangnya keterampilan guru dalam mengadakan inovasi dalam pembelajaran maka perlu adanya suatu upaya untuk mengadakan perbaikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran PKn, agar siswa menjadi lebih aktif dan dapat memahami konsep–konsep PKn dengan mudah sehingga hasil belajar siswa dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sekolah. Selain itu, dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar dan mengadakan variasi model pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran.
Untuk memecahkan masalah tersebut, peneliti melakukan diskusi bersama dengan tim kolaborasi yaitu guru kelas. Peneliti merumuskan alternatif tindakan berupa penerapan model Problem Solving dengan media Flashcard sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan alasan:
a. Model Problem Solving dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, hal ini merupakan kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.
c. Model Problem Solving merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan proses runtut dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencapai pemecahannya.
Problem Solving (pemecahan masalah) adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan suatu masalah atau persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Prinsip dasar dalam model Problem Solving adalah perlunya aktivitas dalam mempelajari sesuatu. Problem Solving tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak–banyaknya kepada siswa. Kelebihan model Problem Solving (Hamdani, 2011:84) antara lain: melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, berpikir dan bertindak kreatif, memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, dan dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya dunia kerja.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. Penerapan model Problem Solving dengan media Flashcard dalam pembelajaran dapat membuat keterampilan guru akan meningkat dan siswa akan lebih aktif sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Siswa juga akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bervariasi dan mampu bekerjasama dengan teman kelompok serta dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan semangat belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.
Dari ulasan latar belakang tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul â€Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn melalui Model Problem Solving dengan media Flashcard pada Siswa Kelas V SDN Karangduren 03 â€.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang ada, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Apakah model Problem Solving dengan media Flashcard dapat meningkatkan keterampilan guru kelas V SDN Karangduren 03 dalam pembelajaran PKn?
b. Apakah model Problem Solving dengan media Flashcard dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas V SDN Karangduren 03 dalam pembelajaran PKn?
c. Apakah model Problem Solving dengan media Flashcard dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Karangduren 03 dalam pembelajaran PKn?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn menggunakan model Problem Solving dengan media Flashcard pada siswa kelas V SDN Karangduren 03.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:
a. Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn menggunakan model Problem Solving dengan media Flashcard pada siswa kelas V SDN Karangduren 03.
b. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model Problem Solving dengan media Flashcard pada siswa kelas V SDN Karangduren 03.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn menggunakan model Problem Solving dengan media Flashcard pada siswa kelas V SDN Karangduren 03.
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini, dapat memberikan manfaat bagi para pendidik sebagai bahan pertimbangan untuk menggunakan model–model yang bervariatif dan inovatif dalam pembelajaran PKn. Selain itu, hasil penelitian ini juga akan memberikan manfaat bagi.
Guru
Memberikan pengetahuan dan pengalaman baru tentang pembelajaran yang inovatif, serta dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar serta mampu menciptakan kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan.
Siswa
Menjadikan pembelajaran PKn menjadi lebih bermakna bagi siswa dan sekaligus meningkatkan minat belajar siswa sehingga hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dapat meningkat.
Sekolah
Dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di SDN Karangduren 03.
KAJIAN PUSTAKA
Hakikat Belajar
Disadari atau tidak, setiap individu tentu pernah melakukan aktivitas belajar, karena aktivitas belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang mulai sejak lahir sampai mencapai umur tua. Menurut Hamalik (2011:27), belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Belajar diartikan sebagai suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan. Sejalan dengan perumusan tersebut, ada pula tafsiran lain tentang belajar.
Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behaviour as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman (Djamarah, 2011:13). Harold Spears (Suprijono, 2012:2) menyatakan Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. Dengan kata lain, belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu.
Dari kajian mengenai pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang terjadi secara berulang–ulang untuk mencapai sebuah tujuan sebagai hasil dari pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi dengan individu lain dan lingkungannya.
Model Problem Solving
Masalah dapat diartikan sebagai ketidakcocokan atau perbedaan anatara keadaan yang nyata dengan keadaan yang dikehendaki. Thobroni (2011:334) menyebutkan bahwa masalah adalah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diinginkan. Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang ditetapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru.
Model pemecahan masalah (Problem Solving) merupakan model dalam kegiatan pembelajaran dengan melatih siswa menghadapi berbagai masalah, baik masalah pribadi maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama.sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. (Hamdani, 2011:84)
Peneliti menyimpulkan Problem Solving adalah suatu cara dalam mengajar yang melatih siswa untuk dapat menghadapi berbagai masalah yang nantinya dapat dipecahkan sendiri maupun bersama kelompoknya.
Penerapan Model Problem Solving dengan media Flashcard dalam Pembelajaran PKn
Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru (Wena, 2011:52). Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang–orang atau kelompok. Sedangkan, media Flashcard dapat membantu anak belajar mengingat dan menghafal. Karena tujuan dari model Problem Solving adalah melatih kemampuan otak kanan untuk mengingat gambar dan kata–kata, sehingga perbendaharaan kata dan kemampuan membaca anak bisa dilatih dan ditingkatkan sejak usia dini.
Penerapan model Problem Solving dengan media Flashcard dapat menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang nantinya siswa akan diarahkan untuk dapat memecahkan permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Model Problem Solving sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran PKn dalam materi organisasi, karena dengan model Problem Solving akan dapat mengasah kemapuan siswa dalam memecahkan suatu masalah dan nantinya dapat digunakan sebagai bekal di kehidupannya.
KERANGKA BERPIKIR
Pada hakikatnya, kegiatan pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Guru harus dapat menciptakan komunikasi yang memberikan kemudahan bagi siswa agar mampu menerima pengetahuan yang diberikan guru. Kenyataannya komunikasi dalam proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung seperti yang diharapkan. Diantaranya faktor dari guru yaitu model pembelajaran yang digunakan belum dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar dan belum memaksimalkan penggunaan media dalam pembelajaran. Sedangkan, faktor dari siswa yaitu siswa kurang dapat berkonsentrasi untuk mengikuti pembelajaran, kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan cenderung jenuh dan bosan sehingga, hasil belajar siswa rendah.
Kondisi seperti ini memerlukan suatu perbaikan, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan model Problem Solving dengan media Flashcard dirasakan paling tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian direncanakan pada hari Rabu tanggal 10 Februari 2016 untuk siklus I, siklus II pada hari Rabu tanggal 17 Februari 2016, dan siklus III pada hari Rabu tanggal 24 Februari 2016.
Penelitian dilakukan di kelas V SD N Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.
Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan atau dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa. Berdasarkan dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di kelas V, karena siswa kelas V itulah yang mempunyai masalah dalam penguasaan materi PKn.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SD N Karangduren 03 Desa Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang sebanyak 28 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 13 orang.
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses Pembelajaran PKn dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 58,7 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 75% siswa mendapat nilai dibawah KKM.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian ini dilakukan di SD N Karangduren 03 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas V sebanyak 28 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Karangduren 03 berada di wilayah Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.
Sekolah Dasar Negeri Karangduren 03 terletak di desa Karangduren Kelurahan Karangduren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Suasana Sekolah Dasar Negeri Karangduren 03 masih asri dengan suasana perdesaan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas V SD Karangduren 03 Desa Karangduren pada semester II diperoleh data yaitu dari 28 siswa yaitu 15 laki-laki dan 13 perempuan.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn, siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat.
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 21 siswa atau 75%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 7 siswa dengan persentase 25%.
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 15 siswa atau 54%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 13 siswa dengan persentase 46%.
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 9 siswa atau 33%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 19 siswa dengan persentase 67%.
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 26 siswa atau 93%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 2 siswa dengan persentase 7%.
Secara garis besar, siklus III sudah berhasil dan indikator keberhasilan sudah dapat tercapai seluruhnya. Sehingga, penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
Berdasarkan hasil penulisan pada Siklus III maka hasil refleksi selama kegiatan pada penulisan yang dimulai dari persiapan sampai pada pelaksanaan dianggap sudah berhasil, hal ini berdasarkan tingkat kemampuan siswa yang cukup baik.
Berikut ini akan disajikan peningkatan hasil keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui model problem solving dengan metod flashcard dengan pada siklus I, siklus II, siklus III yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran dengan menggunakan
Model problem solving dengan metode flashcard pada Siswa Kelas V dalam Pembelajaran PKn
No |
Aspek yang diamati |
Sebelum Perbaikan |
Siklus I |
Siklus II |
Siklus III
|
1 |
Ketrampilan Guru |
Cukup |
Baik |
Baik |
Sangat Baik |
2 |
Aktivitas Siswa |
Cukup |
Baik |
Baik |
Sangat Baik |
3 |
Hasil Belajar |
25% Tuntas |
46% Tuntas |
67% Tuntas |
93% Tuntas |
Hasil pembelajaran di siklus III selama pembelajaran PKn menggunakan model Problem Solving dengan media Flashcard pada siswa kelas V SDN Karangduren 03 Semarang sudah berjalan sangat baik. Ditunjukkan dengan indikator keberhasilan keterampilan guru mencapai 94,2% dengan kategori sangat baik, aktivitas siswa mencapai 76,4%, dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 93% dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Dari hasil pembelajaran ini, maka siklus III dikatakan sudah berhasil dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Akan tetapi, perbaikan pada mutu pembelajaran masih harus dilakukan. Dalam pertemuan-pertemuan berikutnya, guru dapat berkreasi menerapkan model–model pembelajaran yang inovatif sehingga, siswa dapat memahami materi pelajaran dengan mudah, merasa tertarik dan juga lebih aktif dalam proses pembelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran hendaknya direncanakan dengan baik dan dilaksanakan dengan semaksimal mungkin.
PENUTUP
SIMPULAN
Dari hasil penelitian mengenai peningkatan kualitas pembelajaran PKn melalui model Problem Solving dengan media Flashcard pada siswa kelas V SDN Karangduren 03 , peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Melalui model Problem Solving dengan media Flashcard, keterampilan guru dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas V SDN Karangduren 03 juga meningkat yaitu keterampilan guru pada siklus I dengan persentase sebesar 67,3% dalam kategori baik dan meningkat pada siklus II dengan persentase 86,5% dalam kategori sangat baik. Meningkat lagi pada siklus III dengan persentase sebesar 94,2% dalam kategori sangat baik.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model Problem Solving dengan media Flashcard pada siswa kelas V SDN Karangduren 03 mengalami peningkatan. Ditunjukkan dengan hasil pengamatan aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus I dengan persentase sebesar 62% dengan kategori baik, meningkat pada siklus II dengan persentase sebesar 67,7% dengan kategori baik, dan meningkat lagi pada siklus III dengan persentase sebesar 76,4% dengan kategori sangat baik.
3. Selain keterampilan guru dan aktivitas siswa meningkat, melalui model Problem Solving dengan media Flashcard hasil belajar siswa kelas V SDN Karangduren 03 Semarang juga meningkat pada materi organisasi di sekolah dan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 64,8 dengan persentase ketuntasan mencapai 46% atau 13 siswa tuntas belajar, siklus II diperoleh nilai rata-rata 71 dengan persentase ketuntasan mencapai 67% atau 19 siswa tuntas belajar, dan pada siklus III diperoleh nilai rata–rata 80 dengan persentase ketuntasan mencapai 93% atau 26 siswa tuntas belajar dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) mendapatkan nilai ≥ 75.
SARAN
Dari hasil penelitian yang disimpulkan tersebut, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:
Bagi Guru
Sebelum memulai pembelajaran guru perlu mempersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran agar dapat berlangsung optimal. Saat melaksanakan pembelajaran guru juga harus dapat menciptakam suasana belajar yang menyenangkan dan kondusif agar siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dan juga, guru dapat melaksanakan penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan aspek/materi lain, untuk mengembangkan pembelajaran PKn sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Bagi siswa
Kesulitan penguasaan kelas dalam pembelajaran menggunakan model Problem Solving dengan menggunakan media Flashcard disebabkan karena siswa belum terbiasa dalam melakukan kegiatan pembelajaran tersebut. Sehingga kegiatan diskusi kelompok tidak dapat berjalan optimal dan motivasi siswa dalam melakukan diskusi juga masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut disarankan untuk mempersiapkan lembar kerja kelompok yang sistematis sehingga pembagian tugas dan tanggung jawab masing–masing anggota kelompok jelas, memberikan motivasi pada awal pembelajaran, diskusi kelompok dan saat presentasi kelompok, dan juga dalam pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan model Problem Solving dengan media Flashcard selalu dibuat dengan variasi semenarik mungkin agar siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung
Bagi Lembaga
Penelitian mengenai model Problem Solving dengan media Flashcard diharapakan dapat dikembangkan lebih lanjut, baik oleh guru, lembaga maupun pengemban pendidikan lainnya sehingga pembelajaran model Problem Solving dengan Flashcard dapat berlangsung lebih baik dan tujuan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.98
Aqib, Zaenal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV.Yrama Widya. Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Depdiknass. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran PKn. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikolagi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Foubudun, Petrus. 2010. Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Problem Solving yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi hasil belajar siswa kelas V SDN Lecari-Sukorejo- Pasuruan. Jurnal. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas ILmu Pendidikan. Universitas Negeri Malang.
Guru, Tuan. 2012. Teknik Non-Tes dalam Evaluasi. Dapat diakses di http://www.tuanguru.com/2012/01/teknik-tes-dan-non–tes-dalam– evaluasi.html
Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Herrhyanto, Nar & Hamid, H.M. Akib. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press.
Lapono, Nabisi. 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Limau, Jamina. 2011. Penerapan model pembelajaran Problem Solving untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas III SDN Lesanpuro I Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Jurnal. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Malang.
Marno dan Idris. 2010. Strategi & Metode Pengajaran: Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Jogjakarta:AR– RUZZ MEDIA.
Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Parmaningsih, Dwi Wahyu Parmaningsih. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Membaca dan Menulis Permulaan Melalui Metode Flash Card pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Pandanwangi 4 Kecamatan Blimbing Kota Malang. Jurnal. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Malang.
Poerwanti, Endang. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rofiq, Muhammad Ainur. 2012. Penggunaan media Flash Card untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris siswa kelas IV MI TPI Tambakrejo Gurah Kediri. Jurnal. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Malang.