UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

KELAS IV SEMESTER II SD NEGERI POLOBOGO 01

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Antonius Suhardi

SD Negeri Polobogo 01 Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dikelas IV semester II pada materi Globalisasi di SD Negeri Polobogo 01, Kabupaten Getasan pada tahun pelajaran 2016/2017 dengan siswa sebagai subjek penelitian adalah sebanyak 18 siswa. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya kendala dalam motivasi belajar siswa pada motivasi intrinsik ditemukan hasil persentase 50% atau pada rentang skala (sedang) pada motivasi ekstrinsik didapatkan data pada skala ( sedang) dengan rata-rata 56%. Dari motivasi yang rendah maka berimbas pada hasil belajar yang rendah pula. KKM Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar negeri Polobogo 01 yakni N≥70 ditemukan hasil tes formatif pada pra siklus, yakni dari 18 siswa sebanyak 6 siswa atau 33,33% tuntas KKM sedangkan sebanyak 12 siswa atau 66,67% belum memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai rata-rata kelas adalah 60,55 Setelah diadakan perbaikan pembelajaran dengan memanfaatkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus I ada peningkatan motivasi dan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Dari aspek motivasi belajar pada motivasi intrinsik ditemukan rata-rata persentase 70% pada motivasi ekstrinsik sebesar 73% dengan skala baik (B). Dari hasil belajar siswa sebanyak 6 siswa belum tuntas KKM dengan rata-rata kelas 70,55 indeks ketuntasan 66,67% sedangkan kegagalan 33,33%. Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ditunjang pertanyaan pada siklus II dari aspek motivasi ditemukan persentase 93% pada motivasi intrinsik dan 94% pada motivasi ekstrinsik dengan skala sangat baik (SB). Dari aspek hasil belajar ditemukan hasil belajar siswa yang memuaskan sebanyak 18 siswa tuntas dengan indeks ketuntasan 100%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran koopertif tipe jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi globalisasi di kelas IV semester II SD Negeri Polobogo 01 tahun pelajaran 2016/2017

Kata kunci:   Pendidikan Kewarganegaraan, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, Motivasi, Hasil belajar

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan, merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Sumber daya yang berkualitas akan menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan. Pendidikan bermutu dimulai dari kegiatan pembelajaran sejak dini. Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi suatu interaksi optimal antara guru dan siswa (Suyitno, 2004: 1).

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan paradigma baru mensyaratkan materi pembelajaran memuat komponen- komponen pengetahuan, ketrampilan, dan disposisi kepribadian warganegara yang fungsional, bukan hanya dalam tataran kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan juga dalam masyarakat di era global. Di sekolah dasar seorang guru haruslah memperhatikan aspek-aspek yang dipersyaratkan baik aspek yang bersifat kognitif, apektif dan psikomotorik. tujuan pendidikan kewarganegaraan dengan paradigma baru perlu disusun materi dan metode pembelajaran yang sejalan dengan tuntutan dan harapan, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelegence), dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, dan sosial, mengembangkan tanggungjawab warganegara (civic responcibility), serta mengembangkan anak didik berpartisipasi sebagai warga negara (civic participation) guna menopang tumbuh kembangnya warga negara yang baik (Udin S Winataputra,dkk 2011). Dalam pembelajaran yang aktif dan efektif yang paling penting bagi siswa adalah perilaku memecahkan masalah sendiri, menemukan contoh – contoh, mencoba keterampilan dan melakukan tugas-tugas yang tergantung pada pengetahuan yang dimiliki atau yang harus dicapai. (Melvin Silberman, 2001).

Selain dari siswa, guru sebagai penyampai isi pesan kepada pendidik tentang materi suatu pembelajaran sangat berperan bagi keterlaksanaan suatu kegiatan belajar mengajar. Hasil ketercapaian suatu minat dan prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh guru dalam menyajikan pembelajaran, baik dari segi pemanfaatan media sebagai pengongkretan suatu yang abstrak serta model pembelajaran dan metode yang disajikan bagi peserta didik. Menurut Yamin (2005:3), ”Metode-metode pembelajaran diharapkan menumbuhkan minat dan menciptakan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya”. Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen utama yang saling berpengaruh dalam proses belajar-mengajar. Ketiga komponen tersebut adalah: (1) kondisi pembelajaran, (2) metode pembelajaran, dan (3) hasil pembelajaran. Oleh karena itu, dengan bekal kemampuan dan keterampilan yang dimiliki guru diharapkan mampu menjadikan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, sehingga memperoleh prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu, dengan bekal kemampuan dan keterampilan yang dimiliki guru diharapkan mampu menjadikan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Untuk itu, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan efektif, siswa harus dapat turut aktif dalam kegiatan tersebut (Sanjaya: 2013: 132).

Dalam kurikulum pendidikan kewarganegaraan biasanya ada penegasan bahwa uraian kegiatan belajar mengajar setiap pokok bahasan mencakup kegiatan pengenalan, pengembangan, dan pengamalan suatu konsep atau nilai. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan pokok bahasan globalisasi ternyata guru mengalami beberapa masalah yang amat berpengaruh pada tingkat keberhasilan siswa. Hal ini terlihat pada hasil tes formatif siswa yang sangat rendah. Dari hasil evaluasi, 18 siswa kelas IV SDN Polobogo 01 hanya ada 6 siswa yang mencapai ≥ 70, sedangkan 12 siswa lainnya masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yakni ≥ 70. Kebanyakan siswa belum dapat memahami materi globalisasi. Hal ini sebagai akibat dari metode ceramah yang lebih dominan digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar serta alat peraga yang digunakan kurang menarik bagi siswa.

Dari hasil diskusi dengan supervisor 2 terdapat aktivitas guru yang selama pembelajaran perlu diperbaiki dan perlu mendapat perhatian antara lain: penggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, membimbing siswa dalam mengungkapkan pendapat, membimbing siswa dalam mengambil keputusan, melatih siswa untuk berpikir logika, menunjukkan hasil belajar kepada siswa.

Dari latar belakang masalah di atas peneliti dapat menuliskan identifikasi masalah dan analisis masalah sebagai berikut :

Rumusan Masalah

Berdasar uraian di atas maka penelitian ini ditekankan pada peningkatan hasil belajar pada materi Globalisasi dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dengan ditunjang media pembelajaran kelas IV SD Negeri Polobogo 01. Dengan demikian dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

”Apakah dengan memanfaatkan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV semester II SD Negeri Polobogo 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang siswa pada materi Globalisasi?”

Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan penelitian ini terkait dengan proses pembelajaran di kelas, sehingga guru adalah sebagai peneliti yang menggunakan pola penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :

Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegraan.

Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dialami siswa dalam proses pembelajaran PKn di kelas IV semester II SD Negeri Polobogo 01.
  2. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dengan ditunjang media kartu gambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi Globalisasi.
  3. Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PKn bagi siswa kelas IV SD Negeri Polobogo 01.

 

 

Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan lembaga pendidikan.

Bagi guru

  1. Untuk meningkatkan kinerja dalam mengajar.
  2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat memberikan pengalaman baru bagi guru, serta dapat meningkatkan pengetahuan dalam mengatasi masalah pembelajaran khususnya PKn, sehingga pengalaman ini dapat didesain sedemikian rupa sehingga dapat diterapkan pada mata pelajaran lain.
  3. Melalui penelitian ini, guru dapat menerapkan pembelajaran berdasarkan masalah sebagai salah satu metode yang dapat membantu guru dalam pembelajaran siswa

Bagi siswa

  1. Membiasakan siswa untuk aktif, kreatif dan bersemangat.
  2. Dengan penelitian ini, siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga mengurangi kebosanan dalam belajar.
  3. Kemampuan awal siswa dapat digali secara optimal agar siswa belajar lebih mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan dengan pelajaran baru melalui penelitian ini.

Bagi sekolah / lembaga pendidikan

  1. Untuk mengatasi hambatan dan permasalahan pembelajaran di sekolah.
  2. Meningkatkan mutu pendidikan sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw membagi siswa ke dalam kelompok kecil dengan anggota 4-6 orang yang heterogen dan saling ketergantungan positif serta bertanggung jawab secara mandiri atas ketuntasan          bahan   ajar  yang  mesti dipelajari  dan menyampaikannya kepada anggota kelompok asal (Isjoni, 2010: 79). Isjoni (2010: 77) menyatakan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw merupakan salah satu strategi yang dapat mendorong siswa aktif dan mencapai prestasi maksimal.

Peningkatan Hasil Belajar

Tujuan utama dari kegiatan belajar adalah hasil belajar. Kegiatan belajar dan hasil belajar mempunyai hubungan yang erat yang tak terpisahkan. Hasil belajar diperoleh setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Beberapa ahli mempunyai pandangan yang berbeda mengenai pengertian hasil belajar tetapi mempunyai inti yang sama. Menurut Purwanto (2009:46) “hasil belajar adalah pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar”. Hasil belajar merupakan komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar di ukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar.

Slameto (2010: 2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah, dua diantaranya adalah kognitif, dan afektif.

Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Sedangkan hasil belajar menurut Arikunto (2001:63) sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.

Hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes ahir catur wulan dan sebagainya.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor yang dapat diubah (seperti cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dan lain-lain), adapula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain) Suhardjono dalam Arikunto (2006: 55).

Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas dapat diambil pokok pikiran bahwa pelajaran PKn di SD dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan berbagai kemampuan dan keterampilan yang ada pada diri siswa. Dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw akan melatih keberanian dan keterampilan anak dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapat. Selain itu diharapkan motivasi belajar siswa dapat meningkat sehingga hasil belajar siswa dapat mencapai KKM yang ditentukan.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Untuk itu peneliti berusaha mencari metode yang sesuai agar penyampaian materi Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan“Globalisasi”dan diharapkan dengan penggunanan metode yang sesuai peningkatan hasil belajar siswa dapat tercapai lebih maksimal.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Kooperatif tipe Jigsaw, dan metode ini diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi Pendidikan Kewarganegaraan yang disampaikan. Dengan metode ini diharapkan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa jenuh saat proses belajar mengajar berlangsung.

 

Subjek Penelitian

Subyek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD Negeri Polobogo 01. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pokok bahasan “Globalisasi”. Jumlah siswa kelas IV SD Negeri Polobogo 01 ada 18 siswa. Seluruh jumlah siswa dijadikan subjek penelitian. Sedang penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2017 sampai dengan 20 Maret 2017. Sebagian besar siswa berasal dari masyarakat lingkungan sekitar sekolah. Hal ini disebabkan Desa Polobogo. Mata pencaharian orangtua beragam, antara lain petani, pedagang, buruh, pengusaha industri rumahan, dan sebagian kecil PNS.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Per Siklus

Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian yang sesuai dengan analisis dan tujuan penelitian. Pada awal pembelajaran (Pra Siklus) proses pembelajaran belum mengalami ketuntasan, pada Siklus I terdapat peningkatan hasil belajar setelah guru menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw , pada siklus II hasil pembelajaran mengalami ketuntasan setelah guru lebih memaksimalkan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Selanjutnya hasil pembelajaran diungkap dalam deskripsi per siklus sebagai berikut :

Siklus I

Hasil perencanaan berupa : merancang pembelajaran dengan Kooperatif tipe Jigsaw, Guru mempersiapkan beberapa alat yang akan digunakan untuk model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw membuat rencana perbaikan pembelajaran, menyiapkan media, Merancang membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dengan memperhatikan penyebaran kemampuan, kecocokan siswa.

Siklus II

Hasil perencanaan berupa merancang pembelajaran dengan membuat rencana perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Kooperatif tipe Jigsaw , menyusun lembar observasi, merancang tes formatif. Telah dapat menunjang pelaksanaan proses pembelajaran secara sistematis artinya susunan program / struktur dapat diketahui yang tersedia, ruang lingkup rincian materi dan analisis materi yang telah disusun untuk dikembangkan oleh guru.

Pra Siklus

Motivasi Belajar Siswa Sebelum Perbaikan

Selama kegiatan pembelajaran peneliti sebagai guru mengamati segala aktivitas siswa. Baik motivasi intinsik dan ekstrinsik. Dari hasil pengamatan pada motivasi belajar pra siklus diketemukan data sesuai tabel 4.1. Dari motivasi intrinsik pada indikator dorongan kuat dalam diri siswa untuk belajar, upaya menyimak penjelasan guru tentang materi yang diajarkan, Membaca materi dalam buku pada skala (S) sedang. Pada indikator Siswa termotivasi menjawab pertanyaan, upaya menyelesaikan tes pada skala kurang (K). Pada motivasi ekstrinsik ditemukan data pada indikator Beradaptasi dengan teman didalam kelas, pada skala kurang (K), menghargai pendapat teman dan menurut pada guru pada skala sedang (S), sedang pada indikator berani mengemukakan pendapat pada skala kurang (K). Rata–rata motivasi intrinsik yakni pada nilai 36,6% dengan kategori skala sedang (K) pada motivasi ekstrinsik pada skala baik (S) yakni dengan rata-rata 41,5%.

Hasil Belajar Sebelum Perbaikan

Kegiatan pada pembelajaran Prasiklus perlu ditingkatkan ke siklus I , hal tersebut perlu dilaksanakan karena ketuntasan klasikal hanya mencapai 33,33 % atau sebanyak 6 siswa dari 18 siswa atau ketidaktuntasan mencapai 66,67% atau sebanyak 12 siswa. Nilai rata kelas hanya mencapai 60,55 dengan jumlah nilai 1090.

Hasil evaluasi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi Globalisasi Kelas IV semester II di SD Negeri Polobogo 01 Kecamatan Getasan Sebelum kegiatan perbaikan pembelajaran dengan indeks kegagalan sebanyak 12 siswa atau jika diprosentasekan sebanyak 66,67% (rentang 35-46, 47-58, 59-70). Sedangkan pada indeks keberhasilan belajar siswa sesuai dengan KKM yakni N≥70 hanya sebanyak 6 siswa atau 33,33%. (rentang nilai 71-82 dan 83-95)

Dari 27 siswa nilai belum tuntas 35-46 sebanyak 3 orang siswa, 47-58 sebanyak 5 orang siswa, nilai 59-70 sebanyak 4 orang siswa, sedangkan pada kelas interval tuntas KKM yakni N≥70, yakni pada rentang 71-82 sebanyak 4 siswa dan pada rentang 83-95 sebanyak 2 siswa, menunjukkan bahwa proses pembelajaran tidak berhasil. Setelah didapatkan data nilai tersebut maka peneliti mengangkat materi tersebut kedalam sebuah Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran Siklus I. Setelah mengadakan evaluasi pada akhir perbaikan maka peneliti mendapatkan data nilai tes formatif siswa pada Siklus I. Adapun data nilai siswa pada Siklus I adalah sebagai berikut

Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Motivasi Belajar Siswa Siklus I

Selama kegiatan pembelajaran observer mengamati segala aktivitas siswa baik motivasi intinsik dan ekstrinsik. Dari hasil pengamatan pada motivasi belajar siklus I diketemukan data sesuai tabel 4.3. Dari motivasi intrinsik pada indikator dorongan kuat dalam diri siswa untuk belajar, upaya menyimak penjelasan guru tentang materi yang diajarkan, Membaca materi dalam buku pada skala (B) baik. Pada indikator Siswa termotivasi menjawab pertanyaan pada skala sedang (S), upaya menyelesaikan tes pada skala sangat baik (SB). Pada motivasi ekstrinsik ditemukan data pada indikator Beradaptasi dengan teman didalam kelas, ,menghargai pendapat teman dan menurut pada guru pada skala baik (B), sedang pada indikator berani mengemukakan pendapat pada skala baik (B). Rata –rata motivasi intrinsik yakni pada nilai 63,32% dengan kategori skala baik (B) pada motivasi ekstrinsik pada skala baik (B) yakni dengan rata-rata 68,03%.

Hasil Belajar Siklus I

Kegiatan pada siklus I perlu ditingkatkan ke siklus ,hal tersebut perlu dilaksanakan karena ketuntasan klasikal pada perbaikan pembelajaran siklus I ini hanya mencapai prosentase 66,67% atau sebanyak 12 siswa, sedangkan siswa belum tuntas 33,33% atau sebanyak 6 siswa. Dari data ini Peneliti menyimpulkan perlunya melanjutkan perbaikan pembelajaran Siklus I dengan lebih memaksimalkan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

Hasil evaluasi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi Globalisasi Kelas IV semester II di SD Negeri Polobogo 01 Kecamatan Getasan. Pada perbaikan pembelajaran siklus I prosentase ketuntasan telah mencapai 66,67% atau sebanyak 12 siswa, sehingga disimpulkan ada peningkatan hasil belajar siswa pada Pendidikan Kewarganegaraan materi Globalisasi.

Nilai tidak tuntas pada kelas interval 45-53 sebanyak 5 siswa dan 54-62 sebanyak 7 siswa. Sedangkan batas nilai tuntas KKM pada kelas interval 63-71 sebanyak 1 siswa, 72-80 sebanyak 3 siswa, 81-90 sebanyak 2 siswa.

Dari data nilai hasil evaluasi tes formatif siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum perbaikan sampai pada perbaikan pembelajaran silkus I pada Pendidikan Kewarganegaraan materi Globalisasi dengan memanfaatkan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Dari kajian tersebut maka peneliti melanjutkan ke Perbaikan Pembelajaran Siklus II dengan harapan ketuntasan hasil belajar siswa antara 90% – 100%.

Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Motivasi Belajar Siswa Siklus II

Selama kegiatan pembelajaran observer mengamati segala aktivitas siswa baik motivasi intinsik dan ekstrinsik. Dari hasil pengamatan pada motivasi belajar siklus I diketemukan data sesuai tabel 4.5. Dari motivasi intrinsik pada semua indikator sangat baik (SB). Begitu pula pada motivasi ekstrinsik ditemukan data pada semua indikator pada skala sangat baik (SB). Rata –rata motivasi intrinsik yakni pada nilai 93,3% dengan kategori skala sangat baik (SB), sedangkan pada motivasi ekstrinsik pada skala sangat baik (SB) yakni dengan rata-rata 88,88%.

Hasil Belajar Siswa Siklus II

Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus II, maka hasil evaluasi pada akhir Siklus II pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi Globalisasi dengan menggunakan Kooperatif tipe Jigsaw di kelas IV SD Negeri Polobogo 01 Kecamatan Getasan Kabupten Semarang, mengalami peningkatan secara signifikan.

Hasil evaluasi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi Globalisasi Kelas IV semester II di SD Negeri Polobogo 01 Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Pada perbaikan pembelajaran siklus II tampak peningkatan secara signifikan jika dibandingkan pada sebelum perbaikan pembelajaran dan perbaikan pembelajaran siklus I. Pada Siklus II nilai siswa telah memenuhi ketuntasan yang ditargetkan yakni antara 90% – 100% siswa.

Nilai tidak tuntas pada kelas interval 65-71 sebanyak 1 siswa, 72-78 sebanyak 6 siswa. Sedangkan pada kelas interval 79-85 sebanyak 3 siswa, 86-92 sebanyak 5 siswa, 93 – 100 sebanyak 3 siswa.

Dari data nilai hasil evaluasi tes formatif siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum perbaikan sampai pada perbaikan pembelajaran silkus II pada Pendidikan Kewarganegaraan materi Globalisasi dengan memanfaatkan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Dari kajian tersebut maka peneliti memutuskan perbaikan pembelajaran cukup pada siklus II. karena semua siswa telah tuntas .

Perbandingan Skala Motivasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Motivasi Belajar Siswa

Dapat dilihat adanya peningkatan motivasi belajar siswa. Jika dilihat pada kegiatan pra siklus (kondisi awal) skala motivasi intrinsik sebesar 36,6% sedangkan pada motivasi ekstrinsik sebesar 41,5% dengan skala ketuntasan pada kategori kurang (K). Sedangkan pada siklus I terlihat ada peningkatan jika dilihat pada motivasi intrinsik terlihat skala sebesar 63,32% sedangkan pada motivasi ekstrinsik sebesar 68,03% dengan skala ketuntasan pada kategori baik (B). Pada siklus II terlihat adanya peningkatan signifikan yakni pada motivasi intrinsik sebesar 93,3% dan motivasi ekstrinsik sebesar 88,88% dengan skala ketuntasan sangat baik (SB).

Hasil Belajar Siswa

  1. Sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang tuntas hanya 6 siswa dari 18 siswa atau jika diprosentasekan sebesar 33,33%
  2. Pada siklus I siswa yang tuntas adalah 12 siswa dari 18 siswa jika diprosentasekan sebesar 66,67%
  3. Pada siklus II siswa tuntas 18 siswa dari 18 siswa jika diprosentasekan sebesar 100%

Sedangkan siswa yang belum tuntas sebagai berikut:

  1. Sebelum perbaikan pembelajaran 12 siswa dari 18 siswa belum tuntas jika diprosentasekan sebesar 66,67%
  2. Pada siklus I sebanyak 6 siswa yang belum tuntas dari 18 siswa jika diprosentasekan sebesar 33,33%
  3. Pada siklus II siswa yang belum tuntas tidak ada (0%).

Pembahasan dari setiap siklus

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari sebelum perbaikan, perbaikan siklus I dan siklus II terbukti bahwa pembelajaran memerlukan kompetensi yang tinggi dari seorang guru. Banyak faktor yang mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan suatu pembelajaran.

Dari beberapa kajian teori mengenai pembelajaran yang paling menentukan keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran itu meliputi cara memilih strategi, metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran.

Siklus I

Pelaksanaan pemberian tugas masih kurang memotivasi kreativasi keaktifan siswa. Hal ini disebabkan kurang jelasnya penjelasan instruksi dari guru kepada seluruh siswa tentang pelaksanaan Kooperatif tipe Jigsaw Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Kooperatif tipe Jigsaw secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab. Kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa . Peran guru di sini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannya pembelajaran. model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw sebagai salah satu dari model pembelajaran aktif (active learning) pada hakikatnya mengarahkan atensi siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Namun sebagaimana model pembelajaran lainnya, dalam penerapannya ada faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain kondisi siswa, waktu yang tersedia, materi yang diajarkan dan tujuan pembelajaran dalam Bayor (2010:89).

Kegiatan Kooperatif tipe Jigsaw dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar. Hasil analisis penilaian menunjukkan masih rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dari 18 siswa yang mendapat nilai tuntas baru 12 orang siswa dan 6 siswa lain belum mencapai nilai tuntas. Nilai rata-rata kelas sebesar 70,55.

Sedangkan jika dilihat dari motivasi belajar siswa, dari motivasi intrinsik pada indikator dorongan kuat dalam diri siswa untuk belajar, upaya menyimak penjelasan guru tentang materi yang diajarkan, Membaca materi dalam buku pada skala (B) baik. Pada indikator Siswa termotivasi menjawab pertanyaan pada skala sedang (S), upaya menyelesaikan tes pada skala sangat baik (SB). Pada motivasi ekstrinsik ditemukan data pada indikator Beradaptasi dengan teman didalam kelas, ,menghargai pendapat teman dan menurut pada guru pada skala baik (B), sedang pada indikator berani mengemukakan pendapat pada skala sedang (S). Rata –rata motivasi intrinsik yakni pada nilai 63,32% dengan kategori skala baik (B) pada motivasi ekstrinsik pada skala baik (B) yakni dengan rata-rata 68,03%.

Dengan demikian peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II.

Siklus II

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II peneliti merancang pembelajaran dengan persiapan yang lebih matang. Alat peraga yang digunakan berupa chart Kooperatif tipe Jigsaw yang dipersiapkan untuk seluruh siswa untuk memperjelas cara permainan.

Analisis penilaian hasil yang baik dari pada perbaikan pembelajaran siklus I. Keberhasilan pembelajaran ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru secara efektif disertai penjelasan penggunaan metode Kooperatif tipe Jigsaw ditunjang media poster Globalisasi serta pemanfaatan metode penunjang berupa metode ceramah dan tanya jawab, sehingga dengan tugas yang dirancang akan memperjelas informasi guru, mengerjakan tugas akan meningkatkan pemahaman terhadap materi Globalisasi Dengan demikian seperti yang dikemukakan pada kajian teori bahwa pembelajaran akan menyenangkan dan bermakna apabila dalam proses pembelajaran guru terampil dalam memilih dan menentukan metode dan media yang sesuai dengan bahan ajar yang akan diberikan.

Arikunto (2001:63) sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan Sehingga bukti bahwa pembelajaran itu berhasil adalah adanya hasil evaluasi yang mencapai nilai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini seluruh siswa tuntas. Nilai rata-rata kelas mencapai 83,61. Hal ini terbukti dari perolehan nilai tes evaluasi yang dilakukan guru setelah proses pembelajaran selesai.

Dari motivasi intrinsik pada semua indikator sangat baik (SB). Begitu pula pada motivasi ekstrinsik ditemukan data pada semua indikator pada skala sangat baik (SB). Rata – rata motivasi intrinsik yakni pada nilai 93,3% dengan kategori skala sangat baik (SB), sedangkan pada motivasi ekstrinsik pada skala sangat baik (SB) yakni dengan rata-rata 88,88%.

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

Simpulan

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang sudah dilaksanakan di SD Negeri Polobogo 01, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dapat diperoleh kesimpulan bahwa :

  1. Perbaikan pembelajaran dikemas dalam penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan materi globalisasi di kelas IV semester II. Dari hasil tes formatif pada pra siklus didapat data, dari 18 siswa hanya 6 siswa yang telah tuntas KKM yakni N≥70 atau jika diprosentasekan besar ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 33,33%. Setelah peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran siklus 1 dengan memanfaatkan metode kooperatif model Kooperatif tipe Jigsaw didapatkan hasil tes formatif siswa yang meningkat. Dari 18 siswa sebanyak 12 siswa telah tuntas KKM atau jika diprosentasekan sebanyak 66,67%. Dari kenaikan hasil belajar siswa mulai pra siklus sampai siklus I maka peneliti melanjutkan ke perbaikan pembelajaran siklus II dengan target ketuntasan antar 90%-100% siswa mencapai KKM. Pada perbaikan pembelajaran siklus 2 dengan memaksimalkan pemanfaatan metode kooperatif model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, hasil tes formatif siswa telah mencapai ketuntasan KKM 100%.
  2. Dari hasil perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw yang telah dilaksanakan dapat digambarkan bahwa ada peningkatan signifikan mulai dari pra siklus ke siklus 1 hingga pada siklus II. Sehingga perbaikan pembelajaran dengan metode kooperatif model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat dijadikan alternatif dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran PKn pada materi globalisasi dan dapat dijadikan metode alternatif dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

Saran dan Tindak Lanjut

Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran lebih meningkat adalah sebagai berikut :

  1. Peneliti dalam mengajar dapat menggunakan metode kooperatif model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran
  2. Peneliti dalam membimbing siswa pada kegiatan Kooperatif tipe Jigsaw perlu ekstra
  3. Peneliti memberikan penguat, dorongan bagi siswa yang belum berhasil. Di samping itu, berdasarkan pengalaman peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas, perlu adanya kelompok kerja diantara guru untuk selalu bertukar pikiran dan pengalaman berkenaan dengan masalah dan tugas sehari-hari. Dengan memperhatikan tujuan dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas, sebaiknya guru melaksanakan PTK untuk mengatasi masalah yang muncul dalam pembelajaran demi keberhasilan pembelajaran.

Tindak Lanjut

  1. Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan merupakan upaya guru untuk melangkah lebih maju dengan berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan. Sehingga melalui data yang emperik ini pendekatan pendidikan dan lingkungan pendidikan menjadi ilmu yang benar-benar komprehensif.
  2. Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru merupakan bahwa pengembangan proses pembelajaran secara kontektual dapat dipandang sebagai proses keseimbangan antara substansi dan relasi, artinya peneliti perbaikan pembelajaran ini dapat digunakan sebagai bahan yang memberi kemungkinan timbulnya potensi-potensi untuk berkembang dikalangan guru kelas tingkat sekolah dasar.
  3. Perbaikan pembelajaran ini merupakan alternatif pemecahan masalah bagi guru dan merupakan proses dalam mengantisipasi adanya rumusan tentang tujuan pendidikan yang harus dilakukan secara sengaja. Oleh karena itu perlu menjadi wahana dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk meningkatkan kinerja guru mendukung ketuntasan proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Amin Suyitno. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Medan : FIS UNIMED

A.M, Sardiman, (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta
: Rineka Cipta.

Dalyono, (2005). Prestasi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). Jakarta: BSNP-Dirjen Dikdasmen

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik. (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Hopkins, D. 1993. A Teacher,s Guide Top Classroom Research. Buchingham: Open University Press

Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komuniasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya