PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI MENGIDENTIFIKASI BILANGAN BULAT MENERAPKAN METODE KOOPERATIF LEARNING SISWA KELAS V SEMESTER I

SDN I KARANGANYAR KECAMATAN TODANAN

KABUPATEN BLORA TAHUN TAHUN 2017/2018

 

Rumiati

SDN I Karanganyar Kecamatan Todanan Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan melaksanakan penelitian karena rendahnya minat dan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 1 Karanganyar dalam pembelajaran matematika materi mengidentifikasi bilangan bulat Pembelajaran pra siklus dilaksanakan secara konvensional hasil belajar dari jumlah 10 siswa baru 6 siswa yan tuntas nilai 80 baru 2 siswa yang memperoleh ,nilai 75 sebanyak 2 siswa, dan nilai 70 sebanyak 2 siswa ,sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 6 siswa dengan perolehan nilai 65 sebanyak 2 siswa,nilai 60 sebanyak 2 siswa,nilai tertinggi 80,dan nilai terendah 60 Nilai rata-rata 70 ,ketuntasan 60%.Pembelajaran siklus I menerapkan metode Kooperetif learning diperleh hasil belajar melalui tes formatif dari jumlah 10 siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 8 siswa ,nilai 85 sebanyak 2 siswa,nilai 80 sebanyak 2 siswa, yang memperolah nilai 75 sebanyak 2 siswa,dan yang memeroleh nilai 70 sebanyak 2 sswa, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 2 siswa yang memperoleh nilai 65 sebanyak 2 siswa,, nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 65.Nilai rata-rata 75,ketuntasan 80%.Pembelajaran siklus II Menerapkan metode Kooperetif learning memberkan tes formatif hasil belajar dari jumlah 10 siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 2 siswa,nilai 85 sebanyak 2 siswa,nilai 80 sebanyak 2 siswa dan nilai 75 sebnyak 2 siswa ,dan yang memperoleh nilai 70 sebanyak 2 siswa, nilai yang tertinggi 90 dan nilai yang terendah 70.Nilai rata-rata 80, ketuntasan belajar 100% semua telah mencapai ketuntasan sekolah menentukan KKM 70

Kata Kunci;   Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Matematika Mengidentifikasi  Bilangan Bulat Penerapan Metode Kooperatif Learning.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

 Pada pembelajaran matematika di SDN I Karanganyar materi mengidentifikasi bilangan bulat, minat dan hasil belajar siswa ternyata masih rendah.guru harus mencari penyebab dan menyelesaikan dalam menyampaikan materi mengidentifikasi bilangan bulat pada siswa kelas V masih kurang memperhatikan.bahkan siswa yang bersendau gurau dan suasana kelas kacau kurang terkendali ketika kegiatan dilaksanakan yang berakibat tidak sukses.

Siswa kelas V SDN I Karanganyar dari jumlah 10 siswa yang terdiri dari 5 siswa permpuan dan 5 siswa laki-laki kurang memiliki rasa membutuhkan materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru., siswa malas belajar, berpikir, apabila guru memberi soal latihan pekerjaan rumah tidak di kerjakan dan masih bermain sendiri pada kegiatan belajar. Semua itulah yang menyebabkan minat belajar siswa masih rendah.Selain itu hasil belajar siswa rendah, di buktikan dari 10 siswa yang mencapai nilai tuntas 6 siswa KKM 70

 Akhirnya guru menyampaikan pelajaran dengan materi mengidentifikasi bilangan bulat menggunakan model pembelajaran Kooperatif Learning yang sesuia dengan materi tersebut guna untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas V SDN I Karanganyar yang selama ini masih rendah. Selain itu guru menggunakan metode Koopertif Learning matematika materi mengidentifikasi bilangan bulat pada siswa kelas V SDN I Karanganyar keberhasilannya meningkat sesuai dengan harapan

 Pada pembelajaran matematika dengan materi mengidentifikasi bilangan bulat guru mencoba menggunakan metode Kooperatif Learning dengan kelompok besar, namun ternyata pembelajaran matematika dengan materi mengidentifikasi bilangan bulat juga belum berhasil. Pada saat pembelajaran berikutnya guru mencoba dengan menerapkan metode Kooperatif Learning membentuk kelompok kecil. supaya siswa lebih kreatifitas dalam mengikuti pelajaran matematika dalam materi mengidentifikasi bilangan bulat yang sedang berlangsung, dan upaya yang telah di lakukan oleh guru agar mencapai keberhasilan, dari sebelum ditunjukkan dengan adanya data nilai hasil belajar siswa kelas V SDN I Karanganyar sudah mencapai target yang ditentukan diharapkan oleh guru.

 Berdasarkan masalah tersebut guru menerapkan metode Kooperatif Learning dalam pembelajaran siswa dibagi menjadi 2 kelompok setiap kelompok untuk mengidentifikasi bilangan bulat sesuai dengan petunjuk dan perintah guru dalam mengerjakan tugas pada kegiatan selajutnya,siswa presentasi, dan menyimpulkan guru dan siswa.akhir kegiatan mengerjakan soal dapat terjadi peningkatan hasil belajar seperti yang diharapkan KKM 70.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di atas maka guru sebagai peneliti mengajukan rumusan masalah dalam pembelajaran matematika materi pokok mengidentifikasi bilangan bulat sebagai berikut:

1.   Apakah guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Learning. terdapat peningkatan minat belajar matematika materi mengidentifikasi bilangan bulat pada siswa kelas V SDN I Karanganyar semester 1 tahun pelajaran 2017/2018.?

2.   Apakah guru menerapkan pembelajaran Kooperatif Learning terdapat peningkatan hasil belajar matematika materi mengidentifikasi bilangan bulat pada siswa kelas V SDN I Karanganyar semester I tahun pelajaran 2017/2018 ?

3.   Apakah guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Learning terdapat peningkatan minat dan hasil belajar matematika materi mengidentifikasi bilangan bulat pada siswa kelas V SDN I Karanganyar Semester 1 tahun pelajaran 2017/2018.?

Tujuan Penelitian

 Guru melaksanakan penelitian tindakan kelas mempunyai tujuan yang ingin dicapai diantaranya:

1.   Guru melalui menerapkan metode Kooperatif Learning untuk peningkatan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan materi mengidentifikasi bilangan bulat

2.   Guru melalui menerapkan metode Kooperatif Learning dalam peningkatan kemampuan siswa dalam belajar matematika materi mengidentifikasi bilangan bulat

3    Melalui menerapkan Kooperatif Learning untuk peningkatan profesional guru dalam melakssiswaan sesuai dengan tugasnya

Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yaitu:

Manfaat bagi siswa

a.   Dapat meningkatkan minat belajar.

b.   Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c.    Dapat meningkatkan mint dan hasil belajar siswa.

Manfaat bagi guru

 a. Membantu guru melakukan perbaikan pembelajaran.

 b   Memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran matematika

 c.   Guru akan merasa lebih mantap berpartisipasi dalam berbagai kegiatan

Manfaat bagi sekolah

a.   Dapat di jadikan dasar pelaksanaan penelitian tindakan kelas

b.  Sebagai bahan acuan untuk melakssiswaan penelitian tindakan kelas.

c.  Hasil penelitian dapat menambah perbendaharaan buku di perpustakaan.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESA

 Adapun S. Nasution (1982:85) menyatakan bahwa minat dapat ditingkatkand engancara: membaca,demonstrasi dans ebagainya.Terkait minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu dapat mengarah pada adanya kebutuhan, usaha sadar dalam

peningkatan hasil pembelajaran, dan pengaruhnya terhadap keinginan untuk tercapai hasil yang maksimal sehingga akan membawa keberhasilan prestasi siswa (L.Crow & A. Crow, 1989:304). Dengan kata lain, semakin tinggi minat seseorang akan semakin tinggi kesadaran untuk belajar mendapatkan nilai tertinggi atauprestasiyangdiharapkan.

 Berdasarkan cara mengungkapkannya, minat dapat dibedakan menjadi empat yaitu: expressed interest, manifest interest, tested interest daninventoried interest.
Expressed Interest (minat yang diekspresikan) Adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subyek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan yang paling tidak disenangi. oleh siswa pada umumnya dari jawabannya dapat diketahui. Manifest Interes t(mina tyang diwujudkan) Adalah minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas Dari konsep di atas, dapat diketahui perkembangan minat siswa dari rasa senang pada pelajaran yang diikutinya, dalam aplikasinya siswa akan senang mengerjakan.tugasAspek kognitif minat berdasarkan atas konsep yang dikembangkan siswa mengenai bidang yang terkait dengan minat, misalnya aspek kognitif dari minat siswa terhadap mata pelajaran tertentu. Seorang siswa akan menganggap kelas adalah tempat yang menyenangkan untuk belajar, jika mereka dapat menemukan suasana yang tidak membosankan, misalnya dengan menemukan hal-hal yang baru, baik strategi pembelajaran maupun wawasan yang dipelajari, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu yang terus menerus. Untuk mengetahui minat seorang siswa terhadap sesuatu yang disukai maka seorang siswa akan terus mencari tahu sesuatau yang terkait Siswa akan berminat terhadap pelajaran, jika dalam diri siswa merasa butuh terhadap tersebut, karena siswa secara sadar beranggapan bahwa sebuah materi bermanfaat dan penting bagi kehidupan sehari-hari. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut siswa akan memperhatikan hal-hal yang disampaikan oleh pengajar. Maka siswa akan berusaha menggali sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan apa yang disukainya.

 Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikut sertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk melalui usaha, pengajaran atau pengalaman(Hardjana,1994). Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap biologi akan mempelajari biologi dengan sungguh-sungguh mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan seperti rajin bemerasa senang mengikuti penyajian pelajaran biologi, dan bahkan dapat menemukan kesulitan–kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal latihan dan praktikum karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari biologi. Siswa akan mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat berhubungan erat dengan motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah siswa mengerti (Hasnawiyah, 1994). Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Itu berarti bahwa minat sebagai suatu aspek kejiwaan melahirkan daya.tarik.tersendiri.untuk.memperhatikan.

 Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu yang dipelajari sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal.yang.hakiki
. Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan yang diperintahkan kepada guru (Slameto,1995).Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukkan bahwa penyebabnya adalah kekurangan minat.(Gie,). Meningkatkan kondisi fisik Memepertahankan cita-cita siswa. Menyediakan sarana oenunjang yang memadai.Minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat sangat pribadi pada setiap siswa. Oleh karena itu, minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang (Loekmono, 1994). Minat berkaitan dengan nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu, merenungkan nilai-nilai dalam aktivitas belajar sangat berguna untuk membangkitkan minat. Misalnya belajar agar lulus ujian, menjadi juara, ahli dalam salah satu ilmu, memenuhi rasa ingin tahu mendapatkan gelar atau memperoleh pekerjaan. Dengan demikian minat belajar tidak perlu berangkat dari nilai atau motivasi yang muluk-muluk. Bila minat belajar didapatkan pada gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi atau kesungguhan dalam belajar (Sudarmono, 1994)

 Pengertian Minat Belajar Matematika. Menurut Poerwadarminta (2003) mengemukakan bahwa minat adalah gairah, keinginan dan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Sedangkan Winkel (1983) menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Perasaan merupakan faktor psikis yang non intelektual, yang khusus berpengaruh terhadap semangat/gairah siswa dalam melakukan aktivitas belajar. Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif

Pengertian Belajar

 Slameto (1995:2) mengemukakan, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

 Muhibin Syah (2006:65-66) mengutip pendapat seorang ahli psikolog bernama Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning mendefinisikan belajar sebagai: “any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience, artinya belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang

Hasil Belajar

 Belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa huruf atau angka-angka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah siswa mengalami proses belajar. Melalui proses belajar mengajar diharapkan siswa memperoleh kepandaian dan kecakapan tertentu serta perubahan-perubahan pada dirinya.

 Menurut Sudjana (2001), “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang”. Selanjutnya menurut Slameto (dalam Emarita, 2001) menyatakan: “Hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri” Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh setelah diadakannya evaluasi, Mulyasa (2007) menyatakan bahwa” Evaluasi hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi”. Hasil belajar ditunjukan dengan prestasi belajar yang merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa.

Kerangka Berfikir

1.   Guru melalui menerapkan metode Kooperatif Learning meningkatkan minat belajar matematika materi mengidentifikasi bilangan bulat pada siswa kelas V SDN I Karanganyar semester 1 tahun pelajaran 2017/2018.

2..  Guru melalui menerapkan metode Kooperatif Learning meningkatkan hasil belajar matematika materi mengidentifikasi bilangan bulat pada siswa kelas V SDN I Karanganyar semester I tahun pelajaran 2017/2018

3.   Guru melalui menerapkan metode Kooperatif Learning meningkatkan minat dan hasil belajar matematika materi mengidentifikasi bilangan bulat pada siswa kelas V SDN I Karanganyar semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018.

Hipotesis Tindakan

 Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti yang telah diuraikan diatas maka disusun hipotesis tindakan sebagai berikut:

1    Diduga guru melalui menerapkan metode Kooperatif Learning meningkatkan minat belajar matematika pada siswa kelas V SDN I Karanganyar semester I tahun pelajaran 2017/2018.

2.   Diduga guru melalui menerapkan metode Kooperatif Learning meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SDN I Karanganyar semester I tahun pelajaran 2017/2018.

3    Diduga guru melalui menerapkan metode Kooperatif Learning meningkatkan minat dan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SDN I Karanganyar semester I tahun pelajaran 2017/2018.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Waktu Penelitian

 Waktu penelitian dilakssiswan pada siswa kelas V SDN I Karanganyar, ini di lakukan dalam jangka waktu selama 4 bulan dimulai dari bulan Juli 2017 s.d bulan Oktober 2017 ,melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika sesuai dengan jadwal yang ditentukan pada jam pembelajaran.

Tempat Penelitian

 Tempat penelitian ini di lakssiswaan di SDN I Karanganyar yaitu tepatnya di kelas V karena peneliti bertugas mengajar. Adapun penelitian di lakssiswaan di SDN I Karanganyar. sedang tejadi masalah, yaitu rendahnya prestasi belajar matematika materi mengidentifikasi biangan bulat peneliti melakukan penelitian adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dengan materi mengidentifikasi biangan bulat..

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN I Karanganyar semester I tahun pelajaran 2017/2018,dengan jumlah 10 siswa, yang terdiri dari 5 siswa perempuan dan 5 siswa laki- laki.

Sumber Data

Sumber data primer adalah data yang di peroleh peneliti yang diambil dari nilai langsung dari siswa yaitu siswa kelas V SDN I Karanganyar.Adapun Sumber data

tersebut adalah data dari , nilai ,tes formatif atau ulangan harian, hasil dokumentasi, dan data hasil observasi/pengamatan teman sejawat.

 

 

 

Alat Pengumpulan Data

 Alat pengumpul data digunakan oleh guru memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian secara akurat yang berupa lembar observasi,lembar kerja siswa, lembar quisuener, dan lembar tes formatif yang digunakan untuk mengetahui

 sejauhmana siswa dapat menguasai materi yang telah dipelajari selama mengikuti pembelajaran.

Teknik Pengumpulan Data

 Data minat belajar matematika kondisi awal dari catatan jornal harian di kumpulkan menggunakan teknik dokumentasi alatnya / instumennya berupa dokumen

catatan jurnal pembelajaran. Data hasil belajar matematika kondisi awal dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi alatnya berupa dokumen catatan daftar inilai ulangan harian. Data minat belajar matematika di kumpulkan teknik observasi alatnya berupa lembar observasi. Data hasil belajar matematika di kumpulkan menggunakan teknik tes tertulis alatnya berupa butir tes tertulis

Validasi Data

 Data minat belajar matematika siklus 1maupun data minat belajar matematika siklus 2 diperoleh menggunakan teknik observasi.agar datanya valid perlu melibatkan observer teman sejawat yang di kenal dengan berkolaborasi. Juga dapat di validasi melalui trianggulasi, yaitu dari beberapa sumber maupun dari beberapa metode.

Validasi data hasil belajar matematika mengidentifikas bilangan bulat.  Data hasil bejajar matematika siklus 2 yang di peroleh melalui tes tertulis instrumennya berupa butir soal isian agar datanya valid perlu divalidasi dengan cara membuat kisi-kisi sebelum butir soal disusun.

Analisi Data.

 Data minat belajar matematika yaitu data minat belajar matematika kondisi awal data minat belajar matematika siklus 1, data minat belajar matematika siklus 2 di analisis dengan menggunakan teknik diskriptif dilanjutkan analisis kritis dengan cara mereplektif diskriptif tip adalah membandingkan secara diskripsi data minat belajar matematika kondisi awal dengan data minat belajar matematika siklus 1, membandingkan data minat belajar matematika siklus 1 dengan data minat belajar matematika siklus 2 dan membandingkan data minat belajar matematika kondisi awal dengan data minat belajar matematika kondisi akhir. Refleksi yaitu menarik kesimpulan berdasarkan diskriptif kemudian memberi ulasan atau kesimpulan tersebut guna memutuskan perlu tidaknya siklus berikutnya.

Indikator kinerja

 Indikator kinerja yaitu tarjet kondisi akhir yang akan di capai 2 indikator kinerja yaitu: Indikator kinerja untuk minat belajar matematika kondisi awal, minat belajar matematika yang rendah 5 siswa. Jumlah siswa 10 siswa ditarjetkan pada kondisi akhir yang minat belajar matematika.Indikator kinerja untuk hasil belajar kondisi awal, hasil belajar yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal di targetkan pada kondisi akhir sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM 70.

 

Prosedur Penelitian

 Penelitian menentukan metode yang diguakan dalam penelitian, yaitu menerapkan metode Kooperatif learning ,peneliti menentukan tindakan yang di lakukan dalam penelitian tindakan menerapkan metode Kooperatif.learning Peneliti menentukan tahapan tindakan pada setiap siklus. Siklus 1 terdapat 4 tahapan yaitu: (a) Membuat perencanaan tindakan (planing). (b) Melakukan tindakan sesuai yang direncsiswaan (acting). (c) Melakukan pengamatan terhadap tindakan yang di lakukan (observer). (d) Melakukan analisis diskriptif komparatif yang di lanjutkan refleksi (reflekting)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Data Kondisi Awal

 Rendahnya minat dan rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas V SDN I Karanganyar Kecamatan Todanan Kabupaten Blora semester I tahun 2017/2018 hal ini terbukti siswa kelas V SDN I Karanganyar dalam pembelajaran matematika dengan materi mengidentifikasi bilangan bulat,siswa yang mencapai nilai ketuntasan dari jumlah 10 sebanyak 6 siswa tuntas,yang memperoleh nilai 80 sebanyak 2 siswa yang memperoleh ,nilai75 sebanyak 2 siswa, dan yang memperoleh nilai 70 sebanyak 2 siswa ,sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 4 siswa yang memperoleh nilai 65 sebanyak 2 siswa,dan yang memperoleh nilai 60 sebanyak 2 siswa, nilai tertinggi 80,dan nilai terendah 60.Nilai rata-rata 70.

Diskripsi Siklus I

Pembelajaran menerapkan metode Kooperetif learning diperleh hasil belajar melalui tes formatif perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dari jumlah 10 siswa yang mencapai nilai ketentasn sebanyak 8 siswa yaitu yang memperoleh nilai 85 sebanyak 2 siswa,yang memperoleh nilai 80 sebanyak 2 siswa, yang memperolah nilai 75 sebanyak 2 siswa, dan yang memeroleh nilai 70 sebanyak 2 sswa, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 2 siswa dengan perolehan nilai 65 sebanyak 2 siswa , nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 65 Nilai rata-rata 75

Diskripsi Siklus II

 Pembelajaran menerapkan metode Kooperetif learning memberkan tes formatif melalui perbaikan program pembelajran, diperoleh hasil belajar dari jumlah 10 siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 2 siswa,nilai 85 sebanyak 2 siswa,nilai 80 sebanyak 2 siswa dan nilai 75 sebnyak 2 siswa ,dan yang memperoleh nilai 70 sebanyak 2 siswa perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II , nilai tertinggi 90 dan nilai yang terendah 70 semua telah mencapai hasil penilaian sesuai kreteria menunjukkan keberhasilan guru melaksanakn perbaikan pembelajarn Nilai rata-rata yang diperoleh 80. sekolah menentukan KKM 70

Pembahasan

Hasil tes formatif pembelajaran awal

 Hasil penilaian tes formatif pembelajaran awal masih sangat rendah nilai yang diperoleh dari 10 siswa yang memperoleh nilai ketuntasan baru 6 siswa , sedangkan 6 siswa belum mencapai nilai batas ketuntasn yang ditentukan oleh sekolah nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 60 nilai rata-rata adalah 70 berarti ketuntasan belajar siswa baru mencapai 60% Nilai rata-rata maupun nilai ketuntasan yang dicapai masih dibawah KKM 70.

Hasil tes formatif siklus I

 Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode Kooperatif learning mengalam peningkatan meskipun hasil belajar namun belum semua siswa mencapai nlai ketuntasan nilai tertinggi yang diperoleh mengalami peningkatan menjadi 85 demikian pula nilai terendah sebesar 65 nilai rata-rata menggalami peningkatan menjadi 75 keuntasan belajar siswa menjadi 80%

Hasil tes formatif siklus II

 Dengan menatat kekurangan dan kelemahan selama pembelajaran siklus I guru melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II sehingga dari jumlah 10 siswa mengikuti pembelajaran guru memberikan tes formatif nilai tertinggi menjadi 90 dan nilai terendah berubah menjadi 70 sehingga nilai rata-rata 80 ketuntasan belajar siswa sebesar 100%.Ketuntasan belaajar siswa dari pembelajaran awal pada siklus I dan pada siklus II menjadi 80 menunjukkan upaya guru melaksanakan penelitian tindakan kelas memperoleh hasil yang positif ,karena perolehan hasil penilaian setiap kegiatan mengalami peningkatan. Hasil yang dicapai signifikan semua siswa dapat tuntas sekolah menentukan KKM 70.

PENUTUP

Kesimpulan

 Melalui model pembelajaran Kooperatif dapat meningkatkan minat dan hasil belajar matematika materi mengidentifikasi bilangan bulat bagi siswa kelas V SDN I Karanganyar kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut:

1.     Pembelajaran pra siklus dilaksanakan secara konvensional hasil belajar dari jumlah 10 siswa baru 6 siswa yan tuntas nilai 80 baru 2 siswa yang memperoleh ,nilai 75 sebanyak 2 siswa, dan nilai 70 sebanyak 2 siswa ,sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 6 siswa dengan perolehan nilai 65 sebanyak 2 siswa,nilai 60 sebanyak 2 siswa,nilai tertinggi 80,dan nilai terendah 60 Nilai rata-rata 70 ,ketuntasan 60%.

2.     Pembelajaran siklus I menerapkan metode Kooperetif learning diperleh hasil belajar melalui tes formatif dari jumlah 10 siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 8 siswa ,nilai 85 sebanyak 2 siswa,nilai 80 sebanyak 2 siswa, yang memperolah nilai 75 sebanyak 2 siswa,dan yang memeroleh nilai 70 sebanyak 2 sswa, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 2 siswa yang memperoleh nilai 65 sebanyak 2 siswa,, nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 65.Nilai rata-rata 75,ketuntasan 80%.

3.     Pembelajaran siklus II Menerapkan metode Kooperetif learning memberkan tes formatif hasil belajar dari jumlah 10 siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 2 siswa,nilai 85 sebanyak 2 siswa,nilai 80 sebanyak 2 siswa dan nilai 75 sebnyak 2 siswa ,dan yang memperoleh nilai 70 sebanyak 2 siswa, nilai yang tertinggi 90 dan nilai yang terendah 70.Nilai rata-rata 80, ketuntasan belajar 100% semua telah mencapai ketuntasan sekolah menentukan KKM 70

 

Saran

 Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menerapkan pembelajaran kooperatif maka diberikan saran sebagai berikut:

1      Guru sebelum melaksanakan pembelajaran seharusnya untuk menyusun rencana program pembelajaran yang sesuai dengan ketuntuan yang dilengkapi dengan media, alat peraga, metode yang sesuai dengan materi ,dilaksanakan secara bervariasi sehingga pembelajaran tidak membosankan.

2      Guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui berbagai upaya diantaranya melaksanakan penelitian tindakan kelas pengembangan ilmu pengetahuan yang dimiliki sebagai perwujudan sebagai guru yang professional harus mampu mengembangkan segala kemampuan yang ada pada dirinya.

3      Sekolah hendaknya melengkapi sarana ,prasarana dan buku perpustakaan yang memadai untuk pengembangan kemampuan sangat menunjang dalam kegiatan pembelajaran guru yang pada akhirnya juga memberikan pengaruh pada kualitas keberhasilan yang dilaksanakan di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Ekodjatmiko, 2007. Pedoman Penyelenggaraan Guruan Inklusif. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.

Fish John & Evans Jennifer, 1995, Managing Special Education (codes, charters, and competition) , Buckingham, Open University Press.

Foreman, Phil. 2000, Integration And Inclusive In Action 2nd Edition, Australia: Nelson Thomson Learning, Victoria.

Harwell J. M., 1998, Complete Learning Disabilities handbook New Second Edition, California, USA: The Center for Applied Research in Education,.

IGAK Wardhani,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka

Kurikulum Tingkat Satuan Guruan (KTSP), 2006, Guruan Dasar dan Menengah

Majid, Abdul, 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajaryang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara