PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA

MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD N TIMPIK 04 PADA SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Jono

SD Negeri Timpik 04

 

ABSTRAK

Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta dikembangkan lebih lanjut dalam penerapan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil pengamatan terdapat permasalahan pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Timpik 04. Permasalahan tersebut diantaranya guru kurang mengaitkan antara materi dengan kehidupan sehari-hari, kurang melatihkan bekerjasama, kurang memberikan refleksi, penilaian hanya pada hasil belajar sehingga siswa kurang mampu menerapkan materi di kehidupan sehari-hari, kurang mampu membangun pengetahuannya sendiri, siswa cenderung pasif, kemampuan kerjasama siswa kurang, kurang memahami materi, hasil belajar siswa rendah dengan ketuntasan klasikal 33%. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di kelas IV dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Tujuan penelitian ini meningkatkan aktivitas siswa, serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Timpik 04. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus, yaitu prasiklus, siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif.    Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 29 berkriteria cukup, pada siklus II memperoleh skor 33 berkriteria sangat baik. (2) Hasil belajar dengan ketuntasan klasikal pada siklus I 57%, meningkat pada siklus II menjadi 85%.            Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA yang meliputi aktivitas siswa dan hasil belajar IPA. Saran yang diberikan: hendaknya diterapkan pendekatan Contextual Teaching And Learning dalam pembelajaran IPA karena dapat membantu siswa dalam mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Kata Kunci: kualitas pembelajaran, CTL

 

PENDAHULUAN

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk karakter, peradaban bangsa bermartabat. Pendidikan merupakan upaya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU No 20 tahun 2003 Pasal 3). Akan tetapi, pada kenyataannya pola berfikir ilmiah dan kerja ilmiah belum secara maksimal dimiliki sebagian besar siswa-siswa SD atau MI di Indonesia, siswa-siswa SD dan MI cenderung masih berorientasi pada penguasaan teori dan hafalan.

Hasil pembelajaran IPA yang belum sesuai dengan pembelajaran KTSP. Refleksi pembelajaran di kelas melalui data observasi, catatan lapangan, dan data dokumen sehingga ditemukan masalah mengenai kualitas pembelajaran IPA yang masih rendah di SD Negeri Timpik 04. Hal ini terbukti dengan hasil belajar IPA masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) selama proses pembelajaran siswa kurang terampil dalam bertanya, selain itu belum terciptanya kondisi pembelajaran secara maksimal, tidak adanya percobaan atau pemodelan yang dilakukan oleh siswa, dan belum adanya sumber belajar lingkungan sekitar agar pembelajaran terlihat lebih nyata, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa menjadi kurang bermakna.

Permasalahan tersebut juga didukung dengan hasil perolehan hasil belajar siswa kelas IV pada semester I SD Negeri Timpik 04 hasil tes formatif IPA belum optimal. Dengan jumlah siswa Kelas IV SD Negeri Timpik 04 berjumlah 14 siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04, ada 8 siswa (57%) mendapatkan nilai di bawah KKM dan hanya 6 siswa (43%) yang mencapai nilai diatas KKM. Dari data yang diperoleh tersebut maka perlu sekali dilaksanakan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.

LATAR BELAKANG

Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerap-kan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran IPA. Karena dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran IPA maka guru dapat dengan mudah menyampaikan materi pelajaran karena dihubungkan dengan benda-benda nyata disekitar lingkungan siswa, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ini meningkat serta siswa dapat berlatih belajar mandiri, aktif, dan kreatif.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti akan mengkaji masalah tersebut dengan melakukan penelitian dengan judul Peningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04 Tahun Pelajaran 2016/2017.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian secara khusus adalah:

  1. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru kelas IV SD Negeri Timpik 04 dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning..
  2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04 dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning.
  3. Meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Timpik 04 dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning.

LANDASAN TEORI

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata ”instruction” yang dalam bahasa yunani disebut ”instructus” yang berarti menyampaikan pikiran. Menurut Gagne dan Briggs, pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung ter-jadinya proses belajar pada siswa yang bersifat internal (Warsito 2008: 266). Sedangkan menurut aliran behavioristik pembelajaran merupakan usaha guru untuk membentuk tingkah laku yang diiginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari. Adapun humanistik mendeskripsikan pembelajaran sebagai upaya memberikan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya (Hamdani 2011: 23).

Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan diatas, kita dapat mengetahui pengertian pembelajaran yaitu proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, berlangsung baik di dalam maupun di luar kelas yang mendukung terjadinya interaksi guru dan siswa untuk mencapai tujuan atas kompetensi yang harus dikuasai siswa.

Menurut Hamdani (2011: 194) Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan. Secara definitif efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Efektivitas merupakan konsep yang penting dalam menggambarkan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran, pencapaian tersebut berupa peningkatan pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) serta pengembangan sikap (afektif) melalui proses pembelajaran. UNESCO menetapkan empat pilar pendidikan yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh agar mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, diantaranya yaitu: belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan (learning to know), belajar untuk menguasai keterampilan (learning to do), belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to live together), belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal (learning to be). Empat pilar tersebut harus diterapkan dalam kegiatan pembelajaran agar kualitas pembelajaran dapat tercapai dengan baik.Berdasarkan uraian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara efektif sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Suatu pembelajaran dapat dikatakan berkualitas jika selama proses pembelajaran tersebut memberikan pengaruh terhadap perubahan tingkah laku peserta didik baik dalam sikap, perilaku dan keterampilan peserta didik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Penelitian direncanakan pada hari Sabtu tanggal 10 September 2016 untuk siklus 1 dan siklus 2 pada hari Kamis tanggal 15 September 2016. Penelitian dilakukan di kelas IV SD N Timpik 04 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV SDN Timpik 04 Desa Timpik Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang sebanyak 14 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 8 orang.

 

 

 

Rekapitulasi Persentase Pra Siklus, Siklus I, dan III

No.

 

Sumber Data Prasiklus Siklus I Siklus II
1. Keterampilan Guru Cukup Baik Sangat Baik
2. Aktivitas Siswa Cukup Baik Sangat Baik
3. Hasil Belajar Siswa 33% 57% 85%

 

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa keterampilan guru meningkat, sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I memperoleh skor 28 termasuk kategori baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus II dengan skor 35. Aktivitas siswa meningkat, sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus I dengan skor 29,6 termasuk kategori baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi 33,2 dengan kategori sangat baik pada siklus II.. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajar juga meningkat, sebelum perbaikan 33%, siklus I 65% dan siklus II 80%. Pelaksanaan tindakan dari siklus I sampai dengan siklus II menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran IPA melalui pendekatan CTL yang telah dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Timpik 04, maka peneliti menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Melalui pendekatan CTL pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Timpik 04 dapat meningkatkan keterampilan guru. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan keterampilan guru pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil pengamatan keterampilan guru pada siklus I guru termasuk dalam kriteria baik. Pada pelaksanaan tindakan siklus II keterampilan guru termasuk dalam kriteria sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan dapat dicapai dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.
  2. Melalui pendekatan CTL pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Timpik 04 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar siswa kelas IV pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil evaluasi diakhir pertemuan pada setiap siklusnya diperoleh data pada siklus I dengan nilai rata-rata kelas 72 dan ketuntasan klasikal 65%. Pada pelaksaanaan tindakan siklus II diperoleh data hasil belajar dengan nilai rata-rata kelas 76 dan mencapai ketuntasan klasikal 80%. Dengan pembelajaran CTL, hasil belajar IPA siswa kelas IV sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan klasikal seluruh siswa mencapai ≥80%.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli dkk. 2008. Strategi Belajar Mengajar: Tinjauan Pengantar Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Tenaga Kependidikan Jakarta.

Anni, Catharina Tri. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.

Anni, Catharina Tri dan Achmad Rifa’i. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press

Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD,SLB, TK. Bandung: CV. Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Asy’ari, Muslichach. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat.Yogyakarta: Universitas Sanata Darma.

Badarudin. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Student Team Achievement Division (STAD) ditinjau dari Kreativitas dan Sikap Percaya Diri Peserta Didik Kelas IX. Tesis UNS

Darwanto, Dwi. 2011. Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa UNNES. Semarang

Daryanto, 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Depdiknas. 2004. Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hidayati, Nurul. 2012. Penelitian dengan Model CTL. Semarang:UNNES

Iskandar, Srini M. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV Maulana.

Indriani, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press

Johnson, Elaine B. 2011. Contextual Teaching And Learning. Bandung: Kaifa.

Joni, T. Raka (1992). Pokok-pokok Pikiran Mengenai Pendidikan Guru. Konsorsium Ilmu Pendidikan. Ditjen Dikti.

KWardani, I.G.A. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Lapono, Nabisi. 2008. Belajar Dan Pembelajaran SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyasa. 2008. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Remaja rosdakarya. Bandung

Noor, Suhendiana.2007. Sains untuk Pemula. Bandung: PT Setia Purnama

Poerwanti, Endang dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Rifa’I, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sardirman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Setiawati, Eka. 2011. Penelitian dengan Model Pembelajaran CTL.Semarang: UNNES

Slavin, Robert. 1994. Educational Psychology Theory And Practice. Massachuettes United States of America: A Division of Paramount Publishing.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogjakarta: Pustaka Pelajar

Suryanti, dkk. 2006. Pembelajaran Kontekstual Sebagai Upaya Mengatasi Kesulitan Siswa Kelas V SD Laboraturium Unesa dalam Memahami Materi Panas. Tersedia Pada www.unesa.ac.id di akses pada tanggal 11 Februari 2012.

Tilaar. 2000. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Tim LP3I. 2010. Keterampilan Dasar Mengajar. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta Kencana Prenada Group. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientas Konstruktivistitik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Undang-Undang Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Uno, Hamzah. 2011. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Warsito, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran.Jakarta: Rieneka Cipta.