PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM

PADA SISWA KELA IX-C

SMP NEGERI 2 KAYEN SEMESTER I TAHUN 2018/ 2019

 

Bambang Purwanto

Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati

 

ABSTRAK

Berhasil dan tidaknya proses pembelajaran sangat tergantung dari minat belajar siswa. Demikian juga mata pelajaran matematika. Antusias guru yang mengajar di dalam kelas tanpa didukung minat belajar siswa dalam menerima pelajan akan sulit berhasil. Sudah selayaknya jika guru mata pelajaran matematika SMP N 2 Kayen kelas IX berloaborasi dengan guru BK. Banyak solusi yang dapat diberkan oleh guru BK. Solusi dari guru BK yang paling tepat adalah dengan memberikan layanan bimbingan kelompok teknik home room. Dalam teknik home room, ruangan yang digunakan untuk layanan bimbingan kelompok dibuat bernuansa rumah sendiri. Tujuan penggunaan teknik home roome dimaksudkan agar tercipta suasana seperti di rumah sendiri untuk mebuat peserta didik merasa senang berada dalam kelompok sehingga memungkinkan terjadinya dialog yang ekspresif tanpa ada rasa canggung terhadap anggota kelompok yang lain. Materi yang diberikan dalam berdiskusi yaitu materi yang dapat meningkatkan minat belajar matematika, dapat mengetahui proses pelaksanaan layanan dan mengetahui tingkat keberhasilan layanan bimbingan kelompok. Dalam meningkatkan minat belajar matematika melalui bimbingan kelompok teknik home room pada siswa kelas IX-C SMP N Kayen semester 1 tahun 2018/2019 dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari dua pertemuan, masing-masing selama 2 X 40 menit, dengan materi matematika itu mudah, ragam kesulitan belajar, minat belajar, dan manfaat matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan proses yang semula 80% menjadi 86% dan hasil bimbingan dan konseling untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa yang pada kondisi awal 58% setelah siklus I menjadi 65% dan setelah siklus II menjadi 70% yang berarti ada peningkatan sebesar 12%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan minat belajar matematika pada siswa kelas IX-c SMP N 2 Kayen semester 1 tahun 2018/2019.

Kata kunci: minat belajar, bimbingan kelompok, teknik home room.

 

PENDAHULUAN

Matematika menurut peserta didik adalah pelajaran yang sulit dan membosankan. Persepsi itu menjadikan mereka malas belajar sehingga nilai hasil belajar matematikanya rendah. Namun, ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar matematika rendah. Faktor tersebut adalah 1) guru dalam menyampaikan materi kurang memberikan motivasi siswa dalam menerima pelajaran, 2) kurangya minat siswa dalam menerima pelajaran matematika, dan 3) pengaruh media sosial yang menyita waktu dan pikiran para siswa.

Solusi dalam mengatasi masalah rendahnya minat belajar matematika siswa SMP N 2 Kayen kelas IX-C semester I tahun 2018/2019 adalah guru matematika berkolaborasi dengan Guru BK. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan minat belajar matematika yang rendah adalah mengoptimalkan layanan BK kepada siswa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut, seperti layanan informasi tentang pentingnya minat belajar matematika, konseling individu pada siswa yang minatnya rendah dan mengadakan bimbingan kelompok.

Dalam bimbingan kelompok, siswa dapat mengutarakan pendapatnya kepada teman-temannya sebagai anggota kelompok, dapat berbagi pengalaman, dapat berbagi pendapat, dapat berkomentar tentang pendapat temannya, dapat memberikan solusi bagi kesulitan belajar temannya, dapat menyetujui atau menolak pendapat temannya. Siswa dapat saling mendengar dan memperhatikan permasalahan mereka dan cara-cara pengambilan keputusan untuk mengatasinya, serta mendorong minat belajar dan sumber inspirasi dengan daya dorong yang tinggi untuk lebih bertanggung jawab terhadap perilaku dan komitmen yang dibuat bersama kelompok. Guru dapat mengarahkan siswa bersama anggota kelompok untuk menyelesaikan masalah rendahnya minat belajar matematika tiap anggota sehingga nilai matematika para siswa dapat ditingkatkan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan layanan bimbingan kelompok teknik home room. Dalam teknik home room, ruangan yang digunakan untuk layanan bimbingan kelompok dibuat bernuansa rumah sendiri. Penggunaan teknik home room dimaksudkan agar tercipta suasana seperti di rumah sendiri untuk membuat peserta didik merasa senang berada dalam kelompok sehingga memungkinkan terjadinya dialog yang ekspresif tanpa ada rasa canggung terhadap anggota kelompok yang lain.

Berdasarkan kenyataan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Minat Belajar Matematika Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Home Room Pada Siswa Kelas IX–C SMP N 2 Kayen Semester I Tahun 2018/2019”.

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasikan masalah bahwa minat belajar matematika siswa masih rendah, minat belajar matematika siswa dapat ditingkatkan, minat belajar matematika siswa dapat ditingkatkan dengan bimbingan kelompok teknik home room, dan bimbingan kelompok dapat membantu siswa untuk meningkatkan minat belajar matematika.

Pembatasan masalah bertujuan memfokuskan perhatian pada objek penelitian sehingga pengkajian dapat terdiskripsi dengan jelas. Penelitian ini memusatkan pada minat belajar matematika siswa SMP N 2 Kayen dapat ditingkatkan dan bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa SMP N 2 Kayen.

Permasalahan dari penelitian ini adalah:

1.      Apakah bimbingan kelompok teknik home room dapat meningkatkan minat belajar matematika siswa kelas IX-C SMP N 2 Kayen semester I tahun 2018/2019 ?

2.      Seberapa besar peningkatan minat belajar matematika siswa kelas IX-C SMP N 2 Kayen semester I tahun 2018/2019 setelah diadakan penelitian?

Tujuan penelitian secara umum adalah meningkatnya minat belajar matematika siswa kelas IX-C SMP N 2 Kayen semester I tahun 2018/2019 sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah terlaksananya bimbingan kelompok teknik home room untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa kelas IX-C SMP N 2 Kayen semester I tahun 2018/2019 dan mengetahui besarnya persentase peningkatan minat belajar matematika siswa kelas IX-C SMP N 2 Kayen semester I tahun 2018/2019.

Dari penelitian ini diharapkan memberi manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritisnya adalah mendapat pengetahuan baru tentang peningkatan minat belajar matematika siswa kelas IX-C SMP N 2 Kayen semester I tahun 2018/2019 melaui bimbingan kelompok teknik home room dan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. Manfaat praktis bagi siswa adalah memberi solusi atau pemecahan terhadap masalah siswa dalam meningkatkan minat belajar matematika dan meningkatkan prestasi belajar terutama matematika dan inspirasi baru untuk bisa lebih menggali potensi diri siswa. Manfaat bagi guru adalah memberikan pengalaman baru untuk meningkatkan kompetensinya dan membantu guru dalam meningkatkan karirnya melalui pengembangan keprofesian berkelanjutan. Manfaat bagi sekolah adalah membantu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, membantu sekolah dalam meningkatkan nilai akademis, sementara manfaat bagi perpustakaan ialah menambah koleksi perpustakaan sekolah.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2004: 170). Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Bimo Walgito (2004: 38) mendefinisikan minat sebagai suatu keadaan di mana seseorang memiliki perhatian yang besar terhadap suatu objek yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari hingga akhirnya membuktikan lebih lanjut tentang objek tersebut. Menurut Syaiful B. Djamarah (2002: 178) minat tidak dibawa sejak lahir melainkan didapatkan kemudiaan. Sumadi Suryabrata (2002: 28) menjelaskan bahwa minat seseorang terhadap suatu pekerjaan akan mempengaruhi proses dan hasil pekerjaan tersebut.

Dari beberapa pendapat tersebut diketahui bahwa minat merupakan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari hingga akhirnya membuktikan lebih lanjut tentang objek tersebut yang dapat mempengaruhi proses dan hasil suatu pekerjaan.

Ada dua faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, yaitu faktor dari dalam yaitu sifat bawaan seseorang dan faktor dari luar seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat atau lingkungan (Sugihartono, dkk., 2007: 76). Faktor internal dan eksternal keduanya sama-sama mempengaruhi minat belajar peserta didik seperti yang dikemukakan dalam hukum konvergensi. Perbandingan kontribusi masing-masing faktor terhadap minat peserta didik berbanding lurus dengan kuat lemahnya dari pengaruh keduanya. Oleh karena itu, untuk mencapai minat belajar yang optimal maka diperlukan peran serta dari keduanya.

Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Uno, 2011: 22). Djamarah (2011: 13) menyatakan belajar adalah serangkaian jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Berdasarkan pendapat para ahli tentang belajar diketahui bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dari hasil pengalaman yang dipikirkan dan dikerjakan yang meliputi ranah kognitif, afektif serta psikomotor.

Secara etimologi, matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathemata yang berarti belajar atau hal yang dipelajari (things that are learned). Dalam bahasa belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran (Catur Supratmono, 2009: 5). Johnson dan Myklebust (dalam Mulyono Abdurrahman, 2003: 252) menjelaskan matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya untuk memudahkan berfikir. Menurut Catur Supratman (2009: 5) matematika adalah ilmu yang tidak jauh dari realitas kehidupan.

Bimbingan kelompok adalah bantuan kepada kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari 2- 10 peserta didik/ konseli agar mereka mampu melakukan pencegahan masalah, pemeliharaan nilai-nilai, dan pengembangan keterampilan-keterampilan hidup yang dibutuhkan (POP BK, 2016: 55). Bimbingan kelompok harus dirancang sebelumnya dan sesuai dengan kebutuhan nyata anggota kelompok.

Topik bahasan dapat ditetapkan berdasarkan kesepakatan anggota kelompok atau dirumuskan sebelumnya oleh guru bimbingan dan konseling berdasarkan pemahaman atas data tertentu. Topik bimbingan kelompok bersifat umum dan tidak rahasia, seperti cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian, pergaulan sosial, persahabatan, penanganan konflik, mengelola stres.

Home room merupakan upaya menciptakan suasana rumah pada adegan kelompok peserta didik, sehingga tercipta suasana informal, penuh dengan kekeluargaan, dan interaksi alamiah untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu terutama masalah-masalah yamg berhubungan dengan pelajaran, kegiatan sosial, tata tertib, moral, cara berpakaian atau masalah-masalah lain di luar sekolah. Penciptaan suasana rumah ini penting untuk membuat peserta didik senang berada dalam kelompok sehingga memungkinkan terjadinya dialog yang ekspresif antar anggota kelompok.

Tujuan utama home room adalah guru bimbingan dan konseling dapat mengenal peserta didik lebih dekat sehingga dapat membantunya secara efektif dan efisien. Langkah-langkah pelaksanaan home room meliputi penyiapan ruangan; pengumpulan peserta didik yang mengikuti kegiatan home room; penjelasan tujuan kegiatan home room; dialog terbuka antaranggota home room; dan penyimpulan dan tindak lanjut kegiatan home room.

Penelitian yang Relevan

Betania Cahya Amanda (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Motivasi belajar siswa Kelas VIII Melalui Layanan Bimbingan Kelompok di SMP 1 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015” menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam motivasi belajar siswa sebelum dan setelah diberikan tindakan, di mana terjadi peningkatan motivasi belajar setelah diadakan layanan bimbingan kelompok.

Apriyani Endah Puspasari (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Menggunakan Metode Spesialisasi Tugas Tipe Co-op Co-op pada siswa Kelas VIII SMP N 3 Berbah” menyimpulkan bahwa minat belajar matematika dapat meningkat dengan menggunakan metode spesialisasi tugas tipe co-op co-op.

Kerangka berfikir

Secara praduga proses pelayanan bimbingan kelompok home room dapat menambah minat siswa dalam kegiatan belajar. Siswa lebih nyaman dengan model home room sebab siswa merasa nyaman seakan berada di rumah sendiri, sehingga situasi diskusi kelompok yang lebih bersifat kekeluargaan memudahkan siswa untuk berkomunikasi aktif dalam berdiskusi. Topik layanan bimbingan kelompok yang dibahas adalah topik tugas yang berkaitan dengan upaya peningkatan minat belajar matematika. Hasil layanan bimbingan kelompok teknik home room akan mampu menaikkan minat belajar matematika.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan minat belajar matematika siswa melalui layanan bimbingan kelompok teknik home room pada siswa kelas IX-C SMP N 2 Kayen semester I tahun 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu dari bulan September sampai Desember tahun 2018. Adapun pembagian waktunya, bulan Oktober digunakan oleh peneliti untuk menyusun proposal penelitian dan untuk menyusun instrument penelitian. Bulan Nopember peneliti mengumpulkan data dan melakukan tindakan kelas serta menganalisis data. Bulan Desember untuk pembahasan hasil analisis data dan menyusun laporan hasil penelitian.

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Kayen Pati Kabupaten Pati yang memiliki jumlah siswa 673 siswa dengan alasan bahwa prestasi hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 2 Kayen masih rendah yang disebabkan minat belajarnya masih rendah pula. Namun, rendahnya minat belajar matematika tersebut masih dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok teknik home room yang dapat diberikan oleh guru Bimbingan dan Konseling.

Subjek penelitian adalah terdiri dari 8 siswa (satu kelompok) yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan, mereka berasal dari kelas IX-C yang diambil secara acak dari nomor absen 3 sampai 10. Mereka merupakan anggota kelompok dari kelompok yang diambil secara random dari kelas yang paling rendah minat belajarnya. Dari siswa yang berjumlah 8 siswa tersebut termasuk siswa yang heterogen dan memiliki perilaku yang berbeda dari keseluruhan siswa. Menurut Prayitno (2012: 159) anggota yang heterogen akan menjadi sumber informasi yang lebih kaya untuk pencapaian layanan bimbingan kelompok.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari (1) data awal berasal dari guru bidang studi dengan menggunakan angket minat; (2) data proses diperoleh dari tindakan guru saat memberikan layanan bimbingan kelompok, dan siswa sewaktu melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok, serta situasi saat kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan; dan (3) data hasil diperoleh dari skor minat belajar siswa, guru bidang studi dan teman sebaya. Data ini dituangkan dalam tahap refleksi bersama kolaborator pada tiap-tiap siklus.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini melalui wawancara dengan siswa, pengamatan/observasi, angket dan wawancara dengan guru bidang studi. Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini meliputi pedoman observasi, pedoman wawancara dan angket minat belajar matematika siswa yang dibuat oleh guru pembimbing peneliti dan kolaborator penelitian.

Validasi Data penelitian ini merupakan kroscek dari trianggulasi berbagai sumber data (siswa sekelas, teman sebaya, guru, atau wali kelas). Analisis data dilakukan tehadap hasil pengamatan. Analisis data pada penelitian ini adalah diskripsi komparatif karena membandingkan minat belajar matematika siswa antara kondisi awal dengan setelah siklus I, dan setelah siklus II.

Indikator kinerja pada penelitian ini berupa peningkatan minat belajar matematika siswa yang dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan minat belajar matematika siswa melalui layanan bimbingan kelompok teknik home room. Kriteria peningkatan sebelum siklus I dan setelah siklus II apabila ada peningkatan minat belajar matematika sisiwa kelas IX-E SMP N 2 Kayen semester I tahun 2018/2019 anggota kelompok penelitian sekurang-kurangnya rata-rata sebesar 6 persen.

Penelitian ini berorientasi pada pengembangan pribadi dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok teknik home room yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan empat kegiatan yang sesuai dengan indikator peningkatan motivasi belajar yang hendak dicapai. Hasil tiap siklus dipergunakan untuk merefleksi langkah yang harus dilakukan berikutnya. Dalam penelitian tindakan kelas ini tiap siklus terdiri atas perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pra Siklus/ Kondisi Awal

Penelitian dilaksanakan di SMP N 2 Kayen yang memiliki rombel sebanyak 22 rombel. Sebelum diadakan penelitian minat belajar matematika sangat kurang.

Persentase siswa yang minat belajarnya sangat rendah sebesar 12,5 atau sebanyak 1 siswa, persentase siswa yang termasuk kategori minat belajarnya rendah sebesar 62,5% atau sebanyak 5 siswa, persentase siswa yang termasuk kategori sedang sebesar 12,5% atau sebanyak 1 siswa, sedangkan persentase siswa yang termasuk kategori tinggi sebesar 12,5% atau sebanyak 1 siswa. Skor minat belajar matematika terbesar sebesar 90, sementara skor minat belajar matematika terkecil sebesar 49, rerata dari skor belajar matematika sebesar 69,375 termasuk dalam kategori rendah.

Siklus I

Setelah pelaksanaan siklus I diperoleh data minat belajar matematika sebagai berikut.

 

Skor

Kategori Minat Belajar

Awal

Persentase awal

Siklus I

Persentase siklus I

105 – 120

Sangat Tinggi

0

0

0

0

89 – 104

Tinggi

1

12,5

1

12,5

73 – 88

Sedang

1

12,5

4

50

57– 72

Rendah

5

62,5

3

37,5

< 57

Sangat Rendah

1

12,5

0

0

Jumlah

 

8

100

8

100

 

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada peningkatan hasil yang masuk kategori sedang semula 1 menjadi 4, yang rendah dari 5 tinggal 3.

Rata-rata minat belajar matematika siswa pada kondisi kondisi awal adalah “rendah” (69.4) dan sesudah siklus 1 menjadi “sedang” (78,3).

Siklus II

Setelah pelaksanaan, siklus II, peneliti memperoleh data berupa perbandingan pertemuan I sampai pertemuan IV dalam hal keaktifan siswa.

Skor

Kategori Minat Belajar

Pert

I

Persentase I

Pert II

Persentase

II

Pert

III

Persentase

III

Pert

IV

Prosentase

IV

>54

Amat aktif

6

75

6

75

6

75

7

87.5

37-54

Aktif

2

25

2

25

2

25

1

12,5

19-36

Cukup

0

0

0

50

0

50

0

0

<19

kurang

0

0

0

37,5

0

37,5

0

0

Jumlah

 

8

100

8

100

8

100

8

100

 

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh keterangan bahwa tidak ada peningkatan yang berarti pada pertemuan 1 sampai 3 karena hasilnya sama. Hanya pada pertemuan keempat, terjadi peningkatan sebesar 12,5%.

Berdasarkan hasil penelitian dari kondisi awal, siklus I dan siklus II, peneliti memperoleh data perbandingan minat belajar matematika. Data perbandingannya disajikan pada tabel berikut.

Skor

Kategori Minat Belajar

Awal

Persentase Awal

Siklus I

Persentase Siklus I

Siklus II

Persentase

Siklus II

105 – 120

Sangat Tinggi

0

0

0

0

1

12,5

89 – 104

Tinggi

1

12,5

1

12,5

2

25

 73 – 88

Sedang

1

12,5

4

50

2

25

57– 72

Rendah

5

62,5

3

37,5

3

37,5

< 57

Sangat Rendah

1

12,5

0

0

0

0

Jumlah

 

8

100

8

100

8

100

 

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa ada peningkatan minat belajar matematika secara signifikan. Saat kondisi awal ada 12,5% siswa yang memiliki minat rendah dan sudah tidak ada lagi di siklus I dan siklus II. Sementara siswa yang memiliki minat rendah urut dari 62,5%, 37,5% dan 37,5%. Penurunan ini menunjukkan bahwa siswa mulai memiliki minat belajar matematika. Kategori sedang sebesar 12,5%, 50%dan 25%. Kategori tinggi sebesar 12,5%, 12,5% dan 25%. Sementara kategori sangat tinggi sebesar 12,5% hanya di siklus II. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki minat yang besar untuk belajar matematika.

Rata-rata minat belajar matematika siswa pada kondisi kondisi awal adalah “rendah” (69,4), siklus 1 menjadi “sedang” (78,3) dan siklus II menjadi “tinggi” sebesar 80,5.

Dari pembahasan di atas dapat dijelaskan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik home room telah mampu meningkatkan proses dan hasil bimbingan dan konseling untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa yang pada kondisi awal 58% setelah siklus I menjadi 65% dan setelah siklus II menjadi 70% yang berarti ada peningkatan sebesar 12%. Dengan demikian, penelitian tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya, karena dianggap sudah berhasil.

PENUTUP

Simpulan

Berdasar penelitian yang telah dilaksanakan, penulis menyimpulkan bahwa:

1.     Layanan bimbingan kelompok teknik home room merupakan strategi efektif untuk membantu siswa meningkatkan motivasi berprestasi bagi siswa SMP Negeri 2 Kayen yang dibuktikan dengan meningkatnya minat belajar matematika siswa dari awal 58% menjadi 65% pada siklus I dan menjadi 70% setelah siklus II

2.     Penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok teknik home room dilaksanakan dengan menciptakan situasi diskusi seperti di rumah sendiri mengakibatkan siswa dapat berdiskusi dengan nyaman.

3.     Penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok teknik home room terbukti dapat meningkatkan proses layanan yaitu siswa sangat berminat mengikutinya dengan kategori baik.

Saran

1.     Setelah penelitian dilaksanakan, siswa diharapkan dapat terus belajar dari orang lain tentang strategi meningkatkan minat belajar matematika.

2.     Siswa disarankan dapat terus melakukan kebiasaan meningkatkan minat belajar matematika karena matematika banyak memberikan kontribusi pada kemajuan peradaban manusia.

3.     Guru pembimbing diharapkan dapat mencari inovasi dalam menyelenggarakan layanan sehinggga dapat meningkatkan mutu proses dan hasil bimbingan dan konseling.

4.     Kepala sekolah diharapkan dapat meningkatkan dukungan untuk menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang inovatif.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sugandi. 2007. Teori Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Apriyani Endah Puspasari, “Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Menggunakan Metode Spesialisasi Tugas Tipe CO- Op Co- Op Pada Siswa Kelas VIII C SMP N 3 Berbah”http://eprints.uny.ac.id/1407/1/SKRIPSI_%28_APRIYANI_ENDAH_PUSPASARI_%29.pdf, diakses tanggal 04 Oktober 2018

Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Betania Cahya Amanda “Peningkatan Motivasi Belajr Siswa Kelas VIII Melalui Layanan Bimbingan Kelompok di SMP N 1 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015”http://lib.unnes.ac.id/23086/1/1301409061.pdf diakses tanggal 26 September 2018

B. Uno Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Catur Supatmono. 2009. Matematika Asyik. Jakarta: Grasindo.

Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang.

Slameto. 2004. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugihartono, Kartika Nur Fathiyah, Farida Harahap, Farida Agus Setiawati, Siti Rohmah Nurhayati. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sumadi Suryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Rake Press.

Syaiful B. Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.