PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENULIS KARANGAN

MELALUI METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI BANGGI KECAMATAN KALIORI KABUPATEN REMBANG

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Sri Yulistyani

Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri Banggi

ABSTRAK

Pembelajaran menulis karangan berdasarkan pengalaman siswa mengalami kesulitan dalam penggunaan ejaan dan pilihan kata. Berdasarkan rata-rata nilai hasil ulangan pada materi menulis karangan memperoleh nilai di atas 68 (KKM) hanya 8 siswa atau 35% dan 15 siswa atau 65% nilai di bawah 68 (KKM), sedangkan rata-rata kelas 63,74. Oleh karena itu, guru berupaya mengubah metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia. Alternatifnya adalah menggunakan metode field trip. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis karangan berdasarkan pengalaman melalui metode field trip. Subjek dari penelitian ini adalah iswa kelas V SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa 23 yang terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Dalam penelitian ini ditempuh 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data tes diambil dari tes tulis. Data non tes diambil dengan lembar pengamatan dan jurnal refleksi. Tolok ukur keberhasilannya adalah bila rata-rata kelas tes hasil belajar mencapai 75,0 dan 75 % siswa mencapai ketuntasan klasikal. Hasil penelitian 2 siklus menunjukkan peningkatan hasil belajar. Siklus I ketuntasan belajar meningkat 60% yaitu 14 siswa tuntas dan 40% atau 9 siswa belum tuntas. Pada siklus II meningkat 87% atau 20 siswa tuntas dan 13% atau 3 siswa belum tuntas. Simpulan penelitian ini adalah penggunaan metode field trip dapat meningkatkan prestasi belajar menulis karangan berdasarkan pengalaman pada siswa kelas V SDN Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang, semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.

Kata Kunci: prestasi belajar, menulis karangan, metode field trip


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar mencakup empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu keterampilan menyimak/mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa itu saling terkait satu sama lain yang dapat memberi manfaat bagi siswa. Seandainya seorang siswa tidak memiliki keterampilan berbahasa yang memadai, maka siswa tersebut akan mengalami hambatan dalam menerima pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebudayaan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna dan diwariskan kepada generasi muda apabila manusia tidak memiliki keterampilan menulis.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Melalui menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan ide, gagasan, pendapat, pemikiran, perasaan, daya imajinasi, dan kreativitas siswa. Selain itu, juga dapat menumbuhkan keberanian, mendorong kemauan, kemampuan mengumpulkan informasi.

Pembelajaran menulis di kelas V bertujuan antara lain untuk memahami isi cerita dan melengkapi cerita, menyusun pokok-pokok pikiran menjadi sebuah paragraf, menulis karangan berdasarkan pengalaman, menulis puisi dan memparafrasekan puisi, menulispidato, surat pribadi, dan resmi, membuat percakapan. Teknik pembelajaran menulis dapat dilakukan di dalam (indoor) dan di luar kelas (outdoor) yang diupayakan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam menulis.

Kenyataan yang ada di lapangan selama ini banyak pembelajaran menulis yang terjadi dikelas V SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang masih dilakukan secara konvensional. Berdasarkan rata-rata nilai ulangan harian yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang pada materi menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan rata-rata kelas hanya mencapai 63,74 di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal 68 (KKM). Tuntas klasikal mencapai 35% atau hanya 8 siswa dari 23 siswa kelas V.

Analisis masalah diperoleh kemungkinan penyebab permasalahan adalah 1) Saat memberikan materi, guru hanya menggunakan metode ceramah, 2) Guru menggunakan media gambar beberapa objek wisata, foto- foto kegiatan siswa di sekolah, dan pemutaran CD wisata ke suatu tempat tertentu, tetapi ada sebagian besar siswa yang belum pernah berwisata atau mengunjungi tempat tersebut, 3) Guru tidak memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk mengunjungi tempat atau berkeliling sekitar lingkungan sekolah.

Dari beberapa masalah yang ada, guru mengadakan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang sudah terlaksana, dari hasil refleksi tersebut permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan cara penggunaan metode field trip sesuai kondisi siswa sehingga memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam proses pembelajaran.

Rumusan Masalah

Bagaimana upaya meningkatkan siswa kelas V SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang pada materi Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman melalui metode filed trip?

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum dari penelitian yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia materi Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman di SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang.

2. Meningkatnya hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman dengan Memperhatikan Pilihan Kata dan Penggunaan Ejaan dengan menerapkan metode field trip.

KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori

Menulis dapat dianggap sebagai proses ataupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Sebenarnya, kegiatan menulis yang menghasilkan sebuah tulisan sering manusia lakukan, misalnya mencatat pesan ataupun menulis memo untuk teman atau membalas pesan singkat dari teman lewat handpon. Akan tetapi, menulis yang dalam hal ini lebih luas pengertiannyadaripada sekedar melakukan perbuatan seperti telah disebutkan tadi.

Dilihat prosesnya, menulis mulai dari sesuatu yang tidak tampak sebab apa yang hendak kita tulis masih berbentuk pikiran, bersifat sangat pribadi. Jika penulis adalah seorang siswa, guru hendaknya belajar merasakan kesulitan yang sering dihadapi ketika menulis. Guru yang memahami kesulitan yang sering dihadapi siswanya ketika menulis akan berpendapat bahwa menulis karangan itu tidak harus sekali jadi. Adakalanya sebuah kalimat telah selesai ditulis, tetapi kelanjutannya sulit didapat. Jika ini terjadi, maka sebagai guru dapat menyarankan agar siswa mengubah arah atau tujuan tulisannya.

Dilihat dari prosesnya, pembelajaran menulis menuntut kerja keras guru untuk membuat pembelajarannya di kelas menjadi kegiatan yang menyenangkan sehingga, siswa tidak merasa “dipaksa” untuk dapat membuat sebuah karangan, tetapi sebaliknya, siswa merasa senang karena diajak guru untuk mengarang atau menulis.

Tahapan menulis meliputi kegiatan prapenulisan (prewriting), tahap penulisan (writing), tahap pasca penulisan (post-writing). Dalam tahap pra penulisan terdapat aktivitas memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang diperlukan, serta mengorganisasian ide atau gagasan dalam bentuk kerangka karangan. Beberapa pertimbangan dalam menentukan topik karangan yaitu, kemanfaatan, kemenarikan, dan fisibilitas (kelayakan dapat dikerjakan).

Sedangkan dalam tahap penulisan, setelah langkah-langkah dalam tahap pra penulisan telah terpenuhi, selanjutnya harus mengetahui struktur karangan, yaitu bagian awal karangan berfungsi untuk memperkenalkan dan sekaligus menggiring pembaca terhadap pokok tulisan penulis. Bagian ini sangat menentukan pembaca untuk melanjutkan kegiatan membacanya. Upayakan awal karangan semenarik mungkin. Pada bagian isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan, seperti ilustrasi, informasi, bukti, atau alasan. Terakhir bagian akhir karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui perangkuman atau penekanan ide-ide penting. Bagian ini berisi simpulan dan dapat ditambah rekomendasi atau saran bila diperlukan.

Syafi’i (dalam Nurchasanah, 2004) membagi menulis permulaan menjadi dua tahap, yaitu tahap prapenulisan dan tahap penulisan. Tahap prapenulisan melatih siswa untuk membiasakan diri bersikap yang baik dan tepat dalam menulis, misalnya sikap duduk yang benar, pengaturan jarak mata dengan tangan yang tepat pada waktu menulis, cara membuka buku yang tepat, dan belajar membuat berbagai macam garis yang memungkinkan siswa untuk menulis dengan tepat.

Kegiatan dalam tahap penulisan antara lain: menjiplak, menyalin, menatap, menyusun, melengkapi, menulis halus, dikte, mengarang, teknik dalam pembelajaran menulis antara lain: menyusun kalimat, memperkenalkan karangan, meniru model, karangan bersama, mengisi, menyusun kembali, menyelesaikan cerita, menjawab pertanyaan, meringkas bacaan, parafrase, reka cerita gambar, memerikan, mengembangkan kata kunci, mengembangkan kalimat topik, mengembangkan judul, mengembangkan peribahasa, menulis surat, menyusun dialog, dan menyusun wacana.

Selanjutnya dalam tahap pasca penulisan merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan yang penulishasilkan. Kegiatannya penyuntingan (editing) dan perbaikan (revisi). Adapun revisi atau perbaikan lebih mengarah pada pemeriksaan dan perbaikan isi karangan. Dalam kegiatan penyuntingan dan perbaikan karangan dapat dilakukan dengan membaca keseluruhan karangan, menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberi cacatan bila ada hal yang harus diganti, ditambahkan, disempurnakan; serta melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan.

Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis. Dilihat dari keluasan dan keterinciannya, gagasan dalam karangan memiliki jenjang (hierarki) dan secara berjenjang pula gagasan itu dapat diungkapkan dalam dan dengan berbagai unsur bahasa. Sehingga kemampuan mengarang adalah kemampuan untuk menuangkan gagasan dalam dan dengan karangan.

Perancangan karangan menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2009) meliputi 1) Penentuan Topik Karangan, 2) Penentuan Tujuan Penulisan, 3) Penyusunan Rancangan Karangan.

Metode field trip bagi anak berarti memperoleh kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi, atau mengkaji sesuatu secara langsung (Hildebrand dalam Isjoni 2010: 89). Field trip juga berarti membawa anak ke oBjek-objek tertentu sebagai pengayaan pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin diperoleh anak di dalam kelas (Welton dan Maltoon dalam Isjoni 2010: 89). Melalui field tripsebagai metode pembelajaran anak didik dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud belajar (Sagala 2011: 214).

Teknik pelaksanaan field trip adalah dengan melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan dan narasumber yang terkait. Dengan demikian, pendekatan pembelajaran yang digunakan merupakan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centeredapproaches). Di Indonesia, field trip juga dikenal dengan metode karyawisata/widyawisata /study tour /out bond /studi lapangan. Akan tetapi, perlu disadari bahwa field trip tidak berarti harus dilakukan ketempat jauh, dengan waktu yang lama, biaya transportasi dan perlengkapan yang lengkap, tetapi dapat dilakukan pada lingkungan alam sekitar sekolah (Sudjana 2010: 87).

Sebelum field trip dilaksanakan sebagai metode pembelajaran, hal-hal perlu diperhatikan menurut Mulyasa dalam Asmani (2010:151), antara lain 1) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar, 2) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah, 3) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai pedagogis, 4) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam field trip menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, 5) Membuat dan mengembangkan program field trip secara logis dan sistematis, 6) Melaksanakan field trip sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif, 7) Menganalisis apakah tujuan field trip telah tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberi surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat laporan field trip dan catatan untuk bahan field trip yang akan datang.

Kerangka Pikir

Salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, khususnya pada materi Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman dengan Memperhatikan pilihan Kata dan Penggunaan Ejaan, yaitu diperlukan metode pembelajaran yang dapat merangsang siswa agar leluasa mengekspresikan ide gagasan, menumbuhkan minat dan motivasi belajarnya.

Peneliti mencoba menggunakan metode field trip. Dengan menggunakan metode field trip, diharapkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman.

Hipotesis

Melalui metode field trip, maka pembelajaran Bahasa Indonesia materi Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman dengan Memperhatikan Pilihan Kata dan Penggunaan Ejaan pada siswa kelas V SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang dapat meningkat.

METODOLOGI PENELITIAN

Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 23 siswa yang terdiri atas 12 laki-laki dan 11 perempuan.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian menurut Arikunto, dkk. (2009: 16).

Dalam tahap perencanaan, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, dan bagaimana tindakan itu dilakukan (Arikunto dkk.:17). Kegiatan dalam perencanaan meliputi: mengidentifikasi masalah, mendiagnosis masalah dan menentukan guru mitra; menentukan KD yang akan diajarkan; merancang rencana kegiatan pembelajaran sesuai materi, merancang media dan menentukan sumber belajar; menetapkan kriteria penilaian; menyusun instrument tes performansi, lembar pengamatan untuk aktivitas belajar siswa, dan performansi guru.

Pada tahap pelaksanaan peneliti harus berusaha menetapkan tindakan sesuai perencanaan, sehingga kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan semula.

Adapun hal- hal yang diamati adalah aktivitas dan hasil belajar siswa serta performansi guru. Pengamatan hasil belajar siswa yang dilakukan melalui tes performansi yang dilakukan oleh peneliti, sedangkan dalam pengamatan aktivitas siswa, peneliti dibantu oleh guru mitra. Pengamatan terhadap performansi guru dalam pembelajaran dilakukan oleh guru mitra.

Refleksi digunakan oleh peneliti untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilakukan sudah berjalan dengan baik atau belum. Hal ini juga untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan menggunakan metode field trip.

Hasil refleksi ini digunakan oleh peneliti sebagai bahan acuan untuk menentukan tindakan selanjutnya. Apabila masih ditemukan beberapa kekurangan maka hasil refleksi ini akan digunakan sebagai bahan acuan untuk menyusun perencanaan pada siklus yang baru. Apabila hasil refleksi menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran maka tidak perlu menambah siklus lagi.

Sumber Data dan dan Cara Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah 1) Siswa kelas V SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang, 2) Dokumen nilai- nilai siswa kelas V SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang, merupakan bagian dari sumber data yang diperoleh peneliti. Dokumen ini berupa daftar nilai pra siklus siswa kelas V SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang.

Cara Pengumpulan Data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah 1) Teknik tes, dilakukan melalui tes performansi pada pembelajaran materi menulis karangan berdasarkan pengalaman akan dilihat melalui tes performansi pada akhir setiap siklus, 2) Teknik non tes melalui observasi dan dokumentasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan kompetensi dasar menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan pada siswa kelas V SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang semester 2 hasil belajar yang diperoleh kurang memuaskan. KKM Bahasa Indonesia kelas V yaitu 68 (enam puluh delapan). Dari jumlah siswa di kelas tersebut sebanyak 23 siswa, diperoleh 8 siswa mendapatkan nilai diatas 68, sedangkan yang memperoleh nilai dibawah 68 sebanyak 15 siswa. Dengan presentase ketuntasan 35% untuk siswa yang tuntas dan 65% untuk siswa yang belum tuntas.

Secara umum pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan metode field trip berhasil dengan baik. Keberhasilan itu ditandai adanya peningkatan hasil evaluasi maupun aktivitas siswa setiap siklus pembelajaran. Sehingga siswa Kelas V SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupatan Rembang pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 memilki hasil belajar yang baik

PENUTUP

Kesimpulan

1. Penggunaan metode field trip ternyata berhasil meningkatkan kemampuan menulis karangan berdasarkan pengalaman pada siswa kelas V SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang, terbukti dengan meningkatnya hasil nilai belajar menulis karangan yang dilakukan oleh siswa pada siklus I dan siklus II..

2. Aktivitas siswa dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan, pada siklus I presentase yang diperoleh adalah 69% dengan kriteria baik. Siklus II presentase yang diperoleh adalah 89% dengan kriteria tinggi.

Saran

1. Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan menarik, seperti menggunakan metode field trip dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan berdasarkan pengalaman, sehingga diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna, kreatif, efektif, dan menyenangkan, tidak pernah berhenti dan selalu menggali potensi keterampilan menulis dalam diri siswa agar proses keterampilan menulis tidak berhenti hanya pada menulis karangan berdasarkan pengalaman saja, tetapi pada jenis keterampilan menulis lainnya.

2. Siswa diharapkan dapat memiliki motivasi dan semangat dalam menerima materi pelajaran Bahasa Indonesiapada keterampilan menulis karangan berdasarkan pengalaman yang disampaikan oleh guru, dapat terus mengembangkan keterampilan menulis tidak sebatas pada menulis karangan berdasarkan pengalaman saja, tetapi jenis dan bentuk tulisan lainnya, memilki sumber pustaka guru yang dapat dijadikan kajian teori dan empiris bagi penelitian guru, memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi guru untuk berekspresi dan beraktualisasi diri dalam pengembangan kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

(n.d). Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Online. http://www. Ziddu. Com/download/ 9731771/ uu-20-2003-sisdiknas.pdf.html ( diakses pada 20/ 12/2012).

Aqib, Zainal dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Dan Inovatif. Jogyakarta: Diva Press.

BSNP. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah dan zain. 2010. Profesionalisasi Dan Etika Profesi Guru. Bandung: Rineka Cipta.

Santoso, Puji, dkk. 2012. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Tangerang Selatan.: Universitas Terbuka.

Kurikulum SD Negeri Banggi Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2013/2014 (KTSP)