UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA JAWA

MATERI MEMBUAT TEMBANG MACAPAT

MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TANYA JAWAB

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PURWOREJO

KEC. KALIORI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Rusyanti Sri Hastuti

Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa di Kelas IV SD Negeri Purworejo

ABSTRAK

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran Tanya Jawab? (b) Bagaimanakah pengaruh metode metode pembelajaran Tanya Jawab terhadap motivasi belajar siswa? Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran Tanya Jawab. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkannya metode metode pembelajaran Tanya Jawab. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas Kelas IV di SD Negeri Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I sampai siklus III yaitu, pra siklus (26,32%), siklus I (63,16%), siklus II (100%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode demonstrasi dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa Kelas.IV. di SD Negeri Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014 serta metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran bahasa Indonesia.

Kata Kunci: Methode Tanya Jawa, Kemampuan melakukan tembang Macapat


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Di sekolah saat ini, pendidikan menunjukkan indikasi bahwa pola pembelajarannya makin bersifat teacher centered. Kecenderungan pembelajaran demikian, mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran sehingga prestasi belajar yang dicapai tidak optimal. Hasil penelitian Yoyok (1999) tentang interaksi kelas menunjukkan bahwa 95% interaksi kelas dikuasai oleh guru. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan oleh guru dalam interaksi kelas berupa pertanyaan-pertanyaan dalam kategori kognisi rendah.

Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah model metode pembelajaran Tanya Jawab. Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di mana guru melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievalusi oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Jawa materi Membuat Tembang Macapat Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Tanya Jawab Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan Kaliori. Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran Tanya Jawab?

2. Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran Tanya Jawab terhadap motivasi belajar siswa?

Tujuan Penelitian

1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran Tanya Jawab.

2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran Tanya Jawab.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berusaha tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 1996:14).

Soetomo (1993:68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993:120).

Pasal 1 Undang –undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Metode Tanya Jawab

Kata “diskussi” berasal dari bahasa Latin yaitu: “discussus” yang berarti “to examine; “investigate” (memeriksa, menyelidik). Discutstre” berasal dari akar kata dis + cuture. “Dis” artinya terpisah “cuture” artinya menggoncang atau memukul “(to shake atau strike), kalau diartikan maka discuture ialah suatu pukulan yang dapat memisahkan sesuatu. Atau dengan kata lain membuat sesuatu itu jelas dengan cara memecahkan atau menguraikan sesuatu tersebut (to clear away by breaking up or cuturing).

Dalam pengertian yang umum, Tanya Jawab ialah suatu proses yang melibatkan dua atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan Baling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi (information sharing), mempertahankan pendapat (self maintenance), atau pemecahan masalah (problem solving).

Bentuk-bentuk Tanya Jawab dalam Kegiatan Belajar­ Mengajar

1. The social problem meeting

Para peserta didik berbincang-bincang memecahkan masalah sosial di kelasnya atau di sekolahnya dengan harapan, bahwa setiap peserta didik akan merasa “terpanggil” untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti misalnya hubungan antar peserta didik, hubungan peserta didik dengan guru atau personal sekolah Iainnya, peraturan­peraturan di kelas/sekolah, hak-hak dan kewajiban peserta didik dan sebagainya.

2. The open-ended meeting

Para peserta didik berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari, dengan kehidupan mereka di sekolah, dengan segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar mereka, dan sebagainya.

3. The educational-diagnosis meeting

Para peserta didik berbincang-bincang mengenai pelajaran di kelas dengan maksud untuk salino mengoreksi pemahaman mereka atas. pelajaran yang telah diterimanya agar masing-rnasing anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik/benar.

Hasil Belajar

Hasil belajar siswa adalah nilai yang diperoleh siswa selama kegiatan belajar mengajar. Belajar diartikan sebagai gejala perubahan tingkah laku yang relatif permanen dari seseorang dalam mencapai tujuan tertentu De Cecco (dalam Witjaksono, 1985:6). Menurut Gagne (dalam Witjksono, 1985:6) belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam disposisi atau kapabilitas seseorang, dalam kurun waktu tertentu, dan bukan semata-mata sebagai proses pertumbuhan. Pendapat senada juga diutarakan oleh Susanto (1991:1) yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana otak atau pikiran mengadakan reaksi terhadap kondisi-kondisi luar dan reaksi itu dapat dimodifikasi dengan pengalaman-pengalaman yang dialami sebelumnya. Melalui proses belajar anak dapat mengadaptasikan dirinya pada lingkungan hidupnya. Adaptasi itu dapat berupa perubahan pikiran, sikap, dan ketrampilan.

Hasil belajar yang diukur pada pembelajaran yang berlandaskan kurikulum 2004 meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Maka guru tidak hanya menilai siswa dari aspek intelektual tetapi kemampuan sosial, sikap siswa selama proses belajar mengajar serta keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran juga dinilai oleh guru. Siswa yang telah mengalami pembelajaran diharapkan memilki pengetahuan dan ketrampilan baru serta perbaikan sikap sebagai hasil dari pembelajaran yang telah dialami siswa tersebut. Pengukuran hasil belajar bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dalam menyerap materi. Sebaiknya hasil belajar yang telah dinilai oleh guru diberitahukan kepada siswa agar siswa mengetahui kemajuan belajar yang telah dilakukannya serta kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Penilaian hasil belajar pada akhirnya sebagai bahan refleksi siswa mengenai kegiatan belajarnya dan refleksi guru terhadap kemampuan mengajarnya serta mengevaluasi pencapaian target kurikulum.

Kerangka Berpikir

Untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas dan kemampuan melakukan tembang macapat maka perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menerapkan methode pembelajaran Tanya jawab pada Siklus I tanpa bimbingan guru dan siklus II menggunakan methode Tanya jawab dengan bimbingan guru. Dengan tindakan yang berbeda dari siklus I ke siklus II diharapkan aktivitas dan kemampuan melakukan tembang macapat dapat meningkat.

Kondisi akhir diduga dengan menggunakan method pembelajaran Tanya jawab dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan melakukan tembang macapat pada siswa Kelas V SD N Purworejo semester I tahun pelajaran 2013/2014.

Hipotesis Tindakan

Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas IV SD N Purworejo Kecamatan Kaliori menggunakan metode Tanya Jawab dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas IV SD N Purworejo akan lebih baik dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

Penelitian ini bertempat di Kelas IV SD N Purworejo tahun pelajaran 2013/ 2014. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester gasal 2013/ 2014. Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas IV pada pokok bahasan Mendengarkan Tembang Gambuh.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Silabus, 2) Rencana Pelajaran (RP), 3) Lembar Kegiatan Siswa, 4) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar, 5) Tes formatif.

Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pembelajaran Tanya Jawab, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif

Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Hasil nilai ulangan harian Bahasa Jawa sebelum diadakan penelitian pada siswa kelas IV SD N Purworejo tahun pelajaran 2013/2014 ada 14 siswa (73,68%) yang dinyatakan belum tuntas, dengan nilai siswa terendah 50, nilai tertinggi 70 dan nilai rata-rata kelas 61.

2. Deskripsi Siklus I

Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran, LKS, soal tes formatif, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2014 di kelas IV dengan jumlah siswa 19 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Dengan menerapkan metode pembelajaran Tanya Jawab diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,95 dan ketuntasan belajar mencapai 63,16% atau ada 12 siswa dari 19 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 hanya sebesar 36,84% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode metode pembelajaran Tanya Jawab.

3. Deskripsi Siklus II

Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 Pebruari di kelas IV dengan jumlah siswa 19 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 80,53 dan ketuntasan belajar mencapai 100 % atau ada 19 siswa dari 19 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan yang lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode metode pembelajaran Tanya Jawab.

Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Tanya Jawab memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari pra sklus, sklus I, dan II) yaitu masing-masing 26,32%, 63,16 %, dan 100%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode pembelajaran Tanya Jawab dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Jawa pada bahasan mengarang yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan Tanya Jawab antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah metode pembelajaran Tanya Jawab dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Pembelajaran dengan demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pra siklus (26,32%), siklus I (63,16%), siklus II (100%).

2. Penerapan metode metode pembelajaran Tanya Jawab mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode metode pembelajaran Tanya Jawab sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

Saran

1. Untuk melaksanakan model demonstrasi memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model demonstrasi dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakuakan di SD Negeri Purworejo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2013/2014 Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakuakan di SD Negeri Purworejo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2013/2014.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.

Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.

Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.

Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.