UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI MENGUMPULKAN DAN MENGOLAH DATA

MELALUI METODE PEMBELAJARAN PHILIPS 66

PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I

SD N KEMBANG KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Muryanto

SD Negeri Kembang Kecamatan Todanan Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Matematika merupakan mata pelajaran yang melatih anak untuk berpikir rasional, logis, cermat, jujur dan sistematis. Pola pikir yang demikian sebagai suatu yang perlu dimiliki siswa sebagai bekal dalam kehidupan sehari hari. Mengingat yang terjadi di kelas VI SD Negeri Kembang Kecamatan Todanan kabupaten Blora di mana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tergolong rendah dibandingkan hasil mata pelajaran lain yang diajarkan di kelas VI. Diketahui bahwa pada materi ”Mengumpulkan dan Mengolah Data” rata-rata hasil belajar siswa dalam ulangan harian hanya 42.5. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi dan ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi Phillips 66. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus perbaikan pada materi pokok mengolah dan menyajikan data dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan nilai rata-rata yang semula 42.5 pada pembelajaran awal menjadi 58.75 pada siklus I dan menjadi 76.25 pada siklus II. Tingkat ketuntasan belajar meningkat dari 37.50% di pembelajaran awal menjadi 62.50% pada siklus I dan pada siklus II menjadi 100%. Dengan demikian penggunaan metode Phillips 66 dapat meningkatkan prestasi belajar dan ketuntasan belajar siswa kelas VI SD Negeri Kembang Kecamatan Todanan Kabupaten Blora materi mengumpulkan dan mengolah data.

Kata Kunci: Diskusi, Hasil Belajar, Ketuntasan Belajar, Data, Phillips 66.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan mata pelajaran yang melatih anak untuk berpikir rasional, logis, cermat, jujur dan sistematis. Pola pikir yang demikian sebagai suatu yang perlu dimiliki siswa sebagai bekal dalam kehidupan seharihari. Mengingat pentingnya hal ini, maka guru perlu memperhatikan secara khusus untuk memperbaiki metode serta pendekatan dalam belajar mengajar sehingga anak didik merasa senang dan termotivasi untuk belajar matematika.

Sebagaimana yang terjadi di kelas VI SD Negeri Kembang Desa Kembang Kecamatan Todanan Kabupaten Blora di mana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tergolong rendah dibandingkan hasil mata pelajaran lain yang diajarkan di kelas VI. Diketahui bahwa pada kompetensi dasar ”Mengumpulkan dan Mengolah Data” rata-rata hasil belajar siswa dalam ulangan harian hanya 42.5.

Upaya peningkatan kemampuan siswa terhadap pokok bahasan mengumpulkan dan mengolah data melalui melalui metode pembelajaran Philips 66. Penggunaan metode Philips 66 dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika yang dipelajarinya dengan mudah karena proses pembelajaran di lakukan secara berkelompok. Dengan metode Philips 66 akan merangsang minat siswa sekaligus mempercepat proses pemahaman siswa ketika mendapati hal-hal yang kurang dimengerti anak dan tanpa segan akan menanyakan kepada anggola kelompok yang lain.

Dengan uraian di atas, maka peneliti ingin mengadakan penelitian tindakan kelas bagi siswa kelas VI SDN Kembang Kecamatan Todanan Kabupaten Blora, dengan judul ” Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Mengumpulkan dan Mengolah Data Melalui Metode Pembelajaran Philips 66 Pada Siswa Kelas VI SD N Kembang Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2018/2019”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti dapat menyusun rumusan masalah sebagai berikut: ”Apakah dengan metode Philips 66 dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi mengumpulkan dan mengolah data pada siswa kelas VI SD Negeri Kembang Desa Kembang, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora ?”

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Kembang Desa Kembang, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora dalam materi mengumpulkan dan mengolah data melalui pembelajaran kelompok.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah.

  1. Bagi Siswa: meningkatnya hasil belajar pada materi mengumpulkan dan mengolah data, meningkatnya motivasi belajar matematika, dan meningkatnya rasa percaya diri.
  2. Bagi guru: meningkatkan gairah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, merupakan umpan balik keberhasilan siswa dalam menguasai standar kompetensi mengumpulkan dan mengolah data.
  3. Bagi Sekolah: hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dan kontribusi positif bagi sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat dijadikan model pembelajaran oleh guru sekolah dasar lain dalam pembelajaran materi mengumpulkan dan mengolah data.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kajian Teori

Hakikat Belajar

Belajar merupakan salah satu dari faktor yang berperan penting dan mempengaruhi di dalam pembentukan pribadi maupun perilaku-perilaku individu. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyatakan bahwa sebagian besar dari perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan pembelajaran. Gage & Berliner menyatakan belajar ialah suatu proses perubahan perilaku yang muncul sebab pengalaman. Selanjutnya Di Vesta dan Thompson (1970) menyatakan belajar ialah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan-perubahan yang relatif konstan dan berbekas menyangkut pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap seseorang.

Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3). Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.

Berdasarkan konsepsi di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik.

Metode Diskusi Philips 66

Metode Phillips 66 adalah bagian dari metode diksusi, hal ini diperkuat pendapat Trianto (2007:121) menyatakan metode pembelajaran diskusi phillips 66 antara lain: berpikir-berpasangan-berbagi (Think-Pair-Share), kelompok Aktif (Buzz Group), bola Pantai (Beach Bali; 4), dan teknik Phillips 66. Menurut Surjadi (2012:128) menyatakan “metode phillips 66 adalah metode yang membagi kelas atau kelompok besar kedalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 6 orang”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran diskusi phillips 66 adalah teknik mengajar dimana guru membagi siswa dari kelompok besar menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggotakan antara 2 – 6 orang dalam rangka memecahkan masalah, topik pembelajaran.

Menurut Buchari Alma (2008:67) mengungkapkan metode pembelajaran buzz group merupakan ”pembelajaran dimana sekelompok besar siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri 3-4 orang. Senada dengan pendapat tersebut, Suyanto dan Asep Djihat (2012:143) menyatakan metode ini dilakukan dengan cara membagi suatu kelompok siswa besar menjadi beberapa kelompok kecil, yaitu terdiri 2 orang. Tempat duduk siswa diatur sedemikian rupa agar mereka bertukar pikiran dan berhadapan muka dengan mudah.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan sebelum menggunakan metode diskusi phillip 66 menurut Surjadi (2012:47) adalah: menentukan topik yang menarik dan berkaitan dengan materi pelajaran, mendorong anggota kelompok untuk melakukan penelitian mandiri sebelum diskusi dilaksanakan, menjelaskan masalah/isu atau topik yang akan diskusikan, menjelaskan tujuan diskusi., menguraikan outline diskusi, mempersilahkan kelompok untuk mengajukan pendapat/ saran, menjaga agar diskusi tetap sesuai dengan outline, menyampaikan rangkuman bila diperlukan selama diskusi, dan mengevaluasi jalannya diskusi.

Kelebihan metode diskusi Philips 66 menurut Surjadi (2012:129) antara lain: memperoleh informasi dari kelompok, berdasarkan minat, kebutuhan, keinginan, masalah dan saran-saran yang dapat dipergunakan dalam perencanaan program, kegiatan prosedur dan evaluasi, membangkitkan minat dan mendorong anggota yang malu-malu untuk berani memberikan urunan pikiran, meningkatkan keterlibatan dan menciptakan suasana yang menyegarkan, menghemat waktu, memungkinkan pembagian tugas kepemimpinan, dan memberikan variasi dalam belajar

Kelemahan Metode Pembelajaran Diskusi Phillips 66 menurut Buchari Alma (2008:68) antara lain: tidak berhasil apabila anggota kelompok mungkin terdiri dari siswa yang tidak tau apa-apa, diskusi akan berputar-putar, tidak ada kepemimpinan yang baik dalam diskusi, laporan tidak tersusun dengan baik, dan tidak ada waktu persiapan yang baik.

Kerangka Berpikir

Pemahaman materi yang disampaikan oleh guru pada anak didik merupakan bukti nyata tercapai tidaknya tujuan pembelajaran. Untuk mencapai nilai rata-rata yang masih kurang dari ketentuan ketuntasan minimal, maka guru lebih sering mengadakan tanya jawab, tugas, dan latihan. Oleh karena itu metode diskusi Phillips 66 dirasa perlu dilakukan untuk merangsang minat siswa sekaligus mempercepat proses pemahaman siswa ketika mendapati hal-hal yang kurang dimengerti dan tanpa segan akan menanyakan kepada anggola kelompok yang lain. Selain itu metode diskusi phillips 66 akan meningkatkan kerukunan antar anggota kelompok dengan interaksi-interaki yang terjadi dalam kegiatan diskusi kelompok.

Hipotesis Tindakan

Dalam hal ini, penulis ingin meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika pada pada siswa kelas VI SDN Kembang Desa Kembang Kecamatan Todanan Kabupaten Blora, pada materi mengumpulkan dan mengolah data dengan menggunakan metode diskusi Phillips 66. Metode Phillips 66 telah didesain untuk mendapatkan setumpuk ide, saran, sikap atau rekomendasi secara tepat. Ini dapat digunakan untuk menarik minat belajar (Suprijanto (2012:112)). Hasil belajar siswa meningkat dari kondisi awal ke siklus I dan selanjutnya ke siklus II. Hal ini dapat dibuktikan dengan penjelasan lebih lanjut dalam laporan PTK yang peneliti susun.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di SDN Kembang Desa Kembang Kecamatan Todanan Kabupaten Blora karena motivasi dan hasil belajar matematika pada materi mengumpulkan dan mengolah data cukup rendah, serta peneliti sebagai guru di SD tersebut sehingga mempermudah peneliti untuk melaksanakan penelitian ini. Penelitian dilaksanakan pada semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 pada bulan Oktober 2018 sampai dengan Desember 2018. Penelitian dilaksanakan di kelas VI SDN Kembang Kecamatan Todanan Kabupaten Blora dengan jumlah siswa 8 siswa yang terdiri dari 2 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data hasil penilaian ulangan harian pada materi mengumpulkan dan mengolah data. Sedangkan sumber sekunder dalam penelitian ini adalah data hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data, antara lain: tes dan non tes (observasi, dokumentasi, dan wawancara. Validasi data tersebut dalam bentuk data kuantitatif yang berupa kisi-kisi soal tes sesuai materi. Dalam validasi data kualitatif yang divalidasi adalah observasi, pengamatan dan wawancara dalam pelaksanaan poses pembelajaran.

Analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondidi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setelah siklus II. Analisis data dilaksanakan berdasarkan proses dan hasil pembelajaran. Data kualitatif hasil pengamatan maupun wawancara menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.

Penerapan model pembelajaran diskusi philip 66 dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi mengumpulkan dan mengolah data siswa kelas VI SDN Kembang Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2018/2019, dapat dicapai/berhasil melalui siklus I sampai siklus II minimum 80% dari 8 siswa, nilai dengan rata-rata 75 dan penilaian unjuk kerja siswa dalam kategori baik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Siklus I

Tahap perencanaan Siklus I membuat skenario rencana pembelajaran yang dilaksanakan 3 kali pertemuan, setiap pertemuan 2 x 35 menit. Adapun yang dibuat RPP, buku matematika kelas VI dan alat peraga yang relevan, tes formatif, kunci jawaban dan lembar pengamatan. Pelaksanaan pada siklus I dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan yaitu hari senin tanggal 15 Oktober 2018 jam 2 dan 3, hari Selasa 16 Oktober 2018, dan hari Senin 22 Oktober 2018. Analisis test formatif pada pelaksanaan siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1 Hasil Test Formatif Matematika Siklus I

Jml Siswa Banyak siswa yang mendapat nilai Rt2 Banyak siswa Ketuntasan
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 ST BT  
8 2 1 3 2 58.75 5 3 62.5%

 

Berdasarkan data yang ada tingkat ketuntasan tes formatif hanya mencapai 62.5%, rata-rata nilai 58,75, dan hanya 5 siswa yang mencapai KKM dari 8 siswa. Meskipun demikian sudah ada peningkatan ketuntasan 25%, dan rata-rata nilai dari 42.5 meningkat menjadi 58.75. Hasil ini sebagai acuan untuk siklus selanjutnya

 

Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan yaitu hari senin 5 November 2018, hari Selasa 6 November 2018, dan hari Kamis 12 November 2018. Hasil tersebut dapat diihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2 Hasil Test Formatif Matematika Siklus II

Jml Siswa Banyak siswa yang mendapat nilai Rt2 Banyak siswa Ketuntasan
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100   ST BT  
8 4 3 1 76,25 8 100%

 

Berdasarkan data yang ada tingkat ketuntasan tes formatif telah mencapai 100% yang sebelumnya hanya 62.5%, rata-rata nilai 76.25 sebelumnya 58.75, dan semua siswa yang sudah mencapai KKM sebelumnya hanya 5 siswa yang mencapai KKM dari 8 siswa, jadi sudah ada peningkatan ketuntasan 37.5%, dan rata-rata nilai 17.5.

Pembahasan

Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk mendorong siswa berpikir kritis, mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas, mendorong siswa menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan masalah bersama, mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama. Apabila dikomparasikan hasil pembelajaran siklus I dan siklus II, akan dapat dilihat terjadinya peningkatan hasil belajar baik secara klasikal maupun secara individual. Nilai rata-rata disaat pembelajaran awal (Pra Siklus) adalah 42.5, dan setelah diterapkannya model pembelajaran diskusi Phillips 66 telah ada peningkatan nilai rata-rata pada siklus I yaitu menjadi 58.75. Begitu juga pada siklus II, nilai rata-ratanya meningkat menjadi 76.25.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan atas data hasil penelitian diperoleh fakta sebagai berikut:

  1. Terjadi peningkatan prestasi pembelajaran dari siklus I yang memperoleh rata-rata nilai sebesar 58.75 menjadi 76.25 pada siklus II yang berarti terjadi peningkatan sebesar 17.50.
  2. Proses pembelajaran pada siklus I yang berlangsung kaku dan canggung telah berkembang jauh lebih baik pada siklus II dan siswa mudah menyerap materi yang diajarkan dan menyatakan bahwa pembelajaran yang berlangsung sangat menyenangkan.

Berdasarkan fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran diskusi Phillips 66 ternyata efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Kembang Kecamatan Todanan Kabupaten Blora semester I tahun pelajaran 2018/2019 pada Standar Kompetensi ” Mengumpulkan dan Mengolah Data”.

 

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan pada akhir laporan ini adalah sebagai berikut.

  1. Sebelum pembelajaran, sebaiknya guru mempersiapkan, mempelajari serta menguasai materi terlebih dahulu sebelum diajarkan kepada siswa.
  2. Dalam proses pembelajaran model diskusi, guru harus bisa mengontrol dengan baik kondisi kelas.
  3. Penggunaan model pembelajaran diskusi Phillips 66 dapat pula dicoba untuk diterapkan pada kompetensi dasar lainnya sesuai dengan kebutuhan siswa dan kebutuhan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Berliner/Gage.1984.Educational Psychology. 3rd edition.Houghton Mifflin Company.

Buchari, Alma.2006.Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.Bandung: Alfabeta.

Dady Permana dan Triyati. 2008. Bersahabat dengan Matematika untuk Kelas VI Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Di Vesta.J. and G.G Thomson.1970.Educational Psychology Instruction and Behavior Change.N.Y:Meredith.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nana Sudjana 2010. Dasar-dasar Proses Belajar, Sinar Baru Bandung.

Nana Syaodih Sukmadinata.2005.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Remaja Rosda Karya.

Surjadi. 2012. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik.Bandung:Refika Aditama.

Suyanto, dan Asep Jihad.2013.Menjadi Guru Profesional, Strategi meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta:Esensi Erlangga Group.

Trianto.2007.Model-model Pembelajaran iInovatif berorientasi kontruktivistik. Jakarta:Prestasi Pustaka.

http://www.asikbelajar.com/2013/05/konsep-hasil-belajar.html