Peningkatan Pretasi belajar IPS dengan Menggunakan Media Gambar
Peningkatan Pretasi belajar IPS dengan
Menggunakan Media Gambar BAGI Siswa Kelas V
SD Negeri PURWOSUMAN 4 SIDOHARJO, Sragen
SEMESTER I tahun pelajaran 2015/2016
Nining Sri Sukarni
SD Negeri Purwosuman 4 Sidoharjo, Sragen
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS bagi siswa kelas V SDN Purwosuman 4 Sidoharjo kabupaten Sragen semester I tahun 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri atas dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil dan pembahasan, diketahui bahwa. (1) Nilai rata prestasi belajar IPS siswa kelas V Semester I pada siklus I sebesar 68, pada siklus II sebesar 76 sehingga terdapat kenaikan nilai rata – rata dari siklus I ke siklus II; (2) Prosentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I menunjukkan angka sebesar 66,67% (10 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 15 siswa), pada siklus II sebesar 86,67% (13 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 15 siswa). Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II.
Kata Kunci: Media Gambar, Prestasi belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial
PENDAHULUAN
Mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai saat ini masih jauh dan apa yang kita harapkan. Betapa kita masih ingat dengan hangat akan standarisasi Ujian Akhir Sekolah Berstandart Nasional (UASBN) dengan nilai masing – masing mata pelajaran 4,51 dikeluhkan oleh semua para pendidik bahkan oleh orang – orang tua siswa sendiri, karena anak atau siswanya tidak dapat lulus. Hal lucu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Melihat kondisi rendahnya hasil atau prestasi belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pembelajaran dengan sarana prasarana yang cukup. Dengan sarana dan prasarana yang memadahi ini diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi penguatan terhadap meteri yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan prestasi belajar atau hasil siswa.
Untuk mengetahui kemampuan anak dalam mengikuti suatu proses belajar mengajarkan guru dapat mengadakan ulangan harian. Hasil ulangan harian mata pelajaran IPS yang telah dilaksanakan selama 3 kali ulangan harian selama semester genap ternyata menunjukkan rata-rata nilai yang selalu lebih rendah dari KKM yang telah ditentukan. ulangan harian pertama yang dilaksanakan pada pertengah bulan Agustus 2015 rata-rata yang dihasilkan siswa kelas V pada mata pelajaran IPS menunjukkan angka 5.75. Pada ulangan harian kedua yang dilaksanakan pada pertengahan bulan September 2015 rata-rata hasil ulangan menunjukkan angka 5,85. Sedangkan ulangan harian ketiga yang dilaksanakan pada akhir bulan Oktober 2015 rata-rata ulangan harian menunjukkan angka 5,90. Maka dari ketiga ulangan harian rata-rata yang dihasilkan oleh siswa adalah 5,80. KKM yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran IPS di SD Negeri Purwosuman 4 sebesar 7,00. Dengan memperhatikan hasil capaian belajar anak pada mata pelajaran IPS kelas V tersebut jelas masih jauh dari harapan guru kelas V.
Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan suatu usaha untuk berani melakukan penilaian terhadap semua komponen pendidikan yang ada, selanjutnya mengadakan langkah-langkah perbaikan dan penyempurnaan, terutama yang menyangkut masalah pemberdayaan komponen-komponen tersebut secara maksimal. Bertolak dari pemikiran tersebut, maka menjadi kewajiban bagi para pendidik untuk senantiasa berusaha meningkatkan kinerjanya dengan bersedia memanfaatkan berbagai komponen pendidikan atau media pendidikan yang ada (khususnya media belajar).
Mata pelajaran IPS yang salah satu cabangnya mempelajari mengenai bumi dan segala sesuatu yang ada didalamnya dan diatasnya. Karena keterbatasan kemampuan orang untuk mendatangi berbagai tempat di muka bumi ini, maka dibuatlah suatu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai sarana belajar suatu tempat di muka bumi ini tanpa harus datang di tempat tersebut. Salah satu wujud media pembelajaran tersebut adalah gambar. Berdasarkan berbagai alasan tersebut maka penelitian ini dibuat dan diberikan judul: Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas V dalam Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Media Gambar di SD Negeri Purwosuman 4 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen tahun 2015/2016.
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah dengan menggunakan gambar dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas V SD Negeri Purwosuman 4 Sidoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016? (2) Bagaimana proses peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial setelah penggunaan media gambar dalam pembelajaran pada siswa kelas V SD Negeri Purwosuman 4 Sidoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016?
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPS dengan menggunakan gambar pada siswa kelas V SD Negeri Purwosuman 4 Sidoharjo tahun pelajaran 2015/2016. (2) Untuk mengetahui proses pembelajaran guna peningkatan prestasi belajar IPS dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas V SD Negeri Purwosuman 4 Sidoharjo tahun pelajaran 2015/2016
Kajian Pustaka
Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah suatu hasil usaha yang telah dicapai oleh siswa yang mengadakan suatu kegiatan belajar di sekolah dan usaha yang dapat menghasilkan perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku. Hasil perubahan tersebut diwujudkan dengan nilai atau skor. (Winkel, 2005: 532), sehingga prestasi belajar merupakan hasil usaha yang dilakukan siswa setelah mendapatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dapat diwujudkan dalam skor atau nilai. Menurut Muhibbin Syah (2004: 141), “prestasi belajar adalah setiap macam kegiatan belajar menghasilkan sesuatu perubahan yang khas yaitu prestasi belajar”. Sehingga menurut peneliti prestasi belajar adalah suatu perubahan yang khas dari hasil kegiatan belajar mengajar.
Dari pengertian tentang prestasi belajar tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar yang dicapai. Adapun tinggi rendahnya hasil belajar seseorang tidaklah sama. Ada siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik ada pula yang memiliki prestasi belajar yang buruk, tergantung bagaimanakah siswa itu dalam belajarnya. Siswa yang sungguh-sunggguh dalam belajarnya akan mendapat hasil yang baik dan memuaskan, dan siswa tersebut akan lebih baik dan giat dalam belajarnya. Berbeda dengan siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam belajarnya akan mendapatkan prestasi belajar yang buruk sehingga tidak memuaskan hatinya.
Prestasi belajar dapat diukur dan dievaluasi langsung dengan tes dan hasil inilah yang disebut dengan prestasi belajar. Prestasi belajar meliputi perubaha tingkah laku, perubahan sikap, perubahan kebiasaan, perubahan kualitas penguasaannya. Prestasi belajar dapat juga digunakan untuk mengetahui kualitas materi pelajaran yang diberikan sampai di mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan. Selain itu prestasi belajar yang bisa menentukan perubahan sikap.
Pembelajaran Mata Pelajaran IPS
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2005: 128) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Belajar menurut Winkel, (2005: 36) adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap”. Perubahan ini bersifat relatif konstan dan berbekas dalam kemampuan manusia yang bertahan dalam waktu lama dan yang berasal dari proses pertumbuhan.
Menurut Sudjana (1999. 5) adalah “suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan yang dimaksud sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, ketrampilan kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar”.
Purwanto (2004: 844) yang mengutip pandangan Morgan mengemukakan: “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Sedangkan pandangan Witherington mengemukakan: “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.
Dari berbagai pendapat atau pernyataan tentang definisi belajar seperti tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan kegiatan yang disengaja dan bertujuan untuk memperoleh perubahan yang relatif menetap. Perubahan yang terjadi akibat latihan dan adanya usaha berinteraksi terhadap lingkungan sehingga diperoleh pengalaman bagi yang belajar. Dengan belajar akan diperoleh pengetahuan atau informasi yang baru, juga meningkatkan pengetahuan yang sudah diperoleh pada waktu sebelumnya. Perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman terwujud dan tercermin pada prestasi belajar sebagai prestasi belajar.
Kajian tentang Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut Sri Wasono Widodo (2007: 1) IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Dari pengertian itu dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang mengkaji gejala dan masalah sosial yang ada dalam masyarakat yang ditinjau dari berbagai aspek kehidupan.
Media Belajar Siswa
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harafiah mempunyai arti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Djamarah (2008: 120) memberi batasan media dengan sangat luas sehingga mencakup semua alat komunikasi. Media adalah semua saluran pesan yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dari seseorang ke orang lain yang tidak ada di hadapannya. Selanjutnya Djamarah (2008: 121) menjelaskan media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.
Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang satu sama lain tak dapat dipisahkan atau saling menunjang yaitu perangkat keras atau peralatan (hardware) dan materi atau bahan yang dapat disebut perangkat lunak (software). Sebagai contoh bila guru membuat gambar/tulisan pada transparansi kemudian diproyeksikan melalui OHP, maka bahan/materi pada transparan tersebut dinamakan perangkat lunak (software) sedangkan OHP itu sendiri merupakan perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk menampilkan materi pembelajaran pada layar.
Dari kutipan beberapa pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat penyalur pesan pembelajaran yang dapat merangsang pikiran , perasaan, perbuatan, dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran untuk membantu pencapain kopetensi.
Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran meliputi segala yang berupa sarana, prasarana, dan fasilitas yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau bahan pelajaran kepada subyek didik untuk memperjelas, memperlancar, dan lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses pembelajaran digunakan media pengajaran.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran perlu persiapan yang cukup. Kesalahan yang sering terjadi ialah timbulnya anggapan bahwa dengan media pembelajaran, guru tidak perlu membuat persiapan mengajar lebih dahulu.
Berdasarkan klasifikasinya, maka jenis-jenis media pembelajarn dapat dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu: (1) Media Grafis, (2) Media Gambar dan Ilustrasi Fotografi, (3) Media Bendanya, (4) Media Proyeksi, dan (5) Media Audio.
Manfaat Media belajar
Penelitian yang dilakukan oleh Nana Sudjana & Ahmad Rivai (2002: 2) terhadap penggunaan media pembelajaran dalam PBM menunjukan bahwa proses dan prestasi belajar pada siswa terdapat perbedaan yang berarti antara pengajaran tanpa menggunakan media dengan pengajaran menggunakan media.
Ada beberapa alasan mengapa alasan mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses pembelajaran. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dalam prosesbelajar siswa adalah: (1). Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. (2). Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik. (3). Metode mengajar akan lebih berfariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan ternaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran dan (4). Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti megamati, melakukan, mendemontrasikan, dan lain-lain.
Media Gambar
Media gambar termasuk media visual sehingga saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dengan efisien (Sadiman, dkk, 2009: 28).
Media gambar ada banyak jenisnya, antara lain:/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik (graphs), kartun, poster, peta dan globe, papan flanel (flannel board),dan papan buletin(boletin board). Adapun karakter dari sebagian media yang termasuk media gambar yang biasa digunakan dalam pembelajaran IPS adalah sebagai berikut: (1) Foto; (2) Diagram ; (3) Peta dan globe.
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting serta paling dominan bagi perkembangan anak manusia menuju kedewasaan dirinya. (2) Media belajar berupa gambar dimaksudkan dapat membantu kepada anak didik dalam memahami mata pelajaran yang diajarkan di sekolah terutama pada mata pelajaran IPS. (3) Dengan adanya sumber belajar yang memadai, dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. (4) Hasil atau prestasi belajar dapat dicapai melalui guru di sekolah dan bantuan orang tua di rumah.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan pengertian hipotesis di atas serta kerangka pemikiran maka dalam penelitian ini penulis dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut: Melalui pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar IPS Siwa Kelas V semester I SD Negeri Purwosuman 4, Sidoharjo Sragen tahun pelajaran 2015/2016.
METODE Penelitian
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Purwosuman 4 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen pada siswa kelas V yang berjumlah 15 siswa dengan jumlah siswa laki-laki ada 7 siswa dan anak perempuan ada 8 siswa. Penelitian dilaksanakan selama selama 3 bulan mulai bulan September 2015 sampai dengan bulan November 2015.
Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian dilakukan mengambil subjek penelitian siswa kelas V (lima) SD Negeri Purwosuman 4 Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, yang terdiri dari 8 siswa putri dan 7 siswa putra. Sehingga jumlah siswa yang diteliti ada 15 siswa. Sedangkan objek penelitian berupa proses pembelajaran IPS dengan menggunakan gambar, perilaku siswa saat mengikuti proses pembelajaran IPS, serta prestasi belajar IPS sebelum maupun setelah proses pembelajaran dengan media gambar
Bentuk dan Strategi Penelitian
Karena data yang akan diperoleh/dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan dilapangan maka bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Adapun alasan mengadakan penelitian tindakan kelas adalah: (1.) PTK mengkaji masalah pendidikan yang berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru, (2.) PTK dilaksanakan sendiri oleh guru sehingga akan dapat meningkatkan pemahaman diri siswa untuk membuat perubahan yang lebih baik, (3.) untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi guru kelas. Adapun rancangan penelitian tindakan kelas ini meliputi: (1.) perencanaan (2.) pelaksanaan, (3.) observasi, dan (4.) refleksi.
Data dan Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain: (1) Informasi data dari nara sumber yang terdiri dari siswa kelas V serta wali kelas V. (2) Arsip nilai ulangan harian mata pelajaran IPS. (3) Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan media gambar oleh guru pamong.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang dipergunakan: (1) Wawancara Mendalam (2) Observasi partisipan; (3) Tes, dan (4) Dokumentasi. Dengan melalui metode dokumentasi inilah didapatkan keterangan – keterangan dan dapat mengumpulkan data mengenai keadaan murid, masalah-masalah yang penulis perlukan lewat dokumen yang tersimpan. Di dalam penyelidikan ini data diperoleh melalui daftar induk siswa yang tersimpan di kantor guru SD Negeri Purwosuman 4 Sidoharjo, Sragen tahun pelajaran 2015/2016.
Validitas Data
Di dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau di teliti. Dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan triangulasi data, dan triangulasi metode.
Teknik Analisis Data
Menurut L.J. Moleong (2006: 112) analisis data adalah suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data Sedang menurut Sumadi Suryabrata (2004: 136).analisis data adalah “Proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan”
Menurut H.B. Sutopo (2003: 18) “Dalam proses analisa ada tiga komponen yang harus disadari oleh peneliti. Tiga komponen tersebut adalah: 1) data reduksi; 2) sajian data, 3) penarikan kesimpulan atau verifikasi”.
Indikator Kinerja
Indikator kerja dalam adalah apabila kesalahan yang dibuat oleh siswa dalam mengerjakan tugas test yang diberikan adalah kecil dan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga gambar , siswa yang mendapatkan nilai tuntas belajar (KKM = 70) mencapai sebesar 80% dari seluruh siswa yang ada.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Siklus I
Dalam pengolah data yang dilaksanakan pada kondisi awal adalah sebagai berikut: (1) Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 45 ada 1 siswa; nilai 50 ada 2 siswa; nilai 55 ada 2 siswa, 60 ada 4 siswa, nilai 65 ada 3 siswa, dan nilai 70 ada 3 siswa; sehingga nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 70 dan nilai terendah 45 dengan demikian rata – rata yang diperoleh siswa sebesar 60. (2) Siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas sebanyak 0 orang. (3) Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 10 orang. (4) Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 5 orang. (5).Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai lebih besar atau sama dengan 70) sebanyak 3 orang dari jumlah 15 siswa atau 20%, sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 12 orang dari jumlah 15 siswa atau 80%
Deskripsi Hasil Siklus I
Hasil Test Formatif yang dilaksanakan setelah siklus I selesai dapat dipaparkan sebagai berikut: (1) Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 50 ada 1 siswa; nilai 55 ada 1 siswa; nilai 60 ada 1 siswa; nilai 65 ada 2 siswa; nilai 70 ada 6 siswa, nilai 75 ada 2 siswa nilai 80 ada 2 siswa, sehingga nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai terendah 50 dengan demikian rata – rata yang diperoleh siswa sebesar 68. (2) Siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas sebanyak 4 orang. (3) Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 9 orang. (4) Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 2 orang. (5) Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai lebih besar atau sama dengan 70) sebanyak 10 orang dari jumlah 15 siswa atau 66,67%, sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 5 orang dari jumlah 15 siswa atau 33,33%..
Deskripsi Hasil Siklus II
Hasil Test Formatif yang dilaksanakan setelah siklus II selesai dapat dipaparkan sebagai berikut: (1) Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 65 ada 2 siswa; nilai 70 ada 3 siswa; nilai 75 ada 4 siswa; nilai 80 ada 3 siswa; nilai 85 ada 2 siswa, nilai 90 ada 1 siswa, sehingga nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah 65 dengan demikian rata – rata yang diperoleh siswa sebesar 76. (2) Siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas sebanyak 10 orang. (3) Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 5 orang. (4) Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 orang. (5) Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai lebih besar atau sama dengan 70) sebanyak 13 orang dari jumlah 15 siswa atau 86,67%, sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 2 orang dari jumlah 15 siswa atau 13,33%.
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengamatan pada siklus I dengan lembar observasi yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis siswa selama proses pembelajaran pada Siklus I menunjukkan perubahan ke arah yang positif. Hal-hal yang mendukung terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran sejarah berdasarkan kejadian selama proses pembelajaran diantaranya dapat diketahui melalui pendapat dari siswa.
Prestasi belajar yang diperoleh siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan sebelum diberi pembelajaran dengan media gambar. Kondisi seperti ini sesuai dengan pendapat Muhibbin Syah (2004: 132) yang menyatakan bahwa metode dan pendekatan yang digunakan guru secara lebih variatif akan mendorong siswa untuk belajar secara aktif, sehingga penyajian materi pelajaran oleh guru akan lebih menarik. Pembelajaran yang sebelumnya bersifat abstrak dan teoretis, sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran dan menimbulkan kebosanan terhadap pembelajaran yang dilakukan berubah menjadi menarik.
Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan media gambar atau foto merupakan langkah yang tepat. Dengan media ini siswa menjadi lebih paham, karena pembelajaran menjadi lebih konkrit dan realistis. Media gambar termasuk media visual sehingga saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dengan efisien (Sadiman, dkk, 2009: 28), Media gambar dapat berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mugkin akan dapat dilupakan atau dibatalkan bila tidak digrafiskan. Selain sederhana dan mudah pembuatannya, media grafis termasuk mediayang relatif murah ditinjau dari segi biayanya. Sejumlah gambar, lukisan, baik dari majalah, buku, koran, dan lain-lain yang ada hubungannya dengan pelajaran dapat dipergunakan sebagai alat peraga pembelajaran (Sudjana 2002: 30). Penggunaan media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang disampaikan guru. Oleh karena itu tak heran jika dalam siklus I penelitian sudah terlihat adanya peningkatan prestasi belajar siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan media gambar juga mengikis kesan verbalisme dalam pembelajaran IPS. Guru cenderung lebih mengurangi komunikasi satu arah, sehingga peran aktif siswa dalam pembelajaran menjadi lebih meningkat. Untuk lebih meningkatkan hasil yang maksimal dalam suatu proses pembelajaran, serta mengetahui tingkat kemampuan anak secara maksimal pula diadakan siklus II. Pada Siklus II prestasi belajar siswa sesudah diberi pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan media gambar menunjukkan peningkatan, dan penelitian dianggap telah berhasil.
Peningkatan prestasi belajar siswa sesudah siklus II dilakukan disebabkan semakin baiknya media yang digunakan. Hasil ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 54- 72) yang menyatakan bahwa keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya media yang digunakan dalam pendidikan yang dirancang. Dengan bervariasi potensi yang tersedia melahirkan media yang baik dalam pendidikan yang berlainan untuk setiap sekolah. Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam dalam Bab IV dapat diketahui bahwa. (1) Nilai rata prestasi belajar IPS siswa kelas V Semester I pada siklus I sebesar 68, pada siklus II sebesar 76 sehingga terdapat kenaikan nilai rata – rata dari siklus I ke siklus II. (2) Prosentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I menunjukkan angka sebesar 66,67% (10 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 15 siswa), pada siklus II sebesar 86,67% (13 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 15 siswa). Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II.
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut: Melalui media gambar dapat meningkatan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V Semester I SD Negeri Purwosuman 4 Sidoharjo Sragen tahun pelajaran 2015/2016.
Saran
Bertitik tolak dari simpulan hasil penelitian tersebut di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
Kepada Guru
a. Agar memilih dan menggunakan media gambar yang tepat dan lengkap sesuai dengan topik yang dibahas dalam proses belajar-mengajar.
b. Memberikan dorongan/motivasi kepada siswa untuk memiliki cara belajar yang baik dan memotivasi siswa untuk dapat menggunakan media gambar yang tepat dalam belajar.
c. Hendaknya dapat membina hubungan dan kerjasama, saling memberi informasi kepada orang tua siswa, sehingga dapat mengetahui masalah-masalah yang timbul yang mungkin berasal dari keluarga sehingga mengakibatkan rendahnya prestasi belajarsiswa.
d. Hendaknya selalu tanggap dan cepat mengatasi masalah-masalah yang ada di lingkungan sekolahnya.
Kepada Sekolah
a. Perlu menggiatkan adanya kelompok belajar, sebab dengan giatnya kelompok belajar maka waktu-waktu untuk belajar dapat meningkat dan kualitas belajarnya pun akan meningkat pula karena antara anggota kelompok dapat saling tukar pikiran.
b. Menyediakan media pembelajaran yang dirancang bagi siswa dan guru atau memakai yang sesuai dengan materi/kurikulum perkembangan zaman khususnya pada mata pelajaran IPS.
c. Ikut mendorong siswa untuk belajar dan berprestasi dengan baik, khususnya dalam mata pelajaran IPS.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004. Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
_______, 2008. PTK. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran.. Jakarta; Raja Grafindo Persada.
Bakdiyah, 2009. Usaha meningkatkan prestasi belajar IPS melalui Metode Role Playing
Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan penelitian Mata Pelajaran IPS. 2003. Jakarta: Depdikbud
Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
J.J. Hasibuan dan Moedjiono. 2000. Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lukman Ali dkk.1995. Kamus Besar Bahasa Indnesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhibbin Syah, 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya
Nana Syaodih Sukmadinata, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nasution, 2003. Metode Research(Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto Ngalim 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Roesdakarya.
Roestiyah NK. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sadiman Arif dkk, 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta; Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
_______, 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Reneka Cipta.
_______, 2005. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya.Edisi Revisi. Jakarta: Reneka Cipta Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfa Beta.
_______, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa Beta
Syaiful Bahri Djamarah, 2008. Stratgi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Tim pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Yudi Munadi, 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.
Winkel.WS 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
_______, 2000. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Winkel W.S. dan Hastuti, Sri. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi