Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Examples Non Examples
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DALAM MENULIS SURAT DINAS
MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES
Widodo
SMP Negeri 2 Nguter
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar dalam menulis surat dinas melalui metode examples non examples siswa kelas VIII B semester I SMP Negeri 2 Nguter tahun pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Nguter yang berjumah 32 siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui teknik tes, observasi dan dokumentasi. Penelitian Tindakan ini dilakukan dalam dua siklus, tiap-tiap siklus terdiri dari: perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Indikator keberhasilan pada akhir siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar dalam menulis surat dinas 80,00, dan ketuntasan minimal 90% yang diajar dengan metode examples non example. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan metode examples non examples dapat meningkatkan prestasi belajar dalam menulis surat dinas siswa kelas VIII B semester I SMP Negeri 2 Nguter tahun pelajaran 2018/2019. Adanya peningkatan pada prestasi belajar siswa dalam menulis surat dinas, yaitu: nilai rata-rata kelas sebelum tindakan 72,9,5, pada siklus I sebesar 75,5, dan pada siklus II sebesar 81,3. Peningkatan nilai ketuntasan minimal, yaitu: sebelum tindakan 56,25%, pada siklus I sebesar 70% dan pada siklus II sebesar 86,9%.
Kata kunci : prestasi belajar dalam menulis surat dinas, metode examples non examples.
ABSTRACT
The aim of this research is to improve achievement of studying writing Indonesian official letter of VIII B students of SMP Negeri 2 Nguter at academic year 2018/2019 by means of applying examples non examples method. This research is a classroom action research which was conducted in two cycles. The subject of this research is the VIII B students with total number of 32 students. This research is conducted by the science teacher of VIII B, other Indonesian teacher as colleague who observes the learning process, and the Headmaster as subject to source of the data. The method of collecting data is conducted by test technique, observation and documentation. This classroom action research is conducted in two cycles, each of which consisting of four stages namely, planning, implementation, observation and reflection. The result of data analysis shows that by means of applying examples non examples method there is an improvement of learning achievement on writing Indonesian official letter of VIII B students of SMP Negeri 2 Nguter at academic year 2018/2019. There is an improvement of achievement of studying Indonesian average: 72,9 before the reserach, 75,5 after first cycle and 81,3 after the second cycle. Besides, the classical completeness average is also improved: 56,25% before the reserach,70% after first cycle, and 96,9% after the second cycle.
Key words: examples non examples method and achievement on writing Indonesian official letter
Pendahuluan
Pembelajaran sastra (Indonesia) di sekolah tidak berdiri sendiri sebagai sebuah mata pelajaran yang mandiri, melainkan menjadi bagian mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mencangkup empat keterampilan, yaitu keterampilan mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Pembelajaran menulis kreatif surat dinas merupakan bagian dari pembelajaran menulis sastra yang tercantum dalam silabus kelas VIII semester I dengan kompetensi dasar mengungkapkan kegiatan sekolah melalui kegiatan menulis kreatif surat dinas. Melalui ketentuan tersebut, jelas bahwa siswa kelas VIII semester I sudah seharusnya mampu menguasi kompetensi dasar tersebut. Untuk mencapai kompetensi dasar tersebut dibutuhkan kerjasama baik dari guru, maupun siswa, serta instrumen pendukung lainnya.
Dilihat dari segi kompetensi berbahasa, menulis adalah aktivitas aktif produktif, aktivitas menghasilkan bahasa. Dilihat dari pengertian secara umum, menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa (Nurgiyantoro, 2012: 425).
Kegiatan menulis merupakan sebuah proses kompleks yang melibatkan pengintegrasian visual, motorik, dan kemampuan konseptual. Menulis juga merupakan bentuk komunikasi tertinggi yang biasanya terakhir dapat dikuasai dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lainnya (Hartanto, 2009: 173).
Herman J Waluyo (Sutedjo dan Kasnadi, 2008: 3) berpendapat bahwa surat dinas adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Dalam kenyataan di lapangan, yang berkaitan dengan kompetensi menulis surat dinas pada siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 2 Nguter masih rendah. Berdasarkan pengalaman penulis sebagai guru bahasa Indonesia, siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Nguter tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak 32 siswa ini dapat di kategorikan prestasi belajar dalam menulis surat dinas masih rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata menulis surat dinas yaitu 72,9 dan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 18 siswa atau sebesar 56,25% dari KKM yang telah ditentukan sebesar 70. Hal ini tentunya didasari oleh beberapa kendala. Kendala yang pertama adalah kurangnya motivasi belajar siswa terutama pada pembelajaran menulis kreatif surat dinas karena siswa beranggapan bahwa pembelajaran menulis surat dinas itu sulit. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner atau angket siswa yang berkaitan dengan pembelajaran menulis surat dinas dan hasilnya sebagian besar siswa kesulitan dalam mengungkapkan/menuangkan ide/gagasannya ke dalam sebuah larik-larik surat dinas. Kesulitan dalam mengungkapkan/menuangkan ide/gagasannya ke dalam sebuah surat dinas tersebut dikarenakan kurangnya perbendaharan kata yang dimiliki siswa.
Kendala kedua adalah tenaga pendidik. Dalam hal ini, yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah guru. Selama ini, guru hanya bertindak sebagai penyampai pesan saja tanpa memperhatikan tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan. Guru juga kurang memanfaatkan metode pembelajaran, dan media yang ada untuk menunjang proses pembelajaran agar tingkat pencapaian kompetensi dasar dapat maksimal. Apabila guru mampu memanfaatkan metode pembelajaran dan media yang ada dengan baik dan sesuai, maka pencapain kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai. Hal ini tentunya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Untuk itu, peneliti mencoba untuk menggunakan metode pembelajaran, yaitu metode examples non examples yang diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih baik. Dimana metode adalah sebuah prosedur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam pengajaran bahasa, metode digunakan untuk menyatakan kerangka yang menyeluruh tentang proses pembelajaran. Proses itu tersusun dalam rangkaian kegiatan yang sistematis, tumbuh dari pendekatan yang digunakan sebagai landasan dan bersifat prosedural (Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, 2008: 40-41). Metode examples non examples merupakan sebuah prosedur atau cara kerja untuk memudahkan pembelajaran dengan gambar yang sudah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Gambar banyak digunakan sebagai bahan ajar karena memiliki beberapa alasan, yaitu a) gambar dapat menjadi hiasan yang membuat bahan ajar semakin menarik, b) gambar mampu memberikan motivasi, c) gambar sebagai penyampai pesan, d) gambar dapat mempengaruhi orang lain, e) gambar dapat membantu untuk membayangkan pesan yang ingin disampaikan, f) gambar dapat menyampaikan informasi lebih jelas dipahami, g) gambar dapat menjelaskan beberapa kata atau bahkan beberapa kalimat sekaligus, h) melalui gambar, dapat memudahkan seseorang menerima pesan yang disampaikan, dan i) gambar dapat menyederhanakan cara menyampaikan konsep tanpa mengurangi artinya.
Adapun langkah-langkah metode examples non examples adalah sebagai berikut: a) guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran, b) guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD, c) guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisis gambar, d) melalui diskusi kelompok 2-4 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas, e) tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya, f) mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai, dan g) kesimpulan (Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, 2008: 40-41).
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Apakah metode examples non examples dapat meningkatkan prestasi belajar dalam menulis surat dinas siswa kelas VIII B semester I SMP Negeri 2 Nguter tahun pelajaran 2018/2019?”. Sedangkan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar dalam menulis surat dinas melalui metode examples non examples siswa kelas VIII B semester I SMP Negeri 2 Nguter tahun pelajaran 2018/2019.
Metode
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Nguter pada bulan Agustus 2016 sampai dengan Desember 2016. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B semester I SMP Negeri 4 Sukoharjo, tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 32 siswa.
Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang pelaksanaan tindakannya terdiri atas beberapa siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan tindakan, pemberian tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap-tahap penelitian dalam masing-masing tindakan terjadi secara berulang yang akhirnya menghasilkan beberapa tindakan dalam penelitian tindakan kelas. Tahapan tersebut membentuk spiral (Muslich, 2009: 43). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan (4×40 menit), dan pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan (4×40 menit). Adapun tahap-tahap yang ditempuh meliputi tahap perencanaan tindakan, pemberian tindakan, observasi, dan refleksi.
Indikator kinerja penelitian ini adalah meningkatnya prestasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Nguter Tahun Pelajaran 2018/2019 melalui penggunaan metode examples non examples pada pembelajaran menulis surat dinas, di mana penelitian ini dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata prestasi belajar dalam menulis surat dinas 80,00, dan ketuntasan minimal 90% yang diajar dengan metode examples non example. KKM mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Nguter adalah 70.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu teknik tes dan teknik nontes. Teknik Tes dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Teknik nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik atau peserta tes (testi, tercoba, Inggris: testee) tanpa melalui tes dengan alat tes (Nurgiyantoro, 2012: 90). Teknik nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan (observasi) dan metode dokumentasi. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif.
Hasil
Desripsi prasiklus, belum menggunakan metode examples non examples, karena guru masih menggunakan metode ceramah. Dalam proses pelaksanaannya pun hanya dilakukan satu kali pertemuan dan belum menggunakan media gambar kegiatan sekolah, sehingga prestasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis surat dinas belum memenuhi KKM yaitu sebesar 70. Hal ini terlihat dari hasil tes menulis surat dinas yang telah dicapai siswa yaitu sebanyak 18 siswa atau 56,25% dari 32 siswa sudah tuntas. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa sebesar 72,9.
Keadaan awal siswa sebelum menggunakan metode examples non examples dalam pembelajaran menulis surat dinas adalah sebagian besar siswa tidak bersemangat dan cenderung mengeluh. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran menulis surat dinas berlangsung.
Deskripsi siklus I, pada pelaksanaan tindakan ini guru sudah menggunakan metode examples non examples dalam pembelajaran menulis surat dinas yang berkaitan dengan kegiatan sekolah. Siswa berkelompok yang beranggotakan 2 siswa sesuai teman sebangku. Siswa diajak untuk mengamati dan mencermati gambar yang berkaitan dengan tema yaitu gambar mengenai kegiatan sekolah. Siswa diminta untuk menulis larik-larik surat dinas yang berisi kegiatan sekolah dengan memperhatikan sistematika yang tepat dan bahasa yang baku. Siswa menukarkan hasil karyanya dalam satu kelompok agar setiap kelompok dapat melakukan proses penyuntingan terhadap hasil karya surat dinas teman dalam satu kelompok. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mengemukakan hasil karya surat dinasnya.
Berdasarkan hasil tes menulis surat dinas yang telah dicapai siswa setelah dilakukan pembelajaran menulis surat dinas dengan metode examples non examples pada siklus I, sebanyak 24 siswa atau 70% dari 32 siswa sudah tuntas. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa pada siklus I sebesar 75,5.
Deskripsi siklus II, pelaksanaan tindakan siklus II ini masih sama dengan siklus I di mana guru sudah menggunakan metode examples non examples dalam pembelajaran menulis surat dinas yang berkaitan dengan kegiatan sekolah, pada siklus II ini dilakukan dua kali pertemuan agar hasilnya lebih maksimal dan mencapai indikator kinerja yg sudah ditetapkan. Pada pertemuan pertama siswa berkelompok yang beranggotakan 4 siswa yang heterogen. Siswa diajak untuk mengamati dan mencermati gambar yang berkaitan dengan materi. Kemudian setiap siswa dalam kelompok diajak untuk mengembangkan imajinasinya berkaitan dengan gambar yang sudah dipilih. Setiap siswa dalam kelompok diminta untuk mengekspresikan dan menuangkan ide/gagasannya ke dalam larik-larik surat dinas sesuai dengan gambar yang sudah dipilih yang berisi kegiatan sekolah dengan memperhatikan sistematika yang benar dan bahasa yang baku. Selanjutnya siswa mengumpulkan hasil karyanya kepada guru. Sedangkan pertemuan kedua, guru menjelaskan dan memberi contoh cara menyunting. Guru membagikan kembali hasil karya surat dinas siswa yang telah dikumpulkan pada pertemuan sebelumnya. Setiap siswa dalam kelompok mulai menyunting hasil karya surat dinas temannya kemudian hasil karya surat dinas siswa dikembalikan seperti semula. Setiap siswa dalam kelompok mulai membenarkan hasil karyanya yang sudah disunting teman satu kelompok dengan memperhatikan kesesuaian isi dengan tema, sistematika yang benar dan bahasa yang baku. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan hasil pekerjaannya. Selanjutnya siswa diminta mengumpulkan hasil karyanya kepada guru.
Berdasarkan hasil tes menulis surat dinas yang telah dicapai siswa setelah dilakukan pembelajaran menulis surat dinas dengan metode examples non examples pada siklus II sudah mencapai indikator kinerja yang ditentukan dan menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I, siswa yang sudah tuntas sebanyak 31 orang atau 96,9%. Hasil nilai rata-rata menulis surat dinas menggunakan metode examples non examples pada siklus II mencapai 81,36.
Pembahasan
Hasil penelitian prasiklus, siklus I dan siklus II dalam pembelajaran menulis surat dinas banyak mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Persentase Ketuntasan dan Nilai Rata-rata Keterampilan Menulis Surat Dinas Tiap Siklus
Siklus | Nilai Rata-rata | Jumlah siswa yang mencapai KKM (Tuntas) dan Persentase | Jumlah siswa yang belum mencapai KKM belum tuntas) dan Persentase |
Prasiklus | 72,9 | 18 (56,25%) | 14 (43,70%) |
Siklus I | 75,5 | 24 (70%) | 8 (25%) |
Siklus II | 81,3 | 31 (96,9%) | 1 (3,1%) |
Dari tabel 1 di atas maka dapat diperoleh data mengenai persentse ketuntasan dan nilai rata-rata keterampilan menulis surat dinas tiap siklus pada siswa kelas VIII B semester I SMP Negeri 4 Sukoharjo. Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata keterampilan menulis surat dinas prasiklus sebesar 72,9 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 18 siswa saja atau sebesar 56,25% sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 14 siswa atau sebesar 43,70%. Nilai rata-rata keterampilan menulis surat dinas siklus I sebesar 75,5 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 24 siswa atau sebesar 70% sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 8 siswa atau sebesar 25%. Nilai rata-rata keterampilan menulis surat dinas siklus II sebesar 81,3 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 32 siswa atau sebesar 96,9% sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 1 siswa atau sebesar 3,1%.
Diperoleh data mengenai nilai rata-rata dan persentase ketuntasan keterampilan menulis surat dinas tiap siklus pada siswa kelas VIII B semester I SMP Negeri 2 Nguter dari prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan pada prasiklus belum menggunakan metode examples non examples sehingga masih banyak siswa yang belum memenuhi KKM dan berakibat pada nilai rata-rata dan persentase ketuntasan keterampilan menulis surat dinas masih rendah. Berbeda dengan siklus I guru sudah menggunakan metode examples non examples dalam pembelajaran menulis surat dinas sehingga nilai rata-rata keterampilan menulis surat dinas sudah lebih baik.
Keterampilan menulis surat dinas siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi karena selama pembelajaran menulis surat dinas berlangsung sudah banyak siswa yang fokus dan konsentrasi dalam membuat surat dinas. Pada siklus II ini siswa lebih antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis surat dinas dibandingkan dengan siklus I. Sedangkan keterampilan menulis surat dinas siswa dari prasiklus ke siklus II mengalami juga peningkatan.
Berdasarkan hasil observasi kinerja guru yang sudah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa guru sudah menggunakan metode examples non examples, guru juga membentuk kelompok belajar serta mengajak siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, dapat diketahui bahwa ada perubahan terhadap prestasi belajar dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis surat dinas sehingga siswa lebih aktif dan berakibat pada perilaku positif siswa meningkat, seperti berkurangnya siswa yang mengobrol sendiri saat pembelajaran berlangsung. Prestasi belajar siswa pun mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Sedangkan dari hasil angket siswa dapat diketahui bahwa tidak semua siswa merasa senang mengikuti pembelajaran menulis surat dinas dengan metode examples non examples, hal ini terlihat dari masih adanya sikap negatif yang ditunjukkan siswa. Selain itu siswa masih menemukan kendala dalam pembelajaran, yaitu pada aspek diksi. Siswa masih merasa kesulitan dalam memilih diksi yang sesuai dengan surat dinas yang mereka tulis dengan alasan sulit menemukan inspirasi. Walaupun begitu hasil menulis surat dinas siswa sudah mencapai indikator kinerja yang ditentukan yaitu nilai rata-rata prestasi belajar dalam menulis surat dinas 80,00, dan ketuntasan minimal 90%. Pencapaian hasil tes ini dikarenakan tingkat penguasaan aspek kesesuaian isi dengan tema siswa yang sangat bagus.
Surat dinas yang dihasilkan siswa memang tidak sebagus dan sebaik surat dinas yang dihasilkan oleh para staf administrasi, karena pada dasarnya penguasaan bahasa siswa yang masih duduk dibangku sekolah menegah pertama (SMP) jauh berbeda dengan para staf administrasi. Surat dinas yang dihasilkan juga sederhana namun sudah baik untuk anak seusianya. Berdasarkan penjelasan yang sudah dipaparkan di atas maka salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan menulis surat dinas siswa adalah metode examples non examples.
Simpulan dan Saran
Simpulan hasil penelitian ini adalah: “Penggunaan metode examples non examples dapat meningkatkan prestasi belajar dalam menulis surat dinas siswa kelas VIII B semester I SMP Negeri 2 Nguter tahun pelajaran 2018/2019”. Adanya peningkatan pada prestasi belajar siswa dalam menulis surat dinas, yaitu: nilai rata-rata kelas sebelum tindakan 72,9, pada siklus I sebesar 75,5, dan pada siklus II sebesar 81,3. Peningkatan nilai ketuntasan minimal, yaitu: sebelum tindakan 56,25%, pada siklus I sebesar 70% dan pada siklus II sebesar 96,9%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas siswa telah mencapai indikator yang ditentukan yaitu 80,00 dan nilai ketuntasan minimal siswa telah mencapai indikator yang ditentukan yaitu 90%.
. Berdasarkan simpulan, dapat diajukan saran kepada guru SMP hendaknya dapat memilih metode pembelajaran dan media yang sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai agar pembelajaran berlangsung menyenangkan dan maksimal. Salah satunya adalah menggunakan metode examples non examples yang merupakan salah satu metode alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis surat dinas guna meningkatkan keterampilan menulis surat dinas siswa. Selain itu, bagi siswa yang sudah memiliki keterampilan menulis surat dinas yang sudah baik yang telah dicapai harus tetap dipertahankan. Siswa diharapkan lebih rajin berlatih menulis surat dinas agar hasilnya lebih optimal. Bagi pihak sekolah pun, diharapkan dapat memberikan dukungan kepada guru dalam melaksanakan inovasi pembelajaran guna meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.
Daftar Pustaka
Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Fananie, Zainuddin. 2002. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Iskandarwassid, dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Jabrohim, Chairul Anwar, dan Suminto A. Sayuti. 2009. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Moleong, Lexy J. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK Itu mudah (Classrom Action Research) Pedoman Praktis bagi Guru Profesional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Sudiyana, B. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Cakrabook dan Bradelvi.
Sukarno. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (Prinsip-prinsip Dasar, Konsep, dan Implementasinya). Surakarta: Media Perkasa.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sutedjo dan Kasnadi. 2008. Menulis Kreatif (Kiat Cepat Menulis Surat dinas dan Cerpen). Yogyakarta: Nadi Pustaka.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagi suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.