PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPS

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS 1

SD NEGERI 1 POJOK KECAMATAN TAWANGHARJO

KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Sri Bardiyati

Guru SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan minat belajar dan hasil belajar IPS tematik  kelas 1, Semester I tahun Pelajaran 2016/2017, di SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo  Kabupaten Grobogan, setelah digunakan media gambar.  Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas 1 SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo , Kabupaten Grobogan selama 6 (enam) bulan yaitu pada bulan Januari 2017 sampai dengan Juni 2017. Subjek penelitian adalah siswa Kelas I yang berjumlah 17 (tujuh belas) anak. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi, tes dan observasi. Penelitian dianggap berhasil apabila nilai rata-rata kelas telah melebihi Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yaitu lebih dari 70 (≥ 70), dengan prosentase ketuntasan belajar telah mencapai minimal 85% dari keseluruhan siswa, dan siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran minimal sebesar 85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran IPS tematik melalui media gambar, dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar IPS siswa kelas I SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo  Kabupaten Grobogan. Peningkatan minat belajar siswa pada kegiatan prasiklus diperoleh hasil sebesar 42,65% meningkat menjadi 72,06% pada tindakan siklus I, meningkat pada siklus II menjadi 80,88%, meningkat pada siklus III menjadi 89,71%. Hasil belajar IPS siswa di kelas I SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo  Kabupaten Grobogan pada kegiatan prasiklus dengan nilai rata-rata sebesar 68,41 dan jumlah ketuntasan sebanyak 6 siswa (35%). Setelah dilakukan tindakan I, nilai rata-rata pada siklus I sebesar 72,47 dengan jumlah ketuntasan 10 siswa (59%) dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 4,06 dan jumlah ketuntasan meningkat 4 siswa. Peningkatan pada siklus II ditunjukkan dengan nilai rata-rata adalah 75,35 dan jumlah ketuntasan sebanyak 14 siswa (82%) dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 2,88. Peningkatan pada siklus III ditunjukkan dengan nilai rata-rata 79,82 dan jumlah ketuntasan sebanyak 17 siswa (100%). Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata 4,47 dan jumlah ketuntasan meningkat 3 siswa.

Kata kunci: hasil belajar, minat belajar, IPS tematik, dan media gambar

 

PENDAHULUAN

IPS merupakan mata pelajaran fundamental di sekolah dasar, IPS di SD mempelajarai berbagai ilmu-ilmu sosial beserta kaitan dan pengaruhnya terhadap ilmu lain.  Pembelajaran di sekolah dasar, khususnya di kelas 1, masih bersifat tematik dan lebih menekankan pada aspek sikap.  Mengingat usia anak sekolah dasar kelas rendah merupakan usia yang sedang asik-asiknya bermain, maka untuk untuk menanamkan pemahaman terhadap mata pelajaran IPS, maka guru harus pandai menggunakan metode dan media bantu yang sesuai dengan usia anak.

Berdasarkan pengalaman di lapangan, jika pembelajaran IPS disampaikan dengan sekedar bercerita kepada anak, maka anak cenderung bosan dan siswa yang mengerti apa yang disampaikan oleh hanya sedikit.  Hasil pengamatan yang dilakukan pada awal pembelajaran klas 1 SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo , Kabupaten Grobogan, menunjukkan bahwa, selama mengikuti pembelajaran IPS siswa kurang berminat, hal ini ditunjukkan dengan sikap siswa yang menunjukkan perasaan tidak senang untuk belajar, siswa kurang memperhatikan pelajaran, tidak tertarik terhadap guru dan mata pelajaran IPS.

Gejala tersebut di atas, disebabkan karena dalam melaksanakan pembelajaran IPS selama 3 (tiga) minggu sejak siswa masuk kelas 1, guru tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat menimbulkan minat siswa untuk memperhatikan pelajaran.  Sehingga selain siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran, hasil ulangan harian yang dilakukan pada minggu ke 4 (empat) menunjukkan nilai yang  kurang memuaskan.

Berdasarkan kenyataan di atas, maka sebagai guru kelas, perlu melakukan langkah-langkah perbaikan, khususnya untuk meningkatkan minat belajar siswa, dan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPS, yaitu melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan media gambar.  Dipilihnya media gambar tersebut, atas pertimbangan bahwa media gambar bersifat konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah, gambar mampu mengatasi batasan lokasi, media gambar mampu mengatasi keterbatasan pengamatan, dengan gambar materi pembelajaran dapat diperjalas, selain itu media gambar mudah didapat dengan harga yang murah.

Sesuai dengan permasalahan yang ada yaitu memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran, maka tindakan perbaikan ini dilakukan dalam bentuk penelitian tindakan kelas.  Dengan adanya pelaksanaan PTK ini, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran khususnya dalam  memanfaatkan media gambar akan dapat dilakukan diagnosis dan analisis, sehingga kekeliruan dalam menggunakan media gambar tidak akan berlarut-larut. Jika kelasalahan dalam menggunakan media gambar dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan menarik dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.

Adapun judul penelitian tindakan kelas yang sesuai dengan permasalahan hasil belajar IPS, dengan menggunakan media gambar, maka judul dalam penelitian tindakan ini adalah: “Peningkatan Hasil Belajar IPS dengan Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo  Kabupaten Grobogan Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

Rumusan  Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: “bagaimanakah peningkatan minat belajar dan hasil belajar IPS tematik bagi siswa Kelas I SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo , Kabupaten Grobogan Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017, setelah dilakukan tindakan berupa penggunaan media gambar?

Tujuan  Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan peningkatan minat belajar dan hasil belajar IPS tematik  kelas 1, Semester I tahun Pelajaran 2016/2017, di SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo  Kabupaten Grobogan, setelah digunakan media gambar.

 

KAJIAN  TEORI

Pembelajaran IPS

IPS di sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan (Sapriya, 2009: 20). Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik (Sapriya, 2009: 20). Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh (1999: 1) menyatakan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial disusun melalui pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya.

Pembelajaran Tematik

Menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2010: 79) pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis dari pada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2011:7) hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa harus mencakup segala aspek yang diajarkan oleh pendidik, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa. Menurut Hamalik memberikan pengertian tentang hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu (Hamalik, 2007: 30).

Media Gambar

Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari, misalnya yang menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda, tempat dan sebagainya. Media gambar merupakan media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar (Angkowo dan Kosasih, 2007:26).

Media gambar memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Media gambar dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Gambar dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan dengan isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Basuki dan Farida (2001:12) menyatakan bahwa alam pikir anak adalah gambar. Dengan perkataan lain, bahasa alam pikir anak adalah bahasa gambar. Semua informasi yang dia terima, akan dia pikirkan di alam pikirannya dalam bentuk konkret, bentuk yang sesuai dengan pemikirannya sendiri.

 

 

Minat Belajar Siswa

Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono, 1996: 56-57). Dalam usaha untuk memperoleh sesuatu, diperlukan  adanya minat. Besar kecilnya minat yang dimiliki akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh. Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin, 2011: 152). Minat merupakan suatu dorongan yang kuat dalam diri seseorang terhadap sesuatu. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2007: 121). Minat dapat timbul dengan sendirinya, yang ditengarai dengan adanya rasa suka terhadap sesuatu.

Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPS yang disampaikan  kepada siswa sekolah dasar, khususnya kelas rendah, melalui ceramah, atau bercerita kepada anak, menimbulkan kebosanan, dan  anak kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran, karena  siswa kelas 1 SD,  masih senang bermain, sehingga jika guru dalam menyampaikan materi pembelajaran tidak dapat menarik minat belajar siswa, dapat dipastikan siswa tidak akan memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Hasil pengamatan awal menunjukkan bahwa, pembelajaran IPS yang dilaksankan tanpa bantuan media pembelajaran, kurang menumbuhkan minat belajar, dan hasil belajar cenderung rendah.Untuk itu, sebagai upaya mengatasi permasalahan rendahnya minat dan hasil belajar IPS siswa kelas 1 SD Negeri 1 Pojok, Kecamatan Tawangharjo  tersebut, maka perlu adanya tindakan nyata berupa pembelajaran dengan menggunakan media gambar.  Penggunaan media gambar tersebut digunakan atas pertimbangan berbagai hal diantaranya: media gambar bersifat konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah, gambar mampu mengatasi batasan lokasi, media gambar mampu mengatasi keterbatasan pengamatan, dengan gambar materi pembelajaran dapat diperjalas, selain itu media gambar mudah didapat dengan harga yang murah.

Hipotesis Tindakan

Melalui media gambar mampu meningkatkan minat dan hasil belajar IPS kelas I SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo  Kabupaten Grobogan semester I tahun pelajaran 2016/2017 hingga mencapai kategori tinggi.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan latar alamiah (tempat atau lokasi) penelitian dilakukan.  Adapun tempat penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas 1 SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo , Kabupaten Grobogan.  Dipilihnya tempat ini karena peneliti adalah guru di kelas tersebut, dan ingin memperbaiki minat dan hasil belajar IPS, yang berdasarkan pengamatan awal, minat belajar dan hasil belajar masih rendah.

Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa Kelas I SD Negeri 1 Pojok  Kecamatan Tawangharjo  Kabupaten Grobogan yang berjumlah 17 (tujuh belas) anak. Adapun obyek penelitian ini adalah upaya peningkatan minat dan hasil belajar IPS dengan menggunakan media gambar bagi peserta didik klas I SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo  Kabupaten Grobogan, semester I, tahun Pelajaran 2016/2017.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: teknik dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama proses tindakan dengan cara mendokumentasikan aktivitas tersebut dalam bentuk foto kegiatan. Teknik observasi, digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.  Teknik Tes, digunakan untuk mengetahui hasil belajar bahasa Indonesia, tes dilakukan setiap akhir tindakan, dengan menggunakan tes tertulis.

Analisis Data

Data yang dianalisa adalah data tentang aktivitas dan hasil belajar bahasa Indonesia yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian tindakan kelas, dari setiap siklus. Sebagaimana bentuk penelitian ini maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis perbandingan, artinya peristiwa/kejadian yang timbul dibandingkan kemudian dideskripsikan ke dalam suatu bentuk data penilaian yang berupa kata-kata yang dapat menggambarkan keadaan secara sistematik. Kejadian-kejadian dan data yang terekam ditabulasikan secara nominal kemudian ditentukan prosentasenya.

Indikator Keberhasilan

Indikator prestasi belajar dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang digunakan pada mata pelajaran bahasa Indonesia Kelas I SD Negeri 1 Pojok  Kecamatan Tawangharjo  Kabupaten Grobogan adalah prosentase ketuntasan belajar dan nilai rata-rata hasil belajar siswa. Penelitian dianggap berhasil apabila nilai rata-rata kelas telah melebihi Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yaitu lebih dari 70 (≥ 70), dengan prosentase ketuntasan belajar telah mencapai minimal 85% dari keseluruhan siswa, dan siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran minimal sebesar 85%.

Prosedur Kerja

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap kondisi dimana teori pembelajaran dilakukan. Maksud dari penelitian ini dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar bahasa Indonesia dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan media gambar bagi siswa kelas I SD Negeri 1 Pojok  Kecamatan Tawangharjo  Kabupaten Grobogan dengan menggunakan media gambar.

 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Arikunto (2006: 83) mengemukakan model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa peneltian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu: Perencanaa atau planning, tindakan atau acting, pengamatan atau  observing, refleksi atau reflecting

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prasiklus

Tujuan dari prasiklus ini adalah untuk mengetahui  permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pembelajaran IPS. Kegiatan prasiklus ini dilakukan berdasarkan pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas I yang telah berjalan selama 3 (tiga) minggu dengan tema “Diri sendiri”, yang terbukti hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengkuti pembelajaran IPS, belum maksimal.

Hasil pengamatan tentang minat seperti terlampir (lampiran 1), Berdasarkan hasil observasi prasiklus tersebut, selanjutnya dilakukan rekapitulasi data, dihitung jumlah skor dan prosentase skor minat seperti terlampir (lampiran 2). Ringkasan hasil penilaian minat belajar siswa prasiklus, dapat diketahui bahwa minat belajar siswa selama mengikuti pembelajaran IPS tema diri sendiri, yang dinilai berdasarkan 4 (empat) indikator, diketahui rata-rata siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran sebesar 7,25 siswa atau 42,65%.

Berdasarkan evaluasi yang dilaksanakan tanggal 29 Agustus 2016, hasilnya seperti terlampir (lampiran 3).  Dari hasil belajar IPS tersebut selanjutnya dilakukan rekapitulasi data seperti terlampir (lampiran 4).  Ringkasan hasil belajar prasiklus diketahui siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 6 siswa atau sebesar 35% sedangkan siswa yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 11 siswa atau sebesar 65%.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran masih rendah, demikian halnya dengan hasil belajar menunjukkan masih banyak siswa yang belum tuntas, nilai rata-rata kelas juga menunjukkan belum maksimal. Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan tanpa media pembelajaran, kurang mendorong minat siswa mengikuti pembelajaran, dan materi yang disampaikan oleh guru kurang dapat dipahami dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan minat belajar siswa dan hasil belajar melalui tindakan nyata yaitu berupa penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media gambar.

Siklus I

Observasi dilaksanakan dengan cara mengamati minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran pertumuan kedua, peneliti memperhatikan setiap aktivitas siswa dan menghitung jumlah siswa yang menunjukkan aktivitas sesuai dengan komponen penilaian. Hasil penilaian minat belajar siswa seperti terlampir (lampiran 5). Dokumentasi kegiatan siswa saat mengikuti pembelajaran siklus I, seperti dokumen terlampir (foto 7). Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, selanjutnya dibuat rekapitulasi, menghitung jumlah siswa yang telah menunjukkan indikator penilaian, dan menghitung prosentase. Ringkasan hasil pengamatan minat belajar siswa, dapat diketahui bahwa minat belajar siswa, yang dinilai dengan menggunakan 4 (empat) indikator, diketahui bahwa nilai rata-rata minat belajar siswa pada kegiatan siklus I sebanyak 12,25 siswa atau 72,06%.

Setelah dilakukan pembelajaran sebanyak 2 (dua) pertemuan, maka peneliti melakukan tes pada tanggal 24 Oktober 2016 hasilnya, dimana dalam pembelajaran peneliti telah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar, diketahui rata-rata prosentase minat siswa dalam mengikuti pembelajaran 72,06%, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah sebesar 72,47, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa (59%), dan siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa atau 41%.

Berdasarkan pengamatan minat belajar siswa dalam mengkuti pembelajaran dan hasil penilaian terhadap mata pelajaran IPS tema keluarga, dan hasil evaluasi yang dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2016, diketahui bahwa minat belajar siswa belum maksimal, dan nilai rata-rata kelas sebesar 72,47, prosentase ketuntasan belajar sebanyak 10 siswa atau 59%.

Hasil tersebut, jika dibandingkan dengan siklus I, telah menga lami peningkatan, namun jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan, hasilnya masih kurang. Untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan lanjutan berupa tindakan siklus III.

Siklus II

Observasi dilaksanakan dengan cara mengamati minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran pertumuan kedua, peneliti memperhatikan setiap aktivitas siswa dan menghitung jumlah siswa yang menunjukkan aktivitas sesuai dengan komponen penilaian. Hasil penilaian minat belajar siswa seperti terlampir (lampiran 7). Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus II seperti dokumentasi terlampir (foto 11). Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, selanjutnya dibuat rekapitulasi seperti terlampir  (lampiran 8), menghitung jumlah siswa yang telah menunjukkan indikator penilaian, dan menghitung prosentase. Ringkasan hasil pengamatan minat belajar siswa dapat diketahui bahwa minat belajar siswa, yang dinilai dengan menggunakan 4 (empat) indikator, diketahui bahwa nilai rata-rata minat belajar siswa pada kegiatan siklus II sebanyak 13,75 siswa atau 80,88%.

Setelah dilakukan pembelajaran sebanyak 2 (dua) pertemuan, maka peneliti melakukan tes, dengan menggunakan soal seperti terlampir (media gambar 6). Tes dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2016. Hasilnya seperti terlampir (lampiran 9). Berdasarkan hasil tes tersebut, selanjutnya dilakukan rekapitulasi data, dihitung skor rata-rata, jumlah ketuntasan belajaran, dan jumlah siswa yang belum tuntas, serta dihitung prosentasenya, hasilnya seperti terlampir (lampiran 10). Ringkasan hasil belajar siklus II, dimana pembelajaran telah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar, diketahui prosentase rata-rata siswa dalam mengikuti pembelajaran, 78,24%, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah sebesar 73,35, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa (82%), dan 3 siswa (18%) belum tuntas. Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media gambar tergolong baik. 

Berdasarkan pengamatan minat belajar dan hasil penilaian terhadap mata pelajaran IPS tema keluarga, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 73,35, prosentase ketuntasan belajar sebanyak 14 siswa atau 82%. Berdasarkan hasil pengamatan tentang minat belajar siswa dan hasil belajar siswa tersebut di atas, jika dibandingkan dengan siklus I, telah mengalami peningkatan, namun jika dibandingkan dengan indikator kinerja keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan, hasilnya belum dapat mencapai indikator yang telah ditetapkan, khususnya untuk minat  belajar siswa dan prosentase ketuntasan.  Untuk itu perlu adanya tindakan perbaikan berupa tindakan siklus III.

 

Siklus III

Seperti yang dilakukan pada siklus-siklus sebelumnya, observasi dilaksanakan dengan cara mengamati minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran pertumuan kedua, peneliti memperhatikan setiap aktivitas siswa dan menghitung jumlah siswa yang menunjukkan aktivitas sesuai dengan komponen penilaian. Kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus III seperti dokumentasi terlampir (foto 14). Hasil penilaian minat belajar siswa seperti terlampir (lampiran 11). Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, selanjutnya dibuat rekapitulasi seperti terlampir (lampiran 12), menghitung jumlah siswa yang telah menunjukkan indikator penilaian, dan menghitung prosentase. Ringkasan hasil pengamatan minat belajar siswa, dapat diketahui bahwa minat belajar siswa, yang dinilai dengan menggunakan 4 (empat) indikator, diketahui bahwa nilai rata-rata minat belajar siswa pada kegiatan siklus III sebanyak 15,25 siswa atau 89,71%.

Setelah dilakukan pembelajaran sebanyak 2 (dua) pertemuan, maka peneliti melakukan tes, pada tanggal 14 Nopember 2016, dengan menggunakan soal tes, hasilnya seperti terlampir (lampiran 13), berdasarkan hasil tes tersebut, selanjutnya dilakukan rekapitulasi, menghitung nilai rata-rata kelas, menghitung jumlah siswa yang tuntas, dan siswa yang belum tuntas, serta menghitung prosentase ketuntasan belajar hasil belajar seperti terlampir (lampiran 14), berikut ringkasan hasil belajar siklus III, diketahui reta-minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran 100%, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah sebesar 79,82, dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa (100%). Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media gambar tergolong sangat baik.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap minat belajar dan hasil belajar siklus III, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 79,82, prosentase ketuntasan belajar sebanyak 17 siswa atau 100%. Jika dibandingkan dengan siklus II, telah mengalami peningkatan, dan jika dibandingkan dengan indikator kinerja keberhasilan tindakan, maka hasilnya telah melebihi indikator yang telah ditetapkan, yaitu nilai rata-rata lebih dari 79,82 (≥ 72), dengan prosentase ketuntasan belajar telah mencapai minimal 85% dari keseluruhan siswa, dan siswa yang memiliki minat dalam mengikuti pembelajaran telah lebih dari 85%. Untuk itu tindakan tidak perlu dilanjutkan.

Pembahasan

Perbandingan minat  belajar

Perbandingan minat belajar siswa dari prasiklus ke siklus  I, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan tindakan siklus I, minat belajar siswa meningkat menjadi dari 42,65% menjadi 72,06% (peningkatan sebesar 29,41%). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menggunakan media gambar, minat belajar siswa meningkat. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh indikator. Peningkatan minat belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus II, motivasi belajar siswa meningkat menjadi 80,88% (peningkatan sebesar 8,82% dari nilai rata-rata 72,06%). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran tematik, minat belajar siswa rata-rata meningkat. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh indikator.

Perbandingan minat belajar siswa dari siklus II ke siklus III dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus III, minat belajar siswa meningkat menjadi 89,71% (peningkatan sebesar 8,82% dari nilai rata-rata 80,88%). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran tematik, minat belajar siswa rata-rata meningkat. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh indikator. 

Perbandingan minat belajar siswa dari prasiklus ke siklus  III dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus III, minat belajar siswa meningkat menjadi 89,71% (peningkatan sebesar 42,65% dari nilai rata-rata 47,06%). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran tematik, minat belajar siswa rata-rata meningkat. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh indikator. 

Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Perbandingan hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus I dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada siklus I dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara individu, peningkatan terjadi pada nilai rata-rata kelas maupun jumlah ketuntasan belajar. Rata-rata kelas secara nyata dapat meningkat sebesar 4,06 dan jumlah ketuntasan siswa meningkat sebesar 4 siswa.

Perbandingan skor hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus I dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik nilai rata-rata kelas maupun jumlah ketuntasan belajar. Rata-rata kelas secara nyata dapat meningkat sebesar 2,88 dan jumlah ketuntasan siswa meningkat sebesar 4 siswa.

Perbandingan skor hasil penilaian hasil belajar siswa dari siklus II ke siklus III dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media benda nyata siklus III dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik nilai rata-rata kelas maupun jumlah ketuntasan belajar. Rata-rata kelas secara nyata dapat meningkat sebesar 6,50 dan jumlah ketuntasan siswa meningkat sebesar 7 siswa.

Perbandingan skor penilaian hasil belajar siswa dari prasiklus ke siklus III dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar siklus III dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik nilai rata-rata kelas maupun jumlah ketuntasan belajar. Rata-rata kelas secara nyata dapat meningkat sebesar 11,41 dan jumlah ketuntasan siswa meningkat sebesar 11 siswa.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS tematik melalui media gambar, dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar IPS siswa kelas I SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo  Kabupaten Grobogan. Peningkatan minat belajar siswa pada kegiatan prasiklus diperoleh hasil sebesar 42,65% meningkat menjadi 72,06% pada tindakan siklus I (peningkatan sebesar 29,41%), meningkat pada siklus II menjadi 80,88% (peningkatan sebesar 8,82%), meningkat pada siklus III menjadi 89,71% (peningkatan sebesar 8,82%).

Hasil belajar IPS siswa di kelas I SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo  Kabupaten Grobogan pada kegiatan prasiklus dengan nilai rata-rata sebesar 68,41 dan jumlah ketuntasan sebanyak 6 siswa (35%). Setelah dilakukan tindakan I, nilai rata-rata pada siklus I sebesar 72,47 dengan jumlah ketuntasan 10 siswa (59%) dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 4,06 dan jumlah ketuntasan meningkat 4 siswa. Peningkatan pada siklus II ditunjukkan dengan nilai rata-rata adalah 75,35 dan jumlah ketuntasan sebanyak 14 siswa (82%) dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 2,88. Peningkatan pada siklus III ditunjukkan dengan nilai rata-rata 79,82 dan jumlah ketuntasan sebanyak 17 siswa (100%). Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata 4,47 dan jumlah ketuntasan meningkat 3 siswa.

Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut di atas, maka dikemukakan bahwa jika minat dan hasil belajar siswa, khususnya kelas rendah, maka guru dapat melakukan tindakan berupa penggunaan alat peraga pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Saran-Saran

Sebaiknya kepala sekolah memberikan dukungan kepada guru untuk berinovasi membuat media pembelajaran dengan menyediakan fasilitas, dan pendanaan yang dibutuhkan untuk pengadaan media pembelajaran tersebut. Sebaiknya guru berani melakukan inovasi dengan membuat media pembelajaran sendiri, khususnya media gambar yang mudah diperoleh melalui pengambilan gambar dari objek di sekeliling, atau mengadopsi media gambar yang banyak tersedia di internet.

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo dan Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.

Basuki Wibawa dan Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung: CV. Maulana.

Dalyono. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta

Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh. 1999. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Dekdikbud. Ditjen. Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Hamalik, Oemar, 2007, Evaluasi Kurikulum Pendekatan Sistematik, Bandung: Yayasan Al Madani Terpadu

Muhibbin Syah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, Bandung: PT. Rosdakarya

Slameto, 2007, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Cetakan keempat. Jakarta: Rineka Cipta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. 2011. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Bumi Aksara