PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANG MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER KELAS IV SEMESTER 2 SD NEGERI MOJOPURO 1

KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

Podiyati

SDN Mojopuro 1 Kec. Sumberlawang Kab. Sragen

ABSTRAK

Tujuan yang hendak dicapai, yaitu mengetahui peningkatan kegiatan yang dilihat dari (1) Matematika (2) Melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT. Subjek penelitian siswa Kelas IV SD Negeri Mojopuro1Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen yang berjumlah 20 siswa terdiri dari 13 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Penelitian tindakan kelas menggunakan metode pengumpulan data, observasi, wawancara dan catatan lapangan. Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama mitra guru Kelas IV SD Negeri Mojopuro 1, dengan menjaga validitas isi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian tindakan kelas adalah, (1) Peningkatan motivasi dan prestasi belajar Kelas IV SD Negeri Mojopuro 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Prestasi belajar matematika, diamati dari indikator (a) kemampuan menyatakan tugas (b). kemampuan menggunakan, dan memilih prosedur tertentu. (2) Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. Kesimpulan hasil penelitian nilai Siklus I rata-rata 60 yang belum tuntas 22% kemudian diadakan perbaikan Siklus II menjadi rata-rata nilai 75 yang                belum tuntas 0% dengan demikian, meningkat semua tuntas 100%.

Kata Kunci: Motivasi, Prestasi Belajar dan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.


PENDAHULUAN

Kondisi pra-siklus untuk pembela-jaran matematika adalah sebagai berikut: sebanyak 67% (16 orang) siswa tidak senang dengan metode yang diterapkan selama ini dan menginginkan adanya perubahan metode yang lebih menyenangkan. Sebanyak 70% (17 orang) siswa menyatakan tidak puas terhadap hasil ulangan yang diperoleh. Siswa menilai bahwa metode yang selama ini diterapkan tidak memotivasi mereka untuk lebih aktif. Hal inilah yang diperkirakan menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar siswa. lebih dari 65% siswa mengatakan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit. Keadaan ini hendaknya segera direspon secara positif oleh guru dengan mencari alternatif model pembelajaran yang efektif, yang membuat siswa mudah memahami materi matematika.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT), karena tipe NHT merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan guru pengajar belum pernah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) ini. Di samping itu model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan interaksi antara guru dan siswa, meningkatkan kerja sama, kreativitas, berpikir kritis serta ada kemauan membantu teman (Ibrahim, 2000).

Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa Kelas IV Semester genap SD Negeri Mojopuro 1 Kecamatan Sumberla-wang Kabupaten Sragen pada mata pelajaran matematika, pada pokok bahasan menyebutkan sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) adalah: a).Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkat-kan motivasi dan prestasi belajar siswa sekaligus dengan melalui refleksi diri penu-lis. Mengetahui kesulitan dan kekurangan dalam proses pembelajaran.

b).Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pem-belajaran Matematika siswa Kelas IV Semester genap SD Negeri Mojopuro 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen pada materi menyebutkan sifat-sifat ba-ngun datar dan bangun ruang.

KAJIAN TEORI

Hakekat Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang di-kembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdikbud, 1989:787). Prestasi belajar siswa pada penelitian ini diukur dari hasil tes ulangan harian.

Prestasi belajar pada hakekatnya adalah melibatkan semua aspek kepriba-dian manusia antara lain pikiran, perasaan dan bahasa tubuh di samping pengeta-huan, sikap dan keyakinan. Hal ini tidak sepenuhnya dilakukan dalam pembelajaran siswa di SD Negeri Mojopuro 1. Berdasar-kan hasil studi intensif yang dilakukan oleh Direktorat Dikmenum (1996-1997) me-nyimpulkan bahwa pembelajaran di SD cenderung texbook oriented dan tidak terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga motivasi belajar siswa sulit ditumbuhkan dan pola belajar mereka cendrung menghafal (Rustana, 2002).

Hakekat Motivasi

Kata “motif” diartikan sebagai da-ya upaya yang mendorong seseorang un-tuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikata-kan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dengan demikian motivasi menurut Mc. Donald (Sardiman, 2014:73) Motivasi adalah perubahan energi dalam diri sese-orang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga sese-orang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh factor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang.

Fungsi motivasi adalah untuk mendorong manusia untuk berbuat, me-nentukan arah perbuatan, untuk mencapai tujuandan menyeleksi perbuatan yakni perbuatan mana yang akan dikerjakan.

Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang melatih siswa bekerja sama dalam kelompok belajar (Ibrahim, 2000:1). Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dengan mengelompokkan siswa menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen (Ibrahim, 2000:10).

Pembelajaran kooperatif merupa-kan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil. Dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersa-ma. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil sebagai kelompok.

Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Terdapat 6 langkah utama di dalam pembelajaran kooperatif. Secara singkat langkah-langkah model pembelajar-an kooperatif nampak pada Tabel 2.1 berikut (Corebima dkk., 2002):

Tabel 2.1 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif

Fase

Tingkah Laku Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa

Ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

NHT (Number Head Together) me-rupakan pendekatan pembelajaran koope-ratif yang paling sederhana dengan sin-taks: pengarahan, buat kelompok hetero-gen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward. (Ngalimun, 2014: 169)

Hakekat Matematika

Hudoyo (1983:3) secara singkat mengatakan bahwa “Matematika berkena-an dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan panalaran deduktif.”

Mengenai obyek matematika, Ru-seffendi (1980:139) membedakan bahwa obyek matematika terdiri dari dua tipe, yaitu obyek langsung dan obyek tak lang-sung. Obyek tak langsung adalah hal yang mempengaruhi hasil belajar, misalnya kemampuan memecahkan suatu masalah dan kemampuan untuk mentransfer ilmu pengetahuan. Sedangkan obyek langsung dikelompokkan menjadi empat kategori antara lain fakta, ketrampilan, dan konsep.
Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir adalah apabila proses pembelajaran menggunakan kooperatif tipe NHT (Number Head Together) yang tepat maka tingkat keberhasilan konsep pengetahuan akan lebih tinggi. Proses dasar penelitian tindakan kelas didasarkan atas menyusun rencana tindakan bersama, bertindak dan mengamati secara individual dan bersama, kemudian mengadakan refleksi atas berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan. Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan penelitian ini meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksana-an, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Hipotesis Tindakan

Melalui pembelajaran Kooperatif tipe NHT (Number Head Together) ini dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika tentang sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang pada siswa kelas IV Semester genap SD Negeri Mojopuro 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen tahun 2013/2014.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelas IV Semester genap SD Negeri Mojopuro 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sra-gen Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan antara bulan Januari sampai bulan maret.

Prosedur penelitian

Siklus I

Tahap persiapan: a).Apresepsi se-bagai kegiatan awal b).Guru menunjukkan alat peraga bangun datar dan bangun ruang c).Menyiapkan RPP

Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini penulis minta bantuan salah satu guru untuk menjadi teman seja-wat di Kelas IV Semester genap SD Negeri Mojopuro 1 Kecamatan Sumberlawang Ka-bupaten Sragen yaitu Ibu. Murtijah, S.Pd. untuk membantu mengamati jalannya pembelajaran dengan memberikan tang-gapan sesuai dengan lembar observasi yang penulis siapkan.

Siklus II

Tahap persiapan: a).Apresepsi sebagai kegiatan awal b).Guru menunjuk-kan alat peraga bangun datar dan bangun ruang. c).Menyiapkan RPP

Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini penulis minta bantuan salah satu guru untuk menjadi teman sejawat di Kelas IV Semester genap SD Negeri Mojopuro 1 Kecamatan Sumberla-wang Kabupaten Sragen yaitu Ibu. Murti-jah, S.Pd. untuk membantu mengamati jalannya pembelajaran dengan memberi-kan tanggapan sesuai dengan lembar observasi yang penulis siapkan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini penulis minta bantuan salah satu guru untuk menjadi teman sejawat SD Negeri Mojopuro 1 Kelas IV, Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yaitu Ibu. Murtijah, S.Pd untuk membantu mengamati jalannya pembela-jaran dengan memberikan tanggapan se-suai dengan lembar observasi yang penulis siapkan.

Siklus I

a. Siswa kelihatan diam, suasana kelas hening dan lebih tenang dari hari bi-asanya, karena di dalam kelas terdapat 2 orang guru atau penyampaian materi dan teman sejawat.

b. Siswa heran melihat guru membawa tas besar, yang hari sebelumnya belum pernah membawa dalam materi pelajaran Matematika.

Siklus II

a. Suasana menjadi rileks, tidak seperti biasa suasananya ramai

b. Timbul rasa kegembiraan bagi siswa yang terbaik.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh untuk mengum-pulkan data (Suharsini Arikunto, 2010: 175). Berdasarkan penelitian yang dilaku-kan maka peneliti menggunakan teknik observasi dan dokumentasi.

Teknik pengumpulan dengan doku-mentasi yaitu pengambilan data yang di-peroleh melalui dokumen-dokumen. Keun-tungan dari dokumentasi yaitu biasanya murah, waktu dan tenaga lebih efisien (Usman dan Akbar, 2006:73).

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang didapat dari siklus 1 menjadi acuan dalam pengembangan siklus 2. Jika siklus 1 belum ada peningkatan yang berarti perlu diadakan perencanaan tindakan ulang, begitu selanjutnya sehingga didapat pe-ningkatan yang berarti dalam kemampuan anak.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Hasil pengolahan data

Untuk mengetahui tingkat pengua-saan siswa terhadap materi pelajaran, maka setelah mengoreksi hasil evaluasi akhir ditampilkan data sebagai berikut: Dari data nilai tersebut menunjukkan bahwa siswa yang telah menguasai materi lebih dari 75% adalah 9 siswa dari 20 anak = 45%. Data tersebut diatas dapat ditam-pilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut: Sebelum perbaikan siswa yang menguasai materi pelajaran lebih dari 75% hanya 5 anak dari 20 siswa = 25% .

Dibandingkan dengan nilai per-baikan siklus I maka nilai perbaikan siklus II sudah ada peningkatan, sebab pada perbaikan siklus I siswa yang menguasai materi pelajaran lebih dari 75% hanya 9 anak dari 20 siswa = 45% pada siklus II adalah 15 siswa dari 20 siswa = 75%

Deskripsi Temuan dan Refleksi

Siklus I

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran di sertai dengan alat peraga bangun datar dan bangun ruang, para siswa semangat dalam mengikuti pelajar-an. Dilihat dari tabel pengolahan data nilai yang di dapat siswa sesudah di laksanakan perbaikan pembelajaran naik, berarti de-ngan penggunaan alat peraga bangun da-tar dan bangun ruang dalam menyebutkan sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang pada mata pelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Mojopuro 1 meningkat. Hal ini dapat di tunjukkan dengan adanya sebelum perbaikan pembelajaran (siklus I ) yang mendapat nilai 8- 10 hanya 9 anak , sedangkan setelah diadakan perbaikan pembelajaran (siklus II) yang mendapat nilai 8-10 sebanyak 15 anak. Yang menda-pat nilai 7 kebawah sebelum pembelajaran (siklus I) adalah 11 anak, tapi setelah diadakan perbaikan pembelajaran (siklus II) adalah 5 anak .

Dengan melihat hasil prestasi siswa yang sudah mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan sebelum perbaikan, ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran disertai pengguna-an alat peraga bangun datar dan bangun ruang, siswa tampak sangat aktif dalam menerima pelajaran.

Refleksi

Dengan memperhatikan hasil per-baikan siklus I tingkat penguasaan materi pelajaran melebihi 75% baru mencapai 9 anak, sehingga pada perbaikan siklus I ini belum tuntas, oleh karena itu penulis minta bantuan teman sejawat mencari jalan keluar untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.

Siklus II

Pada pembelajaran siklus II ini ternyata sudah ada peningkatan prestasi siswa bila dibandingkan dengan hasil test pada perbaikan pembelajaran siklus I. Yang mendapat nilai 8 – 10 sebanyak 15 anak dari 20 siswa. Yang mendapat nilai 6 – 7 sebanyak 5 anak dari 20 siswa. Yang mendapat nilai 5 ke bawah hanya 0 anak dari 20 siswa.

Dengan motivasi dan prestasi be-lajar telah mengalami kenaikan dari siklus I ke siklus II, dengan menerapkan alat peraga bangun datar dan bangun ruang dapat mendorong ke aktifan siswa serta menyenangkan dalam pembelajaran, khususnya materi menyebutkan sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang pada mata pelajaran Matematika Kelas IV Semester genap SD Negeri Mojopuro 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sra-gen.

Refleksi

Dengan memperhatikan motivasi dan prestasi siswa pada perbaikan pembe-lajaran siklus II ternyata sudah mencapai 80% dari siswa yang telah menguasai materi pelajaran, maka penulis minta ban-tuan teman sejawat untuk mengevaluasi perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Dari hasil diskusi penulis dengan teman sejawat, bahwa penggunaan alat peraga bangun datar dan bangun ruang serta metode pembelajaran yang sesuai pada mata pelajaran Matematika Kelas IV Semester genap SD Negeri Mojopuro 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Pembahasan

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, pembelajaran yang dilaksa-nakan sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini di tunjukkan dengan adanya keberhasil-an mengajar dengan menggunakan alat peraga bangun datar dan bangun ruang, siswa dapat menguasai materi pelajaran lebih dari 80% ke atas. Perbaikan yang terjadi dalam pembelajaran adalah pe-nyampaian materi, bahwa guru sudah menggunakan alat peraga dan metode pembelajaran yang sesuai. Bila pembe-lajaran tersebut dinyatakan dalam bentuk presen Sebelum perbaikan, Siklus 1 dan Siklus 2 nilai Matematika Kelas IV sebagai berikut:

Nilai Presentase sebelum perbaik-an:

1. Siswa yang penguasaan materi lebih dari 75% adalah 2 anak = 10%

2. Siswa yang penguasaan materi 60-74% adalah 9 anak = 45%

3. Siswa yang penguasaan materi 60% ke bawah adalah 9 anak = 45%

Presentase nilai Matematika pada siklus I:

1. Siswa yang penguasaan materi lebih dari 75% adalah 2 anak = 10%

2. Siswa yang penguasaan materi 60-75% adalah 10 anak = 50%

3. Siswa yang penguasaan materi 60% ke bawah adalah 8 anak = 40%

Nilai perbaikan pada siklus II:

1.   Siswa yang penguasaan materi lebih dari 75% adalah 15 anak = 75%

2.   Siswa yang penguasaan materi 60 – 75% adalah 5 anak = 25%

3.   Siswa yang penguasaan materi 60% ke bawah adalah 0 anak = 0%

Perbaikan pembelajaran yang ter-jadi adalah:

a) Dalam penyampaian materi pelajaran, guru tidak hanya menggunakan meto-de ceramah, diskusi, tanya jawab, dan tugas tetapi harus dilengkapi dengan alat peraga yang sesuai, sehingga siswa lebih mudah menguasai materi pelajaran.

b) Dalam pembelajaran juga melibatkan peran serta teman sejawat sehingga siswa lebih aktif.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan: 1) Siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran 2) Dapat menumbuh-kan daya kreativitas siswa 3) Siswa merasa senang dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan alat peraga dan metode yang bervariasi.4) Motivasi dan prestasi belajar siswa dapat meningkat. 5) Penggunaan alat peraga sesuai dengan materi yang diajarkan.

Oleh karena itu kesimpulan akhir dari hal tersebut adalah bahwa, dengan penggunaan alat peraga bangun datar dan bangun ruang dapat meningkatkan motiva-si dan prestasi belajar siswa dalam menyebutkan sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang pada mata pelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri Mojopuro 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.

Saran -saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, hal – hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam menyebutkan sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang pada mata pelajaran matematika Kelas IV di SD Negeri Mojopuro 1 Semester genap Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sra-gen, maka perlu penulis sampaikan bebe-rapa saran dan tindak lanjut sebagai berikut:

1. Kepada rekan – rekan guru sejawat.

a. Hendaknya dengan membaca laporan ini dapat mengambil pelajaran untuk meningkatkan kinerjanya sebagai pen-didik.

b. Sering melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran sehari-hari.

2. Kepada Kepala Sekolah

Bagi sekolah yang gurunya mela-kukan tindakan kelas, hendaknya Kepala Sekolah dapat memotivasi guru yang lain, sehingga diharapkan dapat mewujudkan peningkatan mutu pendidikan di sekolah pada umumnya.

3. Kepada Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Sumberlawang.

Sebagai pemegang Kebijakan Pen-didikan ditingkat Kecamatan agar dapat memimpin terhadap para guru untuk terbentuknya Kelompok Kerja Guru, agar dalam KKG tersebut guru dapat saling bertukar pikiran dan pengalaman untuk menumbuhkan berbagai bentuk inovasi dalam pembelajaran sehari – hari.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini, 2010. Prosedur Penerimaan Suatu Pendekatan Praktek.         Penerbit: Rineka Cipta Jakarta.

Adiawan, M, Cholik dan Sugiono. 2003. Matematika Untuk SLTP Kelas 2. Jakarta: Erlangga.

Atmaja, Rochiati Wiria (2005 ), Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung:        Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya

Djumanta, Wahyudi. 1994. Matematika Untuk SLTP Kelas II. Jakarta: Multi          Trust.

Hudoyo, Herman. 1980. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan      Tenaga Kependidikan.

Moleong , M. A. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Penerbit: PT.      Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, (2006 ) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung:Penerbit PT.     Remaja Rosdakarya.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta. Penerbit: Aswaja Pressindo

Nurhadi dan Sentuk, Agus, Gerrad. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: UM Press.

Ruseffendi, E.T. 1980. Pengajaran Matematika Modern Untuk Orang Tua Murid,   Guru dan SPG. Bandung: Tarsito.

Sardiman, A.M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta.   Penerbit: Raja Grafindo Persada

Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan Dengan Prosa Fiksi: Penerbit: Gama            Media Yogyakarta.

Soegito, et al ( 2000) Kemampuan Dasar Mengajar, Jakarta:Pusat Penerbit          Universitas Terbuka.

Soejono. 1984. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial       Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Supardi, Suharjono. 2012. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit: Andi Yogyakarta

Suparno, et al (2002) Ketrampilan Dasar Menulis, Jakarta: Pusat Penerbit            Universitas Terbuka.

Wardani, et al ( 2002 ) Pemantapan Kemampuan Mengajar, Jakarta: Pusat          Penerbit Universitas Terbuka.

Wihardit, K. , Nasoetion N.(2002 )Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:Pusat          Penerbit Universitas Terbuka.

 

—————–,.2000, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Malang: UM   Press