Peningkatan Motivasi Belajar Dengan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together
UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS TERPADU
DENGAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VIII B MTs NU NURUSSALAM KUDUS TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Siti Anisah
MTs NU Nurussalam Kudus
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar IPS Terpadu setelah diterapkan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus tahun pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan menggunakan tiga siklus. Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus yang berjumlah 32 siswa, 10 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Tehnik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Terpadu. Hal ini dapat dilihat dari indikator motivasi belajar: (1). Siswa yang aktif bertanya sebelum tindakan sebesar 25%, siklus I sebesar 40,6% siklus II sebesar 81,2% (2). Siswa yang aktif menjawab pertanyaan sebelum tindakan sebesar 25%, siklus I sebesar 43,7% siklus II sebesar 84,4% (3). Siswa yang terlihat serius, memperhatikan dan menyimak pelajaran yang disampaikan guru sebelum tindakan sebesar 31%, siklus I sebesar 65,6% siklus II sebesar 90,6%. Rata-rata motivasi belajar sebelum tindakan sebesar 27%, siklus I sebesar 49,9% dan siklus II sebesar 85,4%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada peningkatan motivasi belajar IPS Terpadu setelah diterapkan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus tahun pelajaran 2017/2018.
Kata kunci: Motivasi Belajar, Strategi Pembelajaran, Numbered Heads Together (NHT).
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan seseorang diharapkan mampu membangun sikap dan tingkah laku serta pengetahuan dan keterampilan yang perlu dan berguna bagi kelangsungan dan kemajuan diri dalam masyarakat, bangsa dan negara. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Kenyataan dalam pendidikan sekarang ini terdapat banyak masalah yang dihadapi pada saat proses pembelajaran. Salah satu masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran adalah kurangnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dikelas.
Menurut Yamin (2005:80) “Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan, pengalaman. Sedangkan menurut Sardiman (2001:73) “Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan dari yang dikehendaki dapat tercapai.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan dengan guru IPS Terpadu di MTs NU Nurussalam Kudus, pada siswa kelas VIII B dengan jumlah siswa ada 32 siswa. Pada saat pelajaran IPS motivasi belajar siswa kurang. Berdasarkan pengamatan dari 32 siswa, diperoleh data sebagai berikut: Siswa yang aktif bertanya sebanyak 8 siswa dengan prosentase belajar 25%, siswa yang aktif menjawab pertanyaan sebanyak 8 siswa dengan prosentase belajar 25%, serta siswa yang serius, memperhatikan dan menyimak pelajaran sebanyak 10 siswa dengan prosentase belajar 31%. Rata-rata prosentase motivasi belajar 27%.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar IPS Terpadu masih rendah. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat disebabkan oleh pergaulan lingkungan keluarga dan pergaulan teman sebaya. Pada siswa kelas VIII B kebanyakan orang tuanya bekerja di Jakarta, dan siswa tersebut didesa bersama neneknya, hal ini menyebabkan perhatian orang tua ke anak tersebut kurang sehingga menyebabkan motivasi belajar anak rendah. Sedangkan pada pergaulan lingkungan teman sebaya, siswa kelas VIII B motivasi belajar siswa cenderung homogen sehingga kurang berkompetisi di kelas.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan motivasi belajar siswa khususnya pelajaran IPS Terpadu.
Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian secara acak guru memanggil nomor yang diberikan kepada siswa (Iif dkk 2011:59). Sedangkan menurut Rahayu (2006) Numbered Heads Together (NHT) adalah “Suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya di presentasikan di depan kelasâ€.
Tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan adanya penelitian tindakan kelas ini adalah: “Untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar IPS Terpadu setelah diterapkan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus tahun pelajaran 2017/2018â€.
METODE PENELITIAN
Tempat yang digunakan sebagai penelitian adalah MTs NU Nurussalam Kudus Tahun pelajaran 2017/2018. Peneliti melakukan penelitian ini, dari tahap persiapan hingga pengumpulan laporan dilaksanakan selama kurang lebih lima bulan. Penelitiaini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan melalui proses kolaborasi antara kepala sekolah, guru IPS Terpadu, dan peneliti di lingkungan sekolah.
Menurut Arikunto (2007:58) “Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelas. Penelitian ini menawarkan cara dan prosedur baru untuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di kelasâ€.
Menurut Arikunto (2007:16) “Model penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat empat tahap yang lazim dilalui, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksiâ€.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa MTs NU Nurussalam Kudus. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus tahun pelajaran 2017/2018. Variabel penelitian yang diteliti pada penelitian ini adalah: Motivasi belajar, Strategi pembelajaran dan Numbered Heads Together (NHT). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas bernomor yang digunakan sebagai penerapan strategi Numbered Heads Together (NHT), kertas untuk mengerjakan soal serta menyiapkan instrumen untuk observasi proses kegiatan dan hasil pembelajaran, yang meliputi: perilaku guru saat pembelajaran, perilaku siswa saat pembelajaran serta situasi kelas saat pembelajaran.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan tes yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Riduwan dan Akdon, 2004:74). Tehnik ini digunakan untuk memperoleh data dari informan baik guru maupun siswa tentang pembelajaran IPS Terpadu yang dilakukan di kelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara langsung dengan pertanyaan yang disampaikan secara lisan dan tatap muka dengan siswa maupun guru IPS Terpadu yang berperan sebagai rekan kolaborasi dan narasumber, 2) Observasi/ Pengamatan langsung, menurut Arikunto (2007:127) “Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaranâ€. Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu yang dilakukan oleh siswa. Pengamatan dilakukan sebelum, selama dan sesudah siklus penelitian berlangsung yang meliputi: perilaku guru dalam pembelajaran, perilaku siswa dalam pembelajaran, keadaan atau situasi kelas, 3).Dokumentasi, pada penelitian ini adalah berupa RPP pada kegiatan pembelajaran dengan strategi pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Buku-buku seperti buku pribadi, buku presensi dan lain-lain. Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data sekolah, nama siswa dan foto proses tindakan penelitian, 4) Tes, menurut Arikunto (Ismawati, 2007: 90) “Tes adalah serentetan pertanyaan atau serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu dan kelompokâ€. Metode tes digunakan untuk memperoleh data dari siswa untuk mengerjakan soal IPS Terpadu. Tehnik analisis data dalam penelitian ini menggunakan: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus yang terdiri dari tiga siklus penelitian. Pembahasan hasil penelitian dari siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut:
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ini peneliti melaksanakan observasi kelas yang dilakukan di MTs NU Nurussalam Kudus, pada siswa kelas VIII B dengan jumlah siswa ada 32 siswa. Pada saat pelajaran IPS motivasi belajar siswa kurang. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru IPS Terpadu dari 32 siswa, bahwa siswa yang berani bertanya adalah sebanyak 7 siswa (25%), siswa yang berani menjawab pertanyaan adalah 7 siswa (25%), sedangkan siswa yang serius, memperhatikan dan menyimak pelajaran sebanyak 10 siswa (31%) dapat disimpulkan bahwa rata-rata motivasi belajar IPS kelas VIII B yaitu sekitar 27%. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat disebabkan oleh pergaulan lingkungan keluarga dan pergaulan teman sebaya. Pada pergaulan lingkungan keluarga, orang tua sebaiknya harus memantau terus hasil belajar anak dan adanya perhatian orang tua terhadap anak dapat meningkatkan motivasi belajar. Pada siswa kelas VIII B kebanyakan orang tuanya bekerja di Jakarta, dan siswa tersebut didesa bersama neneknya, hal ini menyebabkan perhatian orang tua ke anak tersebut kurang sehingga menyebabkan motivasi belajar anak rendah. Sedangkan pada pergaulan lingkungan teman sebaya, bagaimana siswa berteman maka akan dapat mempengaruhi motivasi belajar karena teman sebaya yang mempunyai motivasi belajar pasti akan memberikan support kepada temannya yang kurang dalam belajar, akan tetapi berbeda dengan kelompok siswa yang hanya masih suka bermain dan tidak mementingkan sekolah. Pada siswa kelas VIII B motivasi belajar siswa cenderung homogen sehingga kurang berkompetisi di kelas.
Kemudian peneliti bersama guru IPS Terpadu kelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus merencanakan dan menetapkan untuk menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT). Tahap selanjutnya setelah metode pembelajaran ditentukan adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikonsultasikan terlebih dahulu dengan guru mata pelajaran IPS terpadu. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Materi pelajaran yang disampaikan pada siklus I adalah Pertumbuhan Jumlah Penduduk. Setelah itu peneliti menyusun skenario pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT). Serta mempersiapkan sarana prasarana pembelajaran yang mendukung pelaksanan tindakan yaitu dengan membuat kertas bernomor yang akan digunakan dalam metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Selanjutnya menyiapkan instrumen untuk observasi proses kegiatan dan hasil pembelajaran yang meliputi tindak mengajar guru, tindak belajar siswa, serta situasi pembelajaran dikelas.
Setelah metode pembelajaran tersebut digunakan, selama siklus I berlangsung siswa kelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus yang merespon metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) cukup baik, motivasi belajar siswa meningkat sebesar 49,9%. Pada siklus I, siswa yang berani bertanya sebanyak 13 siswa (40,6%), siswa yang berani menjawab pertanyaan sebanyak 14 siswa (43,7%), sedang siswa yang terlihat serius, memperhatikan dan menyimak pelajaran sebanyak 21 siswa (65,6%). Pada siklus I terdapat adanya peningkatan motivasi belajar sebesar 22,9%. Data tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa belum maksimal. Hal ini disebabkan sebagian siswa belum paham dengan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Siswa juga masih banyak yang pasif dalam pembelajaran.
Tindakan kelas siklus II dilaksanakan setelah adanya perbaikan-perbaikan dari siklus I. Kekurangan pada siklus I akan disempurnakan pada siklus II. Tindakan siklus II, materi pelajaran yang disampaikan adalah pertumbuhan jumlah penduduk. Pada pertemuan ini dilaksanakan dikelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus. Dengan jumlah siswa yang hadir sebanyah 32 siswa. Sama seperti tindakan siklus I, pada siklus II peneliti berperan sebagai guru IPS yang memberikan tindakan dikelas VIII B sekaligus sebagai observer. Sedangkan penerima tindakan adalah siswa kelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah Numbered Heads Together (NHT). Hasil observasi tindakan siklus III menunjukkan motivasi belajar siswa meningkat sebanyak 85,4%. Pada siklus III siswa yang bertanya sebanyak 26 siswa (81,2%), siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 27 siswa (84,4%) dan siswa yang serius memperhatikan dan menyimak pelajaran sebanyak 29 siswa (90,6%). Data ini menunjukkan bahwa bahwa tindakan sudah berjalan sesuai dengan rencana yang diinginkan. Langkah-langkah pembelajaran yang digunakan guru telah berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dan indikator-indikator yang diteliti menunjukkan bahwa prosentase belajar mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II mengenai penggunaan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) yang diterapkan pada siswa kelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan motivasi belajar siswa dari pembelajaran siklus I, dan siklus II. Pada saat pra siklus motivasi belajar siswa menunjukkan prosentase belajar sebanyak 27%, pada saat siklus I prosentase motivasi belajar siswa sebanyak 49,9% dan pada saat siklus II prosentase motivasi belajar siswa naik sebanyak 85,4%.
KESIMPULAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus tahun pelajaran 2017/2018 yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Ada peningkatan motivasi belajar IPS Terpadu setelah diterapkan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus tahun pelajaran 2017/2018, 2). Penggunaan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) yang diterapkan pada siswa kelas VIII B MTs NU Nurussalam Kudus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan motivasi belajar siswa dari pembelajaran siklus I dan siklus II. Sebelum proses tindakan kelas motivasi belajar siswa sebesar 27% setelah dilakukan penelitian pada siklus I motivasi belajar siswa sebesar 49,9% sedangkan pada siklus II motivasi belajar siswa sebesar 85,4%.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Rahayu, Online (2006). Pengertian Numbered Heads Together (NHT). (http://iniwebhamdan.wordpress.com/2012/05/10/pengertian-numbered-head-together-nht/) diakses tanggal 20 Oktober 2012.
Riduwan dan Akdon (Ed.). 2004. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Yamin, H. Martinis. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.