PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG MERINGKAS ISI BUKU FIKSI DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT

SISWA KELAS V SEMESTER II SDN 2 PURWOREJO

KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Kusmiati

Guru SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Guru melakssiswaan penelitian bertujuan peningkatan motivasi dan hasil belajar Bahasa Indonesia meningkat, terutama dalam memahami suatu cerita buku fiksi siswa kelas V SDN 2 Purworejo Pembelajaran awal hasil belajar masih rendah karena dari jumlah 25 siswa yang mencapai tuntas baru 12 siswa karena guru dalam melaksanakan pembelajaran belum menerapkan model yang dapat menumbuhkan kektifan belajar dari tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata 68 Guru menerapkan model pembelajaran Cooperative Tipe Script siklus I siswa menyelesaikan tugas secara kelompok siswa mulai adanya tumbuh rasa tanggungjawab saling membantu untuk tukar pendapat menumbuhkan keaktifan dalam belajar kelompok berdasarkan hasil pengamatan sudah mulai tumbuh akhir kegiatan diberikan tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 nilai rata-rata 73 Hasil belajar menerapkan model pembelajaran Cooperative Tipe Script yang dilaksanakan pada siklus II dalam proses pembelajaran guru memberikan tugas kelompok untuk mengerjakan LKS dalam hasil pengamatan semua siswa sudah aktif mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh.dalam kerja kelompok maupun secara individu pada akhir kegiatan guru memberikan tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70 nilai rata-rata 82. KKM 70.

Kata Kunci:   Peningkatan Motivasi Belajar, Hasil Belajar ,Metode Pembelajaran Cooperative Tipe Script

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya, guru perlu meningkatkan usaha-usaha sebaik-baiknya demi mencapai prestasi yang diinginkan.Tetapi kenyataan berkata lain, karena setiap siswa mempunyai masalah yang berbeda-beda yang dikarenakan berbagai faktor. Baik dari dalam diri siswa maupun faktor dari luar diri siswa. Salah satu faktor dari luar diri siswa adalah kurangnya motivasi belajar dari guru dalam proses pembelajaran di kelas. Akibat dari kurangnya motivasi belajar, akan timbul beberapa cirri dan tingkah laku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar.

Menurut H. Abu Ahmadi dalam bukunya “Didaktik Metodik” menyatakan beberapa cirri tingkah laku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar antara lain: (1) Hasil belajar yang rendah ; (2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan ; (3) Menimbulkan sikap kurang wajar (tidak sungguh-sungguh, dalam menerima pelajaran, jemu, acuh tak acuh dan sebagainya) ; (4) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar misalnya (mudah tersinggung, pemarah, pemurung, melamun dan sebagainya).

Hasil merupakan sesuatu yang didapat setelah adanya kegiatan. Dengan demikian yang dimaksud hasil belajar adalah sesuatu yang didapat setelah melakukan belajar. Hasil yang dicapai tersebut dapat berupa tingkah laku yang terjadi sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Guru mempunyai andil sangat besar terhadap hasil belajar yang dicapai siswanya. Hal ini ditegaskan oleh Paul Suparno (2002:58-59), bahwa guru merupakan ujung tombak kesuksesan pelaksanaan pendidikan. Tanpa guru sebagus apapun kurikulum yang dirancang, tidak akan menghasilkan pendidikan yang berkualitas.

Untuk meraih prestasi belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor yang perlu diperhatikan. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi hasil belajar, antara lain: Faktor lingkungan keluarga, Faktor lingkungan sekolah, Faktor lingkungan masyarakat.

Belajar adalah proses perubahan yang disebabkan oleh pengalaman dan latihan. Belajar dapat juga dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa. Namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki cirri-ciri perwujudan yang khas antara lain perubahan Internasional, perubahan positif dan aktif, serta perubahan efektif dan fungsional. Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat tertentu pada siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya perubahan dalam diri siswa relatif menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan lagi (Muhibbin Syah,2000:116)

Rumusan Masalah

Apakah penggunaan metode pembelajaran Cooperative Tipe Script dapat mengatasi rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi siswa kelas V semester II SDN 2 Purworejo tahun pelajaran 2017/2018 ?.

Tujuan Penetilian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang Meringkas Isi Buku Fiksi, bagi siswa kelas V SDN 2 Purworejo Kabupaten Blora pada semester II tahun pelajaran 2017/2018.

Manfaat Penelitian

 Manfaat dari penelitian siswa mampu melaksanakan kegiatan yang diberikan oleh guru, sehingga memiliki pengetahuan baru hasil belajar Bahasa Indonesia tentang Meringkas Isi Buku Fiksi,tumbuh kemampuan yang kuat pada setiap siswa kelas V semester II SDN 2 Purworejo.

 

 

 

KAJIAN TEORI

Hakikat Motivasi

Motivasi belajar adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam proses perkembanganya yang meliputi maksud, tekad, hasrat, kemauan, kehendak, cita-cita dan sebagainya untuk mencapai tujuan (Samidjo Mardiani, 185: 10). Menurut Afifudin, SK.BA. didalam bukunya “ Psikhologi Pendidikan Siswa Sekolah Dasar “, menguraikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar ada dua yaitu: (1) Motivasi Instrinsik, yaitu motivasi atau kesediaan untuk belajar karena terdorong rasa ingin tahu dalam diri sendiri; (2) Motivasi Ekstrinsik, yaitu motivasi atau tenaga pendorong yang berasal dari luar diri siswa. Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik antara lain ganjaran dan hukuman. Ganjaran adalah merupakan alat pendidikan represip yang bersifat positif. Juga berfungsi sebagai alat motivasi dan sebagai pendorong bagi siswa untuk lebih giat belajar Bahasa Indonesia. Hukuman adalah sebagai alat pendorong siswa untuk giat belajar Bahasa Indonesia.

Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Script

Metode Pembelajaran Kooperatif Cooperative Script dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Guru membagi siswa untuk berpasangan; (2) Guru membagi materi kepada setiap siswa untuk dibaca; (3) Siswa membaca materi, kemudian membuat ringkasan ; (4) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan sebagai pendengar; (5) Pembicara membaca ringkasannya di depan kelas ; (6) Pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang ; (7) Siswa secara bergantian dan bertukar peran antara pembicara dan pendengar ; (8) Guru member penilaian; (9) Penutup dan kesimpulan.

Kerangka Berfikir

 Pembelajaran Cooperative Tipe Script untuk peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang Meringkas Isi Buku Fiksi, bagi siswa kelas V SDN 2 Purworejo

Hipotesis

 Diduga guru menerapkan pembelajaran Cooperative Tipe Script adanya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang Meringkas Isi Buku Fiksi, bagi siswa kelas V semester II SDN 2 Purworejo tahun pelajaran 2017/2018.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakssiswaan selama 4 bulan yaitu dimulai bulan Januari 2018 sampai dengan April 2018 pada semester II (genap) tahun pelajaran 2017/2018. Tempat penelitiannya di SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora, dengan alas an sekolah tersebut tempat bekerja peneliti. Sedangkan subyek penelitiannya adalah siswa kelas V yang berjumlah 25 siswa. Terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

Sumber Data

Peneliti mengambil sumber data dari hasil ulangan harian siswa kelas V SDN 2 Purworejo Ulangan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada saat kondisi awal, ulangan harian setelah siklus pertama dan ulangan harian setelah siklus kedua. Ulangan harian yang berupa tes tertulis sebanyak tiga kali yaitu hasil ulangan kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Teknik dan alat Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi untuk data proses pembelajaran pada siklus pertama maupun siklus kedua dan teknik tes tertulis untuk pengumpulan data hasil belajar pada siklus pertama dan siklus kedua. Alat pengumpulan data berupa dokumen daftar nilai untuk data kondisi awal, lembar observasi untuk data proses pembelajaran dan butir soal tes tertulis untuk data hasil belajar pada siklus pertama dan siklus kedua.

Validasi dan Analisis Data

Validasi data dilakukan untuk memperoleh data yang valid. Validasi data proses pembelajaran yang dikumpulkan melalui observasi divalidasi dengan berkolaborasi dengan teman sejawat untuk ikut mengamati proses pembelajaran, sedangkan data hasil belajar divalidasi dengan menggunakan kisi-kisi. Kisi-kisi dibuat dengan maksud supaya materi materi soal sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan agar soal tidak mengelompok dalam satu bahasan tertentu melainkan menyebar ke seluruh bahasan. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif yang dilanjutkan dengan refleksi, penarikan kesimpulan yang dilakssiswaan secara bertahap dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.

 Indikator Kinerja

Keberhasilan dalam suatu penelitian dapat diukur dari indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti. Dengan dimanfaatkannya siswa dalam memahami materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan Indikator kinerja dianggap berhasil jika terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang dapat diketahui dari peningkatan nilai ulangan harian siswa pada akhir pembelajaran guru memberikan tes formatif dan ketuntasan mencapai nilai lebih besar atau sama dengan KKM. 70

 Prosedur Penelitian

 Prosedur penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dalam Rochiati (2007: 36) yang terdiri dari empat komponen yaitu: 1) Perencanaan (planning), 2) Aksi/ tindakan (acting), 3) Observasi (observing), 4) Refleksi (refleting). Kemudian sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya setelah ada refleksi, selanjutnya diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilakssiswaan dalam siklus berikutnya dan demikian seterusnya sampai beberapa kali siklus. Berikut ini diskripsi masing-masing tahapan penelitian:

HASIL PENELITIAN

Pembelajaran Awal

Pembelajaran awal masih kurang aktif masih banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru belum menerapkan model pembelajaran, sebagian siswa berbicara sendiri sehingga hasil belajar tes formatif dari jumlah 25 siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 6 siswa, nilai 60 sebanyak 6 siswa, yang mendapat nilai 70 sebanyak 5 siswa, yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 4 siswa.. nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dengan rata-rata nilai 68.

Pembelajaran Siklus I

 Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I guru menggunakan model pembelajaran Cooperative Tipe Script siswa menyelesaikan tugas secara kelompok siswa mulai adanya rasa tanggungjawab saling membantu tukar pendapat menumbuhkan keaktifan dalam belajar walaupun ada sebagian siswa yang masih kurang aktif dalam kerja kelompok..Hasil belajar tes formatif yang diperoleh. siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 8 siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak 7 siswa, yang mendapat nilai 80 sebanyak 5 siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 5 siswa. nilai tertinggi 90, nilai terendah 60 dengan rata-rata nilai 73

Pembelajaran Siklus II

 Hasil belajar menerapkan model pembelajaran Cooperative Tipe Script proses guru memberikan tugas kelompok untuk mengerjakan LKS dalam hasil pengamatan semua siswa sudah aktif mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh.dalam kerja kelompok maupun secara individu sebagai bukti hasil tes formatif yang mendapat nilai 70 sebanyak 5 siswa, yang mendapat nilai 80 sebanyak 10 siswa yang mendapat bernilai 90.sebanyak 10 siswa Dan hasil belajar siswa juga meningkat sesuai yang diharapkan oleh peneliti. nilai tertinggi 95, nilai terendah 70 dengan rata-rata nilai 82 ditentukan KKM 70

Pembahasan Pembelajaran Awal

 Pembelajaran awal hasil belajar masih rendah karena dari jumlah 25 siswa yang mencapai tuntas baru 12 siswa karena guru dalam melaksanakan pembelajaran belum menerapkan model yang dapat menumbuhkan kektifan belajar dari tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata 68

Pembahasan Pembelajaran Siklus I

 Guru menerapkan model pembelajaran Cooperative Tipe Script siklus I siswa menyelesaikan tugas secara kelompok siswa mulai adanya tumbuh rasa tanggungjawab saling membantu untuk tukar pendapat menumbuhkan keaktifan dalam belajar kelompok berdasarkan hasil pengamatan sudah mulai tumbuh akhir kegiatan diberikan tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 nilai rata-rata 73

Pembahasan Pembelajaran Siklus II

 Hasil belajar menerapkan model pembelajaran Cooperative Tipe Script siklus II dalam proses pembelajaran guru memberikan tugas kelompok untuk mengerjakan LKS dalam hasil pengamatan semua siswa sudah aktif mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh.dalam kerja kelompok maupun secara individu pada akhir kegiatan guru memberikan tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70 nilai rata-rata 82. KKM 70.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan guru melalui penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.   Pembelajaran awal hasil belajar masih rendah karena dari jumlah 25 siswa yang mencapai tuntas baru 12 siswa karena guru dalam melaksanakan pembelajaran belum menerapkan model yang dapat menumbuhkan kektifan belajar dari tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata 68

2.   Guru menerapkan model pembelajaran Cooperative Tipe Script siklus I siswa menyelesaikan tugas secara kelompok siswa mulai adanya tumbuh rasa tanggungjawab saling membantu untuk tukar pendapat menumbuhkan keaktifan dalam belajar kelompok berdasarkan hasil pengamatan sudah mulai tumbuh akhir kegiatan diberikan tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 nilai rata-rata 73

3.   Hasil belajar menerapkan model pembelajaran Cooperative Tipe Script pada siklus II dalam proses pembelajaran guru memberikan tugas kelompok untuk mengerjakan LKS dalam hasil pengamatan semua siswa sudah aktif mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh.dalam kerja kelompok maupun secara individu pada akhir kegiatan guru memberikan tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70 nilai rata-rata 82. KKM 70.

Saran

 Berdasarkan hasil penelitian guru menerapkan model pembelajaran Cooperative Tipe Script memperoleh hasil yang signifikan maka disarankan.

1.     Guru dalam melaksanakan pembelajaran menyusun rencana pembelajaran secara sistimatis ,dengan dilengkapi media,alat peraga,sarana dan prasarana yang memadai menerapkan metode yang sesuai dengan penguasaan materi dalam pembelajaran

2.   Guru dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya dapat menarik pusat perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien mencapai hasil yang maksimal.

3.   Guru hendaknya melaksanakan penelitian yang berguna mengembangkan kemampuan professional guru dalam meningkatkan hasil belajar dan kualitas pembelajaran sehingga sekolah memperoleh pengakuan dari dinas dan masyarakat yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A. 1979. Didaktik Metodik. Semarang.

Arikunto, S, Suhardjono Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Gafur. 1996. Bahan Penyerta SRPI. Bahasa Indonesia Dasar-Dasar Pendidikan. Pustekkom Dikbud.

Mardani, S. 1985. Bimbingan Belajar. Armiko. Bandung.

Moeloeng. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rusdakarya.

Notowidjoyo, R.1979. Bimbingan dan Penyuluhan Depdikbud.

SK, Affifudin. 1986. Psikologi Pendidikan Siswa Sekolah. Hakapri. Solo.

Wardhani, Wihardit, K, I.G.A.K. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.