UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK BERVARIASI KELAS IX C SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016

DI SMP NEGERI 4 AMPEL SATU ATAP BOYOLALI

 

Budi Sawarno

SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah Untuk mengatahui proses dan hasil penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dalam meningkatkan motivasi belajar IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016. Untuk mengetahui proses dan hasil penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dalam meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas IX C SMP Negeri 4Ampel Satu Atap Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas IX C yang berjumlah 33 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah penerapan model pembelajaran Gallery Walk bervariasi terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada prasiklus sebesar 1,98 (kurang), setelah dilaksanakan tindakan siklus I meningkat lagi menjadi 3,18 (tinggi) dan setelah dilaksanakan tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 3,52 (tinggi). Dengan menerapkan model pembelajaran Gallery Walk bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas XI C dengan hasil siswa Tuntas: dari Prasiklus 11 siswa, meningkat menjadi 33 siswa atau 100% pada siklus I dan Siklus II. Siswa Belum Tuntas: dari Prasiklus 22 siswa, menurun menjadi 0 siswa atau 100% pada siklus I dan Siklus II.

Kata kunci: motivasi belajar siswa, hasil belajar, metode gallerywalk

 

PENDAHULUAN

Kelas IX C SMPN 4 Ampel Satu Atap terdiri dari 33 siswa, laki-laki sejumlah 16 siswa, siswa perempuan sejumlah 17. Khususnya pelaksanaan pembelajaran IPA, sebelum dilakukan penelitian pada tindakan awal (prasiklus) kondisi proses belajar mengajar belum baik, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap keaktifan, kerjasama, inisiatif, kreatifitas, minat, dan motivasi siswa selama proses pembelajaran.

Selain motivasi siswa dalam proses pembelajaran, kondisi pelaksanaan pembelajaran belum baik tersebut tercermin dari nilai prestasi hasil belajar siswa pada mapel IPA oleh siswa kelas IX C pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016, dimana prestasi belajar yang dicapai oleh siswa masih tergolong rendah, hasil tersebut dapat dilihat pada ulangan harian pada Standar Kompetensi: 3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar: 3.1 Mendiskripsikan muatan listrik untuk memahami gejala-gejala listrik statis serta kaitannya dalam kehidupan sehari-hari pertemuan I, dan pertemuan II.

Hasil pengamatan tentang motivasi belajar siswa kelas IX C dalam mengikuti pembelajaran IPA sebelum dilakukan tindakan yang diukur dengan Hamzah B. Uno (2009: 23) terdiri dari: (1) keaktifan, (2) Kerjasamanya, (3) inisiatif, (4) krativitas (5) minat (6) semangat. Hasil pengamatan motivasi belajar siswa dapat diketahui bahwa keaktifan rata-rata 1,94 (kurang), kerjasama rata-rata 1,97 (kurang), inisiatif rata-rata 2,06(sedang), kreatifitas rata-rata 1,94 (kurang), minat rata-rata 1,94 (kurang), dan motivasi rata-rata 2,06 (sedang). Prestasi belajar IPA dari 33 siswa yang telah tuntas sebanyak 11 atau siswa 33,33%, dan 22 siswa atau 66,66% belum tuntas, dengan nilai tertinggi 82 dan nilai terendah 63, nilai rata-rata kelas baru mencapai 73,09. Berdasarkan test tertulis terhadap 33 siswa dengan KKM 78, hasilnya menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tes ulangan harian, jumlah siswa tuntas 11 atau 33.33%, belum tuntas 22 atau 66,67%, nilai tertinggi 82, nilai terendah 63, rata-rata nilai 73,09.

Data di atas menunjukkan bahwa kondisi proses belajar mengajar belum efektif, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap keaktifan, kerjasama, inisiatif, kreatifitas, minat, dan motivasi siswa selama proses pembelajaran. Demikian juga nilai prestasi hasil belajar siswa untuk hasil ulangan harian pada jumlah siswa tuntas, belum tuntas , nilai tertinggi, nilai terendah, dan rata-rata nilai. pada mapel IPA dari siswa kelas IX C semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 masih rendah.

Rendahnya rata-rata hasil belajar, dan rendahnya prosentase ketuntasan belajar tersebut disebabkan oleh karena peneliti belum menerapkan model pembelajaran dan metode pemebelajaran yang berpusat pada guru (Teaching Centered Learning), selain itu dalam proses pembelajaran peneliti belum memanfaatkan berbagai sumber belajar yang dibutuhkan siswa dengan efektif, sehingga dalam mengikuti pembelajaran siswa tidak termotivasi untuk mendengarkan penjelasan guru, dan siswa merasa jenuh. Melalui pembelajaran dengan ceramah ternyata siswa tidak diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, sehinga siswa tidak mampu memahami materi pembelajaran dengan baik.

Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, maka perlu dilakukan tindakan nyata berupa penerapan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa lebih berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Gallery Walk bervariasi, yaitu salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang pelaksanaannya menitikberatkan pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Pembelajaran ini diawali dengan membuat dan memposting pertanyaan, membentuk kelompok, menentukan peran dan kerjasama tim, menetapkan stan diskusi dan mulai berkomentar, berputar, presentasi, klarifikasi dan penarikan kesimpulan dibantu guru.

Melalui model pembelajaran ini memungkinkan kerjasama antar siswa dapat terbangun, siswa saling menguatakan pemahaman terhadap materi pembelajaran, membiasakan siswa untuk memiliki sikap saling menghargai dan mengapresiasi hasil belajar kawannya, selama proses pembelajaran berlangsung semua siswa diharuskan aktif secara fisik maupun mental, sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti pembalajaran. Selain itu melalui pengamatan secara bergantian, siswa terbiasa untuk menerima kritik dari siswa lain.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi tersebut merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi kelas, sehingga sangat tepat jika tindakan tersebut didesain dengan model penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu suatu penelitian dalam bentuk tindakan nyata untuk memperbaiki rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Sesuai dengan permasalahan, tindakan yang akan diambil, tempat dan waktu penelitian, maka penelitian ini mengambil judul: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Gallery Walk Bervariasi Kelas IX C Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 Di SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali.

Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Apakah melalui penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016?
  2. Apakah melalui penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016?
  3. Apakah melalui penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dapat meningkatkan nilai tertinggi pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016?
  4. Apakah melalui penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dapat meningkatkan nilai terendah pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016?
  5. Apakah melalui penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dapat meningkatkan nilai rata-rata pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016?
  6. Apakah melalui penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dapat meningkatkan jumlah siswa yang tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016?
  7. Apakah melalui penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dapat menurunkan jumlah siswa yang belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

  1. Untuk mengatahui peningkatan motivasi belajar IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016.
  2. Untuk mengatahui peningkatan hasil belajar IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016.
  3. Untuk mengatahui peningkatan nilai tertinggi pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016.
  4. Untuk mengatahui peningkatan nilai terendah pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016.
  5. Untuk mengatahui peningkatan nilai rata-rata pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016.
  6. Untuk mengatahui peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016.
  7. Untuk mengatahui penurunan jumlah siswa yang belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016?

Tujuan Khusus

  1. Untuk mengatahui proses dan hasil penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dalam meningkatkan motivasi belajar IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016.
  2. Untuk mengetahui proses dan hasil penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dalam meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016.
  3. Untuk mengatahui proses dan hasil penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dalam meningkatkan nilai tertinggi pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016.
  4. Untuk mengatahui proses dan hasil penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dalam meningkatkan nilai terendah pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016.
  5. Untuk mengatahui proses dan hasil penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dalam meningkatkan nilai rata-rata pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016.
  6. Untuk mengatahui proses dan hasil penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dalam meningkatkan jumlah siswa yang tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016.
  7. Untuk mengatahui proses dan hasil penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dalam menurunkan jumlah siswa yang belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Hakekat Pembelajaran IPA

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan Mata Pelajaran yang sangat penting. Bukti bahwa IPA merupan Mata Pelajaran yang penting banyak para pakar yang membuat definisi tentang IPA, definisi IPA tidak hanya dibuat oleh orang perorang tapi banyak juga kelompok atau group yang membuat definisi. Selain didefinisikan oleh beberapa kelompok bukti bahwa IPA merupakan Mata Pelajaran yang penting mulai tahun pelajaran 2008/2009 Mata Pelajaran IPA masuk salah satu Mata Pelajaran yang di Ebtanaskan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dalam bahasa Inggrisnya disebut Science yang mempunyai arti pengetahuan, lama kelamaan berkembang menjadi Natural Science. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan/eksperiman, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Mata Pelajran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (GBPP, 1993: 131)

Hakekat Metode Pembelajaran

Menurut Hamzah B. Uno (2009:16) metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Metode pembelajaran diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan. Menurut Wina Sanjaya (2006:147) metode pembelajaran adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang disusun dalam kegiatan agar tujuan tecapai secara optimal seperti yang diharapkan. Ahmadi dkk (2011:21) metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan guru dalam perencanaan pembelajaran. Penentuan metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran sangat menentukan berhasil tidaknya pembelajaran berlangsung.

Hakekat Metode Pembelajaran Gallery Walk

Metode gallery walk adalah bagian dari strategi-strategi pembelajaran yang ada pada model pembelajaran berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan) (Ismail, 2009: 73).Gallery walk (pameran berjalan) atau disebut juga galeri belajar merupakan suatu cara untuk menilai dan mengingat apa yang telah siswa pelajari (Melvin L. Silbermen, 2006: 274).

GalleryWalk (galeri belajar) merupakan suatu metode pembelajaran yang mampu mengakibatkan daya emosional siswa untuk menemukan pengetahuan baru dan dapat mempermudah daya ingat jika sesuatu yang ditemukan itu dilihat secara langsung. GalleryWalk juga dapat memotivasi keaktifan dan kreatifitas peserta didik dalam proses belajar, sebab bila sesuatu yang baru ditemukan berbeda antara satu dengan yang lainnya maka, dapat saling mempresentasikan atau mengkoreksi antara peserta didik, baik kelompok maupun antar peserta didik itu sendiri (Hisyam Zaini, 2007: 45).

Motivasi Belajar

Menurut Mc. Donald, yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks.Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.

Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.

Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B. Braphy (1986) mendefinisikan motivasi  suatu energi penggerak dan pengarah, yang dapat memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku. Ini berarti perbuatan seseorang tergantung motivasi yang mendasarinya.

Hakekat Prestasi Belajar Siswa

Menurut Nana Sudjana (2008: 3) menyatakan bahwa “penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu”. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran.

Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran darikecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007: 102). Menurut Sutartinah Tirtonagoro (2001: 43), “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.”

Kerangka Pemikiran

IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi. Ruang Lingkup mata pelajaran IPA di SMP menekankan pada pengamatan fenomena alam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, isu-isu fenomena alam terkait dengan kompetensi produktif dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi aspek-aspek: makhluk hidup dan proses kehidupan, benda/zat/bahan dan sifatnya, energi dan perubahannya, dan bumi dan alam semesta.

Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali yang dilaksanakan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning) terbukti tidak mampu mendorong siswa untuk belajar lebih aktiv, dalam proses pembelajaran siswa tidak dapat memahami materi pembelajaran dengan baik. Hasil pengamatan awal terhadap motivasi belajar siswa, menunjukkan sebagian besar siswa belum menunjukkan motivasi dalam mengikuti pembelajaran, demikian halnya dengan hasil belajar IPA dari 36 siswa, siswa yang tuntas sebanyak 11 (sebelas) siswa atau 33,33%, siswa yang belum tuntas sebanyak 22 (duapuluh dua) atau 66,67%.

Berdasarkan data awal tersebut dapat dikemukakan bahwa melalui metode pembelajaran yang berpusat pada guru, siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, dan siswa tidak dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki serta tidak dapat mengemukakan pendapatnya secara bebas, sehingga hal ini berdampak pada prestsai belajar siswa yang masih di bawah kreteria ketuntasan minimal (KKM), untuk itu perlu dilakukan upaya agar prestasi belajar siswa meningkat.

Salah satu metode yang memungkinkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar di krativitas siswa adalah metode Gallery Walk. Melalui metode Gallery Walk, memungkinkan siswa lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami materi pembelajaran dan pada akhirnya hasil belajar siswa dapat meningkat.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut.

  1. Melalui penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dapat meningkatkan motivasi belajar IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016, hingga mencapai kategori tinggi.
  2. Melalui penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016, minimal mencapai kategori baik.
  3. Melalui penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dapat meningkatkan nilai tertinggi pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016, minimal mencapai kategori baik
  4. Melalui penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dapat meningkatkan nilai terendah pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016, minimal mencapai kategori baik.
  5. Melalui penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dapat meningkatkan nilai rata-rata pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016, minimal kategori baik.
  6. Melalui penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dapat meningkatkan jumlah siswa yang tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016, minimal 29 siswa, atau minimal 87,88%.
  7. Melalui penerapan model pembelajaran gallery walk bervariasi dapat menurunkan jumlah siswa yang belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran IPA bagi siswa kelas IX C, SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali semester I Tahun pelajaran 2015/2016, minimal 4 siswa atau 12,12%.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2015 sampai dengan bulan Desember 2015. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas IX C SMP Negeri 4Ampel Satu Atap Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Kegiatan tindakan penelitian ini dilakukan di kelas IX C, karena peneliti mengajar di kelas tersebut. Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas IX CSMP Negeri 4Ampel Satu Atap Kabupaten Boyolalisemester 1 tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 33 siswa, terdiri dari laki-laki sejumlah 16 siswa, siswa perempuan sejumlah 17 seperti daftar terlampir, dipilihnya kelas IX C tersebut, dengan alasan pada ulangan harian Standar Kompetensi memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-haripada, K.D. 3.1, dan K.D. 3.2, ternyata klas tersebut prestasi dan motivasi belajarnya tergolong rendah dibanding dengan kelas lain.

Validasi Data

Makna validitas dalam PTK berbeda dengan validitas pada penelitian formal misalnya penelitian kuantitatif. Pada jenis penelitian ini validitas lebih ditekankan pada keajekan alat ukur sebagai instrumen penelitian. Pada PTK validitas itu adalah keajekan proses penelitian seperti yang disyaratkan dalam penelitian kualitatif. Kriteria validitas untuk penelitian kualitatif adalah makna langsung yang batasi oleh sudut pandang peneliti itu sendiri terhadap proses penelitian (Sanjaya 2009: 41).

Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif untuk data kwantitatif yaitu dengan membandingkan hasil pengamatan tentang motivasi belajar dan hasil tes kondisi awal (prasiklus) dengan setelah tindakan siklus I dan setelah tindakan siklus II, dari hasil pembandingan tersebut dilakukan refleksi dengan menarik kesimpulan untuk memperoleh data ada tidaknya peningkatan motivasi dan prestasi hasil belajar siswa, yang selanjutnya menentukan tindakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan anailsis kuantitatif, data hasil pengamatan tentang motivasi belajar dan hasil belajar, selanjutnya dilakukan analisis deskriptif kwalitatif yaitu dengan menarasikan hasil perbandingan data tersebut.

Indikator Kinerja

Setelah tindakan siklus II berakhir diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar sebagai berikut: Hasil belajar siswa dapat meningkat yang ditandai dengan nilai tertinggi 82 setelah proses tindakan awal menjadi 84 setelah proses siklus I dan meningkat lagi menjadi 88 setelah proses siklus II, Nilai terendah dapat meningkat dari 63 setelah proses tindakan awal menjadi 70 setelah proses siklus I dan meningkat lagi menjadi 80 setelah proses siklus II, Nilai rata-rata dapat meningkat dari 73,09 dari prasiklus meningkat pada siklus 1 menjadi 80, dan meningkat lagi pada siklus 2 sebesar 83. Jumlah siswa tuntas pada prasiklus dari 11 siswa (33,33%), meningkat pada siklus 1 dab siklus 2 menjadi 100%, siswa yang belum tuntas menurun dari prasiklus 22 (66,67%) pada prasiklus, menurun menjadi 0 siswa pada siklus 1 dan siklus 2. Indikator kinerja untuk proses pembelajaran. Kinerja proses pembelajaran diukur berdasarkan hasil pengamatan terhadap motivasi belajar siswa, yang ditandai dengan meningkatknya keaktifan, kerja sama, inisiatif, kreatifitas, minat, dan semangat dengan nilai rata-rata lebih dari 3,0 (kategori baik).

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan proses yang berkesinambungan yang direncanakan dalam dua siklus. Dalam setiap siklusnya, meliputi empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan tahap refleksi.

 

HASIL PENELITIAN

Kondisi Prasiklus

Pada kegiatan prasiklus, motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA cenderung masih sangat rendah. Rendahnya motivasi belajar siswa tersebut tercermin dari hasil pengamatan awal terhadap 33 siswa kelas IX C SMP Negeri 4 Satau Atap Boyolali, dengan nilai rata-rata sebesar 1,98 (kategori rendah). Hasil penilaian pada tiap-tiap indikator adalah sebagai berikut: keaktivan siswa rata-rata 1,94 (rendah), kerjasama rata-rata 1,97 (rendah), inisiatif rata-rata 2,05 (rendah), kreativitas rata-rata 1,94 (rendah), minat belajar rata-rata 1,94 (rendah), dan semangat rata-rata 2,06 (rendah).

Saat dilakukan ulangan harian, siswa yang tuntas baru mencapai 11 siswa (33,33%), siswa yang belum tuntas sebanyak 22 siswa (66,67%), nilai rata-rata sebesar 73,09, nilai tertinggi sebesar 82, dan nilai terendah sebesar 63. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa masih belum dapat mencapai kreteria ketuntasan belajar, dan secara keseluruhan hasil belajar masih tergolong kurang. Berdasrkan hasil pengamatan dan hasil belajar dapat diketahui bahwa pembelajaran IPA yang dilaksanakan dengan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan tidak mampu meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPA di kelas IX C SMP Negeri 4 Satu Atap Boyolali.

Kondisi Siklus I

Setelah dilakukan tindakan perbaikan dengan menerapkan metode gallery walk, terjadi perubahan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, dimana siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran secara keseluruhan meningkat meningakt menjadi 3,18 (kategori tinggi). Hasil penilaian pada tiap-tiap indikator adalah sebagai berikut: keaktivan siswa rata-rata 3,21(baik/tinggi), kerjasama rata-rata 3,24 (baik/tinggi), inisiatif rata-rata 3,12 (baik/tinggi), kreativitas rata-rata 3,18 (baik/tinggi), minat belajar rata-rata 3,15 (baik/tinggi), dan semangat rata-rata 3,18 (baik/tinggi).

Hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian seetelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode gallery walk sebanyak 2 (dua) pertemuan, terbukti jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat menjadi 33 siswa (100%), siswa yang belum tuntas tidak ada (0%), nilai rata-rata meningkat menjadi 79,03, nilai tertinggi sebesar 81, dan nilai terendah sebesar 78. Hal ini membuktikan bahwa melalui metode gallery walki dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hasil belajar IPA.

Kondisi Siklus II

Setelah dilakukan tindakan perbaikan dengan menerapkan metode gallery walk siklus II, motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat lagi dimana siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran secara keseluruhan meningkat meningakt menjadi 3,51 (kategori tinggi). Hasil penilaian pada tiap-tiap indikator adalah sebagai berikut: keaktivan siswa rata-rata 3,52(baik/tinggi), kerjasama rata-rata 3,48 (baik/tinggi), inisiatif rata-rata 3,55 (baik/tinggi), kreativitas rata-rata 3,45 (baik/tinggi), minat belajar rata-rata 3,55 (baik/tinggi), dan semangat rata-rata 3,52 (baik/tinggi).

Hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian seetelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode gallery walk sebanyak 2 (dua) pertemuan, terbukti jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 33 siswa (100%), siswa yang belum tuntas tidak ada (0%), nilai rata-rata meningkat menjadi 84,67, nilai tertinggi sebesar 89, dan nilai terendah sebesar 81. Hal ini membuktikan bahwa melalui metode gallery walki dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hasil belajar IPA.

Perbandingan Hasil pengamatan Motivasi belajar

Perbandingan motivasi belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan dengan setelah dilaksanakan tindakan siklus I, hasil observasi, secara keseluruhan motivasi belajar siswa mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata motivasi siswa dalam belajar setelah dilaksanakan pada prasiklus sebesar 1,98 (kurang), setelah dilaksanakan tindakan siklus I meningkat lagi menjadi 3,18 (tinggi). Peningkatan motivasi belajar siswa terjadi pada seluruh indikator.

Perbandingan motivasi belajar siswa siklus I dengan siklus II hasil observasi, secara keseluruhan motivasi belajar siswa mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata motivasi siswa dalam belajar setelah dilaksanakan tindakan siklus I sebesar 3,18 (tinggi), setelah dilaksanakan tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 3,52 (tinggi). Peningkatan motivasi belajar siswa terjadi pada seluruh indikator.

Setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan metode gallery walk sebanyak 2 (dua) kali yaitu siklua I dan siklus II, masing-masing siklus dilaksanakan 2 (dua) pertemuan, motivasi belajar siswa dari prasiklus (sebelum dilakukan tindakan) meningkat. Peningkatan terjadi pada seluruh aspek penilaian. Perbandingan motivasi belajar siswa dari prasiklus ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah pembelajaran IPA diterapkan dengan metode gallery walk, sebanyak 2 (dua) siklus masing-masing siklus dilaksanakan 2 (dua) pertemuan, motivasi belajar siswa meningkat dari 1.98, meningkat menjadi 3,51 (terjadi peningkatan sebesar 1,53).

Perbandingan Hasil Belajar IPA

Perbandingan hasil belajar IPS dari pra siklus ke siklus I dapat diketahui bahwa setelah pembelajaran dilaksanakan dengan metode gallelry walk jumlan siswa yang tuntas meningkat dari 11 menjadi 33 (terjadi peningkatan 12 siswa), jumlah siswa yang belum tuntas turun dari 22 menjadi tidak ada (0) atau berkurang sebanyak 22 siswa, nilai tertinggi meningkat dari 82 menjadi 83 (terjadi peningkatan 1), nilai terendah meningkat dari 63 menjadi 78 (terjadi peningkatan 5) nilai rata-rata meningkat dari 73,09 menjadi 79,55 (meningkat 6,45).

Setelah pembelajaran IPA dilaksanakan dengan metode gallelry walk siklus II sebanyak 2 (dua) pertemuan, hasil belajar IPA meningkat. Perbandingan hasil belajar IPA dari siklus I ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah pembelajaran dilaksanakan dengan metode gallelry walk siklus II, jumlah siswa yang tuntas tetap 33 artinya tidak terjadi penurunan, jumlah siswa yang belum tuntas tetap tidak ada, nilai tertinggi meningkat dari 83 menjadi 93 (terjadi peningkatan 10), nilai terendah meningkat dari 78 menjadi 80 (terjadi peningkatan 2) nilai rata-rata meningkat dari 80 menjadi 85,36 (meningkat 6).

Perbandingan hasil belajar IPA dari prasiklus ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah pembelajaran dilaksanakan dengan metode gallelry walk siklus II, jumlah siswa yang tuntas tetap 33 artinya tidak terjadi penurunan, jumlah siswa yang belum tuntas tetap tidak ada, nilai tertinggi meningkat dari 82 menjadi 93 (terjadi peningkatan 11), nilai terendah meningkat dari 63 menjadi 80 (terjadi peningkatan 17) nilai rata-rata meningkat dari 73,09 menjadi 85,36 (meningkat 12,27).

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil peneltian dan pembahasan, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa kelas IX C SMP Negeri 4 Satu Atap Ampel setelah pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan metode gallery walk, dapat dismpulkan sebagai berikut.

Proses pembelajaran yang ditinjau dari motivasi belajar siswa, setelah penerapan model pembelajaran Gallery Walk bervariasi terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, hal ini terlihat dari hasil pengamatan sebelum dilaksanakan tindakan (prasikus), siklis I, dan siklus II sebagai berikut: Keaktifan: Prasiklus 1.94 (kurang), setelah dilakukan tindakan siklus I meningkat menjadi 3.21 (baik), setelah dilakukan tindakan siklus II meningkat lagi menjadi 3,52. Kerjasama: Rata-ratanya dari Prasiklus 1.97 (kurang), meningkat menjadi 3.24 (baikpada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 3.48(baik). Inisiatif: Rata-ratanya dari Prasiklus 2.06 (cukup), meningkat menjadi 3,12 (baik) pada siklus I dan meningkat lagi pada silus II menjadi 3.55(baik). Kreatif: Rata-ratanya dari Prasiklus 1.94 (cukup), meningkat menjadi 3.18 (baik), pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 3.45 (baik) atau 3.33% pada Siklus II. Minat: Rata-ratanya dari Prasiklus 1.94(kurang), meningkat menjadi 3.15(baik), pada siklus I dan meningkat lagi setelah dilakukan tindakan siklus IImenjadi 3.55(baik). semangat: Rata-ratanya dari Prasiklus 2.06 (cukup), meningkat menjadi 3.18 (baik), pada siklus I dan meningkat lagi setelah dilakukan tindakan siklus II menjadi 3.52 (baik).

Hasil Belajar

Dengan menerapkan model pembelajaran Gallery Walk bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas XI C. Semester 1 SMP Negeri 4 Ampel Satu Atap Boyolali tahun 2015/2016 standar kompetensi “Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari” yang ditunjukkan dengan meningkatkan jumlah siswa yang tuntas, berkurangnya siswa yang belum tuntas, meningkatkan nilai tertinggi, meningkatknya nilai terendah, dan meningkatnya nilai rata-rata sebagai berikut: Siswa Tuntas: dari Prasiklus 11 siswa, meningkat menjadi 33 siswa atau 100% pada siklus I dan Siklus II. Siswa Belum Tuntas: dari Prasiklus 22 siswa, menurun menjadi 0 siswa atau 100% pada siklus I dan Siklus II. Nilai Tertinggi: dari Prasiklus 82, meningkat menjadi 83 pada siklus I dan meningkat lagi setelah dilakukan tindakan II menjadi 93. Nilai Terendah: dari Prasiklus 63, meningkat menjadi 78, pada siklus I dan meningkat lagi setelah dilakukan tindakan siklus II menjadi 80. Rata-rata Nilai: dari Prasiklus 73.09 meningkat menjadi 79.55, pada siklus I dan meningkat lagi setelah dilakukan tindakan siklus II menjadi 85,36.

Saran

  1. Untuk Kepala Sekolah

Sebaiknya kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada guru agar pelaksanaan pembelajaran diterapkan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning), selain itu sebaiknya guru diberi motivasi agar berani mencoba menerapkan model-model pembelajaran selain Gallery walk dalam proses pembelajaran, sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.

  1. Untuk Guru

Sebaiknya metode pembelajaran ini dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain, dan bila memungkinkan mencoba untuk menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya.

  1. Untuk Siswa

Sebaiknya dalam mengikuti pembelajaran, setiap siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, dan berupaya untuk mengembangkan motivasi dalam dirinya dengan menunjukkan sikap aktif dalam mengikuti pembelajaran, menunjukkan kerjasama, berinisiatif, kreativ, menunjukkan minat belajar yang tinggi, dan semangat belajar yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dkk, 2011, Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Brophy, Jare E. dan Thomas L.Good, 2004. Educational Psychology A Realistic Approach. New York: Longman.

Hamzah B Uno. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Ismail, SM, 2009, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem, Semarang: Rasail Media Group

Melvin L. Silbermen, 2006, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Penerbit Nusa Media

Nana Sudjana, 2008, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya.

Nana Syaodih Sukmadinata, 2007, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Oemar Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sardiman A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Sutartinah Tirtonegoro, 2001, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Gramedia.

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Zaini, Hisyam, 2007, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Center For Teaching Staff Develofment.