PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PKn

TENTANG JENIS KEBUDAYAAN INDONESIA

MELALUI METODE KELOMPOK SISWA KELAS IV

SDN NGARGOSARI 1 SEMESTER II KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Sudarno

SDN Ngargosari 1 Kec. Sumberlawang Kab. Sragen

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa melalui Metode Kelompok bagi peningkatan mata pelajaran PKn tentang globalisasi jenis kebudayaan Indonesia pada siswa kelas IV. Hasil Penelitian Tindakan Kelas adalah, (1) Pembelajaran melalui Metode Kelompok dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar PKn siswa SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Menentukan kebudayaan daerah di lingkungan setempat, diamati dari indikator (a) kemampuan menyatakan ulangan sebuah konsep, (b) kemampuan memberi contoh dan mencoba , (c) kemampuan menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu, dan (2) Model pembelajaran melalui Metode Kelompok dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar PKn siswa SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Sebelum tindakan penelitian, prestasi belajar siswa diperoleh melalui pre-test. Pada waktu tindakan kelas, baik tindakan kelas putaran I atau Siklus I maupun putaran II atau Siklus II prestasi akademik siswa diperoleh melalui pre-test, tugas individu (tugas rumah), tes-tengah tindakan dan tes-akhir tindakan meningkat.

Kata kunci: Prestasi Belajar dan Metode Kelompok


PENDAHULUAN

Kita mewarisi pemerintah demokratis, yaitu pemerintahan yang ”berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. Dalam prinsip pemerintahan demokratis terkandung hak partisipasi dari setiap warga negara, seperti hak untuk meningkatkan kesejahteraan umum dan hak untuk melindungi hak azasi manusia.

Tujuan pendidikan Kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia.Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar, termasuk di SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pelajaran yang harus dipelajari oleh para siswa, karena mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang mengajarkan bagaimana kita bisa mengetahui perilaku, moral, dalam lingkungan dan kejadian – kejadian di lingkungan masyarakat. Namun di lapangan karena mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang tidak diujikan secara nasional maka siswa menganggap remeh dan dianggapnya kurang penting, sehingga semangat belajar siswa kepada mata pelajaran ini kurang. Karena keadaan siswa yang demikian itu maka hasil ulangan yang didapat siswa rendah. Berdasarkan nilai ulangan yang diadakan guru yang mendapat nilai 65 ke atas hanya 10 orang dari 20 siswa, selebihnya masih di bawah 65. pada hal kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang dicanangkan oleh guru mata pelajaran PKn 65, hal ini menunjukkan bahwa hasil prestasi siswa masih di bawah dari nilai kreteria ketuntasan minimal (KKM). Sehingga banyak siswa yang belum menuntaskan hasil belajarnya.

Keadaan siswa yang demikian itu dikarenakan banyak sebab diantaranya, dari pelajaran yang sudah tidak diminati oleh siswa, atau juga disebabkan dari metode atau strategi guru yang tidak pas dengan karakter dan keadaan siswa. Dalam hal ini guru dalam menyampaikan materi hanya menggunakan metode ceramah, sekali – kali guru bertanya kepada siswa itupun secara klasikal, sehingga siswa yang kurang berminat dengan mata pelajaran itu akan cepat bosan dan tidak antusias, maka siswa itu akan ngantuk atau ngalamun atau bahkan berbicara dengan teman semejanya. Hal ini membuat hasil belajar siswa rendah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh guru.

Melihat hasil belajar siswa yang rendah itu, maka harus ada tindakan (action) dari guru atau perlu adanya metode yang lain untuk menangani hasil belajar siswa yang rendah itu. Upaya untuk menangani hasil belajar siswa yang rendah itu guru yang dulunya hanya mengajar secara monoton hanya menggunakan metode ceramah saja dirubah mencari metode lain yaitu dengan siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok besar. Apabila kelompok besar ini tidak bisa meningkatkan hasil belajar siswa maka langkah yang kedua kelompok itu dikecilkan lagi, menjadi kelompok kecil yaitu satu kelompok terdiri dari empat anak saja. Dengan demikian guru bisa membimbing kelompok belajar itu dengan baik. Dengan adanya tindakan dari guru yaitu merubah metode mengajar ceramah menjadi metode belajar kelompok maka siswa lebih bisa di kontrol, baik itu dikontrol oleh temannya sendiri maupun dikontrol oleh gurunya. Dengan demikian siswa lebih ada semangat untuk belajar dan siswa lebih antusias bertanya apabila ada hal–hal yang sulit. Ternyata dengan metode ini bisa meningkatkan hasil belajar hal ini dibuktikan dengan diberinya ulangan atau evaluasi siswa yang semula mendapatkan nilai di atas batas minimal 8 orang dari 20 siswa setelah ada tindakan semua siswa menuntaskan hasil belajarnya.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa melalui bimbingan belajar kelompok dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn tentang jenis kebudayaan Indonesia semester genap SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan analisa masalah tersebut di atas maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut: ” Apakah melalui belajar kelompok dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn tentang jenis kebudayaan Indonesia untuk siswa kelas IV semester genap SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.

Tujuan yang hendak dicapai adalah 1).Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dengan melalui refleksi diri penulis mengetahui kesulitan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. 2). Untuk membekali pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara efektif. 3). Mengembangkan pemahaman akan pentingnya partisipasi warga Negara. 4). Untuk memperbaiki proses pembelajaran mata pelajaran PKn untuk siswa kelas IV semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. 5). Untuk membekali pengalaman praktis untuk mengembangkan kompetensi dan efektivitas partisipasi.

Manfaat Penelitian adalah1). Bagi sekolah diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kemampuan guru. 2). Bagi subyek yang diteliti dapat menambah keterampilan dalam mendidik anak. 3). Menambah wawasan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 4). Memupuk rasa kebersamaan antar anggota kelompok.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pengertian Motivasi

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dengan demikian motivasi menurut Mc. Donald (Sardiman, 2014:73) Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Fungsi motivasi adalah untuk mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, untuk mencapai tujuandan menyeleksi perbuatan yakni perbuatan mana yang akan dikerjakan.

Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdikbud, 1989:787). Prestasi belajar siswa pada penelitian ini diukur dari hasil tes ulangan harian. Teori, konsep dan generasi yang dapat memberikan kerangka pemikiran yang sistematis, sehingga semua langkah dalam aktifitas penelitian yang di tempuh akan sistematis pula. Menurut Guthrio Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman yang lampau. Menurut Sartain bukunya Psychology Understanding Human Beharvior, Belajar adalah ”Change in behavior an afesuet of experience “ atau Belajar adalah Suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1991:23) Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktitivitas dalam belajar.

Pengertian Belajar

Menurut Sartain bukunya Psychology Understanding Human Beharvior, Belajar adalah ”Change in behavior an afesuet of experience “ atau Belajar adalah Suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Menurut teori Gestall [Kofika, Kohler, Wertheimer} Psikologi Gestall berpendapat bahwa Belajar menuju pada suatu tujuan tertentu. Maksudnya penarikan hubungan yang penting atau dasar kesamaan struktur dan bentuk ciri-ciri yang umum dari sesuatu pengalaman. Menurut Reni Akbar (2001:43) belajar menyatakan bahwa kondisi malas, kurang bergairah atau kurang berhasrat ini disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar. Motivasi dalam hal ini bisa diartikan sebagai suatu disposisi untuk mencapai suatu tujuan yang dapat memberikan kepuasan apabila berhasil dicapai. Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, motif yang berperan di sini adalah motif berprestasi. Menurut Mc Cleclland (1976) belajar adalah motif yang mengarahkan tingkah laku seseorang dengan titik berat pada bagaimana prestasi tersebut dicapai. Motif inilah yang mendorong individu untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu standar keunggulan tertentu. Dari beberapa definisi belajar di atas dapat disimpulkan seseorang bisa dikatakan telah belajar bila ia telah mengalami perubahan perilaku dari yang semula tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa yang diperoleh dari pengalaman. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecah suatu masalah/berpikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.

Belajar Kelompok

Membimbing belajar secara kelompok dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai: membagi para siswa ke dalam kelompok-kelompok untuk melakukan diskusi guna memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Dengan demikian kemampuan anggota kelompok yang berbeda-beda dapat saling melengkapi sehingga soal-soal yang dihadapi dapat diselesaikan dengan mudah. Dalam kelompok ini permasalahan akan dipecahkan berdasarkan pengalaman dan kemampuan analisis para anggota kelompok tersebut. Selanjutnya dalam pembentukan belajar secara kelompok ada beberapa cara atau teknik yang dapat digunakan, yaitu: a).Teknik Pembentukan secara Otoriter b). Teknik Pembentukan secara Bebas c) Teknik Pembentukan secara Terpimpin.

Kelebihannya antara lain adalah: (1). Siswa didik dapat memilih teman-teman kelompok yang betul-betul dicocoki, sehingga akan relatif menjamin kekompakan. Oleh karena itu diharapkan proses belajar dengan kelompok belajar model ini akan berjalan sukses. (2).Didalam kelompok tersebut ada kepercayaan yang mendalam sehingga antara mereka dapat berterus terang mengenai segala sesuatu dan ini sangat menguntungkan bagi pembimbing. Sedangkan kekurangannya adalah: (1). Besar kemungkinan ada anak yang tidak dipilih sama sekali dalam kelompok tersebut, sehingga akan membawa keadaan kurang baik. (2). Besar kemungkinan kelompok satu sama lain saling tutup-menutup, sehingga keadaan ini dapat menimbulkan ekses yang kurang baik.

METODE PENELITIAN

Penyusunan instrumen penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada bulan Maret 2011 menggunakan waktu sampai satu bulan. dilanjutkan dengan pengumpulan data yang dilaksanakan bulan April 2011, pengumpulan data dijadwalkan pada bulan April diambil dari jam – jam efektif, karena pada bulan ini masih dalam kegiatan belajar mengajar sehingga peneliti bisa mengambil data – data secara akhurat dan benar – benar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Data – data yang telah terkumpul dianalisis dialokasikan waktu satu bulan pada bulan Mei 2011, setelah dianalisis diadakan pembahasan penelitian. Pada Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan teman sejawat untuk penyempurnaan penelitian ini dan mungkin ada masukan masukan dari teman – teman dan dilaksanakan pada bulan Mei 2011. Dilanjutkan Laporan hasil penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada bulan Juni 2011 di bawah ini di cantumkan alokasi waktu penelitian:

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Peneliti mengambil tempat ini karena kelas ini mempunyai permasalahan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Disamping itu juga peneliti kebetulan sebagai pengajar kelas IV SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.

Siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen berjumlah 20 anak, sedangkan yang menjadi Subjek penelitian tindakan kelas 20 siswa jadi semua siswa kelas IV dijadikan subyek penelitian. Penentuan ini didasarkan pada permasalahan rendahnya rata-rata nilai mata pelajaran PKn secara klasikal.

Sumber data Penelitian Tindakan Kelas ini diperoleh peneliti dari siswa sebagai subjek penelitian. Sumber data lain berasal dari guru atau teman sejawat.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: tes, observasi, wawancara. Observasi untuk sumber data peristiwa, wawancara untuk sumber data informan, dan analisis dokumen untuk sumber data dokumen. Informasi tersebut digali dari empat sumber yaitu; peristiwa/kegiatan, pelaku peristiwa, tempat, dokumen (Spradley, 1990; Sutopo, 1996; dalam Nurkamto, 2003). Alat pengumpulan data yang dipergunakan: butir soal tes, lembar observasi, dan pedoman wawancara

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan perpanjangan waktu untuk berada di lapangan, ketekunan, pengamatan yang mendalam, mengujinya, dan triangulasi data (cek, cek ulang, dan cek silang) Moleong, 2002: 173; dalam Sarjono 2005).

Analisis data penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis diskriptif. Hasil observasi dianalisis dengan analisis diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai antar siklus dengan indikator kinerja. Hasil observasi maupun wawancara dianalisis dengan analisis diskriptif berdasarkan hasil observasi         dan refleksi.

Berdasarkan pengamatan peneliti rata-rata nilai ulangan untuk Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan interpersonal 25 siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, maka peneliti menetapkan indikator kinerja menjadi 65.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus (2 Siklus). Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang dalam siklus terdiri dari planning, acting, observing, dan reflecting.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus

Pada siklus 1 dipersiapkan berbagai alat peraga dan metode yang sesuai dengan pembelajaran pada siswa tersebut. Hal ini disebabkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah. Oleh karena itu pelaksanaan pembelajaran diawali apersepsi dengan maksud menarik perhatian dan minat siswa terhadap pelajaran yang disajikan. Selanjutnya memperkenalkan suatu alar peraga. Untuk lebih memudahkan siswa dalam menguasai materi peneliti menggunakan alat peraga berupa gambar–gambar kebudayaan perjuangan. Karena pada siklus pertama hasil yang diharapkan belum sesuai dengan apa yang dicanangkan guru (KKM) dari 20 siswa yang mencapai nilai tuntas hanya 12 anak sehingga siswa yang belum tuntas pembelajarannya ada 8 anak, karena hal yang demikian itu maka perlu ada perbaikan pembelajaran lanjutan pada siklus ke 2.

Diskripsi Siklus 2

Penelitian Tindakan Kelas pada siklus ke 2 ini merupakan lanjutan pada Penelitian Tindakan Kelas siklus pertama. Terutama memperhatikan pada siswa – siswa yang belum menuntaskan pada tindakan siklus pertama yaitu 8 anak. Siklus ini dilaksanakan setelah mempelajari hasil refleksi pada siklus sebelumnya yaitu dengan berusaha lebih ditingkatkan dengan memfokuskan pada alat peraga gambar pahlawan dan memperhatikan gerak-gerik siswa yang belum menuntaskan pembelajarannya. Peneliti merumuskan pertanyaan-pertanyaan dengan singkat, jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Dengan lebih memaksimalkan penggunaan alat peraga, siswa semakin mampu mengerjakan soal secara benar. Dan hasil ulangan yang dicapai menunjukkan semua siswa mengalami peningkatan yang dratis dalam hasil belajarnya. Dari jumlah 20 anak kelas IV SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dalam pokok bahasan jenis kebudayaan Indonesia tuntas semua.

Tabel. Rekapitulasi pengelompokan Nilai dan persentase Sebelum Perbaikan Pembelajaran Mata pelajaran PKn Kelas IV SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.

Klasifikasi

Banyaknya siswa Siklus I

Persentase

A

3

15%

B

8

40%

C

9

45%

Jumlah

20

100%

Observator melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi/pengamatan yang telah disiapkan. Disamping itu observator mewawancarai siswa yang belum tuntas belajarnya.

Pembelajaran belum berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penguasaan materi dan keberanian sebagian besar siswa belum terlihat. Masih terdapat 8 siswa yang belum tuntas dari 20 siswa hasil pembelajaran sebelum ada tindakan nilai rata-rata 62,52 atau 60% dari nilai ketuntasan yang dicanangkan oleh guru. Maka diadakan suatu tindakan untuk menuntaskan nilai hasil belajar itu.

3.   Siklus I

a). Persiapan

(1). Bersama dengan guru kelas lain, mendiskusikan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran

(2). Merencanakan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam upaya penyempurnaan pembelajaran sebelum perbaikan.

(4). Menyiapkan alat-alat pelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.

b). Pelaksanaan dan pengamatan jalannya pembelajaran

(1). Guru membuka pelajaran.

(2). Guru membahas atau menjelaskan materi pelajaran dengan metode campuran (ceramah, demonstrasi, tanya jawab, diskusi dan tugas) dengan menunjukkan alat peraga yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.

(3). Siswa memperhatikan penjelasan guru.

(4). Siswa mengerjakan soal-soal yang ditugaskan oleh guru. Melihat sebagian siswa ada yang belum memahami/menangkap penjelasan guru dan kurang mampu mengerjakan soal baik secara pribadi maupun kelompok.

(5). Siswa di bawah bimbingan guru menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan model.

(6). Pekerjaan siswa dikumpulkan untuk dinilai dan didiskusikan.

(7)  Guru menganalisa pekerjaan siswa untuk diadakan perbaikan.

(8) Guru memberi saran dan tindaklanjut untuk pembelajaran berikut.

c). Observasi pada siklus pertama ini guru/peneliti melakukan pengamatan dengan mencatat semua perilaku yang muncul akibat perlakuan/tindakan yang diberikan kepada siswa. Pada siklus pertama ini aktivitas siswa terlihat lebih menonjol. Keberanian untuk melaporkan hasil kerjanya muncul. Namun ada beberapa siswa yang masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan guru.

Tabel Rekapitulasi pengelompokan Nilai dan persentase pada Siklus I Pembelajaran Mata pelajaran PKn Kelas IV SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.

Klasifikasi

Banyaknya siswa Siklus I

Persentase

A

12

60%

B

5

25%

C

3

15%

Jumlah

20

100%

Observator melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Disamping itu observator /peneliti mewawancarai siswa yang belum tuntas belajarnya.

d). Refleksi

Pembelajaran belum berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penguasaan materi dan keberanian sebagian besar siswa belum terlihat. Masih terdapat 8 siswa yang belum tuntas dari 20 siswa.hasil pembelajaran pada siklus pertama ini nilai rata-rata 70 atau 60% dari nilai ketuntasan yang dicanangkan oleh guru. Maka diadakan suatu tindakan untuk menuntaskan nilai hasil belajar itu, namun dibanding dengan pembelajaran sebelum ada tindakan sudah menunjukkan peningkatan tapi belum secara maksimal, oleh karena itu perlu adanya tindakan yang kedua atau siklus ke dua .

3.   Siklus II

a). Persiapan

(1). Guru mengkondisikan suasana kelas dengan mengabsen (2). Guru mengulang pelajaran yang lalu dengan mengadakan tanya jawab dengan anak (3). Menyusun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. (4). Menyiapkan alat-alat pelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.

b). Pelaksanaan dan pengamatan jalannya pembelajaran

(1). Apersepsi dan pre tes (2). Guru membuka pelajaran dengan mengulang pelajaran yang telah diajarkan pada hari–hari yang lalu. (3). Guru membahas atau menjelaskan materi pelajaran dengan metode campuran (ceramah, demonstrasi, tanya jawab, diskusi dan tugas). (4). Siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan sebagian siswa bertanya kepada guru terkait dengan materi pelajaran. (5). Siswa mengerjakan soal-soal yang ditugaskan oleh guru.

c). Observasi pada siklus ini guru/peneliti melakukan pengamatan dengan mencatat semua perilaku yang muncul akibat perlakuan/tindakan yang diberikan kepada siswa.

Tabel Rekapitulasi pengelompokan Nilai dan persentase Siklus II Pembelajaran Mata pelajaran PKn Kelas IV SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.

Klasifikasi

Banyaknya siswa Siklus I

Persentase

A

20

100%

B

0%

C

0%

Jumlah

20

100%

Observator melaksanakan observasi terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

d). Refleksi

Pembelajaran berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penguasaan materi dan keberanian semua siswa sudah terlihat. dari 20 siswa.semua menuntaskan pembelajaran dengan hasil pembelajaran pada siklus II nilai rata-rata 82,5 atau 100% dari nilai ketuntasan yang dicanangkan oleh guru. Ternyata siklus demi siklus mengalami penyempurnaan secara bertahap. Siklus kedua merupakan siklus yang paling sempurna. Kemampuan dan keberanian secara personal lebih nyata. Hal ini terbukti dengan hasil pembelajaran siswa pada siklus ke dua menunjukkan hasil yang optimal. Nilai ketuntasan semakin naik. Dari hasil diskusi dengan guru teman sejawat maka disepakati untuk menghentikan penelitian pada siklus ke dua karena sudah diperoleh hasil yang memuaskan.

Hasil Penelitian

Hasil perbaikan pembelajaran di kelas IV SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen dengan materi pokok pahlawan perjuangan dengan menggunakan alat peraga gambar pahlawan dapat diamati dan dianalisis. Berdasarkan data dapat dilihat hasil perubahan nilai yang dicapai siswa tiap siklus. Sebagian besar mengalami kenaikan.

Tabel Rekapitulasi pengelompokan Nilai dan persentase Sebelum perbaikan, Siklus I, dan Siklus II.

Klasifikasi

Sebelum perbaikan

Persen

Siklus I

Persen

Siklus II

Persen

A

3

15%

12

60%

20

100%

B

8

40%

5

25%

0%

C

9

45%

3

15%

0%

Jumlah

20

100%

20

100%

20

100%

Deskripsi Temuan dan Refleksi

Berdasarkan hasil tabel yang telah diuraikan di depan terlihat nilai: Perbaikan pembelajaran sebelum adanya perbaikan menunjukkan rata-rata nilai kelas 62,52 yang belum tuntas 11 anak, yang tuntas 9 anak. Kemudian setelah perbaikan siklus I rata-rata nilai kelas menjadi 70 yang belum tuntas 8 anak, yang tuntas 12 anak. Kemudian pada siklus II perolehan rata-rata nilai kelas 82,5 semua menunjukkan ketuntasan. Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar dari sebelum ada tindakan ke siklus I begitu juga ke siklus II, yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran dan refleksi yang dilakukan adalah: a.Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar –gambar kebudayaan Indonesia membuat siswa lebih aktif b. Penanaman konsep dasar kepada siswa akan lebih riel tidak abstrak lagi. c. Dengan menggunakan alat peraga gambar kebudayaan bangsa Indonesia penanaman konsep menjadi lebih mudah.

Kurangnya minat dan perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung memerlukan perbaikan pembelajaran, misalnya dengan mempergunakan alat peraga yang tersedia, metode yang sesuai dengan materi pembelajaran kepada siswa, memberi pujian kepada peserta didik atau siswa, hadiah ataupun penguatan lainnya secara tepat, dapat membangkitkan keaktifan, motivasi sekaligus minat dan perhatian siswa sehingga dapat mencapai peningkatan prestasi belajar yang maksimal.

Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan pada kendala rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Hal tersebut disebabkan kurangnya minat/perhatian dan keaktifan saat pembelajaran berlangsung serta tidak maksimalnya penggunaan alat peraga dan metode belajar Kelompok yang sesuai. Berdasarkan hasil diskusi secara kontinyu, perbaikan pembelajaran mengalami kemajuan yang sangat berarti.

Untuk mengatasi masalah siswa kurang menguasai konsep yang berakibat timbulnya kendala rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, maka dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut: Metode yang cocok, penggunaan alat peraga yang tepat, efesien, dan efektif, penanaman konsep pembelajaran dari yang sederhana menuju konsep yang komplek. Terbukti hasil pembelajaran mengalami peningkatan. Studi awal menunjukkan dari 20 anak yang tuntas hanya 3 anak setelah ada beberapa perbaikan maka ditemukan ada peningkatan yang signifikan. Tingkat penguasaan materi, minat, dan perhatian saat pembelajaran berlangsung semakin meningkat yang ditunjukkan dengan keaktifan siswa di dalam kelas dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal. Dengan langkah-langkah atau prosedur tersebut, menurut peneliti, siswa dapat terangsang keberaniannya, kemampuan dan kemauannya untuk memacu diri meningkatkan prestasi belajar.

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I masih belum memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai hasil ulangan siswa yang mendapat nilai 80 keatas baru 12 anak dari 20 siswa yang ada. Kurang keberhasilan pada tindakan perbaikan pertama karena dalam penyampaian mata pelajaran guru belum secara maksimal menggunakan alat peraga, sehingga siswa tidak kreatif dan merasa bosan. Bila dilihat dari prosentase yang ditunjukkan pada siklus I adalah:

1. Siswa yang mendapat nilai 80 keatas ada 12 anak.

2. Siswa yang mendapat nilai 60 – 70 ada 5 anak

3. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 ada 3 anak

Hal ini membuktikan bahwa pada Siklus I belum berhasil menuntaskan semua siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen.

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, perbaikan pembelajaran siklus II sudah berhasil. Hal ini ditunjukkan semua siswa sudah menuntaskan hasil belajar atau hasil ulangan yang dicapai siswa diatas 80. Keberhasilan Siklus II karena penyampaian materi pelajaran, guru menggunakan alat peraga gambar-gambar kebudayaan Indonesia dan benar – benar di gunakan secara maksimal, sehingga siswa lebih jelas, aktif, kreatif, dan merasa senang hasil belajar yang dicapai bisa meningkat sesuai dengan harapan guru. Bila dilihat prosentasenya adalah:

1. Siswa yang mendapat nilai 80 keatas ada 20 anak.

2. Siswa yang mendapat nilai 60 – 70 ada 0 anak

3. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 60 ada 0 anak

Hal ini ditunjukkan dari perolehan rata-rata kelas pada Siklus I dan Siklus II ada peningkatan. Kemudian pada Siklus II naik menjadi 100% jadi perbaikan Siklus II sudah membuktikan bahwa pembelajaran untuk Siklus ke II berhasil.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1).  Mengajar dengan menggunakan alat peraga dapat memperjelas pelajaran yang disampaikan guru.

2).  Penguasaan materi setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga akan meningkatkan hasil belajar, menghindarkan pengajaran yang verbalisme dan merangsang pikiran, perasaan serta kemauan. Siswa dapat menguasai materi dengan lebih baik dan optimal setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.

3). Penggunaan alat peraga secara maksimal dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi siswa.

Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan supaya penguasaan materi oleh siswa meningkat antara lain:

1). Guru hendaknya berperan aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar

2). Gunakan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar.

3). Berikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan alat peraga.

4). Bimbinglah siswa dalam penggunaan alat peraga.

5). Berikan kesimpulan setiap mengakhiri pembelajaran.

6). Tukar pendapat dengan teman sejawat untuk keberhasilan mengajar sehari-             hari

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Reni. 2001. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang

Depdikbud, 1989. Tata Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Fajar, Rahayuningsih, Setihati, Widihastuti. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan   Kelas IV. Semarang Penerbit: Aneka Ilmu.

Husen, dkk. 1989. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja                                    Rosda karya.

Sardiman. A.M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT                                  Raja Grafindo Persada.

Setia, Widihastuti, Rahayuningsih, Fajar. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan.       Jakarta: Penerbit Aneka Ilmu

Syaiful, Bahri. Djamarah. 1991. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.

Sarjono, Sugito, at all. 2005. Kemampuan Dasar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

 

Syamsudin, Adin, Nurkamto. 2003. Profedi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.