PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
TENTANG PERPINDAHAN ENERGI LISTRIK
MELALUI METODE SCRAMBLE PADA SISWA KELAS VI
SDN 1 LETEH REMBANG SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Munharmiyati
Guru Kelas VI SDN 1 Leteh

ABSTRAK
Prestasi belajar IPA tentang Perpindahan Energi Listrik di Kelas VI SDN 1 Leteh Rembang masih rendah. Hal itu terlihat setelah penyajian materi dan diteruskan evaluasi formatif diperoleh hasil dari 36 siswa yang mendapat nilai memenuhi KKM 70 hanya 11 siswa (30%) yang belum memenuhi KKM 25 siswa 70%). Rata-rata kelas 62,22. Hal ini yang mendorong diadakannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi siswa setelah diberi pembelajaran dengan menerapkan Metode Scramble pada pembelajaran IPA tentang Perpindahan Energi Listrik. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VI SD Negeri 1 Leteh Rembang pada Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 36 terdiri atas 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Dalam penelitian ini ditempuh 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data tes diambil dari tes tulis. Data non tes diambil dengan lembar pengamatan dan jurnal refleksi. Tolok ukur keberhasilannya adalah bila rata-rata kelas tes hasil belajar mencapai 75 dan 75% siswa mencapai ketuntasan klasikal. Hasil penelitian yang dilaksanakan 2 siklus menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Siklus I rata-rata kelas 67,78 dan ketuntasan mencapai 64%. Siklus II rata-rata kelas 78,06 dan ketuntasan 83%. Semua siswa senang dan berminat dalam melaksakanan tugas. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan Metode Scramble dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang Perpindahan Energi Listrik.
Kata Kunci: Prestasi Belajar, IPA, Energi Listrik, Metode Scramble.

PENDAHULUAN
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi (Depdiknas, 2006: 23). Merujuk pernyataan ini, pembelajaran IPA di SD harus bisa memberikan pengelaman langsung melalui pengembangan proses dan sikap ilmiah. Pembelajaran dapat melibatkan siswa dalam pemerolehan informasi pengetahuan. Pemberian kesempatan kepada peserta didik yang sebesar-besarnya dalam eksplorasi pembelajaran.
Selain memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada peserta didik untuk melakukan eksplorasi sederhana, alternatif model yang ditawarkan juga mempertimbangkan pemahaman konsep-konsep IPA yang harus dikuasai oleh siswa. Dalam kenyataannya selam proses pembelajaran IPA, peserta didik sangatlah paif dan tidak begitu menyukai pelajaran IPA. Hal ini mungkin dikarenakan bahwa dalam penyampaian materi kepada peserta didik guru kurang sangat memperhatikan kondisi siswa dan guru kurang kreatif dalam penyampaian materi yang akan diberikan. Para siswa tidak begitu paham dengan konsep-konsep yang telah diberikan oleh guru selama proses belajar mengajar. Melihat kondisi tersebut diharapkan adanya suatu perubahan yang nyata dari pola dan metode dalam pengembangan pembelajaran IPA. Untuk itu, maka alternatif model-model pembelajaran IPA yang dikembangkan sekarang merujuk pada model-model pengolahan informasi antara lain model berfikir indukti, inkuiri, discovery dan pemecahan masalah.
Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadikan wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Melihat kondisi tersebut, pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Pengalaman belajar menggali informasi dan mengolah informasi secara mandiri dapat menanamkan kebiasaan siswa membaca atau mencari informasi dari berbagai sumber belajar, tidak tergantung pada guru dan tidak mengganggap guru sebagai satu-satunya sumber belajar, sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif demi sukses dan tercapainya prestasi belajar.
Pembelajaran IPA Kelas VI di SDN 1 Leteh Rembang dirasa prestasinya masih rendah, pada Standar Kompetensi (SK) 7. Mempraktikan pola penggunaan dan perpindahan energi, pada Kompetensi Dasar (KD) 7.2 Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik (Kurikulum SDN 1 Leteh Tahun 2017/2018). Prestasi yang rendah ini ditandai dari hasil tes yang memperoleh rata-rata kelas 62,22. Dari 36 siswa hanya 11 siswa atau 30% yang mencapai tuntas belajar. Sedangkan sebagian besar siswa, yaitu 25 siswa (70%) belum tuntas.
Dari hasil identifikasi masalah diketahui: 1) prestasi belajar siswa Kelas VI pada mata pelajaran IPA masih rendah, terutama tentang Perpindahan Energi Listrik, 2) penggunaan metode dan alat peraga yang belum optimal menyebabkan rendahnya pemahaman terhadap materi dan 3) kurang adanya inovasi terhadap metode pembelajaran. Sedangkan analisis masalah menyatakan: 1) kurangnya motivasi belajar dari guru dalam proses pembelajaran IPA, 2) teknik penyampaian materi pelajaran yang digunakan guru masih monoton dan 3) kurangnya penggunaan alat peraga.
Pembelajaran IPA tentang Perpindahan Energi Listrik dengan menggunakan Metode Scramble dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Kegiatan pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi siswa dan ikut aktif belajar, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dibanding sebelum menggunakan Metode Scramble, prestasi rendah dan siswa kurang bersemangat mengikuti pembelajaran. Penerapan Metode Scramble dalam pembelajaran IPA tentang Perpindahan Energi Listrik memotivasi siswa untuk antusias mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Kondisi ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Kelas VI SDN 1 Leteh Rembang pada Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 pada mata pelajaran IPA tentang Perpindahan Energi Listrik. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung 2 bulan, yaitu bulan Januari sampai Februari 2018.
Subjek penelitian ini siswa Kelas VI SDN 1 Leteh Rembang Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Jumlah siswa 36 anak, terdiri atas 18 laki-laki dan 18 perempuan.
Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: 1) Informan, yaitu siswa Kelas VI, sekolah, dan Guru Kelas VI, 2) Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran, yaitu di ruang Kelas VI dan 3) Dokumen atau arsip, antara lain berupa Kurikulum, Rencapa Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hasil kerja siswa berupa lembar kerja siswa dan lembar tes dan buku penilaian.
Teknik yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah meliputi: pengamatan, diskusi, kajian dokumen dan tes hasil belajar. Validasi data penelitian ini dengan menggunakan pendekatan triangulasi data. Sedangkan analisis data bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai siklus I dan siklus II. Sedangkan data kualitatif dianalisis secara deskriptif kualitatif berdasar hasil observasi, refleksi, dan wawancara.
Prosedur penelitian ini dalam 2 siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Dalam penelitian ini, subjek penelitian dalam kelompok melakukan tanya-jawab tentang Perpindahan Energi Listrik melalui Metode Scramble.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pada pembelajaran di Kondisi Awal, materi tentang sumber energi listrik. Dalam pembelajaran tersebut, guru menjelaskan materi sesuai dengan keterangan pada buku tanpa ditunjang dengan alat peraga. Siswa hanya memperhatikan sejumlah sumber energi listrik yang terdapat pada buku, diantaranya aki, bateri, dinamo dan generator. Perhatian siswa pun tidak begitu fokus. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru belum menguasai metode belajar yang tepat dan tidak menggunakan alat peraga yang relevan. Begitu juga dengan siswa yang tidak mempunyai motivasi yang memadai dalam mengikuti pembelajaran.
Pada pembelajaran di Kondisi Awal, prestasi belajar juga termasuk rendah. Prestasi belajar dengan rata-rata kelas 62,22. Dari 36 siswa hanya 11 siswa atau 30% yang mencapai tuntas belajar. Sedangkan sebagian besar siswa, yaitu 25 siswa (70%) belum tuntas. Prestasi belajar yang rendah ini membuktikan pembelaran yang bermasalah.
Deskripsi Siklus I
Pada pembelajaran di Siklus I, materi tentang perubahan energi listrik menjadi energi panas dan energi bunyi. Dalam pembelajaran tersebut, guru menyusun tugas sesuai dengan materi. siswa dan kelompoknya menentukan kesesuaian pertanyaan dengan jawaban pada kartu-kartu yang tersedia. Pembelajaran juga ditunjang dengan alat peraga, diantaranya setrika dan radio. Sejumlah siswa menggunakan listrik untuk mengaktifkan setrika dan radio, sehingga menghasilkan perubahan energi.
Pada pembelajaran di Siklus I, prestasi belajar juga termasuk cukup baik. Prestasi belajar dengan rata-rata kelas 67,78. Dari 36 siswa hanya 23 siswa atau 64% yang mencapai tuntas belajar. Sedangkan sebagian kecil siswa, yaitu 13 siswa (36%) belum tuntas. Prestasi belajar yang rendah ini membuktikan pembelaran yang cukup baik.
Deskripsi Siklus II
Pada pembelajaran di Siklus II, materi tentang perubahan energi listrik menjadi energi cahaya dan energi gerak. Pembelajaran ini pada prinsipnya hampir sama dengan pembelajaran pada Siklus I. Pembelajaran juga ditunjang dengan alat peraga, diantaranya lampu dan kipas angin. Sejumlah siswa menggunakan listrik untuk mengaktifkan setrika dan radio, sehingga menghasilkan perubahan energi.
Pada pembelajaran di Siklus II, prestasi belajar juga termasuk baik. Prestasi belajar dengan rata-rata kelas 78,06. Dari 36 siswa ada 30 siswa atau 83% yang mencapai tuntas belajar. Sedangkan sebagian kecil siswa, yaitu 6 siswa (17%) belum tuntas. Prestasi belajar yang bagus ini membuktikan pembelaran yang baik.
Pembahasan
Pembelajaran pada Kondisi Awal menggambarkan prestasi belajar siswa dengan perolehan nilai siswa masih relatif rendah, dimana dari data statistik menunjukkan nilai rata-rata kelas sebesar 62,22. Minimnya nilai rata-rata kelas tersebut karena guru kurang bisa menerapkan metode pembelajaran dengan baik. Hal tersebut juga sesuai dengan ketuntasan sebesar 30%.
Pembelajaran pada Siklus I, guru mulai menerapkan Metode Scramble. Keaktifan siswa mulai terlihat setelah guru menggunakan metode ini. Siswa bisa bertukar pengetahuan maupun pengalaman dalam kegiatan diskusi. Dengan adanya pemahaman materi, maka siswa bisa meningkatkan prestasi belajarnya. Dari data statistik juga terdapat peningkatan pada hasil evaluasi pembelajaran. Rata-rata kelas dari Kondisi Awal ke Siklus I, yaitu dari 62,22 menjadi 67,78. Hasil yang diperoleh belum memenuhi indikator kinerja dari penelitian ini, maka dilanjutkan pada Siklus II.
Keberhasilan pembelajaran pada Siklus I ini karena penggunaan Metode Scramble yang lebih mengaktifkan siswa. Dengan permainan Kartu Scramble pada Siklus I ini, siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan senang dan antusias sesuai dengan langkah-langkah penggunaan kartu. Hal ini sejalan dengan pendapat Zaini (2008: 56) bahwa pada dasarnya Metode Scramble lebih mengarah pada metode permainan kartu. Awalnya buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.
Penerapan Metode Scramble dilanjutkan pada pembelajaran Siklus II. Pembelajaran Siklus II mengoptimalkan penggunaan Kartu Scramble. Berdasarkan pengalaman pada Siklus I, maka pada Siklus II ini siswa lebih bersemangat menggunakan permainan kartu. Dari data statistik terdapat peningkatan pada hasil evaluasi pembelajaran. Rata-rata kelas pada Siklus II menjadi 78,06. Tingkat tuntas klasikal juga mengalami peningkatan menjadi 83%. Tingkat tuntas klasikal pada siklus ini melebihi indikator kinerja yang ditetapkan. Secara lengkap analisis prestasi belajar sebagai berikut:
Tabel 4. Analisis prestasi belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
No Tahap Rata-rata kelas Prosentase
1 Kondisi Awal 62,22 < 68 30% < 75%
2 Siklus I 67,78 < 68 64% <75% 3 Siklus II 78,06 > 68 83% > 75%

Sesuai dengan grafik dan tabel di atas, prestasi belajar meningkat. Dengan demikian, hipĆ³tesis yang diajukan dapat dibuktikan bahwa Metode Scramble dapat meningkatkan prestasi belajar IPA tentang Perpindahan Energi Listrik pada siswa Kelas VI SDN 1 Leteh Rembang Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Keberhasilan pembelajaran dalam penelitian ini telah memenuhi tujuan penelitian sekaligus indikator kinerjanya. Keberhasilan ini karena penerapan Metode Scramble yang memanfaatkan media kartu soal. Kartu soal yang dibuat guru menjadikan siswa tertarik untuk belajar dan sekaligus memudahkan siswa memhami materi ajar yang sedang didiskusikan, sehingga hasil belajar juga maksimal. Keberhasilan ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2008: 147) bahwa permainan kartu soal untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang diberikan, sehingga siswa menjadi lebih tertarik dengan pembelajaran karena metodenya lebih bervariasi, hasil yang dicapai menjadi lebih maksimal. Ketertarikan siswa lebih memacu siswa untuk mengikuti dan melaksanakan tugas-tugas dengan baik, sehingga hasilnya bisa maksimal.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pembelajaran IPA tentang Perpindahan Energi Listrik melalui Metode Scramble pada siswa Kelas VI SDN 1 Leteh Rembang Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 meningkatkan aktivitas siswa dalam eksplorasi dan elaborasi bersama teman, sehingga suasana belajar adalah susasana yang menyenangkan, siswa berminat mengerjakan tugas-tugas secara baik dan maksimal.
2. Peningkatan IPA tentang Perpindahan Energi Listrik melalui Metode Scramble pada siswa Kelas VI SDN 1 Leteh Rembang Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 sesuai dengan rata-rata kelas dan prosentase ketuntasan. Pada Kondisi Awal, rata-rata kelas sebesar 62,22 dan ketuntasan sebesar 30%. Pada Siklus I, rata-rata kelas sebesar 67,78 dan ketuntasan sebesar 64%. Pada Siklus II, rata-rata kelas sebesar 78,06 dan ketuntasan sebesar 83%.

Saran
Saran dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Prestasi siswa Kelas VI SDN 1 Leteh Rembang pada pembelajaran IPA tentang Perpindahan Energi Listrik perlu dipertahankan. Oleh karena itu, guru hendaknya melaksanakan tindakan-tindakan perbaikan tersebut di atas, bahkan bila memungkinkan dicari alternatif lain yang yang dapat meningkatkan kemampuan siswa.
2. Penggunaan metode pembelajaran dan pengajaran yang konvensional dan monoton hendaknya segera diganti dengan metode pembelajaran yang lebih inovatif. Salah satunya dengan Metode Scramble, sehingga bisa mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, guru harus memiliki banyak referensi dan mesti banyak belajar sebelum memutuskan dalam menggunakan suatu metode pembelajaran.
3. Sekolah hendaknya memfasilitasi para guru dalam mendokumentasikan karya guru, termasuk hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar dapat dijadikan referensi guru lain..
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Guru. Bandung: Yrama Widya.
Depdiknas. 2008. Pedoman Penyusunan KTSP. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Kurikulum SDN 1 Leteh Rembang tahun Pelajaran 2017/2018.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suhartanti, Dwi dkk, 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VI SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
Sulistyorini, Sri, 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Siswa Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani