PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SIFAT-SIFAT OPERASI HITUNG MELALUI METODE

PROBLEM SOLVING SISWA KELAS IV SD NEGERI TANJUNG 01 KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Sumiyatun

SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Meningkatkan minat belajar matematika pada materi sifat-sifat operasi hitung siswa kelas IV SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 melalui metode Problem Solving 2) Meningkatkan prestasi belajar Matematika pada materi sifat-sifat operasi hitung siswa kelas IV SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 metode problem solving. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi atau pengamatan dan tahap refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Subjek peneltian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu, selama 4 bulan yaitu pada bulan Agustus sampai November 2016. Tehnik Pengumpulan data yang digunakan yaitu tehnik dokumentasi, tes dan observasi minat belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Melalui penggunaan metode problem solving dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDN Tanjung 01 Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2016/2017. Peningkatan terbukti dari peningkatan dari siklus I dan Siklus II dari nilai rata-rata kualitas minat belajar cukup menjadi kualitas minat belajar baik, 2) Melalui metode Problem Solving dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Tanjung 01 Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2016/2017. Peningkatan dari kondisi awal ke siklus II, nilai rata-rata prestasi belajar siswa kondisi awal 69 menjadi 79 meningkat sebanyak 10 Persentase ketuntasan belajar pada kondisi awal 55% menjadi 100% meningkat sebesar 45%

Kata Kunci: minat dan prestasi belajar, matematika, problem solving

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran matematika bagi siswa Sekolah Dasar dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang disukai. Pada dasarnya siswa sudah merasa kurang mampu apabila membicarakan matematika. Mengajar Matematika memang sangat berbeda jika dibandingkan mengajar mata pelajaran lain. Matematika merupakan ilmu yang sangat kompleks. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar terutama di kelas tinggi atau kelas IV sampai dengan kelas VI sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menyampaikan materi. Hasil belajar atau prestasi belajar siswa juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam pemilihan metode pembelajaran

Berdaarkan pengalaman pada siswa kelas IV SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Prestasi belajar matematika dalam materi sifat sifat operasi hitung sangat rendah. Dari 22 siswa kelas IV hanya 12 orang yang tuntas dalam mengerjakan tes pada kondisi awal. Dengan nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 60, dengan rata rata nilai 69. Dari sini dapat dilihat bahwa ada kesalahan dalam pembelajaran Matematika. Setelah ditelusuri, ternayata metode ceramah yang dilakukan oleh guru kurang mampu dipahami oleh siswa. Siswa hanya menangkap sebagian kecil saja materi yang diberikan.

Dari uraian di atas maka penulis berniat akan melakukan perbaikan dalam hal penyampaian materi sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat. Penulis akan mencoba melakukan perubahan dalam menggunakan model pembelajaran, melalui pembuatan Penilaian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul:

“Peningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Matematika Sifat-Sifat Operasi Hitung Melalui Metode Problem Solving Siswa Kelas IV SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017”

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:Apakah melalui metode Problem Solving dapat meningkatkan minat belajar Matematika pada materi sifat-sifat operasi hitung siswa kelas IV SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?Apakah melalui metode Problem Solving dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika pada materi sifat-sifat operasi hitung siswa kelas IV SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017?

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: Meningkatkan minat belajar Matematika pada materi sifat-sifat operasi hitung siswa kelas IV SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 melalui metode Problem Solving. Meningkatkan prestasi belajar Matematika pada materi sifat-sifat operasi hitung siswa kelas IV SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 melalui metode Problem Solving

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat bagi siswa melatih siswa berpikir, kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Selain siswa dapat menguasai materi secara personal atau kelompok, siswa juga dapat berdiskusi dan berinteraksi dengan teman sekelompoknya.Manfaat bagi guru membantu mengatasi kesulitan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.Manfaat bagi sekolah mendorong para pendidik untuk menggunakan strategi-strategi pembelajaran inovatif yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa.

KAJIAN PUSTAKA

Hakekat Pembelajaran Matematika

Haruman (2008:48) menyatakan dalam pembelajaran matematika SD, diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas. Selanjut Heruman menambahkan bahwa dalam pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Sehingga diharapkan pembelajaran yang terjadi merupakan pembelajaran menjadi lebih bermakna (meaningful), siswa tidak hanya belajar untuk mengetahui sesuatu (learning to know about), tetapi juga belajar melakukan (learning to do), belajar menjiwai (learning to be), dan belajar bagaimana seharusnya belajar (learning to learn), serta bagaimana bersosialisasi dengan sesama teman (learning to live together).

Pembelajaran matematika di SD tidak terlepas dari dua hal yaitu hakikat matematika itu sendiri dan hakikat dari anak didik di SD. Suwangsih dan Tiurlina (2006:62) menyatakan ciri-ciri pembelajaran matematika SD yaitu:Pendekatan spiral, Materi pelajaran matematika diajarkan secara bertahap,Matematika merupakan ilmu deduktif,Pembelajaran matematika hendaknya bermakna

Dengan memperhatikan hal di atas, sangat diharapkan pembelajaran matematika menyenangkan bagi siswa dan pembelajaran matematika menjadi efektif sehingga siswa tidak hanya mampu menghafal konsep-konsep matematika, tetapi juga harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, jadi sangat diharapkan dalam proses pembelajaran yang dipraktekkan guru juga melibatkan dan mengaktifkan siswa dalam proses menemukan konsep-konsep matematika. Sehingga pembelajaran matematika di sekolah dasar mampu mengembangkan kompetensi-kompetensi matematika seperti yang terdapat dalam kurikulum matematika.

Pengertian Belajar dan Prestasi Belajar

Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. (Dimyati, 2002: 10). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto 2003:2)

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku, sebagai hasil dari serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi). Disamping itu siswa memerlukan/ dan harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai raport/nilai test) (Psikologi Belajar Drs.H Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono 151)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif.

Minat Belajar

Sardiman (2011:76) menyatakan bahwa: “Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dhubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (bisanya disertai dengan perasaan senang), karena merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu”. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:132) “minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.”

Slameto (2010:180) menyatakan bahwa “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.”

Dari beberapa definisi minat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan individu (siswa) untuk memusatkan perhatian rasa lebih suka dan rasa ketertarikan terhadap suatu objek atau situasi tertentu dalam hal ini adalah belajar.

Metode Problem Solving

Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak dimasyarakat, untuk menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi yang handal dalam pemecahan masalah, maka diperlukan serangkaian strategi pembelajaran pemecahan masalah (problem solving). Menurut Made Wena (2009; 22) mengemukakan bahwa pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi baru, jadi dengan menerapkan pembelajaran problem solving atau pemecahan masalah siswa diharapkan setelah mengetahui teori teori yang dipelajari dapat digunakan untuk memecahkan masalah, dengan memecahkan masalah siswa akan lebih diasah kemampuannya untuk menerapkan teori teori yang dipelajari dalam pelajaran.

Sebelum memberikan pengertian tentang problem solving atau pemecahan masalah, terlebih dahulu membahas tentang masalah atau problem. Menurut Polya (dalam Hudojo, 2003: 150) terdapat dua macam masalah: 1)Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, abstrak atau konkret, termasuk teka teki. Masalah untuk membuktikan adalah untuk menunjukkan bahwa suatu peryataan itu benar atau salah atau tidak kedua duanya. Kita harus menjawab pertanyaan: “ Apakah peryataan itu benar atau salah?” bagian utama dari masalah jenis ini adalah hipotesis dan konklusi dari suatu teorema yang harus dibuktikan kebenarannya Penyelesaikan masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha usaha untuk menyelesaikannya sampai memperoleh penyelesaian. Sedangkan pengajaran penyelesaian masalah merupakan tindakan guru dalam mendorong siswa agar dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut (Sukoriyanto, 2001: 103).

Made Wena (2009; 52) mengemukakan bahwa “pemecahan masalah merupakan suatu aktifitas kognitif dimana siswa tidak saja harus dapat mengerjakan tetapi juga harus yakin bisa memecahkan“, di dalam pemecahan masalah ada tiga aktifitas kognitif dalam memecahkan masalah antara lain 1) Penyajian masalah meliputi aktifitas mengingat konteks pengetahuan yang sesuai dan melakukan identifikasi tujuan serta kondisi awal yang relevan untuk masalah yang dihadapi; 2) Pencarian pemecahan masalah meliputi aktivitas penghalusan (penetapan) tujuan dan pengembangan rencana tindakan untuk mencapai tujuan; 3) Penerapan solusi meliputi tindakan pelaksanaan rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya. (Made Wena, 2009).

Adapun langkah langkah yang harus diperhatikan oleh guru di dalam memberikan pembelajaran problem solving yaitu sebagai berikut: 1)Siswa mengidentifikasi masalah;2)Siswa mendefinisikan masalah; 3) Siswa mencari solusi ; 4)Siswa melaksanakan strategi; 5)Siswa mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh; 6)Mempresentasikan hasil permasalahan.

Sedangkan menurut Hudojo dan Sutawijaya (2003:24),menjelaskan bahwa langkah langkah yang diikuti dalam penyelesaian problem solving sebagai berikut: 1)Pemecahan terhadap masalah ; 2)Perencanaan penyelesaian masalah; 3)Melaksanakan perencanaan dan 4)Melihat kembeli penyelesaian

Hipotesis Tindakan

Sebagai jawaban sementara atas hasil tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diajukan suatu hipotesa sebagai berikut: Melalui pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Solving dapat meningkatkan minat belajar mata pelajaran Matematika pada materi sifat-sifat operasi hitung siswa kelas IV di SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dan melalui pembelajaran dengan menggunakan metode problem Solving dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Matematika pada materi sifat-sifat operasi hitung siswa kelas IV di SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

METODE PENELITIAN

Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, yaitu dari bulan Agustus 2016 hingga bulan November 2016 pada semester I tahun pelajaran 2016/2017

Pelaksanaan Tindakan kelas dilaksanakan 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan.

Tempat Pelaksanaan Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo pada siswa kelas IV semester I tahun pelajaran 2016/2017 mata pelajaran Matematika pada materi sifat-sifat operasi hitung. Subjek dalam penelitian tindakan ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tanjung 01 semester I tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 22 orang siswa.

Sumber data dari penelitian diperoleh dari: 1) Daftar nilai, 2) Perangkat pembelajaran yang dibuat guru, 3) Buku sumber pelajaran, 4) Hasil observasi, observasi yang dilakukan sebelum, selama, dan sesudah tindakan penelitian, dan 5) dokumentasi selama tindakan diberikan.Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data berbentuk tes dan observasi.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yang dibagi dalam 2 siklus penelitian, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.Adapun kegiatan pembelajaran dilakukan dalam dua siklus, masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan kelompok bertingkat meliputi: Meningkatnya prosentase hasil pengamatan tentang minat belajar matematika pada materi sifat-sifat operasi hitung siswa dikatakan baik apabila memperoleh nilai rata-rata antara 79%-70%. Meningkatnya prestasi belajar matematika siswa, prestasi belajar matematika siswa dikatakan berhasil apabila persentase tuntas belajar secara klasikal ≥ 80% (minimal 80% siswa memperoleh ≥ 70) dan nilai rata-rata kelas ≥ 70

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dengan memanfaatkan metode Problem Solving mata pelajaran matematika materi sifat-sifat operasi hitung, setelah diadakan tes evaluasi siklus I diperoleh nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60, sedangkan nilai rata-rata ulangan harian adalah 73. Nilai ketuntasan pada kondisi awal dapat kita lihat pada tabel dan diagram di bawah ini:

Tabel Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

No

Aspek

Frekuensi

Presentase (%)

1

Nilai Tertinggi

90

 

2

Nilai Terendah

60

 

3

Rata-rata

73

 

4

Nilai tuntas

17

77

5

Nilai belum tuntas

5

23

 Jumlah

5

100  %

 

Dari tabel ketuntasan minimal siklus I di atas terlihat nilai siswa yang mencapai KKM atau tuntas ada 17 orang siswa atau 73% orang siswa telah mecapai ketuntasan belajar.

Dari perolehan nilai di atas terlihat nilai siswa yang mencapai KKM atau tuntas ada 3 siswa dari 5 siswa atau 60% siswa mengalami ketuntasan belajar, hal ini menunjukkan adanya peningkatan penguasaan materi dari perbaikan pembelajaran siklus I dibandingkan dengan kondisi awal sebelum dilakukan tindakan tetapi hasil yang diperoleh pada siklus I belum maksimal maka perlu di lanjutkan ke siklus II.

Siklus II

Tindakan pada siklus II dengan memanfaatkan metode Problem Solving pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat operasi hitung, setelah diadakan tes evaluasi siklus II diperoleh nilai rata-rata ulangan harian sebesar 79 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Nilai ketuntasan pada siklus II dapat kita lihat pada tabel dan diagram dibawah

Tabel Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

No

Aspek

Frekuensi

Presentase (%)

1

Nilai Tertinggi

100

 

2

Nilai Terendah

70

 

3

Rata-rata

79

 

4

Nilai tuntas

22

100

5

Nilai belum tuntas

0

0

 

 

Berdasarkan tabel dan diagram ketuntasan siklus II di atas terlihat nilai siswa yang mencapai KKM atau tuntas ada 22 orang siswa dari 22 orang siswa atau 100% siswa sudah mencapai ketuntasan belajar.

Dari perolehan nilai tes evaluasi siklus II diatas dapat diketahui 8 orang siswa mendapat nilai 70, 9 orang siswa mendapat nilai 80, 4 orang mendapat nilai 90 dan 1 orang siswa mendapat nilai 100. Melihat dari hasil observasi minat belajar siswa dan hasil tes evaluasi tsiklus II di atas, proses kegiatan perbaikan pembelajaran pada tindakan siklus II menggunakan metode Problem Solving yang dilaksanakan cukup berhasil. Hasil perolehan nilai berdasarkan table ketuntasan belajar dan diagram diperolehan nilai atas terlihat nilai siswa yang mencapai KKM atau tuntas ada 22 orang siswa atau 100% siswa mengalami tuntas belajar dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar 100%, menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran siklus 2 dibanding dengan kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan menggunakan metode Problem Solving

Hasil Penelitian

Dari hasil observasi dan refleksi di atas minat belajar dan tes evaluasi tiap siklusnya pada kondisi awal sebelum tindakan siswa guru belum menggunakan metode Problem Solving siswa yang mencapai ketuntasan (KKM) ada 12 orang siswa dari 22 orang siswa atau 55% siswa yang mencapai ketuntasan (KKM) dan siswa yang tidak mencapai ketuntasan sebanyak 4orang siswa atau 45% orang siswa.

Pada tindakan Siklus I guru telah menggunakan metode problem Solving siswa yang mencapai ketuntasan (KKM) sebanyak 17 orang siswa dari 22 orang siswa atau 77% siswa yang mencapai ketuntasan (KKM) dan siswa yang tidak mencapai ketuntasan sebanyak 5 orang siswa atau 23%. Pada tindakan siklus I ini prestasi belajar matematika yang peroleh belum maksimal sehingga proses pembelajaran dilanjutkan pada siklus selanjutnya yaitu siklus II;

Pada tindakan siklus II ini siswa yang mencapai ketuntasan (KKM) sebanyak 22 siswa dari 22 siswa atau 100% siswa yang mencapai ketuntasan (KKM) sedangkan siswa yang tidak mencapai ketuntasan tidak ada siswa atau 0%. Pada tindakan siklus II guru menggunakan metode Problem Solving sehingga prestasi belajar siswa meningkat tajam dan berhasil.

Data ketuntasan pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat kita lihat dalam bentuk tabel dan diagram, dibawah ini:

Tabel Ketuntasan Belajar Siswa

No

Kondisi

Jumlah Siswa

Prosentase Ketuntasan

1

Kondisi Awal

12

55%

2

Siklus I

17

77%

3

Siklus II

22

100%

 

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran menggunakan metode Problem Solving ternyata berhasil meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu dari rata-rata 69 menjadi 79 terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 10, selain peningkatan nilai rata-rata peningkatan terjadi juga pada prosentase ketuntasan belajar, sebelum tindakan ketuntasan belajar hanya 55% pada siklus II sudah mencapai 100% (22 orang siswa) dari 22 orang siswa meningkat sebesar 45%, ditinjau dari prosentase ketuntasan belajar sudah mencapai 100% maka peneliti memutuskan tidak melanjutkan pada siklus berikutnya karena ketuntasan siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan

PENUTUP

Simpulan

Setelah peneliti melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran melalui tindakan siklus I dan tindakan siklus II pada mata pelajaran matematika materi sifat-sifat operasi hitung siswa kelas IV SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo Semester I tahun pelajaran 2016/2017 maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:Melalui penerapan metode Problem Solving dapat meningkatkan minat belajar matematika materi sifat-sifat operasi hitung siswa kelas IV SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2016/2017. Peningkatan terbukti dari peningkatan dari siklus I dan Siklus II dari nilai rata-rata kualitas minat belajar cukup baik menjadi kualitas minat belajar amat baik.Melalui penerapan metode Problem Solving dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi sifat-sifat operasi hitung siswa kelas IV SD Negeri Tanjung 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2016/2017. Peningkatan dari kondisi awal ke siklus II, nilai rata-rata prestasi belajar matematika siswa pada kondisi awal 69 menjadi 79 meningkat sebanyak 10. Prosentase ketuntasan belajar pada kondisi awal 55% menjadi 100% meningkat sebanyak 45%

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: Saran bagi siswa agar meningkatkan belajar memecahkan masalah melalui diskusi serta meningkatkan interaksi dengan teman kelomoknya. Saran bagi guru

1.       Bagi Siswa

Melalui metode Problem Solving dapat melatih siswa berpikir, kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Selain siswa dapat menguasai materi secara personal atau kelompok, siswa juga dapat berdiskusi dan berinteraksi denga kelompoknya. Para pendidik hendaknya dapat meningkatkan kompetensi sesuai standar kompetensi guru yaitu kompetensi professional dan kompetensi pedagogic, agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Saran bagi sekolah hendaknya selalu mendorong para pendidik untuk menggunakan strategi-strategi pembelajaran inovatif yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. 2006. Permen No. 22 Tahun 2006 tentang Standart Isi. Jakarta.

Depdikbud. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2009. Jakarta: Depdikbud

 

Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Haruman.2008. Model Pembelajaran Matematika. Bandung: Remaja Rosda  Karya

Herman Hudojo. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran  Matematika. Malang: UM Press

Hudoyo, H. 2003. Pembelajaran Matematika Menurut Pandangan Konstruktivistik. IKIP Malang

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE

Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi. Aksara

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:  Rineka Cipta.

Sukoriyanto. 2001. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Ilmu  pengetahuan sosial dengan Menggunakan Penyelesaian Masalah. Jurnal Ilmu pengetahuan sosial atau Pembelajarannya. Tahun VII. No. 2. 103-110

Sugiyono.2010. MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta

Suwangsih dan Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika.Bandung: UPI  Press

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.