Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Melalui Model Gallery Walk
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK KELAS VI DI SD NEGERI 1 POJOK UPTD
KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN
SEMESTER I TAHUN AJARAN 2016/2017
Nurdyah Immawati
Guru SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan hasil belajar IPS, bagi siswa kelas VI, SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester I Tahun Pelajaran 2016/2017, setelah dilakukan tindakan berupa penerapan model pembelajaran gallery walk. Penelitian dilaksanakan di Kelas VI SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan pada semester I tahun pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI dengan jumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi, dan tes. Indikator keberhasilan apabila siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran telah melebihi 85% dari seluruh siswa, atau minimal 17 siswa telah menunjukkan keaktifannya dan hasil belajar apabila lebih dari sama dengan 72 (≥ 72) serta jumlah siswa yang telah mencapai Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) telah melebihi 90%, atau minimal 18 (delapan belas) siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran gallery walk dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar IPS standar kompetensi â€memahami perkembangan wilayah Indonesia kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara serta benua-benua†bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester 1 tahun pelajaran 2016/2017â€. Peningkatan keaktifan belajar prasiklus sebesar 42,50%, setelah dilakukan kegiatan pada siklus I, meningkat menjadi 60,00% pada siklus II meningkat menjadi 73,5% setelah dilakukan tindakan siklus III meningkat menjadi 90%. Hasil belajar prasiklus ke siklus I nilai rata-rata prasiklus 68,5 pada siklus I meningkat menjadi 72,95 pada siklus II meningkat menjadi 76,7, dan pada siklus III meningkat menjadi siklus III meningkat menjadi 81.15.
Kata kunci: hasil belajar, keaktifan belajar, gallery walk, IPS
PENDAHULUAN
Pada umumnya pembelajaran di SD khususnya klas VI di SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo selama ini dilaksanakan dengan menggunakan metode yang konvensional, beberapa metode kooperatif dengan tipe-tipe tertuntu juga telah digunakan, namun penggunaan metode yang tidak sesuai dengan materi pembelajaran, ternyata kurang membuahkan hasil belajar yang maksimal. Khususnya pelajaran IPS klas VI semester I, terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu: KD. 1.1. Mendeskripsikan perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia, 1.2. Mendeskipsikan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga, dan 1.3. Mengindentifikasi benua-benua.
Untuk menguasai ketiga kompetensi dasar tersebut di atas, dalam pelaksanaan pembelajaran tidak cukup denga menyampaikan ceramah dan penugasan saja, hal ini terbukti dengan hasil pengamatan awal terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS terbukti dari 20 siswa, siswa yang menunjukkan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran baru berkisar 8 – 9 siswa, dan hasil evaluasi awal, dari 20 siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar sebanyak 8 (delapan) siswa atau 40%, sedangkan 12 (duabelas) siswa atau 60%, belum mencapai ketuntasan belajar. Nilai rata-rata kelas baru mencapai 68,5.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, maka perlu adanya upaya agar dalam mengikuti pembelajaran IPS, siswa dapat berpartisipasi aktif. Sehingga materi yang diberikan kepada siswa dapat dukasai dengan baik. Sesuai dengan materi pembelajaran IPS kelas VI semester I, dan sarana-prasarana pembelajaran yang ada, maka model yang sangat memungkinkan untuk diterapkan sebagai upaya perbaikan tersebut adalah pembelajaran gallely walk, yaitu suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah siswa pelajari. Dengan gallery walk, siswa diharuskan membuat suatu daftar baik berupa gambar maupun skema sesuai hal-hal apa yang ditemukan atau diperoleh pada saat diskusi yang dilakukan di setiap kelompok belajar, dan wajib menjelaskan kepada siswa lain yang berkunjung pada gambar atau skema yang dipajang di dinding atau papan tulis kelas.
Kegiatan tersebut sangat memungkinkan untuk merangsang emosional siswa untuk menemukan pengetahuan baru dan dapat mempermudah daya ingat jika sesuatu yang ditemukan itu dilihat secara langsung. Dengan memberi penjelasan kepada teman lain yang berkunjung, maka sangat dimungkinkan siswa mendapatkan koreksi dari teman lainnya. Adanya diskusi kelompok untuk membuat sesuatu yang akan dipajang, siswa terlatih untuk bekerjsama memecahkan masalah dalam belajar, terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran yang sedang dipelajari, kegiatan mengunjungi hasil diskusi dapat melatih siswa untuk saling menghargai dan mengapresiasi hasil belajar kawannya, dan membiasakan membiasakan peserta didik memberi dan menerima kritik.
Beberapa alasan tersebut di atas, maka tindakan perbaikan kualitas pembelajaran IPS kelas VI semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 di SD Negeri 1 Pojok ini dilaksanakan, dan sesuai dengan pemasalahan yang ada, maka tindakan perbaikan ini dikemas dalam bentuk penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar, dengan judul penelitian: “Upaya peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS standar kompetensi memahami perkembangan wilayah Indonesia kenampakan alam dan keadaan sosial Negara-Negara di Asia Tenggara serta Benua-Benua melalui model pembelajaran gallery walk kelas VI di SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester I Tahun ajaran 2016/2017.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah: “bagaimanakah peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPS siswa kelas VI SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, semester I, tahun Pelajaran 2016/2017, setelah dilakukan tindakan berupa penerapan model pembelajaran gellery walk?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan hasil belajar IPS, bagi siswa kelas VI, SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester I Tahun Pelajaran 2016/2017, setelah dilakukan tindakan berupa penerapan model pembelajaran gallery walk.
Kajian Teori
Keaktifan Belajar Siswa
Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Rousseau dalam (Sardiman, 2011: 95) menyatakan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktifitas proses pembelajaran tidak akan terjadi. Thorndike mengemukakan keaktifan belajar siswa dalam belajar dengan hukum “law of exerciseâ€-nya menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan dan Mc Keachie menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu†(Dimyati, 2006:45). Segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri , baik secara rohani maupun teknik.
Pembelajaran IPS
Menurut Aunurahman (2009: 123) mengajar pada hakikatknya adalah membentuk suatu kebiasaan sehingga melalui pengulangan-pengulangan siswa akan terbiasa melakukan sesuatu dengan baik sesuai perilaku yang diharapkan. IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan (Somantri, 2001:44). IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama, sehingga dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dengan demikian jelas bahwa IPS adalah fusi dari displin ilmu-ilmu sosial. Pengertian fusi disini adalah bahwa IPS merupakan bidang studi utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin ilmu yang ada. Bidang studi IPS tidak mengenal adanya pelajaran geografi, ekonomi, sejarah secara terpisah, melainkan semua disiplin tersebut diajarkan secara terpadu.
Metode Pembelajaran
Menurut Hamzah B. Uno (2009:16) metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Metode pembelajaran diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan. Menurut Wina Sanjaya (2006:147) metode pembelajaran adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang disusun dalam kegiatan agar tujuan tecapai secara optimal seperti yang diharapkan. Ahmadi dkk (2011:21) metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan guru dalam perencanaan pembelajaran. Penentuan metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran sangat menentukan berhasil tidaknya pembelajaran berlangsung.
Metode Pembelajaran Gallery Walk
Metode gallery walk adalah bagian dari strategi-strategi pembelajaran yang ada pada model pembelajaran berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan) (Ismail, 2009: 73). Gallery walk (pameran berjalan) atau disebut juga galeri belajar merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah siswa pelajari (Melvin L. Silbermen, 2006: 274).
Gallery Walk (galeri belajar) merupakan suatu metode pembelajaran yang mampu mengakibatkan daya emosional siswa untuk menemukan pengetahuan baru dan dapat mempermudah daya ingat jika sesuatu yang ditemukan itu dilihat secara langsung. Gallery Walk juga dapat memotivasi keaktifan dan kreatifitas peserta didik dalam proses belajar, sebab bila sesuatu yang baru ditemukan berbeda antara satu dengan yang lainnya maka, dapat saling mempresentasikan atau mengkoreksi antara peserta didik, baik kelompok maupun antar peserta didik itu sendiri (Hisyam Zaini, 2007: 45).
Hasil Belajar Siswa
Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007: 102).
Kerangka Pemikiran
Pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran yang berpusan pada guru, seperti ceramah dan tanya jawab, tidak mampu mendorong siswa untuk belajar lebih aktif, selain itu hasil evaluasi menunjukkan bahwa model pembelajaran konvensional tersebut tidak mampu memberikan pemahaman materi kepada siswa, sehingga sebagian besar siswa tidak mampu mencapai ketuntasan belajar.
Salah satu model pembelajaran yang merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan berbasis keaktifan siswa adalah gallery walk. Gallery walk merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah siswa pelajari. Model pembelajaran ini kegiatannya diikuti oleh beberapa kelompok untuk menyelesaikan tugas bersama-sama yang diberikan oleh guru kemudian dipamerkan sambil berjalan kepada kelompok lain. Tujuan dari penerapan metode gallery walk adalah untuk membangun kerja sama kelompok (cooperative learning) dan saling memberi apresiasi dan koreksi dalam belajar. Dengan model pembelajaran ini sangat dimungkinkan mampu mendorong keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan memungkinkan siswa lebih banyak memahami materi pembelajaran yang dipelajari. Karena selain melakukan diskusi, siswa diwajibkan untuk membuat skema atau gambar yang nantinya akan dipajang untuk dilihat olah teman lain, dan diharuskan menjelaskan sesuai dengan materi pembelajaran.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: melalui model pembelajaran gallery walk mampu meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar IPS standar kompetensi memahami perkembangan wilayah Indonesia kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara serta benua-benua pada siswa kelas VI di SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 dengan maksimal.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Kelas VI SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, karena di kelas ini khususnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hasil belajar IPS masih terdapat permasalahan, dan hasil evaluasi menunjukkan bahwa belum semua siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran, dan sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2016/2017 di SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Obyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI dengan jumlah 20 siswa. Dilaksanakan pada semester I (ganjil) tahun pelajaran 2016/2017 selama 5 bulan yaitu mulai awal bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2016.
Teknik/metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Observasi: yaitu kegiatan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran, teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS. Tes, yaitu tes tertulis yang dirancang dalam bentuk soal terkait dengan standart kompetensi â€memahami perkembangan wilayah Indonesia kenampakan alam dan keadaan sosial Negara-Negara di Asia Tenggara serta benua-benuaâ€. Dokumentasi: berupa foto-foto kegiatan selama tindakan.
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan model yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Menurut Arikunto (2010: 83) mengemukakan model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa peneltian tindakan terdiri dari empat komponen pokok (a) perencanaan (planning), (b) tindakan (acting), (c) pemantauan (monitoring), dan (d) refleksi (reflecting). Menurut Madya (2004: 19), proses dalam penelitian tindakan kelas memiliki empat tahapan dalam setiap siklus, yaitu penyusunan rencana, implementasi tindakan, observasi, dan refleksi. Tindakan dimulai dari siklus I ke siklus berikutnya hingga tindakan berhasil.
Data yang dianalisa adalah data hasil observasi tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan hasil belajar belajar IPS yang diperoleh selama berlangsungnya penelitian tindakan. Sebagaimana bentuk penelitian ini, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis perbandingan, artinya peristiwa/kejadian yang timbul dibandingkan kemudian dideskripsikan ke dalam suatu bentuk data penilaian yang berupa tabel dan grafik, yang dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang dapat menggambarkan keadaan secara sistematik.
Indikator kinerja keaktifan siswa, tindakan dianggap berhasil apabila keaktifan siswa dari siklus ke siklus berikutnya mengalami peningkatan dan siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran telah melebihi 85% dari seluruh siswa, atau minimal 17 siswa telah menunjukkan keaktifannya. Hasil belajar, tindakan dianggap berhasil apabila rata-rata hasil belajar telah melebihi Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang digunakan pada mata pelajaran IPS Kelas VI SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, yaitu lebih dari sama dengan 72 (≥ 72). Jumlah siswa yang telah mencapai Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) telah melebihi 90%, atau minimal 18 (delapan belas) siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Prasiklus
Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu peneliti selaku guru kelas VI, malaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Berdasarkan pengamatan awal, diketahui bahwa siswa kurang menunjukkan partisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran, hal ini teridikasi dari sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran yang kurang respon, sering ijin keluar, bahkan beberapa siswa main sendiri saat peneliti menjelaskan materi perubahan wilauah privinsi di Indonesia mulai awal pemerintahyan RI sampai tahun 1950. Kegiatan ini dilakukan sebagai pembelajaran IPS pertemuan I. Sesuai dengan jadwal IPS, pelaksanaan pertemuan pertama prasiklus ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 4 Agustus 2016, jam pertama sampai jam ke tiga.
Untuk memperjelas permasalahan, pembelajaran dengan model seperti yang dilakukan pada pertemuan pertama dilanjutkan pada pertemuan kedua yaitu pada tanggal 11 Agustus 2016, dengan materi “perubahan wilayan privinsi di Indonesia sejak tahun 1950 sampai sekarangâ€. Pada pertemuan ke dua ini peneliti melakukan pencatatan tentang keaktifan belajar. Setiap aktivitas siswa yang menggambarkan indikator keaktifan dicatat pada lembar observasi. Hasilnya seperti terlampir (lampiran 4). Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti melakukan rekapitulasi, menghitung rat a-rata siswa yang aktif, dan menghitung prosentasenya. Hasilnya seperti terlampir (lampairan 5).
Ringkasan hasil observasi keaktifan siswa dapat dijelaskan bahwa saat dilakukan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sebanyak 2 (dua) pretamuan, jumlah siswa yang menunjukkan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran rata-rata sebesar 8,5 (atau antara 8 sampai 9 siswa), dengan demikian siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran sebesar 42,50%. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa masih tergolong rendah. Aktifitas siswa saat dilakukan pembelajaran prasiklus pertemuan pertama dan kedua seperti terlihat pada dokumentasi terlampir (foto 1 dan 2).
Setelah pelaksanaan pembelajaran sebanyak 2 (dua) kali pertemuan, maka tanggal 18 Agustus 2016, dilaksanakan ulangan harian. Pelaksanaan ulangan harian tidak diberitahukan terlebih dahulu kepada siswa. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh benar-benar merupakan hasil murni dari pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hasil belajar terlihat seperti terlampir (lampiran 6), berdasarkan hasil ulangan tersebut, dilakukan rekapitulasi data, dihitung skor rata-rata, jumlah ketuntasan belajar dan prosentase ketuntasan belajar dengan berpedoman pada Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM), yaitu sebesar 72. Hasilnya seperti terlampir (lampiran 7). Ringkasan hasil belajar dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas VI SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo pada akhir kegiatan prasiklus adalah sebesar 68,5, jumlah siswa yang tuntas sebanya 8 siswa atau 40%, siswa yang belum tuntas sebanyak 12 siswa atau 60%.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hasil belajar masih tergolong rendah. Sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan dengan menerapkan metode pembelajaran gallery walk dalam proses pembelajaran IPS.
Siklus I
Hasil observasi seperti terlampir (lampiran 10). Berdasarkan hasil penilaian keaktifan siswa tersebut selanjutnya dilakukan rekapitulasi data, menghitung rata-rata jumlah siswa yang menunjukkan keaktifan belajar dan menghitung prosentase siswa yang aktif belajar. hasilnya seperti terlampir (lampiran 11).
Penilaian keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut, nantinya digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi rata-rata jumlah siswa yang aktif dan prosentase keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran semakin baik. Ringkasan hasil penilaian keaktifan belajar siklus I, dapat dijelaskan bahwa jumlah siswa yang aktif sebanyak 12 siswa atau sebesar 60%. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa tergolong cukup.
Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar, setelah pelaksanaan pembelajaran sebanyak 2 (dua) kali pertemuan, maka tanggal 8 September 2016, peneliti melaksanakan ulangan harian. Hasil belajar terlihat seperti terlampir (lampiran 12), berdasarkan hasil ulangan tersebut, dilakukan rekapitulasi data, dihitung skor rata-rata, jumlah ketuntasan belajar dan prosentase ketuntasan belajar dengan berpedoman pada Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM), yaitu sebesar 72. Hasilnya seperti terlampir (lampiran 13). Ringkasan hasil belajar, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas VI SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo pada akhir kegiatan siklus I adalah sebesar 72,95, jumlah siswa yang tuntas sebanya 13 siswa atau 65%, siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa atau 35%.
Berdasarkan hasil pengamatan tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran diketahui bahwa jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran sebesar 60%, rata-rata hasil belajar siswa siklus I sebesar 72,95, jumlah siswa yang tuntas sebanya 13 siswa atau 65%, siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa atau 35%. Dibandingkan dengan prasiklus keaktifan dan hasil belajar tersebut mengalami peningkatan.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka perlu adanya tindakan siklus II yaitu melalui pembelajaran gallery walk, dengan perbaikan-perbaikan dari indikator yang capaiannya masih rendah, yaitu: (1) mendorong siswa untuk lebih aktif dalam melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran, (2) membimbing untuk memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan hasil pengamatan, (3) mendorong siswa untuk dapat bekerjasama dengan teman lain dalam satu kelompok, (4) mendorong siswa untuk aktif mencermati gallery yang dipajang oleh kelompok lain.
Siklus II
Oservasi siklus III dilaksanakan pada pertemuan kedua, yaitu pada tanggal 27 Oktober 2016. Hasil observasi seperti terlampir (lampiran 20). Berdasarkan hasil penilaian keaktifan siswa tersebut selanjutnya dilakukan rekapitulasi data, menghitung rata-rata jumlah siswa yang menunjukkan keaktifan belajar dan menghitung prosentase siswa yang aktif belajar. hasilnya seperti terlampir (lampiran 21).
Seperti yang dilakukan pada siklus I. Penilaian keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut, nantinya digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi rata-rata jumlah siswa yang aktif dan prosentase keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, maka keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran semakin baik. Ringkasan hasil penilaian keaktifan belajar siklus II, maka dapat dijelaskan bahwa jumlah siswa yang aktif sebanyak 14,7 atau sebesar 73,50%. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa tergolong cukup.
Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar siswa, pada tanggal 29 September 2016, dilakukan tes secara tertulis. Hasilnya seperti terlampir (lampiran 17). Berdasarkan hasil tes tersebut, dilakukan rekapitulasi data, dihitung skor rata-rata ketuntasan belajar dan prosentase ketuntasan belajar, seperti terlampir (lampiran 18). Ringkasan hasil belajar siklus II dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas VI SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo pada akhir kegiatan siklus II adalah sebesar 76,70, jumlah siswa yang tuntas sebanya 16 siswa atau 80%, siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 20%.
Berdasarkan hasil pengamatan tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran diketahui bahwa jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran sebesar 73,50%, rata-rata hasil belajar siswa siklus II sebesar 76,70, jumlah siswa yang tuntas sebanya 16 siswa atau 80%, siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 20%. Dibandingkan dengan siklus I keaktifan dan hasil belajar tersebut mengalami peningkatan.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka perlu adanya tindakan siklus III yaitu melalui pembelajaran gallery walk, dengan perbaikan-perbaikan dari indikator yang capaiannya masih rendah, yaitu: (1) mendorong siswa agar aktif terlibat dalam melakukan pengamatan gambar, (2) mendorong siswa untuk bekerjasama dengan teman lain dalam satu kelompok, (3) memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif berjalan dan mencermati objek, (4) memberikan masukan kepada siswa agar memiliki respon yang cepat dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru, (5) membimbing siswa agar mampu membuat deskripsi hasil pengamatan dengan baik, (6) memberi penegasan agar siswa memperhatikan penjelasan guru, (7) mendorong siswa agar lebih aktif dalam memberikan sumbangan pemikiran.
Siklus III
Oservasi siklus III dilaksanakan pada pertemuan kedua, yaitu pada tanggal 27 Oktober 2016. Hasil observasi seperti terlampir (lampiran 22), dan hasil rekapitulasi data seperti terlampir (lampiran 23). Ringkasan hasil penilaian keaktifan belajar siklus II, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang aktif sebanyak 17,8 atau 89,00%. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa tergolong tinggi.
Selanjutnya untuk mengetahui hasil belajar siswa, pada tanggal 3 Nopember 2016, dilakukan tes secara tertulis. Hasilnya seperti terlampir (lampiran 22). Berdasarkan hasil tes tersebut, dilakukan rekapitulasi data, dihitung skor rata-rata ketuntasan belajar dan prosentase ketuntasan belajar, seperti terlampir (lampiran 23). Ringkasan hasil belajar siklus III dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas VI SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo pada akhir kegiatan siklus III adalah sebesar 81,15, jumlah siswa yang tuntas sebanya 20 siswa atau 100%, siswa yang belum tuntas sebanyak 0 siswa atau 0%.
Berdasarkan hasil pengamatan tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran diketahui bahwa jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran sebesar 89%, rata-rata hasil belajar siswa siklus III sebesar 81,15, jumlah siswa yang tuntas sebanya 16 siswa atau 80%, siswa yang belum tuntas sebanyak 20 siswa atau 100%. Dibandingkan dengan siklus sebelumnya keaktifan dan hasil belajar tersebut mengalami peningkatan. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka tindakan tidak perlu dilanjutkan karena telah melebihi indikator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan.
Pembahasan
Perbandingan Keaktifan belajar
Perbandingan keaktifan belajar siswa dari prasiklus ke siklus I dapat diketahui bahwa prosentase keaktifan belajar siswa dari prasiklus ke siklus I meningkat sebanyak 17,50%. Peningkatan keaktifan belajar siswa tersebut tidak lepas dari adanya model pembelajaran yang banyak melibatkan siswa, sehingga siswa lebih senang dibandingkan sekedar mendengarkan guru berceramah.
Peningkatan keaktifan belajar siswa dari siklus I ke siklus II dapat diketahui bahwa prosentase jumlah siswa yang aktif belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat sebanyak 13,50%. Peningkatan terjadi pada seluruh indikator, peningkatan tertinggi terjadi pada indikator 6 yaitu “Siswa mampu membuat deskripsi hasil pengamatan dengan baikâ€.
Peningkatan keaktifan siswa dalam belajar dari siklus II ke siklus III dapat diketahui bahwa prosentase jumlah siswa yang aktif meningkat sebanyak 15,50%. Peningaktan terjadi pada seluruh indikator, peningkatan tertinggi terjadi pada indikator 1 dan 9, yaitu Siswa aktif terlibat dalam melakukan pengamatan gambar, dan Siswa aktif berjalan dan mencermati objek, masing-masing meningkat 25%.
Adapun perbandingan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sebelum dilakukan tindakan dengan hasil pengamatan siklus III menunjukkan bahwa prosentase jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran sebelum dilaksanakan tindakan adalah 42,5%, dan setelah dilakukan tindakan sebanyak 3 (tiga) kali mengingkat menjadi 89%, atau meningkat sebesar 46,5%.
Perbandingan Hasil Belajar
Perkembangan hasil belajar siswa dapat dilihat pada perbandingan ketuntasan belajar dan peningkatan hasil rata-rata kelas. Adapun perbandingan rata-rata hasil belajar IPS dari pra siklus ke siklus I dapat diketahui bahwa perkembangan hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus I, siswa yang tuntas meningkat dari 8 siswa menjadi 13 siswa, sedangkan dilihat dari nilai rata-rata kelas dari pra siklus ke siklus I yaitu 68,50 menjadi 72,95 atau meningkat sebesar 4,45.
Perbandingan skor hasil belajar IPS dari siklus I ke siklus II dapat diketahui bahwa perkembangan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, meningkat dari 13 siswa yang tuntas menjadi 16 siswa, sedangkan dilihat dari nilai rata-rata kelas dari kegiatan siklus I ke siklus II yaitu 72,95 menjadi 76,7 atau meningkat sebesar 3,75.
Perbandingan skor hasil belajar IPS dari siklus II ke siklus III dapat diketahui bahwa perkembangan hasil belajar siswa dari kegiatan siklus II ke siklus III, meningkat dari 16 siswa yang tuntas, menjadi 20 siswa, sedangkan dilihat dari nilai rata-rata kelas dari kegiatan siklus II ke siklus III yaitu 76,7 menjadi 81,15 atau meningkat sebesar 4,45.
Perbandingan skor hasil belajar IPS dari prasiklus ke siklus III dapat diketahui bahwa perkembangan hasil belajar siswa dari kegiatan prasiklus ke siklus III, terjadi peningkatan yaitu dari 8 siswa yang tuntas menjadi 20 siswa, sedangkan dilihat dari perkembangan nilai rata-rata kelas dari kegiatan prasiklus ke siklus III yaitu 68,50 menjadi 81,15 atau meningkat sebesar 12,65. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran IPS yang dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran gallery walk dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran gallery walk dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar IPS standar kompetensi â€memahami perkembangan wilayah Indonesia kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara serta benua-benua†bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 Pojok Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan semester 1 tahun pelajaran 2016/2017â€.
Peningkatan keaktifan belajar prasiklus sebesar 42,50%, setelah dilakukan kegiatan pada siklus I, meningkat menjadi 60,00% (peningkatan sebesar 17,50%). Keaktifan belajar siswa siklus I sebesar 60%, pada siklus II meningakt menjadi 73,5% (terjadi peningkatan sebesar 13,50%), siklus II sebesar 73,50% , setelah dilakukan tindakan siklus III meningkat menjadi 90% (terjadi peningkatan sebesar 15,50%). Dengan demikian keaktifan belajar sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan sebanyak 3 (tiga) kali tindakan terjadi peningkatan keaktifan belajar dari 42,50% menjadi 89% atau terjadi peningkatan sebesar 46,50%.
Hasil belajar prasiklus ke siklus I, mengalami peningkatan nilai rata-rata maupun jumlah ketuntasan belajar. Nilai rata-rata prasiklus 68,5 pada siklus I meningkat menjadi 72,95 artinya terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 4,45. Jumlah ketuntasan belajar prasiklus 8 siswa meningkat menjadi 13 siswa, artinya terjadi peningaktan 5 siswa. Nilai rata-rata siklus I sebesar 72,95, pada siklus II meningkat menjadi76,7, artinya terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 3,75. Jumlah ketuntasan belajar siklus I sebanyak 13 siswa, dan setelah tindakan siklus II meningkat menjadi 16 siswa, artinya terjadi peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 3 siswa. Nilai rata-rata siklus II sebesar 76,7, siklus III meningkat menjadi 81.15, artinya setelah dilakukan tindakan ke III terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 4,45. Jumlah siswa yang tuntas siklus II sebenyak 16 siswa, dan setelah dilakukan tindakan ke III, jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 20 siswa, artinya setelah dilakukan tindakan ke III, jumlah ketuntasan belajar meningkat 4 siswa. Dengan demikian peningkatan nilai rata-rata prasiklus ke siklus III terjadi peningakatan dari 68,5 menjadi 81,15, atau terjadi peningkatan sebesar 12,65. Jumlah siswa yang tuntas dari prasiklus 8 siswa ke siklus III menjadi 20 siswa atau terjadi peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 12 siswa.
Saran-Saran
Saran untuk Kepala Sekolah, dengan terbuktinya model pembelajaran gallery walk dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, maka sebaiknya model tersebut dijadikan acuan dalam memberikan pembinaan kepada guru. Sehingga model gallery walk dapat digunakan oleh guru lain sebagai alternatif model pembelajaran yang berbasis pada siswa. Saran buat guru lain, agar pembelajaran lebih bervariasi, sebaiknya mencoba model gallery walk dalam pelaksanaan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi dkk, 2011, Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT, Rineka Cipta, Jakarta.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Hamzah B Uno. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Ismail, SM, 2009, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem, Semarang: Rasail Media Group
Madya, Suwarsih, 2004, Teori dan Praktek Penelitian Tindakan Kelas (Action Research). Bandung: Alfabeta
Melvin L. Silbermen, 2006, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Penerbit Nusa Media
Nana Syaodih Sukmadinata, 2007, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sardiman, A.M., 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Zaini, Hisyam, 2007, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Center For Teaching Staff Develofment.