PENINGKATAN PRESTASI SISWA

MELALUI LATIHAN AKSELERASI MATERI LARI 60 METER

DI SDN 1 TODANAN PADA SISWA KELAS VI B SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Siti Rochmawati

SD Negeri 1 Todanan Kecamatan Todanan Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan model pembelajaran latihan ekselerasi dapat meningkatkan prestasi lari 60 meter, untuk mengetahui latihan ekselerasi lebih baik di bandingkan dengan pendekatan konvensional. Populasi adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Todanan Kecamatan Todanan Kabupaten Blora tahun 2018/2019, sejumlah 20 siswa. SAmpel diambil dengan teknik randomizet control group design dengan 20 siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Tujuan utama penelitian tindakan elas adalah untuk memperbaiki praktik (proses dan hasil) pembelajaran jasmani. Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan. Selanjutnya dapat disimpulkan sebagai berikut latihan akselerasi dapat meningkatkan prestasi lari 60 meter pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Todanan Kecamatan Todanan Kabupaten Blora dengan hasil tes pada siklus 1 menunjukkan rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 78 dengan persentase ketuntasan sebesar 60 5, selanjutnya meningkat pada siklus 2 dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 80 dan persentase ketuntasan sebesar 100%. Metode akseerasi sangat berpengaruh pada peningkatan prestasi olahraga atletik lari 60 m terjadi pada pembelajaran siklus ke siklus II dengan peningkatan yang signifikan dari hasil tes dari 20 anak yang termasuk tuntas anak yang termasuk tuntas anak batas KKM 9,60 detik waktu yang ditentukan.

Kata kunci: prestasi siswa, latihan akselerasi, lari

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Realita yang terjadi di lapangan, kecepatan lari siswa di SD N 1 Todanan khususnya di cabang lari 60 meter belum menunjukan prestasi yang memuaskan. Lari 60 meter merupakan lari jarak pendek yang menempuh jarak antara 50 meter sampai dengan 400 meter. Daya tahan aerobic dan anaerobic ini merupakan salah satu unsur yang dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi di setiap cabang olahraga,termasuk pada cabang atletik khususnya nomor lari 60 meter. Lari mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, maka ditentukan atau diperlakukan metode, program dan strategi pendekatan latihan yang lain pula. Nomor lari jarak pendek lebih dominan memerlukan daya tahan anaerobic dari pada daya tahan mengarah pada terciptanya daya tahan anaerobic yang tinggi.

Lari merupakan aktivitas yang digunakan hampir semua cabang olahraga sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Aktivitas yang dilakukan dengan beban tertentu akan menghasilkan daya tahan baik aerobic dan anaerobic. Sepengetahuan peneliti pada SD N 1 Todanan Kecamatan Todanan tersebut prestasi lari 60 meter sangat menurun sekali, oleh karena itu peneliti ingin meningkatkan prestasi lari 60 meter dengan mnggunakan latihan akselerasi. latihan yang terprogram adalah latihan yang memiliki tujuan yang jelas, materinya sesuai dengan nomor olahraga yang dilatih, waktunya juga jelas.

.Berdasarkan berbagai pertimbangan yang melatar belakangi permasalahan tersebut, maka adanya penelitian yang berkaitan dengan pengaruh latihan akselerasi terhadap lari 60 meter. Pemilihan metode ini didasarkan pada pemakaian sistem energi paling dominan pada lari 60 meter yang harus mengeluarkan seluruh tenaga dalam waktu kurang dari 30 detik, sistem energi yang diperlukan adalah ATP-PC. Mengacu latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas menggunakan judul Peningkatan Prestasi Siswa Melalui Latihan Akselerasi Materi Lari 60 Meter di SDN 1 Todanan Pada Siswa Kelas VIB Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:Bagaimana latihan akselerasi dapat meningkatkan prestasi siswa pada lari 60 meter bagi siswa kelas VI B Semester I SDN 1 Todanan tahun pelajaran 2018/2019?”.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain: dengan model pembelajaran latihan akselerasi dapat meningkatkan prestasi lari 60 meter, latihan akselerasi lebih baik dibandingkan dengan pendekatan konvensional

Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini antara lain: (1) sebagai bahan informasi khususnya kepada pelatih atletik dan guru olahraga tentang teknik dasar atletik dalam peningkatan prestasi atlet; (2) dapat memberikan informasi ada atau tidak pengaruh latihan akselerasi terhadap lari 60 meter; (3) dapat digunakan untuk memilih calon atlet sprint secara tepat; (4) dapat digunakan sebagai bahan menyusun bentuk latihan untuk meningkatkan prestasi lari 60 meter.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kajian Teori

Prestasi

Pretasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005;895) antara lain: 1) penggunaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru; 2) kemampuan yang sungguh-sungguh ada atau dapat diamati (actual ability) dan yang dapat diukur langsung dengan tes tertentu.

Menurut Sumadi Suryabrata (2006:297), prestasi dapat pula didefinisikan sebagai berikut: “Nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar siswa selama masa tertentu”. Jadi, prestasi adalah hasil usaha siswa selama masa tertentu melakukan kegiatan.Karakter orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh.Karakter-karakter tersebut menunjukan bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja keras. Ada beberapa prestasi yang dapat dicapai oleh setiap orang, diantaranya prestasi belajar; prestasi kerja; prestasi seni, prestasi olahraga, prestasi lingkungan hidup.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil usaha siswa yang dapat dicapai berupa penguasan pengetahuan, kemampuan kebiasaan dan keterampilan serta sikap setelah mengikuti proses pembelajaran yang dapat dibuktikan dengan hasil tes.

Latihan Akselerasi

Latihan akselerasi sprint adalah suatu latihan yang di dalamnya berangsur-angsur adanya suatu kreasi atau jeda lari cepat dari jogging untuk jalan diakhiri dengan lari cepat. Untuk latihan akselerasi, sprinter dapat latihan dengan tiga perbedaan: 1) Latihan jogging 50 meter atau 120 yard. 2) Latihan sprint 50 meter atau 120 yard. 3) Latihan jalan 50 meter atau 120 yard. Untuk teknik sprint yang perlu diperhatikan adalah: 1) Kecepatan berlari harus dengan langkah lebih besar atau lebih banyak langkah tiap detiknya. 2) Kecepatan dapat dibagi waktu reaksi (start 20 meter pertama, 60 meter kedua dengan langkah yang ajeg, 10 sampai 20 meter terakhir langkah panjang menurun. Jadi kecepatan dapat diberikan batasan sebagai kecepatan berlari menempuh jarak yang telah ditentukan dalam waktu yang sependek mungkin.

Nama dari akselerasi sprint yang di dalamnya berangsur-angsur ada kreasi atau selingan lari cepat kemudian jalan kaki atau jalan cepat, lari kecil-kecil kemudian diakhiri dengan lari cepat. Kesemuanya itu menempuh jarak 200 meter yang terdiri dari lari cepat 50 meter, jalan cepat 50 meter, lari kecil-kecil 50 meter. Kemudian kedua atlet yang dilatih (kelompok) kembalinya ke garis start dengan jalan dan yang lainnya dengan lari kecil-kecil, namun sekembalinya dari garis finish dengan berjalan akan mengembalikan tenaga, tetapi untuk lari kecil-kecil tenaga akan terkuras. Pada tahap akselerasi diupayakan frekuensi lari yang tinggi secepat mungkin dengan dari sedikit mengadopsi postur lari yang normal. Ciri-ciri dari tahap ini antara lain: 1) kontak awal dengan lintasan oleh ayunan kaki depan selebar kurang lebih 30 cm dibelakang proyeksi vertical titik pusat gravitasi; 2) kecepatan langkah setinggi mungkin dengan tahap melayang yang pendek; 3) tahap dukungan pendek memerlukan dorongan kuat dari telapak kaki; 4) badan diluruskan dari sedikit menuju lari yang normal setelah 10 langkah kira-kira 20 m.

Berdasarkan pendapat di atas, maka latihan yang memiliki prinsip-prinsip tertentu harus dipahami oleh pelatih agar mampu menyusun program latihan jangka panjang yang efektif. Artinya, untuk menyusun program latihan haruslah mengetahui prinsip-prinsip latihan dan menuangkannya dalam bentuk rencana sistematis.

Lari

Lari termasuk pada kategori ketrampilan gerak siklis (cyclicmovement). Struktur gerakkan lari secara utuh merupakan rangkaian gerak yang meliputi: start, gerakan lari, dan finish. Tujuan utama lomba lari adalah menempuh jarak tertentu (lari tanpa rintangan atau dengan rintangan) dengan waktu yang secepat mungkin. Lari cepat atau sprint adalah semua perlombaan lari yang pesertanya berlari dengan kecepatan maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh, sampai dengan jarak 400 meter masih dapat digolongkan dalam lari cepat.

Menurut Muhajir (2004) sprint atau lari cepat yaitu, perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh yang menempuh jarak 60 m, 80 m, 100 m, 200 m, dan 400 m. Lari 60 m merupakan salah satu nomor sprint dalam atletik yang juga memerlukan pembinaan yang serius agar dapat berprestasi. Dalam pembinaan atlet lari 60 m, komponen biomotor, yaitu kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelentukan dan koordinasi (keseimbangan) merupakan komponen kemampuan lari yang optimal, komponen tersebut harus saling mendukung. Lari 60 m berbeda dengan lari 100 m, 200 m dan 400 m, karena lari 60 m harus dilakukan dengan kecepatan maksimal sepanjang atau sepenuh jarak itu.

Kecepatan lari

Menurut Jonath (1987: 58), membagi kecepatan lari dalam 4 periode: Waktu reaksi langsung sebelum gerak start, periode percepatan positif (kadang-kadang sampai 60 meter) hingga tercapai kecepatan tertinggi, periode kecepatan tetap sama, dari periode kecepatan negatif dengan kecepatan yang menurun. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan antara lain: 1) tenaga otot adalah salah satu persyaratan penting bagi kecepatan para pelari sprint yang masih jauh dari puncaknya dapat sangat mempengaruhi prestasinya dengan latihan tenaga secara teratur dan terarah; 2) kecepatan reaksi atau daya reaksi pada waktu start, tidak banyak yang dilatih. Dalam praktek soalnya mengenai perbaikan dengan isyarat atau tanda visual; 3) kecepatan kontraksi, yaitu kecepatan pengerutan otot setelah mendapat rangsangan syaraf, tidak dapat ditingkatkan dengan latihan; 4) koordinasi, kerjasama antara sistem syaraf pusat dan otot- otot yang digunakan; 5) ciri antropometri, yaitu bentuk tubuh atlet yang terutama perbandingan badan dengan kakinya merupakan hal yang penting, tidak dapat dilatih; 6) stamina anaerobik umum atau stamina kecepatan pada lari cepat jarak pendek.

Kerangka Berpikir

Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran antara lain: 1) belum menggunakan latihan yang tepat dalam pembelajaran lari 60 meter; 2) minat belajar kurang; 3) prestasi lari 60 meter siswa masih rendah; 4) masih menggunakan latihan konvensional. Peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran di kelas VI B dengan menerapkan metode latihan akselerasi. Dengan bantuan metode latihan akselerasi dalam lari 60 meter, dapat membuat prestasi lari 60 meter siswa meningkat. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diduga bahwa prestasi lari 60 meter akan meningkat bila menggunakan metode latihan akselerasi pada siswa kelas VIB SDN 1 Todanan Kabupaten Blora.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian teori kerangka berpikir diatas, maka hipotesis tindakan ini dapat disimpulkan sebagai berikut: “ Latihan akselerasi dapat meningkatkan prestasi siswa pada matri lari 60 meter pada siswa kelas VI B SDN 1 Todanan semester 1 tahun pelajaran 2018/2019.

 

METODOLOGI PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI B SD Negeri 1 Todanan kecamatan Todanan, Kabupaten Blora tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 20 orang umur antara 11 sampai 12 tahun. Penelitian ini dilaksanakan di lapangan sepak bola Desa Todanan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, baik pre test dan post testnya. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester 1 tahun pelajaran 2018/2019, Perlakuan dilaksanakan selama 3x pertemuan, yaitu hari Selasa, 2 Oktober 2018 untuk pra Siklus, dan tanggal 9 Oktober 2018 untuk Siklus I, Selasa, tanggal 16 Oktober 2018 untuk Siklus II.

Sumber data yang diperoleh dari penelitian adalah dari nilai ulangan siswa sebagai data primer dan pengamatan proses pembelajaran sebagai data sekunder. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data bersiat kuntitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berdasarkan tes tertulis dan praktik dalam lari 60 m, sedangkan secara kualitatif merupakan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran. Variabel dalam penelitian tindakan kelas yaitu hasil belajar adalah bukti dari siswa dengan perolehan nilai yang lebih tinggi atau memenuhi KKM yang ditetapkan.

Indikator yang digunakan dalam keberhasilan penelitian ini yaitu: 1) ketuntasan belajar siswa mencapai 75; 2) batas waktu yang dilakukan siswa untuk berlari 60 m adalah 9,60 detik. Prosedur penelitian yang digunakan sebanyak dua siklus. Masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pra Siklus

Analisis kolaboratif menyimpulkan akar permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Penjaskes antara lain: kebosanan siswa, karena dalam pembelajaran hanya diposisikan sebagai pendengar, proses pembelajaran yang monoton dan kurang menarik, dan rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran Penjaskes kompetensi dasar lari 60 meter. Berdasarkan hasil analisis bahwa jumlah siwa yang mendapat nilai A sejumlah 0%, yang mendapat nilai B sejumlah 5% sebanyak 1 siswa, yang mendapat nilai C sejumlah 20% sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai D sejumlah 75% sebanyak 15 siswa dari jumlah siswa seluruhnya 20 siswa.

Siklus I

Perencanaan Tindakan Kegiatan latihan pada putaran I ini dilaksanakan dengan pedoman RPP selama 3 jam pelajaran atau 105 menit, dengan materi ajar adalah bentuk- bentuk latihan Akselerasi. Setelah menggunakan latihan akselerasi hasil belajar siswa pada siklus I meningkat, hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

 

 

 

 

 

 

Tabel 1 Data Hasil Tes Pada Siklus I Siswa Kelas VI SDN 1 Todanan

No Nilai Frekuensi Batas Tuntas Keterangan
1 11.60 – 12.60 2 9.60 Belum tuntas
2 10.60 – 11.60 2 9.60 Belum tuntas
3 9.60 – 10.60 4 9.60 Belum tuntas
4 8.60- 9.60 12 9.60 Tuntas
5 7.60 – 8.60 0 9.60 Tuntas
6 6.60 – 8.60 0 9.60 Tuntas
Tingkat ketuntasan: Tuntas 12 anak (60%) Tdk tuntas 8 anak (40%)
Rata-rata = Prestasi Cukup

 

Dari hasil latihan pada putaran 1, hasil tes dapat diketahui bahwa siswa yang menempuh waktu 9.60 detik dari batas KKM waktu yang ditentukan sebanyak 12 siswa. Siswa yang menempuh waktu lebih dari 10.50 detik sebanyak 4 siswa. Siswa yang menempuh waktu lebih dari 11,07 detik sebanyak 2 siswa. Siswa yang menempuh waktu lebih dari 12.12 sebanyak 2 anak, Siswa yang menempuh waktu lebih dari 13,37 detik sebanyak 0 siswa. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan pada siklus I ada 12 siswa yang telah tuntas dan 8 siswa belum tuntas.

Siklus II

Pada siklus II perencanaan yang dilakukan sama dengan siklus sebelumnya yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran selama 3 jam pelajaran atau 105 menit, dengan materi ajar yaitu lari 60 meter dengan metode latihan akselerasi. Hasil belajar siswa pada siklus II juga mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebanyak 20 siswa telah tuntas. Adapun hasil dari siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2 Data Hasil Tes Pada Siklus II Siswa Kelas VI SD N 1 Todanan

No Waktu Frekuensi Batas tuntas Keterangan
1 10.00 – 10.60 0 9.60 detik Tuntas
2 9.00 – 9.60 17 9.60 detik Tuntas
3 8.00 – 8.60 3 9.60 detik Tuntas
4 7.00 – 7.60 0 9.60 detik Tuntas
Tingkat ketuntasan: Tuntas 20 anak (100%) Tdk tuntas 0 anak (0%)
Rata-rata = Target ketuntasan tercapai

 

Dari hasil pembelajaran pada siklus II, hasil tes dapat diketahui bahwa siswa yang menempuh waktu < 9.00 – 9.60 detik sebanyak 17 siswa. Siswa yang menempuh waktu > 9.60- 10.30 sebanyak 3 siswa. Siswa yang menepuh waktu 11- 11.30 sebanyak 0 siswa. Siswa yang mendapat menempuh waktu 12-12.30 sebanyak 0 siswa

Pembahasan

Pembelajaran yang dilakukan pada pra siklus merupakan pembelajaran yang belum menggunakan latihan akselerasi yaitu siswa yang telah tuntas mencapai 25%. Pada siklus I pembelajaran sudah menggunakan latihan akselerasi yang menyebabkan ketuntasan siswa mencapai 60%. Pada siklus II juga telah menggunakan latihan akselerasi dan menyebabkan ketuntasan siswa meningkat mencapai 100%.

PENUTUP

Kesimpulan

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti, teman sejawat dan kepala sekolahdapat disimpulkan bahwa permasalahan yang ada adalah siswa memandang Atletik dalam olahraga sebagai pelajaran yang sulit, pembelajarannya membosankan karena siswa pasif dan kurang menarik. Perencanaan pembelajaran dapat di laksanakan dengan baik. Alat-alat yang menarik yang diterapkan, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari hasil belajar yang di buat peneliti dapat disimpulkan bahwa pada pra siklus siswa yang tuntas hanya 5 siswa (25%) dan yang belum tuntas ada 15 siswa (75%). Pada siklus II siswa yang telah tuntas meningkat sebanyak 12 siswa (60%) dan yang belum tuntas sebanyak 8 siswa (40%). Pada siklus II juga mengalami kenaikan yang signifikan sebanyak 20 siswa (100%) telah tuntas.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa latihan akselerasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi lari 60 meter siswa kelas VI B SDN 1 Todanan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka hal-hal dibawah ini perlu diperhatikan yaitu: 1) langkah-langkah pembelajaran disusun dan dilaksanakan secara urut, runtut, dan sistematis supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal; 2) penggunaan metode latihan yang efektif harus maksimal dan variatif; 3) guru harus cepat dan tepat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran supaya siswa tetap aktif dan kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

IAA.1993.Pedoman Dasar Melatih Atletik.Monaco:IAAF

____.2000.Lari Lompat Lempar.Monaco:IAAF.

____.2001.Start, Sprint, Estafet Gawang.Monaco:IAAF.

Jonath.V.T.1987.Atletik.Jakarta:Rosita Jaya.

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).2005.Jakarta: PT (Persero) penerbitan dan percetakan.

Muhajir, Nolvy.2004.Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak.Yogyakarta:BPG SD.

Purnomo, Eddy.2007.Pedoman Mengajar Dasar Gerak Atletik.Bandung:Rosdakarya.

Soegito,dkk.1994.Materi Pokok Pendidikan Atletik.Jakarta:Depdikbud.

Sukiyo.2008.Asas-Asas Pendidikan Keolahragaan.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

Suryabrata, Sumadi.2006.Psikologi Pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Riyadi, Tamsir.1985.Petunjuk Atletik.Yogyakarta:Depdikbud RI Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

W.J.S.Poerwadarmita.1967.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.

Wardani,I.G.A.K, dkk.2006.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Universitas T            Terbuka.