Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Melalui Metode Make a Match
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PENGALAMAN MELALUI METODE MAKE A MATCH
(Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas I Semester 1
SDN Tlogowungu Tahun Pelajaran 2016/2017)
Sarmi
Guru Kelas I SDN Tlogowungu
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPS peserta didik Kelas I Semester 1 pada materi Pengalaman di SDN Tlogowungu melalui metode pembelajaran Make A Match Tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang terdiri dari 2 pertemuan dengan 4 tahapan setiap siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subyek penelitian adalah peserta didik kelas I SDN Tlogowungu yang berjumlah 19 peserta didik yang terdiri dari 15 peserta didik laki-laki dan 4 peserta didik perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis model Interaktif Milles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan minat dan hasil belajar IPS peserta didik Kelas I Semester 1 pada materi Pengalaman di SDN Tlogowungu melalui metode pembelajaran Make a Match Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan dari Prasiklus rata-rata nilai minat dan hasil belajar peserta didik adalah 70 dengan persentase ketuntasan 37%. Pada Siklus I rata-rata nilai minat dan hasil belajar peserta didik adalah 78,42 dengan persentase ketuntasan 62,5%. Pada Siklus II rata-rata nilai minat dan hasil belajar peserta didik adalah 86,84 dengan persentase ketuntasan 87%.
Kata Kunci: Minat Belajar, Hasil Belajar, IPS, Pengalaman, Metode Make a Match.
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara maju bukan hanya perkembangan teknologi yang perlu mendapat perhatian lebih, tetapi yang terpenting adalah pendidikannya. Pendidikan yang baik akan menghasilkan generasi yang lebih baik dan berkompeten. Perbaikan pengajaran dan pembelajaran merupakan dasar pijakan, kebijakan nasional untuk menjamin masa depan peserta didik yang lebih pasti. Belajar di sekolah menjadi pola umum kehidupan warga masyarakat di Indonesia. Dewasa ini keinginan hidup lebih baik telah dimiliki oleh warga masyarakat. Belajar telah dijadikan alat hidup wajib belajar selama sembilan tahun merupakan kebutuhan hidup. Oleh karena itu, warga masyarakat mendambakan anak-anaknya memperoleh tempat belajar di sekolah yang baik. Sekolah yang baik bukan hanya memiliki sarana prasarana yang baik, tetapi juga sistem pengajaran dan pembelajaran yang baik. Itulah yang terpenting.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat membantu peserta didik dalam menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan mata pelajaran IPS merupakan kajian antar disiplin ilmu yang mengkaji seperangkat peristiwa, konsep, fakta dan generalisasi yang berkaitan dengan isu – isu atau masalah – masalah sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk menjadi Warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan di Indonesia diusahakan agar lebih maju dan bermutu.
Aktivitas dan minat belajar peserta didik merupakan suatu hal penting dalam proses pembelajaran. Jika semua peserta didik selalu aktif ketika pembelajaran, maka selain hasil belajar yang diperoleh baik, potensi yang ada di dalam diri peserta didik juga dapat lebih berkembang. Aktivitas belajar peserta didik di dalam kelas ketika pembelajaran seharusnya mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, berpikiran terbuka dan kritis, melakukan kerjasama kelompok, memperhatikan penjelasan guru, dan mengerjakan tugas dengan baik. Pada pembelajaran IPS, peserta didik dituntun untuk lebih aktif lagi dalam pembelajaran karena pembelajaran IPS adalah pembelajaran yang melibatkan alam sekitar dimana peserta didik harus mencari tahu sendiri, bukan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat dalam buku catatan.
Kenyataan di lapangan banyak sekali hal yang bertolak belakang dengan apa yang telah dipaparkan penulis. Berdasarkan hasil observasi Prasiklus, peserta didik Kelas I SDN Tlogowungu Tahun Pelajaran 2016/2017 pada pembelajaran IPS diperoleh minat dan hasil belajar IPS peserta didik yang masih rendah. Pada kegiatan observasi Prasiklus, jumlah peserta didik yang tuntas KKM hanya mencapai 7 peserta didik dari 19 peserta didik dengan rata-rata nilai 70 dan persentase ketuntasan 37%. Maka dari itu diperlukan metode pembelajaran yang sesuai, sehingga diperoleh hasil yang sesuai dan memuaskan.
Berdasarkan data yang telah diperoleh pada kegiatan Prasiklus, maka dapat dikatakan bahwa minat belajar pada pembelajaran IPS materi Pengalaman bagi peserta didik Kelas I rendah, sehingga mengakibatkan hasil belajar peserta didik juga rendah. Maka dari itu diperlukan metode atau media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menarik bagi peserta didik, sehingga mampu meningkatkan minat belajar, aktivitas belajar peserta didik, hasil belajar dan dapat mengembangkan potensi yang ada di dalam diri peserta didik. Salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar peserta didik adalah metode pembelajaran Make a Match.
Metode pembelajaran Make a Match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada peserta didik. Salah satu keunggulan teknik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini biasa digunakan dalam semua pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih luas permasalahan yang timbul, yaitu dengan judul penelitian ”Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPS Materi Pengalaman melalui Metode Make a Match (Penelitian Tindakan Kelas pada Peserta Didik Kelas I Semester 1 SDN Tlogowungu Tahun Pelajaran 2016/2017)”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tlogowungu, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora. Penelitian ini berlangsung pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.
Subjek penelitian adalah peserta didik Kelas I SDN Tlogowungu dengan jumlah peserta didik 19 yang terdiri dari 15 peserta didik laki-laki dan 4 peserta didik perempuan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus saja, yaitu Siklus I dan Siklus II.
Alat pengumpulan data penelitian ini adalah lembar observasi, dokumentasi, lembar kerja dan tes. Teknik analisis data penelitian ini adalah model Interaktif Milles dan Huberman. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan oleh guru ketika pembelajaran berlangsung di kelas ternyata masih ditemukan banyak kesulitan dalam menguasai pelajaran IPS materi Pengalaman. Karakteristik lain yang menonjol dari kelas tersebut adalah sebagian besar peserta didik bersikap pasif dalam menerima pelajaran, sehingga interaksi belajar mengajar tidak berlangsung dengan baik. Perhatian belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS materi Pengalaman belum nampak, misalnya peserta didik nilainya rendah dalam pembelajaran. Hal-hal tersebut secara tidak langsung menyebabkan hasil belajar IPS relatif rendah. Hal ini menggambarkan efektifitas pembelajaran dalam kelas masih rendah. Hasil belajar pada Prasiklus adalah rata-rata nilai 70 dan persentase ketuntasan 37%.
Deskripsi Siklus I
Penerapan metode pembelajaran Make a Match pada Siklus I dilakukan dalam 2 kelompok besar, dimana salah satu kelompok sebagai kelompok pertanyaan dan kelompok yang lain sebagai kelompok jawaban. Sesuai dengan batas waktu, peserta didik dari masing-masing kelompok mencari dan menemukan pasangan pertanyaan dan jawaban yang benar. Kemudian masing-masing pasangan menempelkan pertanyaan-jawaban di papan tulis. Terakhir, guru mengkoreksi kesesuaian pertanyaan dengan jawaban sambil pembahasan bersama peserta didik. Dari hasil observasi, minat belajar peserta didik sebesar 62,5%. Sesuai dengan tindakan dalam pembelajaran, hasil belajar adalah rata-rata nilai 78,42.
Deskripsi Siklus II
Penerapan metode pembelajaran Make a Match pada Siklus II dilakukan dalam 4 kelompok kecil, dimana dua kelompok sebagai kelompok pertanyaan dan dua kelompok yang lain sebagai kelompok jawaban. Sesuai dengan batas waktu, peserta didik dari masing-masing kelompok mencari dan menemukan pasangan pertanyaan dan jawaban yang benar. Kelompok jawaban diam di tempat, sednagkan kelompok pertanyaan berkeliling. Kemudian masing-masing pasangan menempelkan pertanyaan-jawaban di papan tulis. Terakhir, guru mengkoreksi kesesuaian pertanyaan dengan jawaban sambil pembahasan bersama peserta didik. Dari hasil observasi, minat belajar peserta didik sebesar 87%. Sesuai dengan tindakan dalam pembelajaran, hasil belajar adalah rata-rata nilai 86,84.
Pembahasan
Tabel 1. Analisis hasil belajar pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II.
No | Hasil belajar | Prasiklus | Siklus I | Siklus II |
1 | Nilai rata-rata | 70 < 75 | 78,42 > 75 | 86,84 >75 |
2 | Ketuntasan | 37% < 75% | 62,5% < 75% | 87% > 75% |
Dari data yang diperoleh dari Prasiklus, Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan minat dan hasil belajar peserta didik Kelas I pada pembelajaran IPS materi Pengalaman di SDN Tlogowungu Tahun Pelajaran 2016/2017. Hal ini dikarenakan penggunaan pendekatan metode pembelajaran Make a Match pada peserta didik Kelas I ternyata minat dan hasil belajar IPS peserta didik meningkat. Peserta didik lebih memahami pembelajaran dan pengetahuan peserta didik menjadi lebih luas dan terarah.
Dengan pendekatan metode pembelajaran Make a Match, pengetahuan diperoleh bukan dari informasi yang diberikan oleh orang lain, temasuk guru, tetapi dari proses penemukan dan mengontruksinya sendiri. Guru harus menghindari mengajar sebagai proses penyampaian informasi. Guru perlu memandang peserta didik sebagai subjek belajar dengan segala keunikannya. Peserta didik adalah individu aktif yang memiliki potensi untuk membangun pengetahuannya sendiri. Kalaupun guru memberikan informasi kepada peserta didik, guru harus memberi kesempatan untuk menggali informasi itu agar lebih bermakna untuk kehidupan mereka.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran Make a Match meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS materi Pengalaman peserta didik Kelas I di SDN Tlogowungu pada Tahun Pelajaran 2016/2017.
Saran
Saran dalam penelitian ini sebagai berikut:
- Kepala sekolah perlu mengikutsertakan guru dalam program-program pelatihan yang lebih spesifik dengan mengacu pada kompetensi-kompetensi guru yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan guru kelas dan perkembangan dalam strategi dan metode pembelajaran.
- Guru 1) hendaknya mampu memilih metode mengajar yang tepat dan menarik agar proses pembelajaran dikelas dapat berlangsung secara efektif dan efisien dan menyenangkan, salah satunya adalah pendekatan metode pembelajaran Make a Match, 2) Sebelum menjelaskan materi hendaknya guru memberikan motivasi, memberitahukan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan serta dalam menjelaskan materi hendaknya guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
- Peneliti berikutnya melakukan penelitian lebih lanjut lagi dengan materi dan metode yang tertentu guna mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran di sekolah di masa yang akan datang lebih bermutu, berjalan efektif tanpa hambatan sesuai dengan yang diinginkan, sehingga dihasilkan lulusan yang handal.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M.Toha dkk. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka Press.
Anitah Sri, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Press.
Mujiman, Haris. 2007. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nugraha, Ali dan Rachmawati, Yeni. 2005. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka Press.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSD FKIP UMS Press.
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Surtikanti dan Santoso, Joko. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: FKIP UMS Press.
Usman, Muhammad Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wardhani, IGAK dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Press.
Sujiono, Yuliani Nurani dkk. 2005. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka Press.