PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI
MATERI PENGANTAR GEOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN
TEHNIK PEMBELAJARAN “BARISPIR†BAGI SISWA KELAS X8
SMA NEGERI 2 SALATIGA SEMESTER 1 TAHUN 2016/2017
Pramastuti Swasti Murdani
Guru Geografi SMA Negeri 2 Salatiga
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar geografi materi pengantar geografi (hakekat geografi) melalui tehnik pembelajaran Barispir kelas X8 SMA Negeri 2 Salatiga semester1 tahun 2016/1017. Tehnik pembelajaran Barispir (Berbicara, menulis, berpikir) merupakan tehnik pembelajaran inovasi yang berasal dari tehnik pembelajaran TTW (Think, Talk, Write). Tata urutan mengacu pada tehnik pembelajaran TTW yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas melalui dua (2) siklus.Tiap siklus terdiri dari empat (4) tahapan, yaitu perencanaan (planning), penerapan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflecting). Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas X8 SMA Negeri 2 Salatiga berjumlah 32 siswa terdiri dari 20 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah tehnik dokumen, tehnik pengamatan, tehnik quisioner, dan tehnik tes. Instrumen penelitian untuk memperoleh data motivasi menggunakan angket motivasi siswa sedangkan hasil belajar Geografi diperoleh melalui soal evaluasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komperatif yang dilanjutkan dengan refleksi. Pada kondisi awal dapat dilihat motivasi siswa cukup (63%), pada siklus I tergolong baik(53,12%) sedangkan pada siklus II tergolong baik sekali (53,12%). Sedangkan hasil belajar siswa nilai sebelum tindakan rata-rata 56,7, pada siklus I rata-rata nilai yang diperoleh siswa 74,88 dengan tingkat ketuntasan 62,5% dan pada siklus II rata-rata nilai yang diperoleh siswa 81,78 dengan tingkat ketuntasan 81,25%. Dengan demikian menunjukkan bahwa penerapan tehnik pembelajaran Barispir dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Geografi siswa kelas X8 SMA Negeri 2 Salatiga
Kata Kunci: Barispir, Motivasi belajar, Hasil belajar Geografi
PENDAHULUAN
Mata pembelajaran geografi adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan pada tingkat SD, SMP, dan SMA. Perbedaannya adalah pada tingkat sekolah dasar (SD) Geografi masuk dalam mata pelajaran IPA, pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) masuk dalam rumpun mapel IPS, sedangkan pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) mata pelajaran geografi berdiri sendiri. Pada tingkat SMA Geografi diajarkan di kelas X , setelah di kelas XI dan kelas XII geografi hanya diajarkan pada jurusan IPS dan termasuk mata pelajaran ujian nasional.
Pembelajaran Geografi yang menyenangkan memerlukan komunikasi antara guru dan siswa. Guru sebagai fasilitator dan siswa berperan aktif sehingga Guru perlu memotivasi siswa agar siswa memiliki semangat atau daya juang untuk belajar dan meraih apa yang diharapkan. Usaha untuk mempersiapkan kondisi tertentu yang akan mengarah pada kegiatan belajar disebut dengan motivasi. Motivasi sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran, kekuatan mental berupa keinginan, perhatian, kemauan, dan atau cita-cita itulah yang terwujud dalam motivasi belajar siswa. Berdasarkan pengamatan langsung terhadap siswa kelas X8, nampak sekali siswa tidak bergairah atau bersemangat mengikuti pembelajaran. Siswa di kelas X8 belum terdorong untuk bersaing dengan temannya. Hal ini nampak jelas pada awal dilakukan penyebaran angket motivasi belajar yang terdiri dari 8 indikator yaitu ketekunan, keuletan, minat, kerja mandiri, kebosanan, mempertahankan pendapat, kukuh, serta pemecahan masalah. Motivasi belajar mencapai 63%, ini menunjukkan hasil motivasi belajar tergolong cukup.
Pada kondisi awal diperoleh hasil belajar dari nilai tes harian terendah 40 dan tertinggi 73, nilai rata-rata 56,7. KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran geografi adalah 75 (tujuh puluh lima). Jelaslah bahwa nilai yang diperoleh belum mencapai KKM yang ditentukan.
Siswa menganggap pelajaran geografi sulit, menjemukan, membosankan, hafalan, tidak menarik. Tantangan guru dalam mengajar akan semakin kompleks. Siswa saat ini cenderung mengharapkan guru mengajar lebih santai dan menyenangkan. Penggunaan metode konvensional bukan suatu kesalahan, tetapi kalau terus-menerus digunakan maka dapat dipastikan suasana pembelajaran berjalan secara monoton tanpa bervariasi. Oleh sebab itu sudah sepantasnya guru memahami tehnik-tehnik pembelajaran yang dapat menghidupkan suasana pembelajaran di kelas, terutama tehnik pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.
Materi Geografi di kelas X semester 1 antara lain membahas hakekat geografi (pengantar geografi) yang terdiri dari pengertian, pendekatan, prinsip, objek, aspek, serta konsep geografi. Materi ini merupakan materi dasar yang menjadi fondasi kuat untuk memahami ilmu geogafi yang sesungguhnya. Oleh sebab itu diperlukan pembenahan dalam model atau tehnik untuk mengekfektifkan proses pembelajaran sehingga siswa dapat terlibat langsung dan berperan aktif.
Tehnik dalam pembelajaran yang dapat membantu penyelesaian masalah tersebut di atas adalah tehnik pembelajaran Barisfir. Tehnik pembelajaran Barisfir dapat membantu siswa dalam memahami pengetahuan dasar geografi dengan cara melatih untuk berpikir, yang dilanjutkan dengan menulis tentang apa yang dipikirkan, selanjutnya dapat berkomunikasi atau berbicara/ mengungkapkan kembali tentang bahasan yang dikuasainya. Sehingga diharapkan siswa memiliki fondasi pengetahuan yang kuat dan rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat kepada siswa lain.
Tehnik pembelajaran Barispir (berbicara menulis berpikir),berasal dari tehnik pembelajaran TTW (Think Talk Write), diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin. Penerapan Tehnik pembelajaran Barisfir memungkinkan siswa mnegeluarkan ide-ide dibelakang pemikirannya, membangun secara tepat untuk berpikir dan refleksi, mengorganisasikan ide-ide, serta menguji ide tersebut, menulis hasil ide-ide serta mengsosialisasikan kepada siswa yang lain. Tehnik pembelajaran Barisfirtermasuk pembelajaran yang bersifat kooperatif yang menghadirkan siswa bekerja sama dalam kelompok untuk membantu satu sama lainnya dalam belajar memecahkan masalah. Dalam tehnik pembelajaran Barispir, siswa dapat memacu dirinya untuk ambil bagian dalam kegiatan dan mendorong dirinya untuk berkomunikasi dengan teman-temannya, membantu siswa untuk belajar berpikir kritisserta membantu guru mengaitkan materi dengan dunia nyata siswa dalam pembelajaran geografi.
Dalam proses pembelajaran apabila siswa diberi peran aktif dan dilibatkan maka diharapkan siswa memiliki motivasi untuk belajar dan hasil belajarnya pun meningkat. Oleh sebab itu Penggunaan tehnik pembelajaran Barispir diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar geografi materi Pengantar Geografi siswa kelas X8 SMA Negeri 2 Salatiga Semester 1Tahun 2016/2017.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan tehnik pembelajaran Barispir dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar geografi materi pengantar geografi bagi siswa kelas X8 SMA Negeri 2 Salatiga Semester 1 Tahun 2016/2017 ? Adapun manfaat penelitian adalah menambah pustaka atau kajian tentang tehnik pembelajaran Barispir, menambah pengalaman baru dalam upaya meningkatkan kemampuan belajar geografi, dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar geografi, melalui tehnik pembelajaran Barispir dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar bagi siswa kelas X8 Semester 1
KAJIAN PUSTAKA
Motivasi belajar adalah gerakan yang terdapat dari diri siswa, yang terbentuk secara alami menyebabkan individu melakukan kegiatan belajar dan menimbulkan kegairahan atau semangat dalam belajar. Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu (Hamzah Uno: 2008).
Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap, sehingga banyak cara yang dapt dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi. Sardiman 2007: 92-95) menjelaskan ada beberapa cara untuk menimbulkan motivasi siswa meliputi (1)memberi angka; (2)hadiah;(3)saingan atau kompetisi; (4)ego-involvement (situasi yang melibatkan kepentingan individu) ; (5)memberi ulangan; (6)mengetahui hasil;(7)pujian; (8)hukuman; (9)hasrat untuk belajar;(10)minat:(11)tujuan yang diakui.
Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B.Uno (2008;23) mengemukakan bahwa ciri-ciri atau indicator motivasi antara lain: (1)adanya hasrat dan keinginan berhasil;(2)adnya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;(3)adanya harapan dan cita-cita masa depan;(4)adanya penghargaan dalam belajar;(5)adanya kegiatan yang menarik dalam kecepatan belajar (6)lingkungan belajar yang kondusif.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3) dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar merupakan suatu proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, atau keberhasilan yang dicapai seorang peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka, huruf, atau simbol tertentu yang disepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan. Menurut Slameto (2002:3) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu: faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis, sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang diatur dalam permendiknas nomor 22 Tahun 2006 yang diberikan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Menurut hasil Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 menjelaskan bahwa geografi adalah pengetahuan tentang perbedaan dan persamaan gejala geosfer serta interaksi manusia dan lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan.
Tehnik pembelajaran Barispir merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang bermanfaat yang mengintegrasikan keterampilan sosial. Model pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinterasi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Tehnik pembelajaran Barispir (TTW ) adalah model pembelajaran yang dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa. Model pembelajaran ba – ris – pir (think-talk-write) dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin (Yamin dan Ansari, 2008:84) yang dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis. Alur model Barispir dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya kemudian menulis hasil diskusi.
Tahap-tahap pelaksanaan model pembelajaran Barispir (TTW) menurut Yamin dan Ansari (2008:85) adalah
1) Berpikir (Think); Pikir merupakan aktivitas siswa untuk berpikir. Hal ini dapat dilihat dari proses membaca suatu teks atau cerita kemudian membuat catatan tentang apa yang telah dibaca. Dalam membuat atau menulis catatan, siswa membedakan dan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan kemudian menerjemahkan ke dalam bahasa sendiri. Menurut Wiederhold (Yamin dan Ansari, 2008:85) membuat catatan berarti menganalisis tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Selain itu belajar membuat/menulis catatan setelah membaca dapat merangang aktivitas berpikir sebelum, selama dan setelah membaca. Membuat catatan dapat memperluas pengetahuan siswa, bahkan meningkatkan ketrampilan berpikir dan menulis. Salah satu manfaat dari proses ini adalah membuat catatan yang akan menjadi integral dalam setting pembelajaran. Kemampuan membaca yang meliputi membaca baris demi baris atau membaca yang penting saja menurut Wiederhold (Yamin dan Ansari, 2008:85) secara umum dianggap berpikir.
2) Berbicara (Talk); Talk merupakan aktivitas siswa dalam berkomunikai dengan mengguna-kan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Berbicara juga dapat membantu guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam belajar geografi, sehingga dapat mempersiapkan perlengakapan pembelajaran yang dibutuhkan. Komunikasi dalam model Barispir memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Proses komunikasi dapat dibangun di kelas secara alami dan mudah serta dapat dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Selain itu komunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi dan meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas. Hal ini mungkin terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi sekaligus mereka berpikir bagaimana cara mengungkapkannya dalam tulisan. Oleh karena itu ketrampilan berkomunikasi dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulian. Selanjutnya berkomunikasi atau berdialog baik antar siswa maupun guru dapat meningkatkan pemahaman. Hal ini terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk berbicara atau berdialog sekaligus mengkonstruksikan berbagai ide untuk dikemukakan melalui dialog.
3) Menulis (Write); Menulis merupakan aktivitas siswa dalam menuliskan hasil diskusi/dialog pada lembar aktivitas siswa. Aktivitas menulis berarti mengkonstrukikan ide setelah berdiskusi antar teman. Aktivitas menulis juga akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Selain itu menurut Wisniowska (Yamin dan Ansari, 2008:88), bahwa kreativitas menulis siswa membantu guru untuk memantau kesalahan siswa, miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X8 SMA Negei 2 Salatiga. Subyek dalam penelitian adalah 32 siswa, yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 12 Siswa, siswa perempuan berjumlah 20 Siswa.Waktu penelitian di mulai bulan Juli 2016 sampai dengan bulan Oktober 2016.
Bentuk penelitian yang dikembangkan adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini diawali dengan (1) tahap perencanaan (Planning), (2) tahap tindakan (Acting), (3) tahap pengamatan (Observing), (4) refleksi (Reflecting). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus pertama sebagai mplementasi tindakan, sedangkan siklus kedua sebagai perbaikan.
Data yang diperoleh berupa data motivasi dan data hasil belajar, Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, tes, dan dokumentasi.Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data adalah (1)data motivasi diperoleh dengan pengisian angket oleh siswa, (2)data hasil belajar agar valid perlu dibuatkan kisi-kisi. Analisa data menggunakan deskriptif komperatif yang diteruskan dengan refleksi. Deskriptif komperatif dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus I, serta data siklus II untuk motivasi maupun hasil belajar siswa. Kemudian dilakukan refleksi untuk menarik simpulan dilanjutkan memberikan ulasan dan langkah-langkah tindak lanjut.
Indikator kinerja pada penelitian adalah nilai pada angket motivasi siswa sudah mencapai skor lebih dari atau sama dengan 50 atau kategori cukup baik. Indikator keberhasilan belajar ini adalah apabila siswa 60% siswa memperoleh nilai hasil belajar >75 pada siklus I dan siklus II. Nilai 75 merupakan nilai ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran Geografi kelas X SMA Negeri 2 Salatiga.
HASIL
Awal sebelum dilakukan tindakan, motivasi yang diperoleh siswa dalam kategori cukup (63%) Nampak dalam pengamatan bahwa siswa cenderung pasif, ada yang berbicara dengan temannya, serta cenderung tidur, tidak bersemangat. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, motivasi belajar mengalami peningkatan, berada dalam katagori baik (53,12%), dilanjutkan dengan siklus II motivasi siswa mengalami peningkatan menjadi kategori baik sekali (53,12%). Hal ini karena guru banyak memberi penjelasan yang bertujuan untuk memotivasi siswa. Hal ini terlihat jelas pada tabel 1dan tabel 2
Tabel 1 Distribusi Frekwensi Motivasi Belajar Siklus I
NO |
SKOR |
KATEGORI JUMLAH SISWA |
PERSENTASE |
1 |
Baik Sekali ( ≥90 ) |
1 |
3,12 |
2 |
Baik (70 – 89) |
17 |
53,12 |
3 |
Cukup (50 – 69) |
14 |
43,76 |
4 |
Kurang (3o – 49) |
0 |
0 |
Sumber: data setelah diolah
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa frekuensi siswa yang memiliki skor baik sekali berjumlah 1 siswa tingkat persentase 3,12%, yang memiliki skor baik berjumlah 17 siswa tingkat persentasi 53,12%, skor cukup berjumlah 14 siswa tingkat persentase 43,76%. Ini menunjukkan terjadi peningkatan dibandingkan kondisi awal siswa sebelum diambil tindakan. Kondisi awal menunjukkan 63% rata-rata siswa berada pada skor cukup, sedangkan pada siklus 1 43,76% ini berarti terjadi perubahan positif siswa memiliki peningkatan motivasi pada skor baik dan selebihnya. Disimpulkan bahwa motivasi siswa dalam belajar geografi adalah baik (53,12%).
Tabel 2 Distribusi Frekwensi Motivasi Belajar Siklus II
NO |
SKOR |
KATEGORI JUMLAH SISWA |
PERSENTASE |
1 |
Baik Sekali ( ≥90 ) |
17 |
53,12 |
2 |
Baik (70 – 89) |
14 |
43,76 |
3 |
Cukup (50 – 69) |
1 |
3,12 |
4 |
Kurang (3o – 49) |
0 |
0 |
Sumber: data setelah diolah
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa frekuensi siswa yang memiliki skor baik sekali berjumlah 17 siswa dengan tingkat persentase 53,12% , skor baik berjumlah 14 siswa dengan tingkat presentase 43,76%, skor cukup berjumlah 1 siswa dengan tingkat persentase 3,12%. Ini menunjukkan peningkatan dibandingkan siklus I. Siklus I skor baik sekali 1 siswa pada siklus II menjadi 17 siswa, skor baik berjumlah 17 siswa pada siklus II menjadi 14 siswa, skor cukup 14 siswa pada siklus II menjadi 1 siswa. Pada siklus I motivasi mencapai kategori baik (47,76%) pada siklus II menjadi kategori baik sekali (53,12%). Hal ini berarti terjadi perubahan positif siswa memiliki peningkatan motivasi pada skor baik dan selebihnya. Disimpulkan bahwa motivasi siswa dalam belajar geografi dalam kategori baik sekali (53,12%).
Pada siklus I telah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan tehnik pembelajaran Barispir. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. nilai terendah 40 pada siklus I menjadi 47, nilai tertinggi 73 pada siklus I menjadi 93, rata-rata 56,7 pada siklus I menjadi 74,875. Ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 3 Nilai Ketuntasan Siklus I
Jumlah siswa |
Belum Tuntas |
Tuntas |
% ketuntasan |
32 |
12 |
20 |
62.5 |
Ketuntasan pada siklus I telah mencapai 62,5%, berarti telah memenuhi indikator kinerja penelitian yaitu 60% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75 pada siklus 1
Pada siklus II dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan tehnik pembelajaran Barispir. Dengan materi pendekatan geografi dan konsep geografi. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi siklus I. Jika pada kondisi siklus I, nilai terendah 47 pada siklus II menjadi 67, nilai tertinggi 93 pada siklus I menjadi 100, rata-rata 74,875 pada siklus I menjadi 81,78. Ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 4 Nilai Ketuntasan Siklus II
Jumlah siswa |
Belum Tuntas |
Tuntas |
% ketuntasan |
32 |
6 |
26 |
81,25 |
Ketuntasan pada siklus II telah mencapai 81,25 %, berarti telah memenuhi indikator kinerja penelitian yaitu 60% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75 pada siklus II. Perbandingan nilai sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini
Tabel 5 Perbandingan hasil belajar siswa
NO |
Keterangan |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Nilai Terendah |
40 |
47 |
67 |
2 |
Nilai Tertinggi |
73 |
93 |
100 |
3 |
Rata-rata |
56,7 |
74,88 |
81,78 |
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada pada hasil penelitian ini diketahui adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas X8 SMA Negeri 2 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
Peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dan berakhir pada peningkatan yang signifikan. Peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi terlihat pada hasil siklus I dan siklus II. Pada tabel 1 (siklus I), motivasi belajar siswa masuk dalam kategori baik sekali 3,12%, kategori baik 53,12%, kategori cukup 43,76% sedangkan pada tabel 2 (siklus II) motivasi belajar siswa masuk dalam kategori baik sekali 53,12%, kategori baik 43,76%, kategori cukup 3,12% sesuai dengan indikator kinerja. Perubahan ini terjadi disebabkan karena guru dengan kesabaran hatinya selalu memberi penjelasan yang terinci agar siswa termotivasi dalam mengerjakan tugas .
Peningkatan hasil belajar geografi terlihat dari nilai rerata hasil tes sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 nilai rata-rata hasil belajar sebelum tindakan diperoleh siswa adalah 56,7, pada siklus I rata-rata nilai siswa adalah 74,88, pada siklus II rata-rata menjadi 81,78.Nilai ketuntasan pada siklus I sebesar 62,5, sedangkan pada siklus II naik menjadi 81,25. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan secara bertahap pada sebelum tindakan, siklus I, menuju siklus II karena siswa lebih antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, dan sebagian besar aktif. Hal ini nampak dalam peningkatan nilai yang diperoleh. Dengan demikian peningkatan jumlah siswa tuntas belajar sudah mencapai indikator kinerja lebih dari 60%.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama 2 siklus, dapat disimpulkan bahwa tehnik pembelajaran Barispir dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar geografi siswa kelas X8 SMA Negeri 2 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
DAFTAR PUSTAKA
A. M., Sardiman, 2007, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran ,Jakarta: Rineka Cipta.
Hamzah B. Uno, 2008, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta
Martinis Yamin & Bansu I. Ansari. 2008. Taktik Mengambangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
Â
Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.