Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Melalui Model Pembelajaran PAIKEM
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KELILING BANGUN DATAR
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM PADA SISWA KELAS III SEMESTER 2 SD NEGERI 3 TLAGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Arif Setiya Pramono
SD Negeri 3 Tlaga UPT Dindikpora Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas III semester 2 SD Negeri Tlaga Kecamatan Punggelan Tahun Pelajaran 2016/2017. Secara umum penelitian ini bermanfaat mengetahui bagaimana strategi pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran Matematika untuk peningkatan motivasi dan hasil belajar Matematika melalui model pembelajaran PAIKEM serta sebagai dasar penelitian selanjutnya. Subyek penelitian 23 siswa terdiri12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Kegiatan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus. Langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, tindakan dan pengamatan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi dan metode tes. Lembar pengumpulan data motivasi untuk mengetahui motivasi dan hasil tes untuk mengetahui prestasi belajar. Teknik analisis data dengan menggunakan metode deskriptif komparatif yaitu membandingkan pra siklus dan antar siklus. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil pada siklus 1: motivasi belajar siswa baru mencapai 26%. Motivasi yang kategori tinggi dari 4 siswa menjadi 6 siswa, sedang motivasi yang rendah dari 11 siswa menjadi 12 siswa. Prestasi belajar nilai tertinggi 93, terendah 13, rata-rata 65,74. Sedangkan Siklus II motivasi siswa kategori tinggi 19 siswa atau 82,61%. Siswa yang memiliki motivasi sedang 4 siswa atau 17,39% dan siswa memiliki motivasi kategori rendah 0 siswa atau 0%. Ini berarti ada kenaikan dalam motivasi siswa dari siklus 1 dari 6 siswa menjadi 19 siswa atau 26% menjadi 82,61%. Untuk data siklus II hasil nilai tertinggi 100, terendah 60 dan nilai rata-rata 89. Pada siklus I nilai rata-rata 65,74 sehingga ada kenaikan menjadi 89 dan ketuntasan belajar mencapai 95,6%. Dengan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi keliling bangun datar. Oleh sebab itu guru perlu menerapkan model pembelajaran PAIKEM di sekolahnya. Sekolah perlu memberikan fasilitas guru agar menerapkan Model Pembelajaran PAIKEM sehingga motivasi dan prestasi belajar siswa meningkat.
Kata kunci: motivasi siswa, prestasi belajar, Matematika, Model Pembelajaran PAIKEM
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran Matematika di SD Negeri 3 Tlaga yang termasuk Daerah Khusus atau Daerah Terpencil selama ini kurang menyenangkan. Proses pembelajaran Matematika masih membosankan, siswa kurang kreatif, dan tidak memberikan kesempatan siswa untuk aktif serta inovatif sehingga dalam proses pembelajaran di kelas tidak efektif. Guru masih mendominasi proses belajar mengajar sehingga berpusat pada guru dan masih menggunakan pendekatan konvensional. Proses pembelajarannya guru memulai langsung pada penjelasan materi, pemberian contoh guru selanjutnya evlauasi. Siswa menerima pelajaran Matematika secara pasif dan hanya menghafalkan rumus-rumus sehingga kegiatan pembelajaran tidak efektif, dan tidak menyenangkan. Berakibat pada motivasi dan prestasi belajar Matematika menjadi rendah. Perubahan cara pembelajaran guru dalam mengelola kelas dan melaksanakan proses pembelajaran masih begitu kurang yang tercermin dari motivasi belajar siswa rendah dan rendahnya prestasi siswa.
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan (Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013).
Untuk itu guru dituntut memiliki kemampuan dalam menggunakan Model Pembelajaran yang lebih Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan khususnya layanan proses pembelajaran sesuai dengan standar proses. Sehingga motivasi siswa dalam belajar Matematika menjadi meningkat dan prestasi belajar juga akan meningkat.
Ketika guru melakukan studi pendahuluan tentang mata pelajaran Matematika. Hasil tes prestasi belajar tingkat pemahaman materi sangat rendah. Hal ini terbukti hanya 7 siswa atau 30,43 % yang mencapai ketuntasan belajar dari 23 siswa. Jika hal ini dibiarkan atau tidak segera diatasi berpengaruh buruk terhadap proses belajar selanjutnya.
Sehingga peneliti mengadakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mengetahui peningkatan motivasi dan prestasi belajar Matematika materi Keliling Bangun Datar maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini diharapkan dapat mengatasi masalah. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apakah motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi Keliling Bangun Datar siswa kelas III semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 dapat meningkat dengan Model Pembelajaran PAIKEM di SDN 3 Tlaga?; (2) Apakah prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika Materi Keliling Bangun Datar siswa kelas III semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 dapat meningkat dengan Model Pembelajaran PAIKEM di SDN 3 Tlaga?
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kemampuan Motivasi Belajar
Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku (Wikipedia, http://id. wikipedia.org/wiki/Motivasi.).
Menurut Sardiman (2006:73) motivasi merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Hamalik (1992:173) motivasi merupakan perubahan energi dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.(http://isma-ismi.com/pengertian-motivasi.html).
Huitt, W. mengatakan motivasi adalah suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Sedangkan Thursan Hakim mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk mengambil bagian di dalam proses pembelajaran (dalam Sunarto MBS, http://sunartombs.wordpress.com/2008/09/23/motivasi-belajar/).
Marx Lepper mengemukakan bahwa siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuhi. Ada juga Siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru (dalam Sunarto MBS. http://sunartombs.wordpress.com/2008/09/23/ motivasi-belajar/.). Menurut Hermine Marshall (dalam Sunarto MBS, http://sunartombs.wordpress.com/2008/09/23/motivasi-belajar/.), istilah motivasi belajar mempunyai arti yang sedikit berbeda. Ia menggambarkan bahwa motivasi belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Pendapat lain motivasi belajar itu ditandai oleh jangka panjang, kualitas keterlibatan di dalam pelajaran dan kesanggupan untuk melakukan proses belajar (Carole Ames: 1990).
Belajar
Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah (Gagne dalam Agus Suprijono, 2009: 2). Menurut Reber dalam Agus Suprijono (2009: 3) belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.
Menurut M. Djauhar Siddiq, dkk (2008: 1-30) belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mempu melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil.
Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford (1992) menyebut belajar sebagai kegiatan pemrosesan informasi, membuat penalaran, mengembangkan pemahaman dan meningkatkan penguasaan keterampilan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran, diartikan sebagai upaya membuat individu belajar, yang dirumuskan Robert W. Gagne (1977) sebagai pengaturan peristiwa yang ada di luar diri seseorang peserta didik, dan dirancang serta dimanfaatkan untuk memudahkan proses belajar. Pengaturan situasi pembelajaran biasanya disebut management of learning and conditions of learning (Dalam Nabisi Lapono, dkk. 2009: 1-14).
Prestasi Belajar
Pengertian prestasi belajar sebagaimana tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:895) “Prestasi balajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai yang diberikan oleh guruâ€.
Menurut I.L Pasaribu dan B. Simanjuntak (1983:91) menyatakan bahwa “prestasi belajar adalah isi dan kapasitas seseorang. Maksudnya adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti pendidikan ataupun pelatihan tertentu. Ini bisa ditentukan dengan memberikan tes pada akhir pendidikan ituâ€. (http://www.academia.edu/5563248/PengertianPrestasiBelajar)
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan pengertian prestasi belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk menyelidiki, mengartikan situasi). (http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-belajar/).
Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan seseorang (sipelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika (Nyimas Aisyah, dkk, 2007: 1-4).
Dalam batasan pengertian pembelajaran yang dilakukan di sekolah, pembelajaran matematika dimaksudkan sebagai proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika sekolah. Dari pengertian tersebut jelas kiranya bahwa unsur pokok dalam pembelajaran matematika adalah guru sebagai salah satu perancang proses, proses yang sengaja dirancang selanjutnya disebut proses pembelajaran, siswa sebagai pelaksanaan kegiatan belajar, dan matematika sekolah sebagai objek yang dipelajari dalam hal ini sebagai salah satu bidang studi dalam pelajaran.
Materi Pengajaran Matematika SD
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Bilangan
2. Geometri dan pengukuran
3. Pengolahan data
Model Pembelajaran PAIKEM
a. Pengertian PAIKEM
Pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik. Peserta didik dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas. Peserta didik diperkenankan bekerja secara kooperatif (Agus Suprijono, 2009: 11).
PAKEM sebagai upaya menciptakan sistem lingkungan belajar yang member peluang murid terlibat secara aktif (fisik, intelektual, dan atau emosional), mengembangkan kreativitas, dan menyenangkan (menggairahkan untuk belajar), serta dapat mewujudkan tujuan pembelajaran secara optimal (Soli Abimanyu, dkk. 2009: 8-10).
b. Karakteristik Model Pembelajaran PAIKEM
Karakteristik PAIKEM adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran, menunjuk pada proses belajar yang menempatkan peserta didik sebagai center stage performance. Pembelajaran lebih menekankan bahwa peserta didik sebagai makhluk berkesadaran memahami arti penting interaksi dirinya dengan lingkungan yang menghasilkan pengalaman adalah kebutuhan. Kebutuhan baginya mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan yang dimilikinya.
2. Aktif, pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang meruapakan proses aktif dari pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi peserta didik. Dinamika untuk mengartikulasikan dunia idenya dan mengonfrontir ide itu dengan dunia realitas yang dihadapinya.
3. Inovatif, pembelajaran merupakan proses pemaknaan atas realitas kehidupan yang dipelajari. Makna itu hanya bisa dicapai jika pembelajaran dapat memfasilitasi kegiatan belajar yang memberi kesempatan kepada peserta didik menemukan sesuatu melalui aktivitas belajar yang dilakoninya.
4. Kreatif, pembelajaran harus menumbuhkan pemikiran kritis, karena dengan pemikiran seperti itulah kreativitas bisa dikembangkan. Pemkiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif yang melibatkan evaluasi bukti. Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa serta menghasilkan solusi unik atas suatu problem.
5. Efektif, pembelajaran efektif adalah jantungnya sekolah efektif. Efektivitas pembelajaran merujuk pada berdaya dan berhasil guna seluruh komponen pembelajaran yang diorganisir untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran efektif mencakup keseluruhan tujuan pembelajaran baik yang berdimensi mental, fisik, maupun sosial. Pembelajaran efektif “memudahkah†peserta didik belajar sesuatu yang “bermanfaatâ€.
6. Menyenangkan, pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran dengan suasana socio emotional climate positif. Peserta didik merasakan bahwa proses belajar yang dialaminya bukan sebuah derita yang mendera dirinya, melainkan berkah yang harus disyukurinya. Belajar bukanlah tekanan jiwa pada dirinya, namun merupakan panggilan jiwa yang harus ditunaikannya. Pembelajaran menyenangkan menjadikan peserta didik ikhlas menjalaninya.
b. Praktik Model Pembelajaran PAIKEM
Pelaksanaan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan dan kreativitas sehingga efektif dan menyenangkan peserta didik menuntut penguasaan berbagai metode mengajar serta berbagai ketrampilan dasar mengajar.
Praktik PAIKEM membutuhkan kemampuan teoretik dan praktik. Kemampuan teoretik meliputi arti belajar, dukungan teoretis, model pembelajaran, dan pembelajaran kontekstual. Kemampuan praktik adalah mempraktikkan metode-metode PAIKEM.
Terdapat sejumlah metode pengajaran yang dapat dipilih/digunakan dalam suatu pembelajaran terentu, seperti ceramah, Tanya-jawab, diskusi kelompok kecil, kerja kelompok, pemberian tugas, demonstrasi, eksperimen, simulasi, pengajaran unit, penemuan dan sebagainya. Pemilihan dan penggunaan berbagai metode mengajar itu berpeluang untuk menerapkan prinsip PAIKEM secara optimal, utamanya dengan menggunakan kombinasi berbagai metode sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Sebagai contoh, metode pemberian tugas digunakan untuk melakukan kegiatan individual, hasil kerja individual dibandingkan dan didiskusikan dalam kelompok kecil, dan dilanjutkan dengan kegiatan klasikal berupa laporan hasil diskusi kelompok kecil (dalam diskusi pleno).
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian kerangka teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini diduga adalah motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 dalam pembelajaran Matematika materi keliling bangun datar akan meningkat dengan diterapkannya Model Pembelajaran PAIKEM di SD Negeri 3 Tlaga.
Kriteria dan Indikator Keberhasilan
Kriteria yang digunakan untuk mengukur keberhasilan motivasi belajar adalah kemampuan siswa dalam aspek attention (perhatian), relevance (relevansi), confidence (percaya diri), dan satisfaction (kepuasan) dengan kriteria skor 49 – 65 tinggi, skor 31 – 48 sedang dan skor 13 – 30 rendah. Kriteria yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah tes prestasi belajar dengan tes tertulis terdiri dari pilihan ganda 15 butir soal, 5 isian singkat butir soal dengan rentang nilai 0-100. Siswa dikatakan tuntas jika mencapai nilai KKM 70.
Setelah penelitian dilakukan 2 siklus, maka dianggap berhasil jika hasil observasi siswa tentang motivasi siswa kategori tinggi mencapai 75% dari jumlah seluruh siswa dalam proses Model Pembelajaran PAIKEM. Dampak dari motivasi tersebut prestasi belajar Matematika siswa memperoleh nilai di atas KKM 75% dari jumlah siswa.
METODE PENELITIAN
Subyek, Setting dan Waktu
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 3 Tlaga berjumlah 24 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 3 Tlaga Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Matematika selama 2 siklus. Jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut, Siklus I: tanggal 8 Februari 2017 s.d. 14 Februari 2017 dengan kompetensi dasar Menghitung keliling persegi dan persegi panjang. Siklus II: tanggal 7 Maret 2017 s.d. 14 Maret 2017 dengan kompetensi dasar Menghitung keliling persegi dan persegi panjang.
Data, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini yang digunakan adalah: 1). Sumber data siswa meliputi: data tentang motivasi belajar siswa, data tentang prestasi belajar siswa dan data tentang penerapan Model Pembelajaran PAIKEM, 2). Sumber data guru, 3) Sumber data kolaborator.
Pada penelitian ini teknik dan alat pengumpulan data menggunakan: 1). Teknik tes yang digunakan adalah tes prestasi belajar Matematika, 2). Teknik pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengamatan tentang motivasi belajar siswa. Pengamatan tentang penerapan Model Pembelajaran PAIKEM dalam proses pembelajaran. 3). Teknik Dokumentasi: Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen pra siklus tentang kemampuan motivasi belajar, prestasi belajar serta dokumen perangkat pembelajaran. Selain hal tersebut digunakan dokumentasi foto kegiatan pembelajaran.
Pada penelitian ini validasi tes prestasi belajar menggunakan validasi empiric dan validasi teoritik yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif sedang data pengamatan/angket menggunakan triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi peneliti.
Prosedur Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas terdiri dari 2 siklus. Prosedur umum penelitian ini melalui tahapan planning, acting, observing, dan reflecting.
Langkah kegiatan meliputi 2 siklus dengan tahapan tiap siklus perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kondisi Awal
Sebelum peneliti memberikan tindakan terhadap subyek, peneliti lebih dahulu mengadakan observasi awal untuk mendapatkan kondisi awal mengenai tingkat motivasi siswa dalam proses belajar mengajar Matematika. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa tidak termotivasi dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang memiliki motivasi belajar siswa rendah 14 siswa atau 60,9%. Motivasi belajar siswa sedang 5 siswa atau 21,7%, motivasi belajar siswa tinggi 4 siswa atau 17,4%. Secara umum motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran Matematika di SD Negeri 3 Tlaga termasuk kategori rendah.
Kondisi rendahnya motivasi berdampak juga rendahnya prestasi belajar. Hal ini ditunjukkan tes prestasi belajar pra siklus menunjukkan banyak siswa yang belum tuntas. Siswa yang mendapatkan nilai sama dengan KKM 70 atau lebih ada 7 siswa dengan ketuntasan belajar 30,43%. Nilai tertinggi 90, nilai terendah 10 dengan rentang nilai 1-100 dan dengan nilai rata-rata 54.
Siklus I
Bagian perencanaan ini, kegiatan yang telah dilakukan pada penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar melalui model pembelajaran PAIKEM dengan langkah-langkah sesuai dengan rancangan penelitian.
Pelaksanaan kegiatan penerapan Model Pembelajaran PAIKEM proses siklus 1, dilaksanakan pada minggu ke 2 Bulan Februari 2017.
c. Kegiatan Penutup
Hasil penelitian untuk mengetahui sebagian motivasi siswa dalam proses pembelajaran Matematika, mengetahui seberapa besar prestasi belajar siswa mata pelajaran Matematika data yang digunakan analisis penelitian ini berupa skor tes prestasi belajar meliputi kognitif berupa data skor kuantitatif. Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Kemampuan Motivasi Pada Siklus I
Rentang Data |
Kategori |
Tally |
Frek |
% |
S X F |
49–65 |
Tinggi |
llll 1 |
6 |
26,09 |
57,5x6= 345 |
31–48 |
Sedang |
llll llll ll |
12 |
52,17 |
39,5x12= 474 |
13–30 |
Rendah |
llll |
5 |
21,74 |
21,5x5= 107,5 |
Jumlah |
23 |
23 |
100 |
926,5 |
Berdasarkan tabel di atas, pada siklus I: motivasi siswa ada 6 siswa atau 26% kategori tinggi, 12 siswa atau 52,2% kategori sedang, 5 siswa atau 21,7% kategori rendah. Indikator motivasi siswa dalam attention (perhatian) 62,9% kategori sedang, relevance (relavansi) 64,8% kategori sedang, confidence (percaya diri) 64,8% kategori sedang dan satisfaction (kepuasan) 58,6% kategori rendah.
b. Tes Prestasi Belajar
Setelah proses pembelajaran berlangsung 2 kali kali pertemuan maka dilakukan tes tertulis jumlah soal 10 pilihan ganda, 5 soal isian dan 5 soal uraian. Hasil tes diperoleh data sebagai berikut sajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Pada Siklus I
Rentang Data |
Tally |
Frek |
% |
S X F |
91-100 |
l |
1 |
4,35 |
95,5×1= 95,5 |
81-90 |
llll |
4 |
17,4 |
85,5×4= 342 |
71-80 |
llll ll |
7 |
30,4 |
75,5×7= 528,5 |
61-70 |
llll |
4 |
17,4 |
65,5×4= 262 |
51-60 |
ll |
2 |
8,75 |
55,5×2= 111 |
41-50 |
l |
1 |
4,35 |
45,5×1= 45,5 |
31-40 |
lll |
3 |
13 |
35,5×3= 106,5 |
21-30 |
|
|
|
|
11-20 |
l |
1 |
4,35 |
15,5×1= 15,5 |
01-10 |
|
|
|
|
Jumlah |
23 |
100 |
1506,5 |
|
Rata-rata |
|
|
66 |
Hasil tes prestasi belajar Matematika. Diperoleh hasil sebagai berikut: nilai tertinggi pada rentang 91 – 100, nilai terendah pada rentang 11 – 20, nilai rerata 66. Masih ada 9 siswa 39 % yang mendapat skor di bawah ketuntasan belajar minimal (KKM).
Diskusi refleksi pada siklus I dilakukan pada Sabtu tanggal 11 Februari 2017 dengan hasil analisis dan diskusi secara kolaboratif diperoleh data sebagai berikut:
Berdasarkan kriteria keberhasilan, maka: 1). Motivasi siswa baru mencapai 6 siswa yang memiliki motivasi tinggi atau 26% sehingga belum berhasil karena kriteria keberhasilan 75%. 2). Prestasi belajar mata pelajaran Matematika nilai rata-rata baru mencapai 65,74 dengan ketuntasan belajar 60,87% sehingga belum berhasil karena kriteria keberhasilan nilai rata-rata dengan ketuntasan belajar 75%.
Keputusan refleksi bersama kolaborator, maka kekurangan yang segera diperbaiki adalah: 1) Media dan alat peraga masih kurang 2) Pengorganisasian siswa dalam kelompok masih terlalu banyak 3) Siswa belum aktif secara maksimal. Akhirnya memutuskan untuk melanjutkan siklus II dengan ketentuan 1) materi pembelajaran melanjutkan Kompetensi Dasar menghitung keliling persegi dan persegi panjang, 2) Pembelajaran menerapkan Model pembelajaran PAIKEM, 3) Perbaikan yang dilakukan penambahan media pembelajaran dan alat peraga, memperbanyak jumlah kelompok sehingga siswa dalam kelompok diperkecil, mengembangkan keaktifan, inovatif, kreativitas, efektif dan menyenangkan siswa dalam pembelajaran.
Berdasarkan landasan teori pembelajaran PAIKEM adalah pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik. Peserta didik dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas. Peserta didik diperkenankan bekerja secara kooperatif (Agus Suprijono, 2009: xi).
PAKEM sebagai upaya menciptakan sistem lingkungan belajar yang memberi peluang murid terlibat secara aktif (fisik, intelektual, dan atau emosional), mengembangkan kreativitas, dan menyenangkan (menggairahkan untuk belajar), serta dapat mewujudkan tujuan pembelajaran secara optimal (Soli Abimanyu, dkk. 2009: 8-10).
Alat refleksi sepakat pada penelitian diteruskan siklus II, dengan pembelajaran model PAIKEM dengan perbaikan menambah media / alat peraga pembelajaran dan memperbanyak jumlah kelompok sehingga anak menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran.
3. Siklus II
Pada bagian perencanaan ini, kegiatan yang telah dilakukan pada penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar melalui Model Pembelajaran PAIKEM.
Pelaksanaan pembelajaran penerapan Model Pembelajaran PAIKEM dilaksanakan hari Rabu, tanggal 7 Maret 2017. Deskripsi pelaksanaan sebagai berikut:
a. Kegiatan pendahuluan
b. Kegiatan inti
c. Kegiatan Penutup
Hasil penelitian untuk mengetahui sebagian motivasi siswa dalam proses pembelajaran Matematika, prestasi belajar siswa mata pelajaran Matematika materi Keliling Bangun Datar. Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II, diperoleh data sebagai berikut:
a. Data Motivasi Siswa
Data tentang motivasi diambil setelah melakukan pembelajaran pada akhir siklus II. Hasil selengkapnya disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Kemampuan Motivasi Pada Siklus II
Rentang Data |
Kategori |
Tally |
Frek |
% |
S X F |
49 – 65 |
Tinggi |
llll llll llll llll llll |
19 |
82,61 |
57,5×19= 1092,5 |
31 – 48 |
Sedang |
llll |
4 |
17,39 |
39,5×4= 158 |
13 – 30 |
Rendah |
– |
– |
0 |
21,5×0= 0 |
Jumlah |
23 |
23 |
100 |
1250,5 |
|
Rata-rata |
|
|
|
54 |
Berdasarkan tabel di atas, motivasi siswa diperoleh hasil sebagai berikut: siswa yang mendapat skor tinggi ada 19 siswa atau 82,61%, skor sedang 4 siswa atau 17,39%, skor rendah 0 siswa, dan skor rerata 54.
b. Tes Prestasi Belajar
Setelah pembelajaran berlangsung 2 kali kali pertemuan maka dilakukan tes tertulis. Hasil tes diperoleh data sebagai berikut sajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel Daftar Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Pada Siklus II
Rentang Data |
Tally |
Frek |
% |
S X F |
91-100 |
llll llll llll l |
16 |
69,57 |
95,5×16= 1528 |
81-90 |
llll |
4 |
17,39 |
85,5×4= 342 |
71-80 |
ll |
2 |
8,69 |
75,5×2= 151 |
61-70 |
L |
1 |
4,35 |
65,5×1= 65,5 |
Jumlah |
23 |
100 |
2086,5 |
|
Rata-rata |
|
|
90,71 |
Hasil tes prestasi belajar Matematika sesuai tabel di atas hanya ada 1 siswa 4,35 % yang mendapat skor di bawah ketuntasan belajar minimal (KKM). Diskusi refleksi pada siklus II dilakukan pada Sabtu tanggal 18 Maret 2017 dengan hasil analisis dan diskusi secara kolaboratif berdasarkan kriteria keberhasilan, maka: 1). Motivasi siswa mencapai 19 siswa yang memiliki motivasi tinggi atau 82,6% sehingga sudah berhasil, 2). Prestasi belajar Matematika nilai rata-rata mencapai 92 dengan ketuntasan belajar 95,6% sehingga sudah berhasil
Pembahasan
Pada pengamatan prasiklus motivasi tinggi hanya 17,4% atau 4 siswa dari 23 siswa, motivasi sedang 21,7% atau 5 siswa dan motivasi rendah 60,9% atau 14 siswa. Jadi rerata motivasi siswa pada pra siklus adalah rendah. Setelah dilakukan pembelajaran penerapan model pembelajaran PAIKEM mengalami peningkatan.
Motivasi tinggi 26% atau 6 siswa dari 23 siswa. Motivasi sedang 52,2% atau 12 siswa dan motivasi rendah 21,7% atau 5 siswa. Rerata motivasi pada siklus I adalah sedang. Hal ini pembelajaran lebih bermakna karena siswa lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Namun dalam kelompok masih terlalu banyak media atau alat peraga masih terlalu minim sehingga pembelajaran belum mencapai indikator keberhasilan.
Pada siklus II penerapan model pembelajaran PAIKEM. Pembelajaran lebih bermakna karena siswa lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta dengan media dan peraga yang memadai membuat pembelajaran menjadi lebih menarik motivasi siswa secara optimal. Hasil pengamatan pada siklus II adalah sebagai berikut. Motivasi tinggi 82,6% atau 19 siswa dari 23 siswa. Motivasi sedang 4 siswa atau 17,4%, dan yang motivasi memiliki motivasi rendah tidak ada yakni 0% atau 0 siswa.
Perbandingan hasil penelitian pra siklus, siklus I dan siklus II setelah dilakukan pengamatan pada saat proses pembelajaran diperoleh sebagai berikut:
Tabel Perbandingan Motivasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No |
Motivasi |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Rendah |
14 |
5 |
– |
2 |
Sedang |
5 |
12 |
4 |
3 |
Tinggi |
4 |
6 |
19 |
4 |
Rerata |
34,8 |
42 |
58 |
Berdasarkan tabel di atas pada siklus I ada kenaikan rerata motivasi dari 34,8 menjadi 42 dari pra siklus. Sementara pada siklus II ada kenaikan rerata motivasi dari 42 menjadi 58 dari siklus I. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran penerapan model pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan rerata motivasi siswa dari 34,8 menjadi 58.
Sementara dari aspek prestasi belajar mata pelajaran Matematika yang diukur melalui tes prestasi menunjukkan hasil pada pra siklus rerata 54 dan ketuntasan belajar 30,43% setelah dilakukan pembelajaran penerapan model pembelajaran PAIKEM ada peningkatan. Pada siklus I rerata 66 dan ketuntasan 60,87%. Berdasarkan diskusi refleksi disimpulkan hasil belum mencapai indikator keberhasilan. Dengan memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. Hasil tes prestasi pada siklus II rerata 92 dan ketuntasan belajar 95,6%. Perbandingan hasil tes prestasi belajar pra siklus dan siklus I setelah dilakukan ulangan pada akhir siklus diperoleh data sebagai berikut:
Tabel Perbandingan Prestasi Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No |
Prestasi Belajar |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Nilai Tertinggi |
90 |
93 |
100 |
2 |
Nilai Terendah |
10 |
13 |
60 |
3 |
Nilai Rata-rata |
54 |
66 |
92 |
4 |
Ketuntasan Belajar |
30,43 |
60,87 |
95,6 |
Berdasarkan data pada tabel di atas terlihat pra siklus nilai rata-rata 54 pada siklus I rata-rata 66 dan siklus II rata-rata 92. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penerapan Model Pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika rerata 54 menjadi 92. Ketuntasan belajar pada pra siklus 30,43%, pada siklus I 60,87 %, dan siklus II 95,6%. Ini berarti pada siklus I ada peningkatan ketuntasan belajar dari 30,4% menjadi 60,87%. Sedangkan pada siklus II meningkat dari 60,87% menjadi 95,6%. Dengan demikian pembelajaran penerapan Model Pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan ketuntasan belajar dari 30,43% menjadi 95, 6%.
Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM berdampak perubahan situasi kelas dan siswa. Perubahan kondisi siswa antara lain lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dalam belajar, bertanggungjawab, berani dalam mengungkapkan pendapat, dan kondisi kelas menyenangkan.
Pada siklus II proses pembelajaran menjadi lebih baik karena kelompok diperbanyak jumlah anggota diperkecil dan Penggunaan media atau alat peraga diperbanyak. Sehingga pembelajaran lebih bermakna. Siswa menjadi lebih aktif inovatif, kreatif, efektif dalam belajar, berani dalam mengungkapkan pendapat, dan kondisi kelas menyenangkan.
Dari uraian di atas maka dapat diperoleh hasil penelitian bahwa penerapan Model Pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan motivasi siswa dari rendah menjadi tinggi dan dapat meningkatkan prestasi belajar rata-rata 54 menjadi 92 dan ketuntasan belajar dari 30,43% menjadi 95, 6%.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan motivasi siswa mata pelajaran Matematika siswa kelas III SD Negeri 3 Tlaga semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 dari motivasi berkategori rendah pada pra siklus menjadi berkategori tinggi pada akhir siklus II. 2) Penerapan Model Pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Matematika siswa kelas III SD Negeri 3 Tlaga semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 dari pra siklus rata-rata 54 dengan ketuntasan belajar 30,43% menjadi rata-rata 92 dengan ketuntasan belajar 95, 6% pada akhir siklus II.
Saran
Berakhirnya siklus II, agar hasil penelitian lebih optimal maka disarankan: a). Pelaksanaan penelitian ini baru 2 siklus, peneliti lain selanjutnya dapat menambah siklus 3 untuk mendapatkan temuan-temuan yang lebih signifikan. b). Instrumen tes dan lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini masih merupakan instrument yang tingkat validasinya belum memuaskan, peneliti berikutnya dapat menggunakan instrument yang standar atau validitas dan reliabilitas standar.
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli, dkk. (2009). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Hariyanto. 2010. Pengertian Prestasi Belajar. http://belajarpsikologi.com/ pengertian-prestasi-belajar/. Tanggal Akses 18 Maret 2017.
Iobby, Wah. 2017. Pengertian Prestasi Belajar. http://www.academia.edu/5563248/Pengertian Prestasi Belajar. Tanggal Akses 18 Maret 2017.
Ishmi, Nurul. (…..). Pengertian Motivasi. http://isma-ismi.com/pengertian-motivasi.html. Tanggal Akses 19 Maret 2017.
Lapono, Nabisi, dkk. 2009. Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
MBS, Sunarto. (2008). Pengertian Motivasi Belajar. Error! Hyperlink reference not valid.. Tanggal akses 19 Maret 2017.
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar Proses.
Poernomo, Rahardyan. 2012. Pengertian Motivasi Belajar. http://dyan123.blogspot co.id/2012/02/pengertian-motivasi-belajar-dan-cara.html. Tanggal Akses 19 Maret 2017.
Siddiq, M. Djauhar, dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.