PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA

TENTANG TATA SURYA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS VI SEMESTER II

SD NEGERI JATI 3 KECAMATAN SUMBERLAWANG

Sugiyarti

SD Negeri Jati 3 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen

ABSTRAK

Tujuan yang hendak dicapai, yaitu untuk mengetahui Peningkatan motivasi dan prestasi siswa dilihat dari penerapan model Kooperatif STAD. Subjek penelitian, siswa kelas VI di SD Negeri Jati 3 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen yang berjumlah 25 siswa terdiri dari 9 anak laki-laki dan 16 anak perempuan. Metode pengumpulan data, observasi, tes /tugas dan catatan lapangan. Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama mitra guru kelas VI, dengan menjaga validitas isi. Teknik analisis data dilakukan secara penelitian tindakan kelas. Analisis kualitatif untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran penelitian tindakan kelas Analisis kualitatif dengan metode alur, yaitu              perbaikan Siklus 1 dan Siklus 2. Hasil penelitian tindakan kelas adalah, (1) penggunaan model Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa SD Negeri Jati 3 Kelas VI Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Kemampuan , diamati dari indikator (a) kemampuan menyatakan tugas (b) kemampuan menggunakan, dan memilih prosedur tertentu. Sebelum tindakan penelitian, prestasi belajar siswa diperoleh melalui latihan-latihan. Pada waktu tindakan kelas, baik tindakan kelas Siklus I maupun Siklus II prestasi belajar siswa diperoleh melalui tugas kelompok, tugas individu (tugas rumah), tes-tengah tindakan dan tes-akhir tindakan meningkat.

Kata Kunci: Model Kooperatif STAD dan Motivasi dan Prestasi belajar.


PENDAHULUAN

Pendidikan IPA diharapkan menja-di wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat pesat perkembangannya hal ini tidak ada gunanya apabila pelaku pendidik tidak merespon secara positif. Salah satu bentuk respon positif itu adalah dengan mengadakan perubahan kurikulum, meningkatkan mutu Sumber Daya Manusianya (SDM), peralatan yang memadai, dan lain-lain. Sikap tersebut diwujudkan dalam bentuk usaha sekolah dengan memberikan layanan terbaik bagi semua anak didiknya.

Upaya meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya bergantung pada faktor guru saja, tetapi berbagai faktor lainnya juga berpengaruh untuk menghasilkan keluaran atau out put proses pengajaran yang bermutu. Namun pada hakikatnya guru tetap merupakan unsur kunci utama yang paling menentukan, sebab guru adalah salah satu unsur utama dalam sistem pendidikan yang sangat mempengaruhi pendidikan.

Berdasarkan Pengalaman Guru mengajar penulis ingin memberikan suatu alternatif dalam mengatasi permasalahan tersebut. Sebagai alternatif adalah dengan pengelolaan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menjadi pilihan karena pembelajaran ini dirancang untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, dengan jalan kelas dirancang sedemikian rupa agar terjadi interaksi positif antar siswa.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD), karena tipe STAD merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan guru pengajar belum pernah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Di samping itu model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan interaksi antara guru dan siswa, meningkatkan kerja sama, kreativitas, berpikir kritis serta ada kemauan membantu teman (Ibrahim, 2000).

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah pembelajaran koopera-tif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar IPA siswa kelas VI semester II SD Negeri Jati 3, Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun 2014/2015 ?; (2) Bagaimanakah Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar pada siswa kelas VI Semester II SD Negeri Jati 3 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015?; (3) Tujuan Penelitian adalah Meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas VI SD Negeri Jati 3, Kecamatan Sumberlawang pada mata pelajaran IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Hasil penelitian ini ada dua manfaat antara lain diharapkan dapat bermanfaat

a)   Bagi Guru adalah 1).Meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. 2).Sebagai bahan perbandingan untuk memperbaiki kegiatan pembe-lajaran di kelas. 3) Untuk mening-katkan kualitas pembelajaran dan kemampuan guru dalam pemilihan strategi pembelajaran.

b).  Bagi Siswa adalah 1) Menumbuhkan motivasi belajar siswa. 2).Mengatasi kejenuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 3) Melatih siswa siswa berkolaborasi dengan siswa lain. 4).Meningkatkan prestasi belajar siswa.

c)   Bagi Sekolah adalah 1). Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perbaikan kualitas pembelajaran di kelas.2). Memberikan informasi pada pihak sekolah dalam memberikan program pendidikan dan pengajaran di sekolah.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Motivasi

Motivasi menurut Mc. Donald (Sardiman, 2014:73) Motivasi adalah per-ubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Bottom of FormMenurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks.

Dalam A.M. Sardiman (2014:75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.

Dari pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah keseluruhan daya pengge-rak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan membe-rikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai.

Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok. Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekan-an, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baiksecara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdikbud, 1989:787). Prestasi belajar siswa pada penelitian ini diukur dari hasil tes ulangan harian.

Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang melatih siswa bekerja sama dalam kelompok belajar (Ibrahim, 2000:1). Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dengan mengelompokkan siswa menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen (Ibrahim, 2000:10).

Pembelajaran kooperatif merupa-kan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil. Dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersa-ma. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil sebagai kelompok.

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

STAD (student Teams Achieve-ment Division) merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling seder-hana. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa dimana setiap minggu guru menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, dan atau melakukan diskusi. Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor dan tiap siswa diberi skor perkembangan (Ibrahim, 2000).

Langkah-langkah pelaksanaan Model STAD

Langkah-langkah model pembelajaran STAD adalah: (1).Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang; (2) Guru menyajikan pelajaran; (3) Guru mem-bagi tugas untuk kelompok untuk dikerja-kan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti; (4)Guru memberi kuis/ pertanyaan bagi seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis/ pertanya-an tidak boleh saling membatu; (5) Memberi Evaluasi; dan (.6). Penutup dan Tindak Lanjut.

Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teori di atas, maka kerangka pikir adalah apabila proses pembelajaran menggunakan model STAD yang tepat maka tingkat keberhasilan konsep pengetahuan akan lebih tinggi. Proses dasar penelitian tindakan kelas didasarkan atas menyusun rencana tindak-an bersama, bertindak dan mengamati secara individual dan bersama, kemudian mengadakan refleksi atas berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan. Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharap-kan penelitian ini meliputi: (1) perencana-an, (2) pelaksanaan , (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Hipotesis Tindakan

Dalam Peningkatan Motivasi dan prestasi belajar materi Tata Surya melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA siswa kelas VI Semester II di SD Negeri Jati 3 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat tercapai sesuai apa yang diharapkan siswa dapat berhasil meningkat secara maksimal dan dapat memuaskan. Dengan demikian penelitian tindakan kelas ini menggunakan hipotesis sebagai berikut: (1) Dengan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD motivasi belajar IPA siswa kelas VI SD Negeri Jati 3 meningkat; (2) Dengan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD prestasi siswa kelas VI SD Negeri Jati 3 akan meningkat pada mata pelajaran IPA.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun 2014/2015 dari bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015. Ada dua tahap yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini, diantaranya: a.Tahap siklus I dilaksanakan tanggal Maret 2014 b. Tahap siklus II dilaksanakan tanggal April 2014.

Tempat Penelitian. Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Jati 3, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen tahun 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah anak sejumlah 25 siswa terdiri dari Laki-laki 9 dan perempuan 16 siswa.

Sumber Data

Sumber data utama adalah guru dan siswa, meliputi nilai hasil ulangan, hasil pengamatan selama proses pembelajaran. Sedangkan data pendukung berasal dari teman sejawat yang ikut menjadi observer.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan dengan melalui tes, observasi dan dokumentasi. Sedangkan alat pengumpul datanya meliputi: (1) tes, lembar observasi, dan dokumen-dokumen terkait pembelajaran.

Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini dimulai sejak awal sampai pengumpulan data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari setiap siklus kemudian data yang ditemukan tersebut dikomparasikan atau dibandingkan sehingga diperoleh kesimpul-an. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis interaktif H.B Sutopo (2006:120) yang dilakukan dalam tahapan, yaitu reduksi data, sajian data dan penarik kesimpulan.

Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini digunakan model siklus atau putaran. Baik siklus I maupun siklus II Digambarkan dengan alur kegiatan peneliti sebagai berikut: (1) Perencanaan; (2) Pelaksanaan; (3) Observasi; dan (4) Refleksi. Yang membedakan siklus I dan siklus II adalah pengembangan materi dan proses pembelajarannya makin disempurnakan..

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Deskripsi Pra Siklus

Dari data hasil observasi, dapat dilihat bahwa perolehan nilai ulangan siswa masih rendah sebagian besar siswa hanya mendapat nilai 40 – 60 dan rata-rata kelas hanya 48,4 berarti materi pelajaran baru mampu terserap 48,4 % masih banyak siswa yang belum memahami materi pelajaran. Maka dipandang perlu diadakan perbaikan pembelajaran agar siswa memahami materi pelajaran.

Siklus I

Dari hasil pengamatan pada saat melakukan pelaksanaan dari kegiatan inti sampai kegiatan akhir menunjukkan peningkatan hasil belajar meskipun rata-rata baru 60,12, namun jelas beberapa siswa berani dan mampu mengerjakan tugas ke depan dan berpendapat dibandingkan dengan kondisi awal terjadi sedikit peningkatan terbukti dari jumlah 25 siswa yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan 10 anak dan 15 anak lainya kurang aktif. Setelah diadakan ulangan ternyata juga ada peningkatan.

Siklus II

Dari hasil pengamatan pada saat melakukan pelaksanaan dari kegiatan inti sampai kegiatan akhir menunjukkan peningkatan hasil belajar meskipun rata-rata baru 73,2 dan nampak jelas beberapa siswa berani dan mampu mengerjakan tugas ke depan dan berpendapat dibandingkan dengan kondisi awal terjadi sedikit peningkatan terbukti dari jumlah 25 siswa yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan 6 aktif sekali, 19 siswa tergolong aktif, dan siswa yang kurang aktif sudah nihil (0). Setelah diadakan ulangan ternyata juga ada peningkatan.

Pembahasan

Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa sebagian besar siswa belum mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar (pada pra siklus), dikarenakan dalam proses pembelajaran belum menggunakan model yang tepat, dan masih ada siswa yang belum memusatkan perhatiannya pada proses pembelajaran. Siswa belum mampu menyerap materi yang diberikan oleh guru dengan baik dan benar sehingga pada setahap evaluasi mereka mendapat hasil yang kurang memuaskan. Kalau ditinjau dari hasil tes formatif ternyata ada peningkatan rata-rata kelas dari 48,4 menjadi 60,12. Namun demikian masih ada juga beberapa siswa mendapat nilai belum memuaskan. Hasil refleksi guru mengambil kesimpulan ternyata perlu adanya perubahan teknis pelaksanaan. Akhirnya pada siklus dua guru menggunakan model pembelajaran secara tepat yaitu model kooperatif STAD, yang melibatkan siswa secara langsung, dengan tujuan pengunaan model pembelajaran kooperatif STAD belajar siswa akan lebih aktif, karena tidak hanya memperhatikan, tetapi juga terlibat secara fisik, panca indera yang terlihat lebih banyak, sehingga penanaman konsep akan lebih kuat dalam ingatan siswa.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam proses pembelajaran IPA dihadapkan pada kendala rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Hal tersebut disebabkan kurangnya minat/perhatian dan keaktifan saat pembelajaran berlangsung serta tidak maksimalnya penerapan model pembelajar-an.. Berdasarkan hasil diskusi secara kontinyu, perbaikan pembelajaran meng-alami kemajuan yang sangat berarti.

Untuk mengatasi masalah siswa kurang menguasai konsep yang berakibat timbulnya kendala rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, maka dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut: melalui model pembelajaran yang tepat, efesien, dan efektif, penanaman konsep pembelajaran dari yang sederhana menuju konsep yang komplek. Terbukti hasil pembelajaran mengalami peningkatan. Studi awal menunjukkan dari 25 anak yang tuntas hanya 6 anak setelah ada beberapa perbaikan maka ditemukan ada peningkatan yang signifikan. Tingkat penguasaan materi, minat, dan perhatian saat pembelajaran berlangsung semakin meningkat yang ditunjukkan dengan keaktifan siswa di dalam kelas dan kemam-puan siswa dalam mengerjakan soal. Dengan langkah-langkah atau prosedur tersebut, menurut peneliti, siswa dapat terangsang keberaniannya, kemampuan dan kemauannya untuk memacu diri meningkatkan prestasi belajar.

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I masih belum memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai hasil ulangan siswa yang mendapat nilai 60 keatas baru 17 anak dari 25 siswa yang ada. Kurang keberhasilan pada tindakan perbaikan pertama karena dalam penyampaian mata pelajaran guru belum secara maksimal menggunakan alat peraga, sehingga siswa tidak kreatif dan merasa bosan. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, perbaikan pembelajaran siklus II sudah berhasil. Hal ini ditunjukkan semua siswa sudah menuntaskan hasil belajar atau hasil ulangan yang dicapai siswa diatas nilai ketuntasan yang telah dicanangkan oleh guru. keberhasilan siklus II karena penyampaian materi pelajaran, guru menggunakan model pembelajaran dan benar -benar di gunakan secara maksimal, sehingga siswa lebih jelas, aktif, kreatif, dan merasa senang hasil belajar yang dicapai bisa meningkat sesuai dengan harapan guru.

Deskripsi Temuan dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi terlihat nilai Perbaikan pembelajaran sebelum adanya perbaikan menunjukkan rata-rata nilai kelas 48,4 yang belum tuntas 19 anak, yang tuntas 6 anak. Kemudian setelah perbaikan siklus I rata-rata nilai kelas menjadi 60,12 yang belum tuntas 8 anak, yang tuntas 17 anak. Kemudian pada siklus II perolehan rata-rata nilai kelas 73,2 semua menunjukkan ketuntasan.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam proses pembelajaran IPA dihadapkan pada kendala rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Hal tersebut disebabkan kurangnya minat/perhatian dan keaktifan saat pembelajaran berlangsung serta tidak maksimalnya penerapan model pembelajaran.. Berdasarkan hasil diskusi secara kontinyu, perbaikan pembelajaran mengalami kemajuan yang sangat berarti.

Untuk mengatasi masalah siswa kurang menguasai konsep yang berakibat timbulnya kendala rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, maka dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut: melalui model pembelajaran yang tepat, efesien, dan efektif, penanaman konsep pembelajaran dari yang sederhana menuju konsep yang komplek. Terbukti hasil pembelajaran mengalami peningkatan. Studi awal menunjukkan dari 25 anak yang tuntas hanya 6 anak setelah ada beberapa perbaikan maka ditemukan ada peningkatan yang signifikan. Tingkat penguasaan materi, minat, dan perhatian saat pembelajaran berlangsung semakin meningkat yang ditunjukkan dengan keaktifan siswa di dalam kelas dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal. Dengan langkah-langkah atau prosedur tersebut, menurut peneliti, siswa dapat terangsang keberaniannya, kemam-puan dan kemauannya untuk memacu diri meningkatkan prestasi belajar.

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I masih belum memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai hasil ulangan siswa yang mendapat nilai 60 keatas baru 17 anak dari 25 siswa yang ada. Kurang keberhasilan pada tindakan perbaikan pertama karena dalam penyampaian mata pelajaran guru belum secara maksimal menggunakan alat peraga, sehingga siswa tidak kreatif dan merasa bosan. Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, perbaikan pembelajaran siklus II sudah berhasil. Hal ini ditunjukkan semua siswa sudah menuntaskan hasil belajar atau hasil ulangan yang dicapai siswa diatas nilai ketuntasan yang telah dicanangkan oleh guru. keberhasilan siklus II karena penyampaian materi pelajaran, guru menggunakan model pembelajaran dan benar -benar di gunakan secara maksimal, sehingga siswa lebih jelas, aktif, kreatif, dan merasa senang hasil belajar yang dicapai bisa meningkat sesuai dengan harapan guru.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dua siklus dengan menerapkan pembelajaran ilmu pengetahuan alam tentang melalui model Kooperatif tipe STAD. pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Jati 3 dapat diketahui bahwa: 1). Kemauan dan kemampuan siswa dalam menangkap dan memahami materi pelajaran yang disampaikan guru dapat lebih meningkat. Setelah guru dalam menjelaskan materi pembelajaran Tata Surya melalui model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran dan lembar tugas yang harus dikerjakan. 2).    Kemampuan siswa menyerap materi pelajaran yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap perolehan nilai tes formatif baik secara individu maupun nilai rata- rata. 3). Model pembelajaran. Kooperatif tipe STAD merangsang perhatian anak terhadap pemahaman materi pembelajaran sehingga penguasaan siswa pada materi meningkat. 4). Pada pembelajaran dengan melalui model kooperatif tipe STAD pembelajaran pada kondisi awal nilai rata- rata 42,72 pada siklus pertama naik rata-rata menjadi 60,12 dan pada siklus kedua nilai rata-rata menjadi 73,2

Berdasarkan hasil penelitian tindak-an kelas dengan menggunakan siklus tersebut di atas ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenaranya, artinya bahan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi Tata Surya dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester II SD Negeri Jati 3 Kecamatan Sumberlawang Tahun Pelajaran 2014/2015.

 

Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian tindak-an kelas ada beberapa saran untuk dipertimbangkan sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang meliputi bagi sekolah, bagi guru, bagi siswa dan bagi orang tua.

1. Kepada Sekolah.

Bagi sekolah selalu berupaya menciptakan iklim belajar yang kondusif dan di dalam menjelaskan materi pelajaran selalu menggunakan model pembelajaran sehingga siswa dapat lebih termotifasi dan bergairah dalam mengikuti kegiatan yang akan menunjang dalam penanaman konsep-konsep IPA secara lebih nyata sekaligus meningkatkan aktifitas belajar siswa.

2. Kepada guru

Bagi guru sebelum melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar hendaknya mempersiapkan secara cermat dan tepat perangkat pendukung pembelajaran IPA dan fasilitas belajar khususya model pembelajaran yang tepat. Karena model pembelajaran sangat mempengaruhi efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Guru selalu berupaya mengaktifkan siswa, melakukan inovasi dalam proses belajar mengajar dan memberikan motivasi sehingga siswa tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran, yang pada ahkirnya berpengaruh pada proses belajar dan prestasi belajar siswa.

3. Kepada siswa

Bagi siswa akan lebih aktif dan bergairah dalam setiap mengikuti proses pembelajaran tidak ada rasa takut atau malu bertanya maupun menyampaikan pendapatnya sehingga akan memperoleh hasil atau prestasi yang optimal.

4. Kepada Orang Tua

Peran serta orang tua dan perhatian orang tua sangat menentukan keberhasilan pendidikan siswa, sebab waktu yang paling banyak adalah di rumah. Oleh karenanya pengawasan siswa di rumah lebih banyak dari pada di sekolah .

Pendidikan akan berhasil apabila ada kerja sama antara orag tua dan guru, bimbingan orang tua di rumah sangat berarti dalam kemajuan belajar siswa, tanpa bantuan orang tua, pendidikan anak tidak optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Universitas Sebelas Maret       Surakarta.

Arikunto, Suharsini, 2006. Prosedur Penerimaan Suatu Pendekatan Praktek.         Penerbit: Rineka Cipta Jakarta.

Sardiman , A.M .2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Supardi, Suharjono. 2012. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit: Andi Yogyakarta

Soegito, Ibrahim, Nurhadi, ( 2000 ) Kemampuan Dasar Mengajar, Jakarta: pusatPenerbit Universitas Terbuka

http: // www.lesprivatbpui.com /2011/ 08/hambatan.dalam-meraih-prestasi-belajar tanggal 10 Februari 2015.