Peningkatan Minat dan Keterampilan Menulis Teks Diskusi Menggunakan Media Audio Visual
PENINGKATAN MINAT DAN KETERAMPILAN
MENULIS TEKS DISKUSI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 1 TALANG SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Sobirin
SMP Negeri 1 Talang
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah (1) Untuk meningkatkan minat menulis teks diskusi menggunakan media audio visual pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019, (2) Untuk meningkatkan keterampilan menulis teks diskuisi menggunakan media audio visual pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, obeservasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 36 siswa, terdiri dari 18 perempuan dan 18 laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan data minat siswa mengalami peningkatan yaitu pada siklus I jumlah siswa kriteria sangat tinggi 3 siswa atau 8%, siswa kriteria tinggi 19 siswa atau 52%, kriteria sedang 10 siswa atau 27%, kriteria rendah 4 siswa atau 11%. Pada siklus II meningkat,menjadi siswa kriteria sangat tinggi6 siswa atau 16%, kriteria tinggi 25 siswa atau 69%, kriteria sedang 3 siswa atau 8%, rendah 2 siswa atau 5%. Hasil belajar siswa siklus I tuntas 20 siswa atau atau 55,55% dan belum tuntas 16 siswa atau 44,44%. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu tuntas 34 siswa atau 94,44% dan belum tuntas 2 siswa atau 5,55%.
Kata kunci: menulis teks diskusi, media audiovisual, siswa kelas IX SMP
PENDAHULUAN
Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tak terpisahkan pada seluruh proses belajar siswa di sekolah. Aspek menulis dianggap yang paling sulit dan kompleks. Karena ekspresi tulis memerlukan penyusunan yang lebih unggul dalam isi pikiran, struktur kalimat, gaya bahasa, dan jauh lebih teratur dalam pengertian ide-ide.
Seorang penulis dituntut mengaplikasikan gagasan menjadi sebuah tulisan melalui kosa kata dan struktur kalimat yang disertai tanda baca dengan jelas. Agar lebih bermakna, tulisan itu hendaknya dibuat dengan memperhatikan variabel msyarakat pembacanya, seperti penulisan yang dan berpengalaman akan pandai memilih kata kata-kata yang tepat untuk mencerminkan kembali arti yang dimaksud dalam bahasa lisan. Untuk mewujudkan peranannya, ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponenkemampuan berbahasa dan kemampuan berbicara, membaca, dan menulis.
Menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Menulis juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain, melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi secara tidak langsung.
Kenyataannya mengajarkan menulis teks diskusi tidaklah mudah. Berdasarkan apa yang dialami peneliti sebagai guru menunjukkanbahwa sebagian siswa masih menganggap menulis teks lebih sulit dibandingkan dengan menulis surat, menulis pengalaman pribadi atau lainnya. Ketika memberi tugas membuat teks, siswa hanya diberi contoh-contoh teks sesuai dengan tema yang peneliti berikan. Metode pembelajaran konvensional ini ternyata masih belum maksimal untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran pada siswa kelas IX A SMPNegeri 1 Talang Semester Genap, Tahun Pelajaran 2018/2019. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada pembelajaran pra siklus diperoleh data bahwa dari jumlah 36 siswa kelas IXA, hanya 12 siswa (33%) yang menunjukkan keseriusan mengikuti pembelajaran, dan hanya 4 siswa (11%) mau bertanya, selebihnya 55,56% siswa aktivitasnya menunjukkan rendah. Dari hasil pekerjaan siswa menulis teks saat dikumpulkan dan dinilai ternyata belum memuaskan, karena hanya 12 siswa (33%) siswayang mencapai ketuntasan minimal atau KKM yang telah ditetapkan pada awal tahun pelajaran yaitu 70. Selebihnya sebanyak 24 siswa (67,67%)memperoleh nilai 50 s. d 65 di bawah KKM. Padahal ketuntasan klasikal adalah jika jumlah siswa yang mencapai KKM sudah ≥ 85%.
Menyadari kondisi tersebut, peneliti sebagai guru bahasa Indonesia harus kreatif dan inovatif. Peneliti harus mampu memberikan pemahaman kepada siswa bahwa menulis teks diskusi tidaklah sulit. Menulis teks diskusi dapat dilakukan dengan mudah dan menyenangkan. Agar teks diskusi yang ditulis dapat sesuai dengan ide atau gagasan, tentu saja ada teknik atau metode penulisan yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan media audio visual pada kelas IX A. Metode ini merupakan salah satu cara yang paling mudah untuk mendorong siswa aktif menulis teks diskusi. Selain praktis, cara ini juga menyenangkan karena dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok.
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah minat menulis teks diskusi dapat ditingkatkan menggunakan media audio visual pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Talang semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019? (2) Bagaimanakah keterampilan menulis teks diskusi dapat ditingkatkan menggunakan media audio visual pada siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Talang semester genap Tahun pelajaran 2018/2019?
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hal-hal sebagai berikut. (1) Meningkatkan minat menulis teks diskusi menggunakan media audio visual pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Talang semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019. (2) Meningkatkan keterampilan menulis teks diskusi menggunakan media audio visual pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Talang Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Minat Menulis
Menurut Slameto (2003: 180) berpendapat minat menulis adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh minat menulis pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan, semakin besar minat. Minat menulis tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya.
Hilgard dalam Slameto (2003: 57) menyatakan minat menulis adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian karena perhatian sifatnya sementara, tidak dalam waktu yang lama dan belum tentu diikuti rasa senang, sedangkan minat selalu diikuti perasaan senang dan dari hal itu diperoleh kepuasan. Minat menulis besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajarinya tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tariknya. Ia segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.
Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menulis. Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.
Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 3), keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Sedangkan menurut Byrne (Haryadi dan Zamzani, 1996: 77), keterampilan menulis karangan atau mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Teks Diskusi
Teks diskusi merupakan sebuah teks yang berisi tentang sebuah wacana yang berisi tentang suatu permasalahan. Teks diskusi membahas sebuah isu permasalahan yang berisi dua argumen yaitu argumen pendukung dan argumen penentang. Masalah yang dihadirkan dalam teks diskusi nantinya akan didiskusikan berdasarkan dua sudut pandang tersebut (Kemendikbud, 2014: 89).
Menurut Barwick (1998: 94) teks diskusi adalah sebuah teks yang membantu siswa untuk berpikir jernih dan kritis. Hal ini mendorong siswa untuk mendengarkan dan menanggapi pendapat orang lain, untuk mengajukan pertanyaan yang bersangkutan dan untuk menyajikan argumen dengan cara yang jelas dan koheren. Hal ini membantu siswa menjadi sadar bahwa fakta-fakta dapat ditafsirkan dengan cara yang berbeda dan berbagai opini yang objektif tentang masalah yang berlaku.
Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan. Menurut Arsyad (2011: 4) media adalah alat yang menyampaikan pesan-pesan pengajaran. Senada dengan pendapat tersebut Sadiman (2006: 6) menyebutkan bahwa media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima.
Penggunaan media dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media pembelajaran menurut Sanaky (2011: 14) merupakan sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini diharapkan agar guru dapat memanfaatkan berbagai media secara efektif dan efisien dalam pembelajaran di kelas yang dapat dikembangkan. Menurut Gagne dalam Arsyad (2011: 4) media pembelajaran adalah segala hal meliputi alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran.
Pada dasarnya media dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu media audio, media visual dan media audio visual. Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dalam perkembangannya, media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels dan Glasgow melalui Arsyad (2011: 33) dibagi dalam 2 kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
Media Audio Visual
Media audio visual merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Ashari (2009: 45) mendifinisikan bahwa media audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatatn pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan.
Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa contoh media audio visual adalah film, video, program TV, dan lain-lain. Sementara itu Asra (2002: 5-7) mengungkapkan bahwa media audio visual yaitu media yang dapat dilihat dapat didengar seperti film bersuara, video, televisi, dan sound slide.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media audio visual yang pertama, yaitu guru menampilkan gambar dan film yang dipilih dan dianggap dapat merangsang siswa tergerak menulis teks diskusi. Dalam pembelajaran menulis teks diskusi ini penulis memanfaatkan gambar dan film yang pernah terjadi tentang alam dan sosial yang diambil dari internet dan lingkungan sekitar siswa. Media audio visual dalam pembelajaran teks diskusi dapat dilakukan dengan cara: (1) Dipertunjukan bebarapa gambar kepada siswa dalam bentuk tayangan LCD/media cetak/grafis; (2) Siswa mengamati gambar atau film yang dipertunjukkan kemudian mengidentifikasi setiap objek. (3) Siswa menuliskan hasil identifikasi terhadap gambar tersebut ke dalam beberapa kalimat fakta dan gagasan. (4) Siswa menyusun kalimat atau gagasan umum menjadi deretan peristiwa sesuai dengan tema yang ditayangkan pada gambar atau film. (6) Siswa menyusun kalimat fakta dan gagasan menjadi paragraf yang lengkap dan utuh dengan memperhatikan struktur bakunya: identifikasi fenomena, proses kejadian, dan ulasan. Juga kaidah kebahasaannya yang berlaku pada teks eksplanasi.
Kerangka Berpikir
Rendahnya tingkat kemampuan menulis teks diskusi pada siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019 disebabkan oleh rendahnya keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis. Selain itu, proses pembelajaran juga belum menggunakan media yang sesuai sehingga membuat pembelajaran kurang menarik bagi siswa. Dalam hal ini metode yang digunakan masih sebatas pada ceramah dan penugasan. Salah satu cara yang dapat ditempuh peneliti sebagai guru harus mampu memilih strategi pembelajaran yang inovatif. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks diskusi adalah media visual.
Media audio visual dipilih sebagai salah satu alternatif pilihan yang digunakan oleh peneliti dalam pembelajaran menulis teks diskusi karena metode ini memiliki beberapa kelebihan yaitu membantu guru dalam mengatur proses pembelajaran serta penggunaan waktu di kelas dengan bijak. Selain itu, adanya media audio visual pada pembelajaran menulis teks diskusi juga akan mempengaruhi hasil belajar Siswa. Media audio visual dalam pembelajaran menulis teks diskusi tentunya sangat menarik bagi siswa karena siswa dituntut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Keaktifan siswa ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis teks diskusi.
Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir diatas diajukan hipotesis tindakan bahwa dengan menggunakan medoa audio visual dapat meningkatkan minat dan ketrampilan menulis teks diskusi pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Talang Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019.
METODE PENELITIAN
Objek Tindakan
Objek tindakan dalam penelitian ini adalah meningkatkan minat dan keterampilan menulis teks diskusi pada siswa kelas IXA semester genap SMP Negeri 1 Talang Tahun Pelajaran 2018/2019.
Setting Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian
Pelaksanaan penelitian di SMP Negeri 1 Talang yang beralamat di Jalan Projosumarto II no. 11 Talang Kabupaten Tegal
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah kelas IX A Semester 2 SMP Negri 1 Talang Tahun Pelajaran 2018/2019, dengan jumlah 36 siswa terdiri dari 18 putra dan 18 putri.
Waktu Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2019.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan terdapat dua macam metode yaitu tes dan non tes. Metode tes dapat berupa tes tertulis, lisan, dan unjuk kerja. Metode non tes dapat berupa wawancara, observasi, dokumentasi, dan jurnal. Pengertian tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data antara lain:
Dokumentasi
Dokumen, metode ini digunakan untuk memperbaiki data hasil belajar, yang berupa daftar nilai, gambar, foto.
Tes tertulis
Tes adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Metode ini untuk memperoleh data tentang hasil belajar dengan menggunakan tes produk (unjuk Kerja). Metode ini juga untuk mengukur hasil belajar dengan menggunakan tes tertulis berbentuk soal uraian sebanyak 4 soal pada siklus I. Skor maksimal adalah 16. Untuk siklus II bentuk soal sama uraian masing-masing soal mempunyai bobot maksimal 16.
Metode Angket
Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang minat siswa dalam proses pembelajaran. Pengisian angket dilakukan oleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung pada pertemuan kedua disetiap siklusnya. Instrumen yang digunakan adalah lembar angket terhadap minat siswa dalam pembelajarandengan menggunakan media audio. Lembar angket tersebut berisi empat indikator minat, yang masing-masing indikator terdiri dari 5 pernyataan sehingga totalnya ada 20 pernyataan dengan tiga kemungkinan jawaban yaitu selalu, kadang-kadang dan jarang.
Analisis Data
Data Hasil Angket
Hasil observasi terhadap minat siswa dalam pembelajaran menggunakan audio visual diukur dengan menggunakan lembar angket. Hasil angket kemudian dianalisis dengan cara menghitung jumlah skor perolehan setiap siswa untuk selanjutnya diklasifikasikan ke dalam tingkat minat siswa dalam belajar. Terdapat empat kriteria minat siswa dalam pembelajaran pada penelitian ini sebagai berikut: 20 – 30 (Rendah), 31 – 40 (Sedang), 41 – 50 (Tinggi), 51 – 60 (Sangat Tinggi)
Data Hasil Keterampilan Menulis
Hasil Keterampilan Menulis yang diukur dengan instrument tes uraian hasilnya kemudian dianalisis untuk diketahui jumlah nilai masing-masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, ketuntasan belajar perorangan dan ketuntasan belajar klasikal. Kedua analisis data di atas selanjutnya dibuat perbandingan hasil antar siklus pada penelitian ini, perbandingan dengan menggunakan tabel dan grafik serta dideskripsikan secara kualitatif.
Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari dua jenis sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer berasal dari siswa memperoleh nilai tentang minat dan hasil keterampilan menulis. Sedangkan data sekunder berasal dari pihak lain yang secara tidak langsung menunjang penelitian antara lain kepala sekolah dan tenaga administrasi sekolah.
Indikator Keberhasilan Penelitian
Dalam penelitian ini pengambilan kesimpulan yang ditetapkan sesuai indikator kerja adalah sebagai berikut: (1) Minat belajar siswa dalam pembelajaran ditetapkan indikator kinerja yaitu jika minat belajar siswa telah mencapai 24 siswa tau di atas 65% dalam kategori tinggi. (2) Hasil belajar siswa yang meliputi ketuntasan perseorangan jika siswa telah mencapai nilai sama atau diatas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal Bahasa Indonesia yaitu 70 dan ketuntasan belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah tuntas belajar perorangan dalam satu kelas telah mencapai sama atau di atas 75% atau 27 siswa.
Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai pada faktor-faktor yang diselidiki. Model penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto 2009:17). Model ini terdiri dari empat komponen, yaitu planning (perencanaan), acting (tindakan/pelaksanaan), observing (observasi/pengamatan), danreflecting (refleksi).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi awal
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada pembelajaran prasiklus diperoleh data bahwa dari jumlah 36 siswa kelas IXA,nilai rata-rata 63,hanya 12 siswa (33%) yang menunjukkan keseriusan mengikuti pembelajaran, dan hanya 4 siswa(11,%) mau bertanya, selebihnya 20 siswa (56%) menunjukkan minat mengikuti pembelajaran rendah. KKM yang ditetapkan pada awal tahun pelajaran yaitu 70. Hanya 12 siswa (33%) yang mencapai ketuntasan maksimal atau KKM. Selebihnya sebanyak 24 siswa (67%) yang memperoleh nilai 50 s. d. 65, artinya masih di bawah KKM. Sedangkan ketuntasan klasikalnya adalah jika jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 85.
Melihat permasalahan di atas, perlu kiranya upaya lain yang dilakukan peneliti untuk dapat melakukan proses pembelajaran lebih efektif, agar para siswa lebih mudah memahami materi pelajaran sehingga hasil belajarnya meningkat. Untuk itu Peneliti mencoba menggunakan Media Audio Visual dalam tindakan kelas ini.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Penelitian ini diawali dengan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran kemudian observasi dan direfleksi. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bersama dengan kolabolator diketahui bahwa adanya peningkatan minat siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan Media Audio Visual dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari 3 siswa atau 8% memiliki kriteria sangat tinggi, 19 siswa atau 52% memiliki kriteria tinggi, 10 siswa atau 27% memiliki kriteria sedang, dan 4 siswa atau 11% memiliki kriteria rendah.
Peningkatan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran ini tampak pada meningkatnya hasil belajar siswa sebagai berikut: dari jumlah 36 siswa yang terdiri dari 18 siswa putra dan 18 siswa putri setelah dilaksanakan Penilaian Harian pada Siklus I, yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ada 20 siswa atau 55,55% sedangkan yang belum mencapai 16 siswa atau 44,44%. Dari data di atas sehingga belum mencapai ketuntasan klasikal yaitu 85%. Nilai rata-rata kelas 65 atau masih di bawah KKM bahasa Indonesia kelas IXA yaitu 70.
Memcermati berbagai kelemahan yang ditemukan pada siklus I ini Makaperlu ditindaklanjuti lagi dengan penelitian pada siklus II. Hasil Refleksiini digunakan sebagai dasar untuk menyusun Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Pada siklus II ini peneliti melakukan tahapan penelitian berupa perencanaanberupa perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).
Hasil pengamatan terhadap minat siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Media Audio Visual pada siklus II adalah selama pembelajaran siswa lebih berminat mengikuti pelajaran dibandingkan pada siklus I. Data minat siswa dalam belajar pada siklus II sebagai berikut: 6 siswa atau 16% pada kriteria sangat tinggi, 25 siswa atau 69% pada kriteria tinggi, 3 siswa atau 8% memiliki kriteria sedang sedangkan 2 siswa atau 5% memiliki kriteria rendah. Dari data tersebut terlihat adanya peningkatan minat belajar siswa pada kriteria tinggi dari siklus I yaitu 52% menjadi 69% pada siklus II, sehingga terjadi peningkatan minat belajar sebesar 17%.
Peningkatan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran ini berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa sebagai berikut: dari 36 siswa, ada 34 siswa atau 94,44% siswa telah tuntas belajar. Sedangkan 2 siswa atau 5,55% belum tuntas belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar pada Siklus II telah mencapai ketuntasan klasikal minimal yaitu 85%. Rata-rata nilai kelas 85 atau sudah di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia kelas IX yaitu 70.
Berdasarkan kelebihan yang ditemukan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa secara umum media pembelajaran Audio Visual yang dilakukan peneliti telah dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia pada materi menulis teks diskusi kelas IX A berupa ketuntasan belajar klasikal sebesar 94,44%. Sehingga indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas sudah tercapai. Oleh karena itu, penelitian sudah dianggap cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Pembahasan
Hasil pengamatan minat siswa dalam pembelajaran yang diobservasi menggunakan lembar angket minat siswa dalam pembelajaran menggunakan Media Audio Visual mengalami peningkatan pada setiap siklus penelitian tindakan kelas ini. Secara rinci besarnya peningkatan minat siswa pada setiap siklusnya sebagai berikut: minat siswa dalam belajar meningkat dari siklus I ke siklus II. Hal ini bisa dibuktikan dari persentase pencapaian minat belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Siswa yang sangat tinggi berjumlah 3 siswa atau 8% pada siklus I bertambah menjadi 6 siswa atau 16% pada siklus II, siswa yang berkriteria tinggi berjumlah 19 siswa atau 52% pada siklus I bertambah menjadi 25 siswa atau 69% pada siklus II, sedangkan siswa yang berkriteria sedang berkurang dari 10 siswa atau 27% menjadi 3 siswa atau 8%, demikian pula siswa yang berkriteria rendah yang semula 4 siswa atau 11% pada siklus I berkurang menjadi 2 siswa atau 5% pada siklus II.
Tes hasil belajar dilakukan pada setiap akhir pertemuan kedua. Nilai hasil belajar materi teks diskusi diukur melalui tes tertulis yang dilakukan secara mandiri. Masing-masing siswa mengerjakan soal berbentuk soal uraian. Nilai hasil belajar mengalami peningkatan pada setiap siklus penelitian tindakan ini. Peningkatan terdapat pada empat indikator nilai hasil belajar. Secara rinci besarnya peningkatan nilai hasil belajar siswa pada setiap siklusnya sebagai berikut: hasil belajar siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 65. Pada siklus II menjadi 80 sehingga terdapat peningkatan nilai sebesar 15. Sedangkan secara klasikal siswa yang tuntas belajar pada siklus I adalah 20 siswa atau 55,55% dan siklus II adalah 34 siswa atau 94,44%, sehingga dapat disampaikan bahwa siswa yang tuntas belajar pada siklus penelitian ini mengalami peningkatan yang signifikan. Jika dibandingkan antara siklus I dengan siklus II maka terdapat peningkatan sebesar 38,89%.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan melalui Media Audio Visual pada proses belajar mengajar dapat meningkatkan minat dan hasil belajar bahasa Indonesia materi MenulisTeks Diskusi pada siswa kelas IXA Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Peningkatan ini dapat dilihat dari perolehanpengamatan minat dan nilai hasil belajar siswa. Dari pengamatan siklus 1 yang minat belajar tinggi 19 siswa dan siklus 2 yang minat belajar tinggi 25 siswa sehingga diperoleh selisih 6 lebih baik. Sedangkan dari rata-rata kelas pada siklus I 65 dan ketuntasan klasikal 55,55% meningkat menjadi 80 dan ketuntasan klasikal 94,44% pada siklus II.
Proses pelaksanaan pembelajaran materi Menulis Teks Diskusi melalui Media Audio Visual pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Talang Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebagaimana sintak yang tersedia.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
- Guru lain yang sejenis perlu menerapkan pembelajaran melalui Media Audio Visual dalam pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga dapat meningkatkan peran aktif siswa.
- Guru dalam menerapkan model pembelajaran melalui Media Audio Visual tetap memperhatikan kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, karakteristik siswa dan ketersediaan sarana prasarana. Tiga hal penting yang juga harus diperhatikan guru antara lain sistem pengelompokkan siswa, semangat bekerja sama antarsiswa, dan penataan atau pengelolaan ruang kelas untuk kerja kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
- M. Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar- Mengajar. Jakarta: Rikena Cipta.
Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Efektif Disekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dierktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
AH Sanaky Hujair. 2011. Media Pembelajara Buku Pegangan Wajib Guru dan Dosen. Kaukaba. Yogyakarta
Arsyad, Ashari,. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arsyad, Ashari. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arsyad, Azhari, 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Barwick,John. 1998. TargetingText: Photocopiable Units Based on English Texts Type: information Report, Eksplanation, Discussion: Upper Level Book 3. Australia: Blake Education
Haryadi & Zamzani. (1996). Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Depdikbud.
Kemendikbud. 2014. Buku Guru Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas IX. Jakarta: Kemendikbud
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:Rikena Cipta
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa