PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

DI KELAS V SD NEGERI 3 JENGGAWUR

 

Mutofik

SD Negeri 3 Jenggawur Kecamatan Banjarmangu

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas V SD Negeri 3 Jenggawur Kecamatan Banjarmangu semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran Make A Match dilakukan observasi dengan lembar pengamatan. Penelitian dilakukan selama 2 siklus dengan prosedur umum meliputi tahapan planning, acting, observing, dan reflecting. Teknik pengumpulan data melalui metode observasi dan tes. Hasil penelitian tindakan kelas didapatkan hasil penerapan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan minat dari pra siklus 2 siswa atau 13% menjadi 13 siswa atau 87% dan dapat meningkatkan prestasi belajar dari rata-rata 67 menjadi 81,5 serta ketuntasan belajar dari 40% menjadi 100%. Dengan demikian penerapan model pembelajaran Make A Match membawa peningkatan minat dan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas V SD Negeri 3 Jenggawur.

Kata kunci: minat, Prestasi Belajar, Make A Match

                                                   

PENDAHULUAN

Lokasi SD Negeri 3 Jenggawur berada di lintasan jalan utama desa tepatnya di Jl. Jenggawur-Banjarmangu Km.1 Banjarnegara. Berdiri sudah cukup lama yaitu sejak tahun 1580 berdasarkan SK Pendirian sekolah yang dikeluarkan oleh Depdikbud dengan Nomor 421.2/17/1580. Merupakan Sekolah Dasar yang berada dibawah binaan UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Jumlah peserta didiknya ada 100 anak dengan 50 laki-laki dan 50 anak perempuan. Di samping itu kondisi input peserta didik rata-rata prestasinya masih rendah.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran menunjukkan prestasi yang masih tergolong rendah khususnya di kelas V. Hasil pengamatan pada pra siklus menunjukkan bahwa dari sejumlah 15 siswa, hanya 2 siswa atau sebesar 13 % yang terlihat memiliki minat dalam pembelajaran secara baik. Lainnya, sebanyak 6 siswa atau sebesar 40% memiliki minat sedang, dan 7 siswa atau sebesar 47% kategori rendah. Rendahnya minat siswa dalam proses pembelajaran ternyata berpengaruh juga terhadap prestasi belajar PKN. Hal ini ditunjukkan oleh data ulangan harian menunjukkan nilai rata-rata sebesar 67, siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan KKM sebanyak 7 anak atau hanya sebesar 47% dengan KKM sebesar 70.

Proses pembelajaran merupakan kegiatan guru dan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Salah satu permasalahan yang umum terjadi dalam proses pembelajaran antara lain justru kurangnya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran sesungguhnya menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sehingga pembelajaran di sekolah ditekankan atau berorientasi pada aktifitas siswa,Wina Sanjaya (2010:132)

Permasalahan yang masih dihadapi khususnya pada kelas V antara lain: Minat peserta didik dalam pembelajaran masih rendah, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari peserta didik yang cenderung masih individualis, dan Prestasi belajar peserta didik masih rendah, hal ini karena proses pembelajaran lebih didominasi model ceramah dan bersifat tekstual, sehingga peserta didik merasa bosan dan kurang konsentrasi.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat dan prestasi belajar siswa, menurut peneliti antara lain: Semangat belajar masih rendah, metode pembelajaran belum bervariasi sehingga membosankan, menjenuhkan, media pembelajaran masih terbatas, alat peraga belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya, sumber belajar siswa terbatas, hanya mengandalkan guru dan satu buku, guru kurang menguasai cara menerapkan metode/model pembelajaran, Guru kurang memilih metode/model pembelajaran yang menarik.

Kondisi tersebut menjadi perhatian yang serius dan harus segera diperbaiki. Perlu dilakukan inovasi pembelajaran yang mampu meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar peserta didik. Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa jika menggunakan metode yang tepat. Oleh karena itu, proses pembelajaran dengan cara konvensional harus diubah dengan berbagai inovasi yang dapat meningkatkan kretivitas siswa dalam berpikir.

 Salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan untuk mengkolaborasikan pengembangan diri di dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif. Penggunaan model pembelajaran kooperatif sangat menunjang dalam proses belajar mengajar, karena siswa dapat lebih berkonsentrasi dan berinteraksi kepada orang lain dan guru selama proses belajar mengajar berlangsung, sehingga motivasi dan konsentrasi belajarnya lebih terfokus dan terarah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul: “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Model Pembelajaran Make A Match di Kelas V SD Negeri 3 Jenggawur Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015”. Penelitian ini diharapkan dapat mengatasi masalah rendahnya minat dan prestasi belajar, serta dapat memberikan kontribusi pada guru sehingga meningkatkan kinerjanya/ profesionalitasnya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian ini, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut:

1.     Apakah penerapan model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan minat mata pelajaran PKN siswa kelas V SD Negeri 3 Jenggawur semester 2 tahun pelajaran 2014/2015?.

2.     Apakah penerapan model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan prestasi belajar PKN siswa kelas V SD Negeri 3 Jenggawar semester 2 tahun pelajaran 2014/2015?.

 

 

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk meningkatkan minat siswa pada materi “Organisasi di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat” dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match pada siswa kelas V SD Negeri 3 Jenggawur semester 2 tahun pelajaran 2014/2015, dan 2) Meningkatkan prestasi balajar PKn dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match pada siswa kelas V SD Negeri 3 Jenggawur semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.

LANDASAN TEORI

Minat

Pengertian minat menurut Djamarah (2008:132) Minat adalah kecendrungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas.

Minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama-lama akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya, namun jika kepuasan berkurang maka minat seseorangpun akan ikut berkurang (Mikarsa, 2007;3.2).

Penelitian ini yang dimaksud minat adalah sesuatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang memaksa, dengan aspek/indicator: rajin belajar, tekun dalam belajar, rapi dalam mengerjakan tugas, memiliki jadwal belajar, disiplin dalam belajar, memiliki perasaan senang, tertarik dalam belajar, keterlibatan siswa dan kreatifitas.

Prestasi Belajar

Winkel (2002:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Menurut Syah (2010:141) “Prestasi adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan (Qohar,2000).

Dari pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran. Selain itu juga prestasi merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.

Menurut Dimyati (2009: 7), “Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan. Perubahan itu tidak hanya perubahan sikap, dan pola pikir seseorang. Perubahan itu bersifat positif, yaitu menuju ke arah perbaikan yang terjadi secara sadar dan bersifat fungsional atau terus-menerus serta tidak statis.

Prestasi belajar merupakan suatu gambaran dari penguasaan kemampuan para peserta didik sebagaimana telah ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu.Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik oleh guru sebagai pengajar maupun oleh peserta didik sebagai pelajar bertujuan untuk mencapai prestasi setinggi –tingginya

Prestasi belajar siswa yaitu kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2015). prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi-rendahnya prestasi belajar siswa (Hamdani, 2011).

Dari beberapa pengertian prestasi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima kesan-kesan dalam proses pembelajaran.

Model Pembelajaran Make a Match

Model pembelajaran Make A Match pertama kali dikembangkan oleh Lorna Curran. Salah satu keunggulan pembelajaran ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

Di dalam pembelajaran dengan menggunakan model Make A Match langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut: 1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi pengenalan, satu bagian kartu soal dan bagian yang lain kartu jawaban. 2) Setiap siswa mendapat sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban. 3) Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal yang dipegang. 4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. 5) Setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 6) Jika siswa tidak dapat mencocokan kartunya dengan kartu temannya atau tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban akan mendapat hukuman yang telah disepakati. 7) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. 8) Siswa juga bisa bergabung dengan dua atau tiga siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. dan 9) Guru bersama-sama dengan siswa membuat sismpulan terhadap materi pelajaran.

METODE PENELITIAN

Subyek, Setting dan Waktu

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Jenggawur berjumlah 15 siswa, terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 11 perempuan dengan karakteristik siswa memiliki potensi dan kompetensi yang heterogen. Di SD Negeri 3 Jenggawur tersebut tempat peneliti melaksanakan tugas sehingga tidak menggangu kegiatan proses pembelajaran karena sesuai dengan jadwal pelajaran yang sudah ditetapkan.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Jenggawur Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Februari s.d Mei 2015 Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan selama 2 siklus.

Sumber Data

Data adalah keterangan yang benar dan nyata, keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini yang peneliti digunakan adalah:

1.   Sumber data siswa meliputi: data tentang minat siswa, data tentang prestasi belajar pada mata pelajaran PKn dan data tentang penerapan model pembelajaran Make A Match.

2.   Sumber data guru meliputi data ketrampilan guru dalam merencanakan perbaikan pembelajaran dan ketrampilan melaksanakan perbaikan pembelajaran, proses pembelajaran seperti interaksi pembelajaran, implementasi penerapan model pembelajaran Make A Match.

3.   Sumber data kolaborator meliputi pengamatan penerapan model pembelajaran yaitu model pembelajaran Make A Match, hasil refleksi bersama guru dan peneliti

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik dan alat pengumpulan data menggunakan: Teknik tes yang digunakan adalah tes prestrasi belajar, Teknik Pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini pengamatan tentang minat. Penerapan tentang penerapan cari pasangan dalam proses pembelajaran, dan Teknik Dokumentasi.

Pada penelitian ini validasi tes prestasi belajar menggunakan validasi empirik dan validasi teoritik yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif sedang data pengamatan menggunakan triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi peneliti.

Prosedur Pelaksanaan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas terdiri dari 2 siklus. Prosedur umum penelitian melalui tahapan planning, acting, observing, dan reflecting.

HASIL PENELITIAN

Kondisi Awal

Pembelajaran mata pelajaran PKn yang dilakukan peneliti pada umumnya semangat belajar masih rendah, minat belajar mengikuti pembelajaran masih rendah, metode pembelajaran belum bervariasi sehingga cenderung membosankan dan menjenuhkan, media pembelajaran masih terbatas, alat peraga pembelajaran belum dimanfaatkan secara baik sumber belajar siswa yang terbatas, hanya mengandalkan guru dan satu buku, guru kurang menguasai cara penggunaan pembelajaran sesuai karakteristik siswa dan mata pelajaran, guru kurang memilih penerapan metode/model pembelajaran yang digunakan. Kondisi proses pembelajaran yang demikian berdampak langsung padak minat siswa yang rendah. Hal ini ditunjukan hasil pengamatan pra siklus dari 15 siswa siswa yang memiliki minat rendah 7 siswa atau 47%, minat sedang 6 siswa atau 40%, sedangkan siwa yang memiliki minat tinggi 2 siswa atau 13%. Dengan demikian secara umum minat siswa dalam proses pembelajaran PKn dalam kategori rendah.

Kondisi rendahnya minat siswa berdampak juga pada rendahnya prestasi belajar yang dicapai. Hal ini ditunjukkan hasil tes prestasi belajar mata pelajaran PKn pada akhir materi, siswa yang mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan KKM yaitu 70 jumlah 6 siswa, dengan ketuntasan belajar 40%. Nilai tertinggi 80, nilai terendah 58 dengan nilai rentang 0 – 100 dengan nilai rata-rata kelas 67.

Siklus I

Data minat

Data tentang kemampuan minat diambil setelah melakukan pembelajaran pada akhir siklus I. Instumen data berupa lembar pengamatan yang terdiri dari 10 indikator. Dari data minat diperoleh skor 1-3 kategori rendah, minat skor 4-7 kategori sedang, minat skor 8-10 kategori tinggi. Hasil selengkapnya tentang minat siswa sebagai berikut: minat siswa diproleh hasil sebagai berikut: minat tinggi 8 siswa atau 53%, minat sedang 4 siswa atau 27%, dan minat rendah 3 siswa atau 20%.

Data Tentang Tes Prestasi Belajar.

Setelah pembelajaran berlangsung selama 2 kali pertemuan maka dilakukan tes tertulis untuk mengukur hasil prestasi belajar mata pelajaran PKn yang dicapai. Jumlah soal sebanyak 35 butir soal, terdiri dari 20 soal pilihan ganda, 10 soal isian singkat, dan 5 soal uraian.

Hasil tes prestasi belajar mata pelajaran PKn diperoleh data sebagai berikut: skor tertinggi 90, skor terendah 66, skor rerata 75,5 modus nilai 76, ketuntasan belajar 73% atau 11 siswa. Masih ada 4 siswa atau 27% yang mendapat skor di bawah ketuntasan belajar minimal (KKM).

Siklus II

Data minat

Data tentang kemampuan minat diambil selama melakukan pembelajaran pada akhir siklus II. Instumen data berupa lembar pengamatan yang terdiri dari 10 indikator. Dari data minat diperoleh skor 1 – 3 kategori rendah, minat skor 4-7 kategori sedang, minat skor 8-10 kategori tinggi.

Berdasarkan hasil pengamatan atas minat siswa diproleh hasil sebagai berikut: minat tinggi 13 siswa atau 87% , minat sedang 2 siswa atau 13%, dan minat rendah 0 atau 0%.

Data Tentang Tes Prestasi Belajar.

Setelah pembelajaran berlangsung 2 kali pertemuan maka dilakukan tes tertulis. Hasil tes prestasi belajar mata pelajaran Pkn diperoleh data sebagai berikut: rerata 81,5 nilai tertinggi 92, nilai terendah 74 modus nilai 80, ketuntasan belajar 100%.

Pembahasan

Pada pengamatan pra siklus minat tinggi hanya 13% atau 2 siswa dari 15 siswa, minat sedang hanya 40% atau 6 siswa dari 15 siswa dan minat rendah mendominasi sebanyak 47% atau 7 siswa dari 15 siswa. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match minat mengalami peningkatan. Minat tinggi menjadi 53% atau 8 siswa dari 15 siswa, minat sedang menjadi 27% atau 4 siswa dari 15 siswa dan minat rendah menjadi 20% atau 3 siswa dari 15 siswa. Hal ini disebabkan situasi pembelajaran lebih bermakna, aktif dan kreatif, siswa tidak lagi pasif sebagai pendengar, guru hanya berperan sebagai fasilitator, dan situasi kelas lebih menyenangkan. Namun sayangnya minat belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 75% sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan perbaikan.

Pada siklus II penerapan model pembelajaran Make a Match mengalami perbaikan dengan bimbingan lebih merata untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Hasil pengamatan pada siklus II adalah sebagai berikut, minat tinggi meningkat menjadi 87% atau 13 siswa dari 15 siswa, minat sedang menjadi 13% atau 2 siswa dari 15 siswa, minat rendah 0% atau 0 siswa dari 15 siswa. Jadi minat pada siklus II adalah 13 siswa atau 87%.

Perbandingan hasil penelitian pra siklus, siklus I dan siklus II setelah dilakukan pengamatan pada saat pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Perbandingan MinatPra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No

Kemampuan Kerjasama

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1

Tinggi

2

8

13

2

Sedang

6

4

2

3

Rendah

7

3

 

Berdasarkan data di atas pada siklus I ada kenaikan minatdari 2 siswa atau 13% menjadi 8 siswa atau 53%. Pada siklus II ada kenaikan minat dari 8 siswa atau 53% menjadi 13 siswa atau 87%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan minat dari 2 siswa (13%) menjadi 13 siswa (87%).

Prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diukur melalui tes menunjukan hasil pada pra siklus rerata adalah 67 dengan ketuntasan belajar 40%. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match mengalami peningkatan. Pada siklus I rerata menjadi 75,5 dan ketuntasan belajar sebanyak 73%. Hasil tersebut masih belum mencapai indikator keberhasilan. Dengan memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I yaitu dengan bimbingan lebih merata, hasil tes prestasi pada siklus II rerata menjadi 81,5 dan ketuntasan belajar menjadi 100%. Perbandingan hasil tes prestasi belajar pra siklus, siklus I dan siklus II setelah dilakukan evaluasi pada akhir siklus diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.2 Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus, siklus I dan Siklus II

No

Prestasi Belajar

Pendidikan Kewarganegaraan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1

Nilai Tertinggi

80

90

92

2

Nilai Terendah

58

66

74

3

Nilai Rata-rata

67

75,5

81,5

4

Ketuntasan Belajar

40%

73%

100%

 

Pada tabel di atas terlihat pada pra siklus nilai rata-rata hanya 67, pada siklus I rata-rata menjadi 75,5 dan siklus II rata-rata meningkat menjadi 81,5. Dengan demikian pembelajaran dengan model pembelajaran Make a Match, dapat meningkatkan rerata prestasi belajar pada siklus I dari 67 menjadi 75,5 dan siklus II menjadi 81,5. Ketuntasan belajar pada pra siklus hanya sebanyak 40% meningkat pada siklus I menjadi 73% dan siklus II menjadi 100%. Ini berarti pada siklus I ada peningkatan sebanyak 33% dari 40% menjadi 73% sedangkan pada siklus II meningkat sebanyak 27% dari 73% menjadi 100%. Sehingga dapat disimpulkan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan ketuntasan belajar dari 40% menjadi 100%.

Dengan penerapan model pembelajaran Make a Match, minat dan prestasi belajar mengalami kenaikan. Selain itu juga, penerapan model pembelajaran Make a Match berdampak pada perubahan situasi kelas dan siswa antara lain: siswa menjadi sangat aktif, sangat antusias dan sangat bersemangat. Kondisi kelas menjadi sangat menyenangkan, sangat konduksif dan sangat bermakna. Berkat intervensi dengan penerapan pembelajaran model Make A Match seperti yang dikemukakan oleh Lie (2005:112) bahwa: ”Salah satu keunggulan Make A Match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan dan dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia.

Dari uraian di atas maka diperoleh hasil bahwa penerapan model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan minat dari 2 siswa atau 13% menjadi 13 siswa atau 87% dan dapat meningkatkan prestasi belajar dari rata-rata 67 menjadi 81,5 serta ketuntasan belajar dari 40% menjadi 100%.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.     Penerapan model pembelajaran Make a Match, dapat meningkatkan minat Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas V SD Negeri 3 Jenggawur semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 dari pra siklus hanya 2 siswa atau 13% menjadi 13 siswa atau 87% pada akhir siklus II.

2.     Penerapan model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas V SD Negeri 3 Jenggawur semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 dari nilai rerata 67 pada pra siklus menjadi 81,5 dan ketuntasan belajar dari 40% menjadi 100% pada akhir siklus II.

Saran

Saran Untuk Pernelitian Lanjut

a.     Dari hasil pengamatan masih ada kelemahan-kelemahan pada indikator minat yaitu pada indikator: mengemukakan, menyimpulkan dan juga pada indikator prestasi belajar yaitu pada indikator: Membedakan organisasi bentukan pemerintah dan yang berdiri secara alami belum tercapai atau belum dapat diukur disarankan untuk dapat diteliti pada penelitian selanjutnya.

b.     Pelaksanaan penelitian ini baru 2 siklus, peneliti lain selanjutnya dapat menambah siklus baru untuk mendapatkan temuan-temuan yang lebih signifikan.

c.     Instrumen tes dan lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini masih merupakan instrument yang tingkat validasinya belum memuaskan, peneliti berikutnya dapat menggunakan instrumen yang standar atau validitas dan reliabilitas yang standar.

 

Penerapan Hasil Penelitian.

Penerapan pendekatan model Make A Match dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn, maka guru perlu menerapkan pendekatan model Make A Match di sekolahnya. Sekolah perlu memberikan fasilitas yang memadai agar guru dapat menerapkan pendekatan model Make A Match agar minat dan prestasi belajar meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rinela Cipta

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Lie, Anita 2005. Cooperative learning (Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas.Jakarta:Grasindo

Mikarsa, Hera Lestari dkk. 2007. Pendidikan Anak SD. Jakarta: Universitas Terbuka

 Qohar. 2000. Prestasi Belajar Akademik. (http://www. Prestasi + akademik_/ belajar news /232 / saq8 / html. diakses pada 15 Maret 2015).

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sudjana, Nana. 2015. Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Winkel. 2002. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi