PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG MENCERITAKAN ISI DONGENG

MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN FILM ANIMASI

KELAS III SDN Mlilir 01 KEC. BANDUNGAN

KABUPATEN SEMARANG tahun 2016/2017

 

Sri Marwati

SDN Mlilir 01

 

ABSTRAK

Identifikasi masalah yang tampak dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di SDN Mlilir 01 Kec. Bandungan, Kabupaten Semarang pada kompetensi dasar Menceritakan isi dongeng, dari 36 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 70 ada 6 siswa dan 30 siswa mendapatkan nilai di bawah 70. Nilai tersebut belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 70. Hasil belajar rendah tersebut karena siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi dongeng. Pemecahan masalah yang dilakukan guru yaitu dengan melakukan pembelajaran untuk mengatasi kesulitan konsep menceritakan isi dongeng yang diterapkan adalah media pembelajaran film animasi. Penelitian ini menggunakan jenis PTK (penelitian tindakan kelas), dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2016 Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah: siswa kelas III yang berjumlah 36 siswa. Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Pada kondisi awal rerata nilai yaitu 63,90, siswa yang mencapai ketuntasan belajar baru 16,67%, (2) Pada pembelajaran siklus I rata-rata adalah 69,98 dengan ketuntasan belajar klasikal 58,33%, mengalami kenaikan sebesar 6,08 dan ketuntasan meningkat sebesar 41,7%’ (2) Pada siklus II nilai rata-rata adalah 75,66 dengan ketuntasan belajar klasikal 91,67%. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 5,68 dan ketuntasan meningkat sebesar 33,3%; (3) Pada kondisi awal, minat belajar siswa masih kurang yaitu 51,7%. Setelah dilakukan pembelajaran dengan media pembelajaran film animasi ada peningkatan minat belajar rata-rata siklus I adalah 67,4%, pada siklus II meningkat sebesar 82,1%.

Kata kunci: hasil belajar, minat belajar, film animasi

PENDAHULUAN

Keberagaman permasalahan pembelajaran dapat diminimalkan dan diantisipasi dengan peran guru dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran. Salah satu media pembelajaran untuk mengatasi kesulitan konsep Menceritakan isi dongeng yang diterapkan adalah media film animasi. Media pembelajaran ini bertujuan agar proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Berbagai potensi yang dimilikinya, media ini dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas melalui program media, akan lebih jelas, lengkap, serta menarik minat siswa. Dengan media, materi sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa dan merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun emosional. Singkatnya, media pembelajaran dapat membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan tidak membosankan.

Dari kenyataan tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam meningkatkan hasil belajar pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media pembelajaran film animasi pada siswa kelas III SDN Mlilir 01 Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.

Identifikasi masalah yang tampak dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di SDN Mlilir 01 Kec. Bandungan, Kabupaten Semarang pada kompetensi dasar Menceritakan isi dongeng, dari 36 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 70 ada 6 siswa dan 30 siswa mendapatkan nilai di bawah 70. Nilai tersebut belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 70. Hasil belajar rendah tersebut karena siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi dongeng.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1.     Apakah dengan media pembelajaran film animasi dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar Menceritakan isi dongeng siswa kelas III SDN Mlilir 01 Kec. Bandungan, Kabupaten Semarang ?

2.     Apakah dengan media pembelajaran film animasi dapat meningkatkan minat belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar Menceritakan isi dongeng siswa kelas III SDN Mlilir 01 Kec. Bandungan, Kabupaten Semarang ?

LANDASAN TEORI

Hasil Belajar

Dalam proses pembelajaran, dalam periode waktu tertentu dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam menyerap pelajaran. Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester.

Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa menurut W. Winkel (2009:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka. Menurut Winarno Surakhmad (2004:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Catharina, 2004: 4). Aspek-aspek yang diperoleh sebagai perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang telah dipelajari. Menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan kepada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema-skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori (Purwanto, 2009: 42).

Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai. Hasil belajar berbentuk perubahan perilaku yang meliputi 3 aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik yang disebabkan karena telah menguasai bahan yang diajarkan sesuai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar dan dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian. Tes ini disusun dan dikembangkan dari pengetahuan, pemahaman, atau aplikasi suatu konsep yang dipelajari oleh siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

Media pembelajaran film animasi

Film Animasi

Animasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “anima” yang berarti jiwa, hidup, semangat. Sedangkan karakter adalah orang, hewan maupun objek nyata lainnya yang dituangkan dalam bentuk gambar 2D maupun 3D. Sehingga karakter animasi secara dapat diartikan sebagai gambar yang memuat objek yang seolah-olah hidup, disebabkan oleh kumpulan gambar itu berubah beraturan dan bergantian ditampilkan. Objek dalam gambar bisa berupa tulisan, bentuk benda, warna dan spesial efek (Komarudin, 2012).

Film animasi, atau biasa disingkat animasi saja, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-”putar” sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan computer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat (Komarudin, 2012).

Kerangka Berfikir

Pemahaman siswa akan mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Menceritakan isi dongeng yang rendah menyebabkan rendahnya tingkat pencapaian hasil belajar. Dengan media pembelajaran film animasi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman materi isi dongeng dengan mudah, mengembangkan kemampuan akademik, kecakapan pribadi dan sosial, siswa dapat bekerjasama, saling membantu antara teman terutama yang mengalami kesulitan belajar, dan saling tanya jawab tentang dongeng yang disaksikan bersama lewat tayangan film animasi.

Identifikasi masalah yang tampak dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di SDN Mlilir 01 Kec. Bandungan, Kabupaten Semarang pada kompetensi dasar Menceritakan isi dongeng, dari 36 siswa, yang mendapatkan nilai ≥ 70 ada 6 siswa dan 30 siswa mendapatkan nilai di bawah 70. Nilai tersebut belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 70. Hasil belajar rendah tersebut karena siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep.

METODE PENELITIAN

Tempat penelitian ini terletak di Sekolah Dasar Negeri Mlilir 01 Kec. Bandungan, Kabupaten Semarang. Waktu penelitian yaitu semester I tahun pelajaran 2016/2017 pada bulan Agustus hingga Oktober 2016.

Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas III SD Negeri Mlilir 01 Bandungan, Kabupaten Semarang yang terdiri dari 36 siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

a.    Hasil Belajar

Kondisi awal hasil belajar Bahasa Indonesia tentang Menceritakan isi dongeng dilaksanakan belum menggunakan media pembelajaran film animasi, yaitu guru hanya menggambar film animasidi papan tulis. Dalam pembelajaran ini, untuk mengukur hasil belajar siswa diadakan evaluasi.

Pada awalnya rerata nilai yang diperoleh masih kurang, siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya 6 siswa (16,67%) dan masih ada 30 siswa (83,33%) belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70.

b.    Minat Siswa

Minat siswa terhadap pelajaran merupakan kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran. Pada pembelajaran prasiklus, kuesioner minat belajar siswa meliputi: (1) senang dalam belajar, (2) ketertarikan dalam belajar, (3) perhatian dalam belajar, (4) ketertiban ketika belajar. Hasil pengamatan sebagai berikut.

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pada Siklus I, pembelajaran tentang menceritakan isi dongeng secara bulat dilaksanakan dengan menggunakan media pembelajaran film animasi. Guru menggunakan film animasi sehingga siswa dapat langsung melihat alur cerita dongeng yang telah diceritakan guru secara singkat. Dalam tindakan ini, untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa diadakan evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir pertemuan.

Pada awalnya rerata nilai yang diperoleh masih kurang, siswa yang mencapai ketuntasan belajar baru 16,67%. Setelah dilakukan pembelajaran dengan media pembelajaran film animasi ada peningkatan yaitu diperoleh nilai rata-rata siklus I adalah 69,98 dengan ketuntasan belajar klasikal 58,33% (21 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70, dan masih ada 15 siswa belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 6,08 dan ketuntasan meningkat sebesar 41,7%.

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Dalam tindakan ini, untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa diadakan evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir pertemuan. Berdasarkan hasil evaluasi di akhir siklus diperoleh hasil analisis data seperti yang tersaji pada tabel di bawah ini.

Data siklus I, nilai rata-rata siklus I adalah 63,90 dengan ketuntasan belajar klasikal 58,33% (21 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70, dan masih ada 15 siswa belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70. Setelah dilakukan pembelajaran dengan media pembelajaran film animasi ada peningkatan yaitu diperoleh nilai rata-rata siklus II adalah 75,66 dengan ketuntasan belajar klasikal 91,67% (33 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70, dan masih ada 3 siswa belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70. Rata-rata nilai mengalami kenaikan sebesar 5,66 dan ketuntasan meningkat sebesar 33,3%.

 

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa dengan menggunakan media pembelajaran film animasi dapat meningkatkan hasil belajar dan minat belajar Bahasa Indonesia kompetensi dasar Menceritakan isi dongeng pada siswa kelas III SDN Mlilir 01 Kec. Bandungan, Kabupaten Semarang.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan media pembelajaran film animasi dapat meningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia KD Menceritakan isi dongeng siswa kelas III SDN Mlilir 01 Bandungan, Kabupaten Semarang.

Hasil belajar pada prasiklus, nilai rata-rata 63,90 dengan ketuntasan belajar klasikal 16,67% (6 siswa) dengan mendapatkan nilai ³ 70. Pada siklus I, nilai rata-rata siklus I adalah 69,98 dengan ketuntasan belajar klasikal 58,33% (21 siswa). Peningkatan rata-rata hasil belajar 6,08 dan peningkatan ketuntasan belajar 41,7%. Pada siklus II, nilai rata-rata 75,66 dengan ketuntasan belajar klasikal 91,67% (33 siswa). Peningkatan rata-rata hasil belajar 5,68 dan peningkatan ketuntasan belajar 33,3%. Indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan ketuntasan belajar individu adalah 70 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 80%. Berdasarkan nilai hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal 91,67% sudah mencapai dan lebih dari 80%.

Pada kondisi awal, minat belajar siswa masih kurang yaitu 51,7%. Setelah dilakukan pembelajaran dengan media pembelajaran film animasi ada peningkatan minat belajar rata-rata siklus I adalah 67,4%, pada siklus II meningkat sebesar 82,1%.

DAFTAR PUSTAKA

Annis Rohcmawati. 2013. Penerapan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyiimak Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesai Bagi Peserta Didik Kelas V MI Sudirman Kaliboto Mojogedang Karanganya Tahun Pelajaran 2012/2013. Surakarta: Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widiya.

Armansyah, Wawang. 2015. Minat Belajar. http://www.belajarbagus.com/2015/04/minat-belajar.html

Belly, Ellya dkk. 2006. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntasi. Simposium Nasional Akuntasi 9 Padang.

Bob dan Anik Anwar. 2003. Pedoman Pelaksanaan Menuju Pra Seleksi Murni. Bandung: Ganesa Exact.

Catharina, Tri Anni & Achmad Rifa’i. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES.

Depdiknas. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: Dikdasmen.

Gyan Pramesty. 2012. Cerita Rakyat Riau: Bawang Merah dan Bawang Putih. www.lokerseni.web.id/cerita-rakyat-bawang-merah-dan-bawang.html

Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Kak Rico. 2016. Cerita Rakyat Timun Mas. https://dongengkakrico.wordpress.com/cerita/cerita-rakyat-timun-mas/

Komarudin, Amir. 2012. Pengertian dan Jenis-jenis Animasi. http://amirpklsicmultimedia.blogspot.co.id/2012/08/

Moleong, Lexy J. 2011. Prosedur Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosda Karya.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Renastamaputra, Sigit. 2014. Penggunaan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri 6 Cikidang Kabupaten Bandung Barat. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rohani, Ahmad. 2007. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1997. Media Pengajaran. Bandung: CV Sinar Baru Bandung.

Surakhmad, Winarno. 2004. Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar (Dasar & Teknik Metodologi Pengajaran). Bandung: Tarsito Bandung.

Wikipedia. Pembelajaran. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran [diakses tanggal 20 Oktober 2015)

Winataputra, UdinS, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winkel. 2008. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Tama.