PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI TEKANAN ZAT DENGAN METODE EKSPERIMEN

PADA SISWA KELAS VIII F SEMESTER GENAP

SMP NEGERI 2 DUKUHWARU TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Karwati Widyorini

SMP Negeri 2 Dukuhwaru

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masalah rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran IPA dan masih belum tercapainya ketuntasan belajar klasikal sebagaimana analisis nilai tes hasil belajar pada kondisi awal diketahui besarnya siswa yang tuntas belajar baru mencapai 9 siswa atau 30%, padahal kriteria ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan adalah 85%. Upaya peneliti untuk mengatasi masalah tersebut adalah menerapkan motode Eksperimen. Tujuan penelitian adalah meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mapel IPA dengan menggunakan Metode Eksperimen pada siswa kelas VIIIF SMP Negeri 2 Dukuhwaru Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020. Hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang berlangsung dalam 2 siklus penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata persentase motivasi siswa pada siklus I sebesar 64% dan pada siklus II mencapai 77%. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada kondisi awal persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 30%, pada siklus I sebesar 57% dan pada siklus II mencapai 93%. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode Eksperimen dapat meningkatkan Motivasi dan hasil belajar IPA Matei Tekanan Zat. Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 2 Dukuhwaru Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020” dapat diterima.

Kata Kunci: Pembelajaran Eksperimen, Tekanan Zat.

 

PENDAHULUAN

Mata pelajaran IPA di SMP Negeri 2 Dukuhwaru sebagian besar diajarkan dengan satu metode yaitu ceramah dengan guru menjelaskan dan siswa cenderung hanya mendengar tanpa ada variasi seperti pemanfaatan media dan sebagainya. Alasan dari kegiatan belajar mengajar yang monoton ini adalah kurangnya peralatan laboratorium dan fasilitas yang lainnya menyebabkan kegiatan seperti praktikum sangat sukar diterapkan. Siswa pada umumnya mempunyai prestasi belajar rendah, meskipun ada beberapa yang berprestasi sangat menonjol. hal ini mengakibatkan kurang adanya semangat belajar (motivasi) untuk saling bersaing dalam memperoleh nilai. Nilai rata-rata ulangan harian pada mata pelajaran IPA materi tekanan zat. Pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020 diketahui hasilnya maih rendah. Rata-rata hasil belajar siswa di kelas VIII F yang memperoleh nilai diatas KKM atau tuntas 9 siswa atau 30% siswa dari 30 siswa, sedang siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 21 siswa atau 70%.

Hasil analisis penyebab rendahnya kompetensi siswa dalam mempelajari tekanan zat ini menunjukkan bahwa kurangnya variasi model pembelajaran. Pembelajaran monoton, serta siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran merupakan akar masalah rendahnya kompetensi siswa dalam materi tekanan zat. Kurangnya variasi dalam pembelajaran disebabkan karena guru kurang dalam memilih model pembelajaran dan alat bantu yang dapat menarik siswa dalam pembelajaran IPA (Fisika).

Permasalahan di SMP Negeri 2 Dukuhwaru tampaknya disebabkan oleh kurangnya guru memberikan variasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran hanya satu arah dan siswa tidak dilibatkan secara aktif. Sarana pembelajaran yang kurang memadai serta materi yang sulit, ketiga faktor tersebut mempengaruhi rendahnya kompetensi siswa.

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Kurang rutin dilakukannya model pembelajaran yang menarik. (2) Belum tercapainya hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. (3) Suasana dalam pembelajaran selama ini kurang menarik,kurang kondusif sehingga perlu adanya usaha untuk menciptakan suasana menjadi kondusif dan lebih hidup. (4) Metode pembelajaran yang digunakan selama ini kurang memberikan kesempatan kepada siswa berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar siswa pada materi tekanan zat dengan menggunakan Metode Eksperimen di kelas VIII F semester Genap SMP Negeri 2 Dukuhwaru tahun pelajaran 2019/2020? (2) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada materi tekanan zat dengan menggunakan Metode Eksperimen di kelas VIII F semester Genap SMP Negeri 2 Dukuhwaru tahun pelajaran 2019/2020?

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi tekanan zat dengan Metode Eksperimen di kelas VIII F semester genap SMP Negeri 2 Dukuhwaru tahun pelajaran 2019/2020. (2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tekanaan zat dengan Metode Eksperimen di kelas VIII F semester genap SMP Negeri 2 Dukuhwaru tahun pelajaran 2019/2020.

KAJIAN PUSTAKA

Hakekat Belajar

Menurut Ngalim M. Purwanto dalam Psikologi Pendidikan (1986: 85) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relative menetap baik yang diamati secara langsung yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan.

Sedangkan menurut Nana Sudjana (1991: 29) adalah suatu proses, yaitu suatu proses mengajar, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar.

Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 15) belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasilitas yang baru.

Dari beberapa kajian teori di atas maka peneliti menarik kesimpulan bahwa:

  1. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses latihan dan pengalaman yang diperkuat dengan pemberian respond dan latihan.
  2. Proses belajar hendaknya merupakan proses yang menyenangkan
  3. Sumber belajar harus beraneka ragam
  4. Kegiatan belajar harus bervariasi
  5. Kegiatan belajar dapat dilaksanakan baik secara individu maupun secara kelompok untuk mengembangkan semaksimal mungkin kreativitasnya.

Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Natawijaya (1985: 35), Kegiatan belajar dapat terjadi apabila siswa ada perhatian dan dorongan terhadap stimulus belajar, dorongan inilah yang disebut motivasi, manusia berbuat dan bertingkah laku karena dorongan akan kebutuhannya. Sehingga akan memunculkan beberapa motivasi yang berbeda-beda yang dilandasi oleh kebutuhan masing-masing individu.

Motivasi belajar tidak sama kuatnya pada siswa-siswa, dan motivasi dalam diri seseorang siswa tidak tetap, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah, bahkan pada suatu saat motivasi belajar dapat hilang sama sekali. Kenyataan ini membuktikan betapa pentingnya peningkatan motivasi belajar dan bagaimana menimbulkannya, serta cara mempertahankannya. Guru sebagai orang yang membelajarkan siswa sangat berkepentingan dengan masalah motivasi belajar ini, dan oleh karena itu seorang guru harus termotivasi untuk mempelajari dan menguasai hal-hal yang menyangkut motivasi belajar.

Hakekat Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (1991: 28) Prestasi Belajar merupakan tingkatan/besarnya perubahan tingkah laku dan pengetahuan, kecakapan dan keterampilan setelah seseorang belajar.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010: 106) bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar.

Pada penelitian ini hasil belajar siswa akan diukur dengan melaksanakan tes tertulis pada akhir setiap siklus dengan jumlah soal 20 butir berbentuk pilihan ganda. Adapun norma penilaiannya adalah setiap nomor soal dijawab benar skor = 1, namun jika dijawab salah skor = 0. Jika 20 butir soal dijawab dengan betul semua maka skor 20, nilai 100. Artinya setiap nomor soal berbobot nilai 5.Tes ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan yang telah diajarkan, selanjutnya akan dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar pada pokok bahasan yang lain.

Pembelajaran IPA

IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Empat unsur utama IPA ini seharusnya muncul dalam pembelajaran IPA.

Untuk siswa SMP, umumnya berada pada fase peralihan dari operasional konkrit menuju operasional formal. Ini berarti, siswa SMP telah dapat diajak berpikir secara abstrak, misalnya melakukan analisis, inferensi, menyimpulkan, menggunakan penalaran deduktif dan induktif, dan lain-lain, namun seharusnya berangkat/dimulai dari situasi yang nyata dulu. Oleh karena itu, kegiatan pengamatan dan percobaan memegang peran penting dalam pembelajaran IPA, agar pembelajaran IPA tidak sekedar pembelajaran hafalan.

Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu pecobaan tentang suatu hal, mengamati suatu prosesnya serta menuliskan hasil percobaanya, kemudian hasil pengamatannya itu disampekan ke kelas kemudian dievaluasi oleh guru.

Menurut Zulnaidi (2007:17) mengungkapkan bahwa metode eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Metode ini dilaksanakan dengan memberikan variabel bebas secara sengaja (bersifat induse) kepada objek penelitian untuk diketahui akibatnya di dalam variabel terikat.

Adapun tujuan dari metode eksperimen adalah untuk menguji efektifitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik, atau media pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya bisa diterapkan jika memang baik atau tidak digunakan jika memang tidak baik dalam pengajaran sebenarnya.

Merencanakan Eksperimen

Secara singkat Nasution, (2003: 5) mengemukakan bahwa terdapat dua hal penting dalam merencanakan eksperimen, yakni:

Langkah-langkah dalam percobaan. Dalam langkah-langkah ini terdapat tiga hal penting yang perlu dijelaskan, yakni: 1) rumusan masalah serta pernyataan tentang tujuan percobaan atau penelitian; 2) gambaran dari percobaan yang akan dilakukan, termasuk tentang besarnya percobaan, jumlah dan jenis perlakuan, material yang dipakai, dan sebagainya; 3) outline dari penganalisaan yang akan dikerjakan.

Desain penelitian percobaan. Desain percobaan merupakan langkah yang utuh dan berurutan yang dibuat terlebih dahulu sehingga keterangan yang ingin diperoleh dari percobaan akan mempunyai hubungan yang nyata dengan masalah penelitian.

Syarat-syarat eksperimen Yang Baik

Nasution, (2003: 12-13) mengemukakan bahwa terdapat beberapa syarat pokok dalam mengadakan penelitian eksperimen yang baik antara lain adalah: (1) Percobaan harus bebas dari bias, (2) Harus punya ukuran terhadap error, (3) Percobaan harus punya ketetapan, (4) Tujuan harus didefinisikan sejelas-jelasnya, (5) Tujuan percobaan harus dibuat sejelas-jelasnya, ditambah dengan alasan-alasan yang kuat mengapa memilih perlakukan demikian. (6) Percobaan harus punya jangkauan yang cukup.

Kelebihan metode eksperimen

  1. Membuat siswa percaya atas kebenaran atau kesimpulan bedasarkan percobaannya.
  2. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan – terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
  3. Hasil–hasil percobaan para siswa yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran masyarakat.

Kerangka Berpikir

Rendahnya hasil belajar materi tekanan zat pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Dukuhwaru Semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020 disebabkan guru tidak menggunakan model pembelajaran yang kooperatif dan tidak mengguankan alat peraga yang sesuai. Guru hanya menggunakan metode ceramah, setelah itu siswa diberi soal latihan. Siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran karena semuanya berpusat pada guru, sehingga pemahaman siswa terhadap konsep tekanan zat sangat kurang.

Dalam penelitian ini tindakan yang akan dilakukan pada siklus I adalah dengan menerapkan Metode Eksperimen dengan beranggotakan 6 siswa tiap kelompoknya. Pemilihan kelompok ini dengan cara siswa berhitung 1 sampai 6 kemudian kembali ke nomor 1 dan seterusnya sampai nomor 6 sehingga semua siswa telah mendapatkan nomor kelompok. Hitungan dimulai dari siswa yang duduk paling belakang. Siswa yang mendapat nomor sama menjadi satu kelompok. Pada siklus I ini terdiri dari 5 kelompok yang beranggotakan 6 siswa karena jumlah siswa kelas VIIIF sebanyak 30 siswa,

Pada siklus II setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Pemilihan kelompok dengan cara siswa berhitung 1 sampai 7 kemudian kembali ke nomor 1 dan seterusnya sampai nomor 7 sehingga semua siswa telah mendapatkan nomor kelompok. Hitungan dimulai dari siswa yang duduk paling depan. Siswa yang mendapat nomor sama menjadi satu kelompok. Dalam siklus II ini terdiri dari 7 kelompok.

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan

Obyek tindakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksperimen yang berupaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi Tekanan Zat pada siswa kelas VIII F semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020 SMP Negeri 2 Dukuhwaru.

Setting Lokasi dan Subyek Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Dukuhwaru. Dengan subyek siswa kelas VIII F yang terdiri dari 16 siswa putra dan 14 siswa putri Semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020. Alasan penelitian dilaksanakan di kelas VIII F karena hasil belajar IPA di kelas tersebut rata-rata rendah.

Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Pengambilan data dilakukan pada waktu tersebut karena materi yang berkenaan dengan materi tekanan zat diajarkan pada siswa kelas VIII F semester 2 tersebut.

Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Dukuhwaru semester genap tahun pelajaran 2019/2020 berjumlah 30 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

 

 

Metode Pengumpulan Data

Terdapat dua macam metode pengumpulan data yaitu tes dan non tes. Metode tes dapat berupa tes tertulis, lisan, perbuatan atau unjuk kerja. Metode non tes dapat berupa wawancara, observasi, dokumen, dan jurnal.Pengertian tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi, 1996: 138).

Dalam penelitian ini, terdapat tiga metode pengumpulan data, antara lain:

Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua jenis data yang dikumpulkan peneliti dengan teman sejawat untuk selanjutnya di analisis, analisis kedua data tersebut antara lain:

Data hasil belajar

Hasil belajar yang diukur dengan instrument tes kemudian di analisis untuk diketahui jumlah nilai masing-masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal. Analisis data tersebut selanjutnya dibuat perbandingan hasil antar siklus, perbandingan dengan menggunakan tabel dan grafik serta dideskripikan secara kualitatif.

Data hasil observasi

Hasil observasi terhadap motivasi siswa dalam metode pembelajaran menggunakan metode eksperimen diukur dengan menggunakan lembar observasi berdasarkan indikator motivasi belajar. Hasil observasi kemudian di analisis untuk diketahui jumlah skor perolehan semua indikator observasi dan dipresentasekan. Hasil presentase selanjutnya ditetapkan kriteriannya.

Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari siswa kelas VIIIF SMP Negeri 2 Dukuhwaru. Sedangkan jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: (1) Data Primer, (2) Data Sekunder.

Indikator Keberhasilan Penelitian

Pengambilan kesimpulan, diambil berdasarkan analisis hasil observasi yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian dituangkan dalam bentuk interprestasi berupa kalimat pertanyaan, selanjutnya menetapkan pedoman meningkatkan kualitas belajar IPA dengan indikator sebagai berikut:

  1. Menigkatnya motivasi belajar IPA materi Tekanan Zat pada siswa kelas VIII F Semester Genap SMP Negeri 2 Dukuhwaru Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan standar ketuntasan belajar .
  2. Meningkatnya hasil belajar materi Tekanan Zat pada siswa kelas VIII F Semester Genap SMP Negeri 2 Dukuhwaru Tahun Pelajaran 2019/2020, dengan standar ketuntasan belajar sebagaimana ditentukan dalam KKM (kriteria ketuntasan belajar) mata pelajaran IPA SMP Negeri 2 Dukuhwaru.
  3. Tercapainya ketuntasan belajar klasikal 85% pada siswa mendapatkan nilai untuk materi Tekanan Zat pada siswa kelas VIII F Semester Genap SMP Negeri 2 Dukuhwaru Tahun Pelajaran 2019/2020.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model Kurt Lewis yang terdiri atas empat komponen, yaitu: (1) tahap perencanaan (planning), (2) tahap pelaksanaan tindakan (acting), (3) tahap pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri atas tiga pertemuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP Negeri 2 Dukuhwaru yang beralamat Jalan Raya Desa Slaranglor Kec. Dukuhwaru Kab. Tegal Sedangkan Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kelas VIIIF yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 16 laki-laki dan 14 perempuan pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII F karena hasil belajar siswa VIII F masih rendah dibandinkan dengan kelas lainnya.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan masih belum melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, intraksi dari siswa ke guru dan dari siswa ke siswa masih rendah. Hampir sebagian besar waktu pembelajaran,dominasi oleh guru, ini meneptkan siswa pada posisi belajar yang pasif, sehingga siswa terlihat menjadi jenuh dan bosan dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan kajian empiris dan pengamatan peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran sebelum diadakan tindakan, kegiatan pembelajaran menggunakan model konvensi. Keadaan ini mengakibatkan motivasi siswa pada pembelajaran IPA di kelas VIII F masih sangat rendah. Dari 30 siswa, skor rata-rata motivasi belajar IPA siswa kelas VIII F adalah 42 termasuk kategori rendah dengan rincian 12 siswa berkategori rendah (40%), 10 siswa berkategori kurang (33%), 5 siswa berkategori cukup (17%) dan 3 siswa berkategori tinggi (10%), sehingga banyak siswa dengan motivasi belajar IPA minimal tinggi hanya 3 siswa atau 10% dari 30 siswa. Motivasi pembelajaran yang rendah tersebut berpengaruh pada rendahnya hasil belajar yaitu 9 siswa atau 30% yang mencapai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 72 dan sisahnya sebanyak 21 siswa atau 70% belum tuntas.

Deskripsi Siklus I

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan selama 3 Pertemuan dan masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran 1 jam pengambilan data. Materi yang disampaikan adalah tentang Tekanan Pada zat Padat. Pada pertemuan pertama guru mengawali pembelajaran dengan memberikan soal-soal pre test sejumlah 20 soal pilihan ganda, dan mengumpulkan hasil pekerjaan siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, model pembelajaran yang akan diterapkan serta rambu-rambu yang harus diikuti siswa selama proses pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan gambaran materi pembelajaran secara umum dengan menggunakan metode Eksperimen.Selanjutnya guru membimbing siswa membentuk kelompok Praktekum untuk mengamati secara langsung. Selanjutnya pada kegiatan penutup guru dan siswa membuat kesimpulan.

Pada pertemuan kedua di awal pembelajaran guru mengulas materi yang telah disampaikan pada pertemuan pertama, selanjutnya guru membimbing siswa melaksanakan kegiatan dengan metode Eksperimen tentang tekanan pada zat padat. Di akhir kegiatan guru menyimpulkan hasil presentasi.

Pada pertemuan ketiga guru melaksnakan pengambilan data dengan post tes tentang materi Tekanan Zat yang telah disampaikan. Setelah selesai pelaksanaan post tes, guru membagikan angket tentang motivasi belajar yang diisi oleh siswa. Adapun data hasil penelitian pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

Motivasi Belajar

Hasil penelitian siklus I untuk motivasi belajar dapat dilihat pada laporan hasil pengamatan berikut:

Hasil dari observasi siklus I menujukkan bahwa skor rata-rata motivasi belajar IPA adalah 64% termasuk kategori cukup,meningkat dari keadaan awal 42% (kategori rendah), dengan rincian 4 siswa berkategori rendah (13%), 7 siswa berkategori kurang (23%), 9 siswa berkategori cukup (30%), dan 10 siswa berkategori tinggi (33%).Sehingga banyak siswa dengan motivasi belajar IPA berkategori tinggi 10 siswa atau 13% dari 30 meningkat dari kondisi awal hanya 3 siswa.

Hasil belajar Belajar

Hasil penelitian siklus I untuk hasil belajar siswa kelas VIII F dapat dilihat pada laporan pengamatan sebagai berikut:

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata 67. Nilai tertiggi yang diperoleh siswa sebesar 90 dengan nilai terendahnya adalah 50. Jumlah siswa tuntas belajar sebesar 17 dari 30 siswa atau 57% , sedangkan siswa belum tuntas dengan jumlah 13 atau 43%.

Tahap Refleksi (Reflection)

Berdasarkan analisis hasil observasi dan nilai tes hasil belajar serta pertimbangan dari temen sejawat maka diperoleh refleksi sebagai berikut.

  1. Pada minat belajar siswa selama proses pembelajaran tanpak peningkatan motivasi belajar siswa dari kategori rendah menjadi kategori cukup. Sebagaian besar siswa terlibat dalam pembelajaran.
  2. Siswa lebih semagat dan antusiasi mengikuti pembelajaran karena setiap kelompok mendapat tantangan menjawab masalah yang diberikan.
  3. Dari pihak guru sendiri sudah ada usaha untuk mengotimalkan pembelajaran. Guru sudah menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, mengasikan, dan bermakna bagi siswa.

Deskripsi Siklus II

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dilakukan selama tiga. Pertemuan dan masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran. Materi yang disampaikan adalah Tekanan pada zat cair. Pada pertemuan pertama guru mengawali pembelajaran dengan memberikan soal-soal pre test sejumlah 20 soal pilihan ganda, dan mengumpulkan hasil pekerjaan siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, model pembelajaran yang akan diterapkan serta rambu-rambu yang harus diikuti siswa selama proses pembelajaran.

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan gambaran materi pembelajaran secara umum dengan menggunakan metode Eksperimen. Agar siswa memahami konsep-konsep awal, selanjutnya guru membimbing siswa membentuk kelompok diskusi satu kelompok terdiri dari 4 siswa untuk mengerjakan tugas materi yang diberikan pada kegiatan penutup guru dan siswa membuat kesimpulan.

Pada pertemuan kedua di awal pembelajaran guru mengulas materi yang telah disampaikan pada pertemuan pertama, selanjutnya guru membimbing siswa melaksanakan kegiatan lapangan dengan metode Eksperimen yaitu tentang materi tekanaan pada zat cair. Setelah selesai, siswa mencatat dan melaporkan hasil kegiatan di kelas lewat presentasi.

Di akhir kegiatan guru menyimpulkan hasil presentasi dan penegasan istilah yang belum dipahami siswa. Selanjutnya dilaksanakan post tes tentang materi yang telah disampaikan guru. Setelah selesai pelaksanaan post tes.

Adapun data hasil penelitian pada siklus 2 adalah sebagai berikut:

Motivasi Belajar Siklus II

Hasil dari observasi motivasi belajar pada siklus 2 dapat dilihat pada laporan hasil pengamatan sebagai berikut:

Hasil dari observasi siklus dua menunjukkan bahwa skor rata-rata motivasi belajar IPA adalah 77% termasuk kategori tinggi, meningkat dari siklus I yaitu 64% (kategori cukup) dengan rincian siswa berkategori rendah 2 atau (7%), 4 siswa berkategori kurang (13%), 11 siswa berkategori cukup (37%), 13 siswa berkategori tinggi (43%)

Hasil Belajar Siklus II

Hasil belajar pada siklus 2 dapat dilihat pada laporan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer sebagai berikut:

Dari laporan tersebut diketahui bahwa nilai rata – rata 80. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 100 dengan nilai terendahnya adalah 60. Jumlah siswa tuntas dengan jumlah 29 dari 32 peserta didik atau 93% sedang siswa belum tuntas dengan jumlah 2 atau 7%.

Refleksi

Berdasakanr analisis hasil observasi Motivasi belajar siswa, nilai hasil belajar dan diskusi bersama teman sejawat yang membantu sebagai observer diperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan metode Eksperimen adalah sebagai berikut:

  1. Penempatan Metode Eksperimen dengan anggota setiap kelompok asal menjadi lebih kecil maka jalannya diskusi menjadi lebih efektif dan efisien. Suasana dalam pembelajaran pada siklus II terlihat lebih hidup, karena semua siswa terlihat aktif.
  2. Penerapan model metode eksperimen dengan kegiatan presentasi yang melibatkan semua anggota kelompok anak maju ke depan kelas mampu membangun semangat kerja sama dan rasa tanggung jawab yang lebih tinggi dalam satu kelompok asal. Siswa lebih antusias, semua anggota kelompok punya peran dan tanggung jawab.
  3. Karena siswa telah berpengalaman dalam penerapan metode eksperimen pada siklus I, maka di siklus II ini metode eksperimen lebih lancar, lebih cepat, berani dan dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam kerja sama kelompok.
  4. Penerapan metode eksperimen telah dapat meningkatkan persentasi ketuntasan klasikal dari 67% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Metode Eksperimen dalam pembelajaran Tekanan Zat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII F semester 2 SMP Negeri 2 Dukuhwaru tahun pelajaran 2019/2020.

Hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II terlihat adanya peningkatan. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM sebanyak 57% meningkat menjadi 93% pada siklus II, terjadi peningkatan sebesar 36%. Peningkatan pencapaian ketuntasan klasikal 85% menunjukkan bahwa siswa telah menguasai materi pelajaran dengan melibatkan siswa lebih termotivasi dalam menelaah materi tekanan zat. Diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Memungkinkan siswa belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Peningkatan hasil belajar dan motivasi siswa pada penelitian ini dengan menggunakan metode eksperimen dapat tercapai sesuai indikator keberhasilan. Oleh karena peneliti menganggap cukup dan tidak melanjutkan siklus selanjutnya

PENUTUP       

Simpulan

Berdasarkan kajian teori yang didukung adanya hasil penelitian, pembahasaan dan perumusan masalah yang diajukan tentang efektifitas penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Penerapan metode Eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajar IPA materi tekanan zat pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Dukuhwaru semester genap tahun ajaran 2019/2020
  2. Penerapan metode Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi tekanan zat pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Dukuhwaru semester genap tahun pelajaran 2019/2020

 

 

Saran – saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya dan di Sekolah Menengah Pertama pada khususnya, peneliti menganjurkan:

Kepada Guru

  1. Guru perlu memahami isi kandungan Silabus baik tentang Standar Kompetensi, maupun Kompetensi Dasar, sehingga mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.
  2. Guru harus mampu menguasai materi pelajaran agar dapat mengolah berbagai model-model pembelajaran.

Kepala Sekolah:

Kepala sekolah sebagai penanggung jawab berlangsungnya pelaksanaan proses pendidikan di sekolah hendaknya:

  1. Siap dan berusaha menjadi konsultan guru pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
  2. Menyadari bahwa tugas pembelajaran bukan monopoli para guru di sekolah karenanya harus bertanggung jawab ikut peranan dalam upaya meningkatkan keberhasilan belajar dengan suatu keteladanaan.

Kepada Para Siswa

  1. Siswa di sekolah hendaknya menyadari bahwa dirinya sebagai faktor utama yang menentukan keberhasilan belajar.
  2. Sebagai individu yang dikenai proses pembelajaran hendaknya menyadari tugas dan kewajibanya serta berusaha melaksanakannya dengan melibatkan diri secara aktif pada saat proses pembelajaran.
  3. Sebagai siswa harus menyadari bahwa proses pembelajaran bukan monopoli guru, tetapi peran aktif dari dirinyalah yang ikut menentukan dalam keberhasilan belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, H.1981.Media Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto,Suharsimi.1996.Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.

Arikunto,Suharsimi.2000.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikbud.1995.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.

Depdiknas.2008.Sains.Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mujiono.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Indrawati.2000.Model-Model Pembelajaran IPA.Bandung:Depdikbud.

Kasihani, I Wayan Sukarnyana.2006.Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Malang: Universitas Negeri Malang.

M.Nazril 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nana Sudjana.1991. Prestasi Belajar. Bandung:Bandung Sinar Baru

Nasution.1985.Alat Peraga dalam Pembelajaran. Jakarta:RinekaCipta.

Nasution.2003.Metode Penelitian.Jakarta:PT Bumi Aksara

Natawijaya, R. 1985. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Nawawi,Hadari.1981.Pengaruh Hubungan Manusia dikalangan Murid Terhadap Prestasi Belajar di SD.Jakarta:Analisa Pendidikan.

Ngalim M. Purwanto.1986.Psikologi Pendidikan.Bandung:Remaja Rosdakarya.

Nurhadi,BurhanYasin,danAgus Gerrad.2004.Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.Malang:Universitas Negeri Malang.

Sharan, S.2009.Hand book Of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran Untuk Memacu Keberhasilan Siswa di Kelas (Alihbahasa Sigit Pranowo). Yogyakarta: Imperium.

Suhardi.1978.Media Pembelajaran AVA.Depok:Arya Duta.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.2010. Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta.

Windarsih, Gut dan Abadi, Rinawan.2011.Pegangan Guru IPA Terpadu Kelas IX. Klaten:Intan Pariwara.

Zulnaidi.2007.Metode Penelitian. Jakarta: PT Andi Offset.