PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA POKOK BAHASAN

BENTUK ENERGI MELALUI METODE PERMAINAN KOTAK KATA DAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS 2 SEMESTER 2

SD NEGERI 3 KARANGLANGU KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Supadmi

SD Negeri 3 Karanglangu Kecamatan Kedungjati

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah Untuk Meningkatkan kemampuan belajar siswa materi IPA pokok bahasan bentuk energi pada siswa kelas I1 SD Negeri 3 Karanglangu. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subyek adalah siswa kelas II SD Negeri 3 Karanglangu Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan yang berjumlah 20 siswa. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa perbaikan belajar pada materi IPA pokok bahasan bentuk energi dengan menggunakan metode kotak kata dan alat peraga berhasil. Pelaksanaan dari siklus ke siklus selalu mengalami kenaikan. Pada siklus II banyak siswa yang mendapat nilai di atas KKM.

Kata Kunci: kotak kata, alat peraga, IPA, bentuk energi

 

PENDAHULUAN                          

Pendidikan IPA di sekolah diarahkan melalui proses inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Sedangkan indikator keberhasilan guru dalam melakukan proses pembelajaran bagi siswa-siswanya adalah ketercapaian siswa dalam menguasai kompetensi pembelajaran. Penguasaan siswa terhadap kompetensi pembelajaran dapat dilihat seberapa ia menguasai materi pembelajaran yang terlihat dari nilai yang ia peroleh pada tes. Pada kenyataannya untuk mencapai keberhasilan tersebut bukan persoalan mudah, banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar.

Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik, 2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan, semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasinya (Hisyam Zaini, 2004: 4).

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka rumusan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu “ Apakah penggunaan permainan kotak kata dan alat peraga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Karanglangu Kecamatan Kedungjati mata pelajaran IPA pokok bahasan bentuk energi ?”

KAJIAN PUSTAKA

Secara konseptual (Fontana, 2001) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Seperti Fontana, Gagne dikutip (Udin, 2008) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.

Belajar merupakan kata kerja yang tentu saja memiliki pengertian yang beragam. Pengertian prestasi belajar menurut Purwanto dalam Ridwan (2008) prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1984) prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Proses pembelajaran yang menempatkan guru sebagai satu satunya sumber ilmu pengetahuan masih banyak kita jumpai. Dengan cara ini seolah-olah siswa sebagai botol kosong pasif yang siap diisi ilmu pengetahuan oleh sang guru apapun atau bagaimanapun kondisinya. Hasil yang dicapai melalui proses ini menjadikan siswa kurang kreatif dan kurang bisa mengembangkan diri serta sukar untuk mengaplikasikan apa yang telah diperolehnya dalam kehidupan sehari hari. Belajar juga menjadi kurang bermakna karena jauh dari apa yang dihadapi siswa setiap hari. Proses pembelajaran yang baik hendaknya menempatkan siswa sebagai pencari ilmu sehingga perlu dibiasakan memecahkan dan merumuskan sendiri hasilnya (Johar, 2002:2).

Tugas utama seorang guru adalah mengajar, yaitu menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan (Rooijakkers, 1982:1). Lebih lanjut dijelaskan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran disekolah sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Salah satu diantaranya adalah mengajar dengan menggunakan alat peraga/media.

Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa mampu menangkap arti sebenarnya konsep tersebut. Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut. Selain menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, penyampaian dengan bahasa verbal menyebabkan semangat siswa untuk menangkap pesan akan semakin kurang, karena siswa kurang diajak berfikir dan menghayati pesan yang disampaikan, padahal untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis (Sanjaya, 2007:169). Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi objek atau alat peraga maka siswa mempunyai pengalamanpengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang arti dari suatu konsep.

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia membutuhkan energi. Energi disebut juga sebagai tenaga. Definisi energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Tindakan berangkat ke sekolah, mengayuh sepeda, bermain, dan berolahraga memerlukan energi.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini perencanaannya dilaksanakan di SD Negeri 3 Karanglangu Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan.

Waktu pelaksanaan direncanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 yaitu bulan Juli sampai bulan Desember 2016.

Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Karanglangu Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif yaitu menggambarkan masalah sebenarnya yang ada di lapangan, kemudian direfleksikan dan dianalisis berdasarkan teori menunjang dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan di lapangan. Pendekataan Kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran secara jelas tentang situasi kelas dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan secara bersiklus. Pembelajaran dilakukan di kelas VI SD Negeri 3 Karanglangu Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan.

Sumber data dalam penelitian ini, barasal siswa kelas II SD Negeri 3 Karanglangu Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun Ajaran 2016 – 2017 yang berjumlah 20 siswa.

Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan bentuk data yang diperoleh. Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam pembelajaran IPA khususnya materi bentuk energi dilakukan dengan teknik Observasi, diskusi dan evaluasi hasil belajar yang hasilnya akan dilaksanakan dalam bentuk skor. Sebelum dilaksanakan pelaksanaan tindakan kelas peneliti mengidentifikasi masalah pembelajaran IPA Kelas II dilanjutkan dengan upaya pemecahan masalah yang dihadapi Guru dan siswa.

Data hasil penelitian yang terkumpul berasal dari data observasi, diskusi dan evaluasi. Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian mengikuti langkah Hopkins (1993:151) dengan tiga tahap analisis yaitu tahap kategorisasi, validasi dan intepretasi data.

Kategorisasi data dilakukan dengan memilih-milih data yang terkumpul berdasarkan kategori tertentu yang di tetapkan. Kategori yang dimaksud meliputi konsepsi awal siswa, jenis pertanyaan siswa, eksplorasi siswa, aktivitas siswa, penilaian akhir siswa.

Validasi merupakan data yang kedua, dalam kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengelola data yang betul-betul objektif, valid dan diakui kebenarannya, validasi data dilakukan dengan observasi lapangan untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi. Melakukan diskusi dengan pengamat tentang hasil-hasil catatan yang ada di lapangan, kemudian diakhiri dengan penilaian baik penilaian proses maupun penilaian akhir kegatan. Dari penilaian akhir kegiatan data yang di peroleh disusun secara sistematis, dibedakan antara penilaian sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan sesudah dilaksanakan penelitian tindakan kelas, agar dapat digunakan untuk menarik satu kesimpulan, sehingga kesimpulan yang diperoleh benar-benar valid, sahih dan objektif.

Tahap-tahap Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus. setiap siklus diawali dengan perencanaan penerapan tindakan dan observasi, serta diakhiri dengan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nilai hasil tes pada pra siklus, siklus I, dan siklus II

Tabel 1 Nilai Tes Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No

Nama Siswa

Hasil Pelaksanaan Siklus Pembelajaran

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1

Adelya Erza P.H.

40

70

80

2

Ahmad Haikal K.

50

55

70

3

Azzila Azzahra Ak.

70

75

80

4

Berlian Ayu Kayla

60

65

75

5

Danang Wijayanto

50

75

80

6

Desta Syafira Wati

55

60

65

7

Dira Septi Ramandani

75

80

90

8

Hamda Muh. Iqbal

50

60

80

9

Ibnu Maulana Aziz

65

70

75

10

Julian Yudha Pratama

60

60

65

11

Muh Hengki Kurniawan

80

80

80

12

Muh. Haris Naf’an

50

70

75

13

Nida Ulhaq N.

55

55

70

14

Noviana Safira

70

80

90

15

Prakasa Adi Wicaksono

50

75

80

16

Satria Wahyu Nugraha

60

65

75

17

Sekar Kinasih

70

75

80

18

Ustufida Amalia

55

60

70

19

Zaskia Rahma A.

60

70

80

20

Gibran

70

75

85

Jumlah

1.195

1.375

1.545

Rata-rata

59,75

68,75

77,25

 

Rekap hasil tes pada pra siklus, siklus I, dan siklus II

Tabel 2 Rekap Hasil Tes Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

No

Nilai

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Jumlah

siswa

Jumlah

Nilai

Jumlah

Siswa

Jumlah

Nilai

Jumlah

Siswa

Jumlah

nilai

1

40

1

40

0

0

0

0

2

50

5

250

0

0

0

0

3

55

3

165

2

110

0

0

4

60

4

240

4

240

0

0

5

65

1

65

2

130

2

130

6

70

4

280

4

280

3

210

7

75

1

75

5

375

4

300

8

80

1

80

3

240

8

640

9

85

0

0

0

0

1

85

10

90

0

0

0

0

2

180

Jumlah nilai

20

1.195

20

1.375

20

1545

Rata-rata

 

59,75

 

68,75

 

77,25

 

Deskripsi hasil tes tiap siklus

Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas II SD Negeri 3 Karanglangu mata pelajaran IPA pokok bahasan bentuk energi dengan menggunakan metode kotak kata dan alat peraga, dapat disimpulkan pada pelaksanaan pra siklus dari jumlah siswa 20 siswa tedapat 1 siswa (5%) mendapat nilai 80, 1 siswa (5%) mendapat nilai 75, 4 siswa (20%) mendapat nilai 70, 1 siswa (5%) mendapat nilai 65, 4 siswa (20%) mendapat nilai 60, 3 siswa (15%) mendapat nilai 55, 5 siswa(25%) mendapat nilai 50, dan 1 siswa (5%) mendapat nilai 40. Dalam pembelajaran pada kondisi awal dari 20 siswa tersebut ternyata 6 anak (30%) tuntas dan 14 anak (70%) belum tuntas.

Pada pelaksanaan siklus I dari 20 siswa, terdapat 3 siswa (15%) yang mendapat nilai 80, 5 siswa (25%) mendapat nilai 75, 4 siswa (20%) mendapat nilai 70, 2 siswa (10%) mendapat nilai 65, 4 siswa (20%) mendapat nilai 60, dan 2 siswa (10%) mendapat nilai 55. Dalam pembelajaran siklus I tersebut dari 20 siswa ternyata 12 anak (60%) tuntas dan 8 anak (40%) belum tuntas.

Pada pelaksanaan siklus II dari 20 siswa terdapat 2 siswa (10%) yang mendapat nilai 90, 1 siswa (5%) mendapat nilai 85, 8 siswa (40%) mendapat nilai 80, 4 siswa (20%) mendapat nilai 75, 3 siswa (15%) mendapat nilai 70, dan 2 siswa (10%) mendapat nilai 65. Dalam pembelajaran siklus II tersebut dari 20 siswa ternyata 18 anak (90%) tuntas dan 2 anak (10%) belum tuntas.

Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa perbaikan belajar pada materi IPA pokok bahasan bentuk energi dengan menggunakan metode kotak kata dan alat peraga berhasil. Pelaksanaan dari siklus ke siklus selalu mengalami kenaikan. Pada siklus II banyak siswa yang mendapat nilai di atas KKM.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak tiga siklus dapat disimpulkan bahwa:

1.      Melalui penerapan metode kotak kartu dan alat peraga dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA pada siswa kelas II SD Negeri 3 Karanglangu Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017.

2.      Melalui penerapan metode kotak kata dan alat peraga dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SD Negeri 3 Karanglangu Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017.

Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai rata-rata hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada pra siklus yang tuntas sebesar 30% pada siklus I yang tuntas sebesar 60% dan pada siklus II yang tuntas sebesar 90%.

Dari keseluruhan tindakan pada penelitian tindakan kelas dapat dikatakan berhasil apabila hasil dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan rata-rata, sehingga dapat membawa ke arah peningkatan proses pembelajaran bentuk energi pelajaran IPA pada siswa kelas II SD Negeri 3 Karanglangu Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017.

Saran

Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa sewaktu pembelajaran IPA, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

 

Untuk Guru

1.     Memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif mengikuti proses pembelajaran dengan metode kotak kata dan alat peraga dalam meningkatkan prestasi belajar IPA.

2.     Mengevaluasi efisien dan efektivitas penerapan metode kotak kata dan alat peragauntuk meningkatkan prestasi belajar IPA.

Untuk Siswa

1.     Kepada siswa hendaknya aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan berusaha meningkatkan kemampuan belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal

2.     Memiliki rasa senang untuk berbicara melalui metode kotak kata maupun penggunaan alat peraga yang tersedia.

Para Peneliti

Kepada peneliti lainnya hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, untuk menentukan faktor-faktor lain yang dapat mendukung peningkatan prestasi belajar IPA. Melalui usaha ini, antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain dapat menunjukkan kinerja semakin baik dalam rangka meningkatkan prestasi belajar IPA.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono,1999, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:Rineka CiptaDirjen PMPTK,2008, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, Jakarta: Depdiknas

M.Sobry Sutikno dan Pupuh Fathurahman,2007, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Jakarta: PT. Refika Aditama

Muhamad,Abu, Prestasi belajar , Artikel 29 Mei 2008

Nasution, 1994,Sosiologi endidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, Ngalim, 1990, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,

Ridwan, Belajar,Minat,Motivasi dan Prestasi belajar , Artikel 3 Mei 2008

Susilana,Rudi,2007, Sumber Belajar dalam Pendidikan,Ilmu dan Aplikasi Pendidikan,Jakarta:IMTIMA

Sutarno ,Nono, 2008, Materi dan Pembelajaran IPA SD, Jakarta: UT

Thursan Hakim, 2005, Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara

Slameto,2003, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta

Tim Penyusun Kamus, 1996,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

Toha Anggoro, 2008,Metode penelitian, Jakarta: Universitas Terbuka

Udin S Winataputra, 2008,Teori Belajar Minat dan Pembelajaran ,Jakarta: UT