PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS

MATERI KEGIATAN EKONOMI MELALUI

METODE NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT) BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI COMBONGAN 02 KECAMATAN SUKOHARJO

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Yuwono

SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Kab. Sukoharjo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS materi kegiatan ekonomi bagi siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016 melalui metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di kelas V SD Negeri Combongan 02 UPTD Pendidikan Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian adalah siswa kelas V Semester I di SD Negeri Combongan 02 UPTD Pendidikan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 14 orang siswa. Prosedur penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus dimana pada setiap siklus terdapat empat, yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan;3) observasi; dan 4) refleksi hasil tindakan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS materi kegiatan ekonomi bagi siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016. Peningkatan motivasi siswa dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata motivasi siswa yakni sebesar 50 atau kategori Sedang pada Kondisi Awal meningkat menjadi 70 atau kategori Tinggi, kemudian menigkat kembali menjadi 84 atau kategori Sangat tinggi. Sedangkan peningkatan prestasi siswa dapat dilihat dari tingkat ketuntasan siswa secara klasikal dikelas yang mendapat nilai diatas atau sama dengan KKM (>70) padaK ondisi Awa l7 siswa atau 50,00% meningkat pada siklus I menjadi 11 siswa atau 78,57%, kemudian meningkat kembali menjadi 14 siswa atau 100% pada akhir Siklus II.Sedangkan peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa dari Kondisi Awal sebesar 66,79 meningkat pada Siklus II menjadi 74,64, kemudian meningkat menjadi 81,43 pada akhir Siklus II

Kata Kunci: Prestasi belajar, motivasi belajar, Numbered Heads Together (NHT)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kenyataan yang sering dijumpai, masih banyak guru yang belum mampu menghadirkan proses pembelajaran yang tepat dan menarik bagi siswa. Masih banyak guru yang menerapkan metode pembelajarn konvensional dengan kcenderunagn ceramah monoton. Sehingga banyak siswa yang kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, akibatnya siswa menjadi pasif dalam proses pembelajaran. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran menjadikan siswa kesulitan dalam mamahami materi pembelajaran. Sehingga pada akhirnya prestasi beljar siswa kurang optimal.

Senada dengan hal tersebut, proses pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi yang dilakukan guru pada siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Semseter I Tahun Pelajaran 2015/2016 masih menerapkan metode konvensional dengan kecenderungan ceramah monoton. Hal tersebut menjadikan prestasi belajar siswa menjadi kurang optimal. Terbukti hasil ulangan harian yang diperoleh siswa dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekomoni dari 14 siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Semseter I Tahun Pelajaran 2015/2016 yang mendapatkan nilai >KKM 70 adalah sebanyak 7 siswa (50%), sedangankan siswanya sebanyak 7 siswa (50%) masih mendapatkan nilai dibawah KKM. Nilai rata-rata kelas yang diraih siswa sebesar 66,79.

Pencapaian prestasi belajar tersebut merupakan indikasi bahwa siswa meaih belum dapat memahami materi pembelajaran yang pelajari dalam proses pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran konvensional. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga dapat menjadikan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajarn sehingga dapat memahai materi pembelajaran dengan baik.

Salah satu alternatif metode pembelajaran ang tepat diterapkan dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi adalah metode adalah Numbered Heads Together(NHT). Metode Numbered Heads Together(NHT) merupakan salah satu metode yang mengajak siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dimana proses pembelajaran dikemas dalam sebuah diskusi kelompok kecil dengan setiap anggota mempunyai nomor anggota masing-masing sebagi kontrol tingkat pemahaman materi dalam proses diskusi. Dengan begitu maka setiap siswa akan terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga pada akhirnya dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.

Oleh karena itu maka peneliti dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas ini mengambil Judul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Materi Kegiatan Ekonomi Melalui Metode Numbered Heads Together(NHT) Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Combongan 02 KecamatanSukoharjoSemester I Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran awal, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1)Apakah metode pembelajaran Numbered Heads Together(NHT)dapat meningkatkan motivasi belajar IPS materi kegiatan ekonomibagi siswa kelas VSD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016? Dan 2)Apakah metode pembelajaran Numbered Heads Together(NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi kegiatan ekonomi bagi siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016?

Tujuan Penelitian

Merujuk pada perumusan masalah yang sudah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk: 1)Meningkatkan motivasi belajar IPS materi kegiatan ekonomi bagi siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016melalui metode pembelajaranNumbered Heads Together(NHT).2)Meningkatkan prestasi belajar IPS materi kegiatan ekonomi bagi siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016 melalui metode pembelajaranNumbered Heads Together(NHT).

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian bagi siswa medapatkan pengalaman belajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang inovatif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi kegiatan ekomoni. Manfaat bagi guru meningkatkan kemampuan profesioanal guru dalam proses pembelajaran serta untuk dijadikan tambahan informasi dalam penggunaan metode NHT dalam pembelajaran yang mereka lakukan di kelas. Manfaat bagi sekolah sebagai masukan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.

LANDASAN TEORI

Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Menurut Ibrahim (2006: 28) Numbered Heads Together (NHT) merupakan pendekatan setruktural pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan oleh Spencer Kagan, dkk. Meskipun memiliki banyak persamaan dengan pendekatan yang lain, namun pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu pendekatan yang dikembangkan untuk melibat-kan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pela-jaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas

Sedangkan menurut Trianto (2010: 82) metode Numbered Heads Together (NHT) adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, yang lebih melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran tersebut. Senada dengan hal tersebut, Zaenal Arifin (2009:14) Numbered Head Together (NHT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif dengan sintaks: pengarahan, membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memi-liki nomor tertentu, memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap siswa diberikan pertanyaan yang sama tetapi berada dalam kelompok yang berbeda) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan membuat skor perkem-bangan tiap siswa, mengumumkan hasil dan memberikan reward.

Menurut Miftahul Huda, (2011: 130) Numbered Heads Together (NHT) merupakan varian dari diskusi kelompok. Teknis pelaksanaannya hampir sama dengan diskusi kelompok. Pertama-tama, guru meminta siswa untuk duduk berkelompok-kelompok. Masing-masing anggota diberi nomor. Setelah selesai, guru memanggil nomor (baca; anggota) untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru tidak memberitahukan nomor berapa yang akan berpresentasi selanjutnya. Begitu seterusnya hingga semua nomor terpanggil. Pemanggilan secara acak ini akan memastikan semua siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut.

Berdasarkan definisi dari berabagai pendapat para ahli tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu metode pembelajaran yang dikemas dalam diskusi kelompok kecil dalam memahami materi pembelajaran. Dimana setiap anggota dalam kelompok tersebut diberikan nomor masing-masing sebagai kontrol tingkat pemahaman materi pada setiap individu siswa. Kontrol pemehaman materi pada setiap siswa dilakukan dengan memanggil secara acak nomor pada setiap anggota kelompok untuk menjelaskan materi pembelajaran yang berupa pertanyaan-pertanyaa. Hal tersebut menjadikan siswa akan terlibat aktif dalam prose pembelajaran karena setiap siswa mempunyai taanggunga jawab yang sama dalam memahami materi pembelajaran. Dengan begitu maka setiap siswa mampu mencapai prestasi belajar yang optimal.

Motivasi Belajar

Motif dalam bahasa Inggris adalah motive berasal dari kata “motion” yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak. Berawal dari kata motif itu motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif dapat menjadi aktif pada saat-saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat diperlukan.

Ngalim Purwanto (2006: 70-71) berpendapat, bahwa setiap motif itu bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motifnya sehingga motif itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang. Menurut Mc. Donald yang di kutip oleh Sardiman (2003: 198), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu; (1) bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, (2) motivasi ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi seseorang, (3) motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan dalam diri individu yang mempengaruhi gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi untuk melakukan sesuatu yang didorong oleh adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

Menurut Thursan Hakim (2000) yang dikutip Winastwan Gora dan Sunarto (2010: 16), belajar adalah suatu proses perubahan perubahan didalam manusia, ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitan dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain. Jadi dalam kegiatan belajar terjadinya adanya suatu usaha yang menghasilkan perubahan-perubahan itu dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini juga dikemukakan oleh DimyatiMahmud (1990: 121-122) yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi dalam diri seseorang karena pengalaman.

Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong, menggerakan dan mengarahkan siswa dalam belajar (Endang Sri Astuti, 2010: 67).

Menurut Sardiman (2003: 83) berpendapat bahwa motivasi ditandai dengan beberapa ciri-ciri.Apabila seseorang memiliki ciri-ciri di bawah ini berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup tinggi. Adapun ciri-ciri motivasi adalah sebagai berikut: 1). Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai); 2). Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa); 3).Tidak memerlukan dorongan orang lain untuk berprestasi sebaik mungkin; 4). Ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan di kelas; 5).Selalu berusaha untuk berprestasi sebaik mungkin; 6). Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa; 7).Senang dan rajin belajar penuh semangat; 8). Cepat bosan dengan rutinitas (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif); 9).Dapat mempertahankan pendapatnya dan tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakni itu; 10).Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan yang kuat yang timbul dari internal maupun eksternal untuk melakukan perubahan menuju yang lebih baik. Dalam hal motivasi belajar dapat diartikan bahwa dorongan yang timbul tersebut menjadikan siswa lebih bersemangat dalam melakukan aktifitas pembelajaran dengan lebih baik sehingga dapat meraih prestasi yang tinggi.

Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari kata “prestasi” dan “belajar”.Prestasi menurut pendapat Poerwadarminta (1983) adalah “hasil maksimal dari suatu pekerjaan atau kecakapan” (h.768). Pengertian prestasi belajar menurut Arifin (1990: 3) “Prestasi belajar berupa kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal”.

Prestasi belajar adalah penugasan pengetahuan atau kerterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes atau angka nilai yang diberikan guru, menurut Depdiknas (2002:895).Pengertian prestasi belajar menurut W.J.S. Poerwadarminta (1983: 9) “Prestasi belajar ialah suatu hasil yang telah dicapai, atau suatu yang merupakan hasil dari suatu usaha, maka prestasi belajar merupakan hasil daripada suatu usaha belajar”.Prestasi belajar sebagai hasil dari kegiatan belajar mengajar diperoleh melalui evaluasi hasil belajar atau pengukuran dan penilaian hasil belajar siswa.

Prestasi belajar siswa Sekolah Dasar meliputi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor. Perilaku-perilaku tersebut saling pengaruh mempengaruhi dan saling menyempurnakan sehingga menjadi satu kesatuan kemampuan, tidak hanya kemampuan teoretis tetapi juga kemampuan praktis dan disertai kesadaran penuh akan sikap dan nilai-nilai. Semakin tinggi prestasi belajar seseorang semakin besar kemampuan yang dimiliki dari hasil belajarnya, sebaliknya apabila prestasi belajarnya rendah berarti kemampuan yang dimilikinya sebagai hasil belajar siswa yang rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Abu Ahmadi (1991: 107), meliputi:“(1) faktor internal: (a) faktor jasmaniah (fisiologis); meliputi: intelektual (kecerdasan, bakat, prestasi) dan non-intelektual (sikap, kebiasaan, minat dan lain-lain); (2) Faktor Eksternal: faktor sosial (sekolah, masyarakat, keluarga), faktor budaya (adat istiadat, pengetaahuan); faktor lingkungan fisik (fasilitas belajar, iklim); faktor spiritual (keimanan).

Pada intinya prestasi belajar adalah hasil maksimal dari suatu pekerjaan atau kegiatan (kegiatan belajar) untuk menambah atau mengumpulkan sejumlah pengetahuan atau kecakapan.Prestasi belajar berarti pula hasil yang dicapai individu melalui usaha yang dialami secara langsung dan merupakan aktivitas yang bertujuan memperoleh ilmu pengetahuan, ketrampilan maupun kecakapan dalam situasi tertentu.Prestasi belajar juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang setalah melaksanakan serangkaian kegiatan belajar.

Kajian Tentang Pembelajaran IPS

IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial dan bersifat hafalan sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pelajaran IPS tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi pendekatan eksporsitoris, terutama guru menggunakan metode ceramah sedangkan siswa kurang terlibat atau cenderung pasif. (Udin S. Winataputra, dkk. Materi dan Pembelajaran IPS di SD, 2007:9.4)

Pengembangan keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan berpikir, keterampilan sosial, dan keterampilan praktis. Keterampilan berpikir dikembangkan untuk melatih siswa berpikir logis dan sistematis melalui proses belajar mengajar dengan model pengembangan berpikir kritis, keterampilan sosial dan praktis melalui model dialog kreatif. Ketiga keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam situasi belajar mengajar yang interaktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa optimalisasi interaksi dalam proses belajar mengajar akan bergantung kepada beberapa factor yang menyangkut kesiapan siswa dan guru sebagai berikut: (a) faktor minat dan perhatian siswa dalam belajar, (b) faktor motivasi para siswa baik dari dirinya sendiri ataupun dari luar dirinya, (c) faktor latar atau konteks, (d) faktor perbedaan individu, (e) faktor sosialisasi, (f) faktor belajar sambil bermain, (g) faktor belajar sambil bekerja, (h) faktor inquiri, dan (i) faktor memecahkan masalah. (Udin S. Winataputra, dkk. Materi dan Pembelajaran IPS di SD, 2007:9.6)

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan terjemahan dari (social studies). Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut Nursid Sumaatmadja (1994: 10)diartikan sebagai “ilmu yang mempelajari bidang kehidupan manusia di masyarakat, mempelajari gejala dan masalah sosial yang terjadi dari bagian kehidupan tersebut”.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan program pendidikan yang berupaya mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana manusia sebagai individu dan kelompok hidup bersama dan berinteraksi dengan lingkungannya baik fisik maupun sosial. Pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial ataupun pengetahuan sosial bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial, yang berguna bagi kemajuan dirinya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat menurut Saidihardjo (2005: 109).

Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil identifikasi awal kondisi pembelajaran IPS materi kgiatan ekonomi di kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016 dapat diketahui bahwa guru masih menerapkan metode pembeljaran konvensional dengan kecenderungan ceramah yang monoton. Hal tersebut menjadikan siswa merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran dan pada akhirnya prestasi belajar siswa masih sangat rendah dan belum mencapai KKM yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan mengubah metode pembelajaran yang iasa diterpakan yakni metode konvenional menjadi metode pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif. Salah satu metode pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran IPS materi kgiatan ekonomi adalah metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).

Metode Numbered Heads Together(NHT) merupakan salah satu metode yang mengajak siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dimana proses pembelajaran dikemas dalam sebuah diskusi kelompok kecil dengan setiap anggota mempunyai nomor anggota masing-masing sebagi kontrol tingkat pemahaman materi dalam proses diskusi. Dengan begitu maka setiap siswa akan terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga pada akhirnya dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.

Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1)Penggunaan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomidapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016. 2) Penggunaan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016.

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, yaitu pada siswa kelas V semester Itahun pelajaran 2015/2016. Lokasi penelitian ini merupakan tempat tugas penetili sebagai guru kelas dan mengajar mata pelajaran IPS pada kelas tersebut.Penelitian ini dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Oktober 2015sampai dengan bulan Desember 2015.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Vsemester I SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 14 orang siswa yang terdiri 5 perempuan dan 9 laki-laki dengan kemapuan yang haterogen.

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari guru, siswa, dan dokumen. Data-data tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:Data nilai pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) .Hasil observasi; data yang diperoleh dari pengamatan peneliti sebagai guru kelas saat pembelajaran IPS. Dokumen; data nilai ulangan harian IPS materi kegiatan ekonomi kelas V dan arsip pendukung penelitian seperti silabus dan daftar kelas V tahun 2015/2016.Tempat berlangsungnya proses pembelajaran, yaitu di ruang kelas V.

Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan validitas data antara lain meliputi: teknik triangulasi dan review informan kunci.

Data yang telah dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian kemudian dianalisis dengan menggunakan dua teknik yakni analisis data kuantitatif dan kualitatif. Kedua teknik analisis tersebut dipadukan untuk menguji kebenaran data yang telah dikumpulkan dan dijadikan pedoman apakah sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Apabila data yang telah dianalisis telah sesuai dengan indikator keberhasilan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi kegiatan ekonomi kelas V SD Negeri Combongan 02 Semester I Tahun pelajaran 2015/2016.

Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut:1)Pembelajaran dianggap berhasil meningkatkan motivasi siswa apabila rata-rata capaian motivasi belajar siswa menunjukkan kriteria Sangat Tinggi(>80%). 2)Siswa dianggap mencapai ketuntasan belajar apabila sudah memperoleh nilai >70.00. 3)Pembelajaran dianggap berhasil apabila siswa sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata kelas >70.00. 4)Pembelajaran dianggap berhasil apabila tingkat penguasaan penuh secara klasikal > 80%, atau jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar adalah sebesar > 80% dari jumlah siswa.

Prosedur penelitian ini dilakukan dalam sistem siklus yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Dimana setiap siklus penelitian tindakan kelas terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipadang sebagai satu siklus yang saling berkaitan dan tidak dapat dilewati dalam setiap tahapannya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo Semester I tahun pelajaran 2015/2016 masih menerapkan metode pembelajaran konvensional. Hal tersebut menjadikan siswa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa menjadi kurang optimal.

Rendahnya prestasi belajar siswa pada Kondisi Awal disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang paling dominan adalah siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan penggunaan metode konvensional menjadikan siswa kurang antusias dan jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis proses pembleajaran pada Kondisi Awal menunjukkan bahwa nilai rata-rata motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pada Kondisi awal hanyalah sebesar 50 atau dalam kategori sedang. Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran berdampak pada prestasi yang didapatkan pada kondisi awal yakni dari 14 siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 semester I tahun pelajaran 2015/2016 yang mendapat nilai >KKM (70) hanya 7 orang siswa atau 50,00%. Serta rata-rata prestasi belajar siswa secara klasikal dikelas adalah 66,79.

Pencapaian prestasi belajar siswa tersebut menjadi dasar bukti bahwa penggunaan metode pembelajaran konvensional sangat kurang evektif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaranyang lebih kreatif dan inovasif yang mampu mengajak siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga memudahkan dalam memahami materi pembelajaran dengan baik. Salah satu metode yang tepat digunakan adalah metode Numbered Heads Together (NHT). Metode Numbered Heads Together (NHT) merupakan salah satu metode yang mengajak siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dimana proses pembelajaran dikemas dalam sebuah diskusi kelompok kecil dengan setiap anggota mempunyai nomor anggota masing-masing sebagi kontrol tingkat pemahaman materi dalam proses diskusi. Dengan begitu maka setiap siswa akan terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga pada akhirnya dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.

Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan Siklus I dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) berhasil meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Peningkatan motivasi siswa dapat ditunjukkan dengan dari 14 siswa terdapat 0 siswa 0% yang mendapat kategori motivasi Rendah, 4 Siswa atau 29% yang mendapat kategori Sedang dan 6 siswa atau 42% yang mendapat kategori motivasi Tinggi dan 4 siswa atau 29% yang mendapat kategori motivasi sangat Tinggi. Serta Rata-Rata nilai motivasi yang diperoleh siswa secara klasikal adalah 70 atau mendapat kategori Tinggi

Peningkatan motivasi siswa pada Siklus I ternyata juga diiringi dengan meningkatnya prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70.00 adalah sebanyak 11 orang siswa atau 78,57%. Adapun siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70.00 adalah 3 orang siswa atau 21,43%. Ditinjau dari penguasaan penuh secara individual, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 65.00 dan nilai tertinggi sebesar 90.00. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 74,64

Hasil yang telah diperoleh pada tindakan Siklus I telah mengalami peningkatan yang sangat signivikan, namun peningkatan yang didapatkan ternyata belum sepenuhnya berhasil karena belum sesuai dengan Indikator keberhsilan yang telah ditetapkan. Atas dasar tersebut maka perlu dilakukan perbaikan Siklus II.

Perbaikan yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II dilakukan dengan memperhatikan kekurangan yang menyebabkan tidak tercapainya indikator keberhasilan pada Siklus I. Hasil yang didapatkan pada Siklus II menunjukan keberhasilan yang lebih optimal. Peningkatan motivasi siswa dapat dilihat dari 14 siswa terdapat 0 siswa 0% yang mendapat kategori motivasi Rendah, 1 Siswa atau 7% yang mendapat kategori Sedang dan 2 siswa atau 14% yang mendapat kategori motivasi Tinggi dan 11 siswa atau 79% yang mendapat kategori motivasi sangat Tinggi. Serta Rata-Rata nilai motivasi yang diperoleh siswa secara klasikal adalah 84 atau mendapat kategori Sangat Tinggi.

Sedangkan ditinjau dari peningkatan prestasi belajar siswa dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 70.00, sedangkan nilai tertinggi adalah 95.00. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 81,43. Dilihat dari penguasaan penuh secara klasikal, jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70.00 adalah sebanyak 14 orang siswa atau 100%. Adapun jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70.00 adalah sebanyak 0 orang siswa atau 0%.

Peningkatan motivasi yang diiringi dengan peningkatan prestasi belajar siswa pada perbaikan pembelajaran Siklus II setelah dilakukan analisis menunjukkan bahwa hasil yang telah diperoleh tersebut telah sepenuhnya sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu maka perbaikan pembelajaran dicukupkan pada Siklus II.

Peningkatan nilai rata-rata motivasi siswa yang diperoleh dari kondisi awal hingga akhir siklus II dapat disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel Hasil observasi motivasi belajar siswa antar siklus

No.

Kriteria Motivasi Belajar Siswa

Frekuensi

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1.

Rendah

4

0

0

2.

Sedang

8

4

1

3.

Tinggi

2

6

2

4.

Sangat Tinggi

0

4

11

Rata-rata Kriteria Motivasi Belajar Siswa

Sedang

(50)

Tinggi

(70)

Sangat Tinggi

(84)

Hasil observasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan ternyata membuktikan hipotesis tindakan bahwa “Penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar IPS materi kegiatan ekonomi bagi siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016” terbukti kebenarannya.

Sedangkan ditinjau dari peningkatan prestasi belajar siswa dari kondisi awal hingga akhir tindakan pembelajaran Siklus II selanjutnya dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel Data Peningkatan prestasi Belajar Siswa dari Kondisi Awal hingga Akhir Tindakan Siklus II

NO

Ketuntasan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1

Tuntas

7

11

14

2

Tidak Tuntas

7

3

0

3

Jumlah Siswa

14

14

14

4

Rata-Rata Kelas

66,79

74,64

81,43

5

Nilai Tertinggi

80

90

95

6

Nilai Terendah

50

65

70

Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh tersebut, maka hipotesis tindakan yang menyebutkan bahwa “Penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi kegiatan ekonomi bagi siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016” terbukti kebenarannya.

P E N U T U P

Simpulan

Motivasi belajar siswa

Penggunaan metode Numbered Heads Together(NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar IPS materi kegiatan ekonomi bagi siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016. Peningkatan motivasi siswa tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata motivasi siswa yakni sebesar 50 atau kategori “Sedang” pada Kondisi Awal meningkat menjadi 70 atau kategori “Tinggi”, kemudian menigkat kembali menjadi 84 atau kategori “Sangat Tinggi”.

Prestasi belajar siswa

Penggunaan metode Numbered Heads Together(NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi kegiatan ekonomi bagi siswa kelas V SD Negeri Combongan 02 Kecamatan Sukoharjo semester I tahun pelajaran 2015/2016. Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut ditandai dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa secara klasikal dan nilai rata-rata siswa dikelas. Peningkatan prestasi belajar siswa dilihat dari tingkat ketuntasan siswa secara klasikal dikelas yang mendapat nilai diatas atau sama denganKKM (>70) padaKondisi Awal7siswaatau50,00% meningkatpadasiklus I menjadi 11 siswa atau78,57%, kemudian meningkat kembali menjadi 14 siswa atau 100% pada akhir Siklus II. Sedangkan peningkatan niali rata-rata prestasi belajar siswa dari Kondisi Awal sebesar 66,79 meningkat pada Siklus II menjadi 74,64, kemudian meningkat menjadi 81,43 pada akhir Siklus II.

Saran

Saran penelitian bagi siswa, disarankan untuk lebih aktif dalam proses pembelajaransehinggaprestasi belajar yang diperolehsemakin optimal dan untuk senantiasa meningkatkan kemampuan untuk belajar bekerja sama dalam kelompok sehingga memudahkan dalam memahami materi pembelajaran. Saran bagi guru disarankan untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam melakukan proses belajar mengajar dikelas dan lebih kreatif dan inovatif untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Saran bagi sekolah disarankan untuk sentiasa mendorong para guru untuk meningkatkan kamampuannya dalam mengembangkan berbagai metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga dapat mencapai tujuan sekolah dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. Dkk. 1999. Strategi Belajar Mengajar .Bandung: CV PustakaSetia.

Arifin, Zainal, 2009, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Arifin, Zainal. 1990. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: RemajaRosdakarya.

Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: YramaWidya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati Mahmud.1990. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta.

Endang Sri Astuti, Resminingsih. 2010. Bahan Dasar Untuk Pelayanan Konseling Pada Satuan Pendidikan Menengah Jilid I. Jakarta: PT Grasindo.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. CV PUSTAKA SETIA. Bandung

Ibrahim, 2006, Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa. I

Ibrahim,M. 2000, PembelajaranKooperatif, Surabaya: UNESA Press

Miftahul Huda. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: PustakaPelajar. Miftahul Huda. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Purwanto. Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwadarminta W.J.S, KamusUmumBahasa Indonesia, Jakarta, PN. Balai Pustaka, 1983.

Permendiknas No. 22 tahun 2006.

Sardiman AS. (2003)Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. 2009. PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: RemajaRosdakarya

Sutama. 2012.MetodePenelitianPendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D.. Surakarta: Fairuz Media.

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Grup.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: PustakaPelajar

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif ; Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Grup. Surabaya.

Winastwan Gora, Sunarto, 2010. Pakematik: Srategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK. Elex Media Komputindo

Winataputra, Udin S. 2007. Materi dan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka

Winkel, WS. 2001. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

Â