PENINGKATAN PROSES HASIL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL DI KELAS VIII A

SEMESTER GANJIL MTs NEGERI 1 DEMAK

KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Warsito

MTs Negeri 1 Demak Kabupaten Demak Jawa Tengah

ABSTRAK

Peran guru yang sangat besar dalam proses pembelajaran inilah yang menuntut seorang guru mempunyai pengetahuan luas tentang cara mengajar, sehingga mengetahui kekurangan dan cara memperbaiki cara mengajar yang telah berlangsung. Oleh karena itu, metode yang tepat akan sangat membantu proses pembelajaran sehingga hasilnya maksimal. Tidak kalah penting adalah penggunaan media pembelajaran yang tepat juga akan sangat membantu penyampaian materi yang sedang dibahas. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terjadi peningkatan proses pembelajaran IPA Biologi pada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dengan menggunakan media visual di kelas VIII A semester ganjil MTs Negeri 1 Demak Kabupaten Demak tahun pelajaran 2018/2019. Desain penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan yang dilakukan dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A semester ganjil MTs Negeri 1 Demak Kabupaten Demak. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat dari siklus I ke siklus II. Siklus I, aktivitas tertinggi terjadi pada aspek Performan (presentasi) sebesar 15% dan terendah pada aspek menarik kesimpulan sebesar 0%. Sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Dari hasil perhitungan keaktifan siswa pada siklus 1 diperoleh rata-tata: 836/40 = 20,9 termasuk kateori aktif. Sedangkan pada siklus 2 keaktifan siswa dari hasil perhitungan diperoleh 914/40 = 22,85 termasuk kategori Aktif. Dari hasil perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Hasil belajar siswa pada materi pertumbuhan dan perkembangan menggunakan media visual pada siklus I secara klasikal belum mencapai indikator yang ditentukan sebesar 70%. Ketuntasan individual belum mencapai indikator yang ditentukan dengan nilai rata-rata sebesar 68,08 dengan ketuntasan klasikal siswa sebesar 49,9%. Sedangkan Pada siklus II, ketuntasan individu sudah mencapai ketuntasan klasikal yang ditentitkan dengan nilai rata-rata sebesar 72,86 dengan ketuntasan klasikal mengalami peningkatan menjadi 81,1%. Saran yang dapat siberikan dari hasil penelitian ini adalah Media visual membantu menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran dan menikmati pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal tersebut berperan dalam meningkatnya motivasi siswa terhadap pembelajaran sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat terutama pelajaran IPA Biologi dikelas VIII A semester ganjil MTs Negeri 1 Demak Kabupaten Demak.

Kata kunci: hasil pembelajaran, IPA, media audio visual

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa mata pelajaran IPA pada jenjang SMP/MTs merupakan IPA tepadu. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (BNSP, 2006). Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 menyebutkan tujuan dan kurikulum 2013 untuk mempersiapkan manusia mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar adalah proses pokok yang harus dilalui oleh seorang pendidik atau guru. Berhasil tidaknya suatu tujuan pendidikan bergantung kepada bagaiaman proses belajar dan mengajar disajikan. Tenaga kependidikan merupakan suatu komponen yang penting dalam pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, mengembangkan, mengelola dan memberikan pelayanan tehnis dalam pendidikan. Salah satu unsur tenaga kependidikan adalah tenaga pengajar yang tugas utamanya adalah mengajar dan sekaligus membimbing. Berkaitan dengan ini, sebenarnya guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar-mengajar, dalam usahanya untuk mengantarkan siswa atau anak didik ke taraf yang dicita-citakan (Sardiman,2012:125).

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan bermasyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan (Hamalik, 2003:93).

Dilihat dari hasil belajar siswa dalam kegiatan proses pembelajaran pelajaran biologi di MTs Negeri 1 Demak Kabupaten Demak, dapat diketahui bahwa kondisi siswa dilihat dari semangat belajar dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. Siswa cenderung pasif/diam di kelas, saat diberi kesempatan untuk bertanya/berpendapat sebagian siswa hanya diam saja. Penggunaan media pembelajaran juga belum maksimal, meskipun sarana pendukungnya sudah ada. Hal tersebut menyebabkan suasana kelas menjadi membosankan baik bagi siswa maupun guru, akibatnya hasil belajarnya rendah. Berdasarkan rekap nilai, 80% siswa belum mencapai nilai KKM yang ditetapkan sebesar 72.

Penyebab lain kurang maksimalnya hasil belajar dan keaktifan siswa adalah metode pembelajaran dan media yang kurang bervariasi sehingga siswa kurang memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dirinya. Metode dan media yang digunakan dalam pengajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan yang di tetapkan sebelumnya. Metode dan alat berfungsi sebagai jembatan atau media trasnformasi pelajaran terhadap tujuan yang ingin dicapai. Metode dan media pengajaran digunakan harus betul-betul efektif dan efisien (Sudjana, 2000:76).

Iklim belajar dapat dikembangkan apabila guru memberi kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan serta keterampilan fisik maupun mental sesuai dengan taraf kemapuannya. Jadi tugas guru tidak hanya memberikan pengetahuan saja melainkan menyiapkan situasi yang menggiring siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen serta mengemukakan fakta dan konsep sendiri. Pembelajaran biologi juga perlu disusun sedemikian rupa sehingga siswa terlibat secara aktif. Mengajar dapat dipandang sebagai menciptakan situasi di mana diharapkan anak-anak akan belajar dengan efektif. Dalam situasi belajar itu ada kalanya seorang guru memberi instruksi kepada siswanya (direction) dan ada kalanya ia memberikan saran dan bantuan (guidance). Di dalam kelas, guru juga berperang sebagai seorang organisator yang bertugas untuk memungkinkan kelompok dan individu-individu di dalamnya untuk berfungsi bersama, (Mursell dan Nasution, 2002:24).

Agar pembelajaran tidak membosakan maka guru harus memilih metode dan media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Media visual adalah salah satu media yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran agar hasil belajar baik berupa proses ataupun hasilnya dapat meningkat. Sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Arsyad (2000) bahwa media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Media visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara materi pelajaran dengan dunia nyata. Selain itu dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar siswa, membantu keefektifan proses pembelajaran, menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran, memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau yang diberikan, pembelajaran menjadi lebih menarik, membawa kesegaran dan variasi baru bagi pengalaman belajar siswa sehingga siswa tidak bosan dan tidak bersikap pasif, serta dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu, dengan menghadirkan gambaran objek yang sedang dipelajari di dalam ruang kelas.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa media visual dapat membantu meningkatkan proses pembelajaran di kelas. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Levie & Lentz (1982) diacu dalam Arsyad (2000) terdapat empat fungsi media pengajaran khususnya media visual, yaitu (1). Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa, (2). Fungsi afektif yaitu kenikmatan siswa ketika belajar, (3). Fungsi kognitif, yaitu lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar, dan (4). Fungsi kompensatoris yaitu berfungsi untuk membentuk siswa memahami teks.

Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian tindakan kelas ini adalah apakah terjadi peningkatan proses pembelajaran IPA Biologi pada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dengan menggunakan media visual di kelas VIII A semester ganjil MTs Negeri 1 Demak Kabupaten Demak tahun pelajaran 2018/2019?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah (1). Untuk mengetahui peningkatan proses pembelajaran IPA Biologi materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dengan menggunakan media visual pada siswa kelas VIII A semester ganjil MTs Negeri 1 Demak Kabupaten Demak Tahun pelajaran 2018/2019, (2). Untuk dijadikan referensi pembelajaran bagu guru IPA Biologi khusunya untuk MTs Negeri 1 Demak Kabupaten Demak dan Madrasah/Sekolah lain. Sehingga pelaksanaan pembelajaran IPA dapat menghasilkan nilai yang baik, (3). Untuk meningkatkan hasil belajar IPA Biologi khususnya kelas VIII semester ganjil MTs Negeri 1 Demak Kabupaten Demak khusunya materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu: 1). Dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dalam memilih media dalam proses pembelajaran. 2). Dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa yang diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, 3). Dapat dijadikan contoh bagi mata pelajaran lain dalam memilih media pembelajaran. 4). Memperkaya media pembelajaran di Madrasah.

Landasan Teori

Pengertian Hasil Belajar

Hasil yaitu sesuatu yang diadakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996:343). Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan (Ali, 2008:14). Belajar merupakan suatu proses, dan bukan hasil yang hendak dicapai semata(Hamalik, 2009:106). Kata belajar menurut Sadiman (2002:2) adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup dan berlangsung sejak bayi sampai keliang lahat nanti. Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari proses perubahan kehidupan manusia (Kuntowijoyo, 1995:2).

Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah kegiatan manusia yang sangat penting dan harus dilakukan selama hidup, karena melalui belajar dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup. Dengan kata lain, melalui belajar dapat memperbaiki nasib, mencapai cita-cita yang didambakan. Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Dalyono (1997) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.

Belajar juga dapat diartikan sebagai usaha untuk memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik, 2003:45).

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan dari luar dirinya. Dalyono (1997:34) mengemukakan faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi aspek kesehatan, di mana kesehatan dapat mempengaruhi minat seseorang dalam belajar baik kesehatan fisik maupun mental. Intelegensi dan bakat yang merupakan aspek kejiwaan (psikis) yang besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar karena menunjukkan tingkat IQ dan kemampuan dalam bidang tertentu dari seseorang. Aspek lain yaitu minat dan motivasi yang merupakan pendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya baik yang berasal dari dalam atau dari luar. Aspek lain yang tidak kalah penting yaitu cara belajar, sisa akan memperoleh hasil yang baik jika cara belajar yang digunakan sesuai dan efektif bagi dirinya. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar, dapat berasal dari keluarga, sekolah, masayarakat, dan lingkungan di sekitar siswa.

Hubungan antara aktivitas belajar dan hasil belajar

Prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku agar terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Itulah sebabnya dalam belajar aktivitas merupakan prinsip atau usaha yang sangat penting untuk mencapai hasil belajar yang baik. Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh Suwarsi (2000:98) diacu dalam Rahmawati (2008:21) bahwa belajar merupakan suatu proses melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, seorang siswa akan dapat mencapai prestasi yang lebih baik dalam belajarnya. Tetapi sebaliknya jika aktivitas-aktivitas dalam belajar tersebut kurang mendapat perhatian, maka kemungkinan besar siswa akan mengalami kesulitan dan mengakibatkan kegagalan dalam belajarnya di sekolah/Madrasah.

Media Pembelajaran Visual

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 640) mengartikan media sebagai alat atau sarana. Menurut Rahadi (2003:9) istilah “media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari ‘medium’ yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar”. Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Menurut Gagne media sebagai jenis komponen dalam lingkukan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang siswa agar terjadi proses belajar. Hampir sama dengan definisi diatas, Ali (2008: 89) mengartikan media pengajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyaluirkan pesan (massage), merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.

Dari kata yang disandangnya, media visual merupakan sajian yang mengandung pesan yang penyampaiannya pada alat kesadaran manusia melalui indera penglihatan. Media visual dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu media visual yang yang materi visualnya tidak diproyeksikan, misalnya foto, materi grafis, model dan realia. Golongan yang ke dua yaitu media visual yang materi visualnya diproyeksikan, misalnya over head projector (OHP), dan film strip projector (Prawoto 1989:22).

Tempat, Waktu, dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A semester ganjil MTs Negeri 1 Demak Kabupaten Demak tahun pelajaran 2018/2019 pada bulan Agustus s/d Oktober 2018. Di kelas VIII A pada umunya tingkat keaktifan siswa di kelas ini masih rendah sehingga hasil belajarnya juga rendah. Berdasarkan rekap nilai, 80% siswa belum mencapai nilai KKM sebesar 72. Jumlah siswa di kelas ini adalah 37 siswa, terdiri dari 16 siswa perempuan dan 21 siswa laki- laki.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, pada siklus pertama masing-masing terdiri dari 3 jam pelajaran dan pada siklus 2 terdiri dari 3 jam pelajaran. Kegiatan yang dilakukan setiap siklus meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

Sub materi pada siklus pertama adalah pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dan tumbuhan, dan metamorfosis. Pada siklus ke ke dua sub materinya adalah faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan. Masing-masing siklus menggunakan media visual dalam pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan selama dua pertemuan, siklus II dilaksanakan selama dua pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran. Penelitian ini direncanakan minimal dalam dua siklus dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap penting sehingga terdapat perencanaan tahap penelitian siklus I dan perencanaan tahap penelitian siklus II. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Metode Pengumpulan Data

Sumber data

Sumber data penelitian ini adalah siswa Kelas VIII A semester ganjil MTs Negeri 1 Demak Kabupaten Demak Tahun Pelajran 2018/2019.

Jenis data pada penelitian ini yaitu berupa:

  1. Keaktivan siswa selama proses pembelajaran menggunakan media visu
  2. Hasil belajar siswa.
  3. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan media visual

Hasil Penelitian

Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran

Aktivitas siswa yang diamati dalam pembelajaran menggunakan media visual pada materi pertumbuhan dan perkembangan meliputi keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, mengerjakan tugas, performan, mencatat, menarik kesimpulan dan kerjasama dalam kelompok.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat dari siklus I ke siklus II. Siklus I, aktivitas tertinggi terjadi pada aspek Performan (presentasi) sebesar 15% dan terendah pada aspek menarik kesimpulan sebesar 0%. Sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini.

No Kreteria Keaktifan Siklus I Siklus II
∑ Siswa Prosentase ∑ Siswa Prosentase
1 Sangat aktif 7 19% 11 30%
2 Aktif 23 62% 26 70%
3 Cukup Aktif 7 19% 0 0%
4 Tidak Aktif 0 0% 0 0%

 

Dari hasil perhitungan keaktifan siswa pada siklus 1 diperoleh rata-tata: 836/40 = 20,9 termasuk kateori aktif. Sedangkan pada siklus 2 keaktifan siswa dari hasil perhitungan diperoleh 914/40 = 22,85 termasuk kategori Aktif. Dari hasil perhtiunag di atas dapat dikatakan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat dari siklus 1 ke siklus 2.

Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada materi pertumbuhan dan perkembangan menggunakan media visual pada siklus I secara klasikal belum mencapai indikator yang ditentukan sebesar 70%. Ketuntasan individual belum mencapai indikator yang ditentukan dengan nilai rata-rata sebesar 68,08 dengan ketuntasan klasikal siswa sebesar 49,9%. Sedangkan Pada siklus II, ketuntasan individu sudah mencapai ketuntasan klasikal yang ditentitkan dengan nilai rata-rata sebesar 72,86 dengan ketuntasan klasikal mengalami peningkatan menjadi 81,1%.

Hasil refleksi tiap siklus

Berdasarkan pengamatan selama pembelajaran diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:

Siklus I

  • Siswa kurang serius dalam melaksanakan diskusi kelompok, hal ini terlihat dari seringnya siswa bercanda dan berdiskusi di luar topik pelajara
  • Masih ada beberapa siswa yang keaktifannya masih rendah.
  • Dalam berdiskusi siswa takut mengemukakan pendapat karena ada beberapa siswa yang belum menghargai pendapat teman dengan mentertawakannya apabila terjadi kesalaha
  • Ketuntasan belajar klasikal belum mencapai indicator merupakan dampak dari tingkat keaktifan siswa yang masih rendah dan kondisi siswa yang kurang kondusif selama pembelajaran berlangs

Siklus II

  • Siswa serius dalam melaksanakan diskusi kelompok, hal ini terlihat dari berkurangnya siswa bercanda dan berdiskusi di luar topik pelajar
  • Keaktifan siswa dalam berdiskusi meningkat.
  • Dalam berdiskusi, siswa tidak takut lagi dalam mengemukakan pendapat karena siswa sudah menghargai pendapat siswa lain dengan tidak mentertawakannya apabila terjadi kesalaha
  • Ketuntasan belajar klasikal telah mencapai indikator merupakan dampak dari tingkat keaktifan siswa yang meningkat dan kondisi siswa yang kondusif selama pembelajaran berlan

Pembahasan

Siklus I

Kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru berupa apersepsi dengan memberikan fakta tentang petumbuhan dan perkembangan. Tujuanya adalah memotivasi dan merangsang minat siswa untuk belajar dan mengikuti pelajaran. Sesusi pendapat Hamalik (2005) yang menyatakan bahwa apersepsi dapat membangkitkan motivasi dan merangsang minat siswa untuk belajar dan mengikuti pelajaran,. Melalui kegiatan apersepsi, guru membimbing siswa untuk mengaitkan informasi yang telah dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari. besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan, karena motivasi memiliki 3 fungsi yaitu: (1). Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan belajar, (2). Mengarahkan perbuatan untuk pencapaian tujuan yang diinginkan, dan (3). Sebagai penggerak. Kegiatan inti dilakukan menggunakan metode diskusi kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa.

Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa dituntut untuk aktif sehingga pembelajaran berjalan dengan baik. Hal itu sesuai pendapat Sardiman (1992) bahwa aktivitas belajar yang baik dapat mengakibatkan proses belajar yang optimal. Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa pada siklus I persentase aktivitas siswa secara klasikal tertinggi terjadi pada aspek menarik kesimpulan, yaitu sebesar 76%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa serius dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru untuk dapat menarik kesimpulan dalam pengerjaan tugas yang diberikan. Akan tetapi pada aspek menjawab pertanyaan dan aspek mengemukakan pendapat sangat rendah, yaitu sebesar 40% dan 41%. Hal ini dapat terjadi karena masih ada siswa yang mentertawakan temannya ketika terjadi kesalahan dalam menyampaikan pendapat dan pada saat presentasi dan tidak memperharikan apa yang telah disampaiakan keompok lain dalam presentasi. Berdasarkan hasil refleksi, hal itulah yang menyebabkan siswa merasa takut dan malu apabila salah pada saat mengemukakan pendapat dan presentasi.

Berdasarkan tabel 3 hasil perhitungan keaktifan siswa pada siklus 1 diperoleh rata-tata 20,9 termasuk kateori aktif. Sedangkan pada siklus 2 keaktifan siswa dari hasil perhiutngan diperoleh 22,85 termasuk kategori Aktif. Dari hasil perhitungan tersebutn dapat dikatakan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Hal tersebut memperlihatkan bahwa beberapa siswa tidak tertib dan tidak sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ada beberapa siswa yang berdiskusi di luar materi, bercanda, mengantuk, dan sibuk sendiri. Keadaan ini terjadi karena kurangnya motivasi belajar siswa. Motivasi yang kurang mengakibatkan antusia siswa untuk mengikuti pelajaran kurang, sehingga siswa melakukan kegiatan lain yang lebih menarik minatnya. Oleh karena itu guru harus memberi motivasi kepada siswa agar pembelajaran berjalan dengan baik dan hasil belajarnya juga baik.

Hasil belajar siswa pada materi pertumbuhan dan perkembangan menggunakan media visual pada siklus I secara klasikal belum mencapai indikator yang ditentukan sebesar 70%. Ketuntasan individual belum mencapai indikator yang ditentukan dengan nilai rata-rata sebesar 68,08 dengan ketuntasan klasikal siswa sebesar 49,9%. Sedangkan Pada siklus II, ketuntasan individu sudah mencapai ketuntasan klasikal yang ditentitkan dengan nilai rata-rata sebesar 72,86 dengan ketuntasan klasikal mengalami peningkatan menjadi 81,1%.

Kinerja peneliti dalam pembelajaran menggunaan media visual tergolong sangat baik. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran sangat baik ditunjukkan dengan jumlah siswa yang setuju terhadap penggunaan media visual. Mengacu hasil pengamatan pada siklus I diadakan refleksi oleh peneliti. Kekurangan-kekurangan pada siklus ini disebabkan oleh faktor-faktor berikut: (a). Siswa kurang serius dalam melaksanakan diskusi kelompok, hal ini terlihat dari seringnya bercanda dan berdiskusi di luar topik pelajaran, (b). Masih ada beberapa siswa yang keaktifannya masih rendah. (c). Dalam berdiskusi siswa takut mengemukakan pendapat karena ada beberapa siswa yang belum menghargai pendapat teman dengan mentertawakannya apabila terjadi kesalahan. (d). Ketuntasan belajar klasikal belum mencapai indikator merupakan dampak dari tingkat keaktifan siswa yang masih rendah dan kondisi siswa yang kurang kondusif selama pembelajaran berlangsung.

Siklus II

Berdasarkan data hasil penelitian siklus II proses pembelajaran semakin meningkat ditunjukkan dengan persentase keaktifan siswa yang meningkat. Berdasarkan Tabel 2 seluruh aspek aktivitas siswa mengalami peningkatan. Aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat dari siklus I ke siklus II. Siklus I, aktivitas tertinggi terjadi pada aspek Performan (presentasi) sebesar 15% dan terendah pada aspek menarik kesimpulan sebesar 0%. Sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. Berdasarkan refleksi siklus II hal ini terjadi karena siswa telah berani dalam mengemukakan pendapat. Selain itu siswa sudah mulai menghargai pendapat siswa lain dengan tidak mentertawakan ketika ada siswa yang salah dalam mengemukakan pendapat.

Hasil belajar diperoleh dari tes tertulis yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa yang pada akhirnya dapat mencapai nilai Ketuntasan Klasikal Minimal (KKM) Madrasah aitu penguasaan materi individual sebesar ≥ 72 dan ketuntasan klasikal siswa sebesar 80%.

Hasil belajar siswa pada materi pertumbuhan dan perkembangan menggunakan media visual pada siklus I secara klasikal belum mencapai indikator yang ditentukan sebesar 70%. Ketuntasan individual belum mencapai indikator yang ditentukan dengan nilai rata-rata sebesar 68,08 dengan ketuntasan klasikal siswa sebesar 49,9%. Sedangkan Pada siklus II, ketuntasan individu sudah mencapai ketuntasan klasikal yang ditentitkan dengan nilai rata-rata sebesar 72,86 dengan ketuntasan klasikal mengalami peningkatan menjadi 81,1%.

Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas siswa, sesuai pendapat yang dikemukakan Suwarsi (2000) diacu dalam Rahmawati (2008) yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses melalui berbagai aktivitas yang dilakukan seorang siswa untuk mencapai prestasi yang lebih baik dalam belajarnya.

Pada siklus I guru belum efisien dalam menggunakan waktu ketika memberi penegasan konsep. Hal tersebut terjadi karena penegasan konsep yang menuntut guru menggunakan perangkat komputer, tetapi guru belum terbiasa. Pada siklus II guru telah mengetahui cara menggunakan perangkat komputer dengan baik sehingga dapat menggunakan waktu secara efisien. Berdasarkanhasil perhitungan tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan media visual meningkat menjadi 98,25%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa setuju dan menyukai media visual diterapkan dalam pembelajaran khususnya pada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

Media visual membantu menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran dan menikmati pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal tersebut berperan dalam meningkatnya motivasi siswa terhadap pembelajaran sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat pada siklus II. Meskipun mengalami beberapa kesulitan dalam menggunakan media visual khususnya perangkat komputer, tidak menyurutkan keinginan peneliti untuk tetap menggunakan media visual untuk tahun berikutnya.Adanya keinginan tersebut karena mengingat manfaat yang ditimbulkannya yaitu dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

Meningkatnya proses pembelajaran dalam penelitian ini merupakan dampak dari kondisi siswa yang kondusif selama pembelajaran, siswa mulai terbiasa dengan media dan metode pembelajaran yang diterapkan, meningkatnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan meningkatnya hasil belajar siswa pada akhir pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh teori bahwa aktivitas belajar sangat erat hubungannya dengan motivasi, di mana perubahan suatu motivasi akan merubah wujud, bentuk, dan hasil belajar (Walker 1967 diacu dalam Rohani 2004).

Motivasi tidak hanya berasal dari guru, akan tetapi motivasi dapat muncul dengan adanya media visual berupa LDS bergambar dan CD pembelajaran sebagai media pembelajaran seperti dalam penelitian ini. Hasil penggunaan media visual dalam penelitian ini adalah lahirnya motivasi, yaitu minat dan merangsang siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal tersebut didukung oleh fungsi atensi yang dimiliki media visual, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran, menenangkan dan mengarahkan perhatian siswa kepada pelajaran yang akan di terima siswa (Levie & Lentz 1982 diacu dalam Arsyad 2000).

Informasi yang diberikan menggunakan media visual dapat melibatkan siswa baik dalam mental maupun dalam bentuk aktivitas nyata sehingga pembelajaran berjalan dengan baik. Selain itu media visual memberikan pengalaman yang menyenangkan, sehingga siswa menikmati seluruh proses pembelajaran dengan menyenangkan pula. Hasil angket tanggapan siswa menunjukkan bahwa lebih dari 90% siswa menyatakan setuju dengan penggunaan media visual dalam pembelajaan. Hal tersebut didukung oleh fungsi afektif yang dimiliki media visual, yaitu dapat meningkatkan kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Hal tersebut terjadi karena gambar atau visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa (Levie & Lentz 1982 diacu dalam Arsyad 2000).

Kendala yang dihadapi dalam penelitian ini yaitu keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan peralatan yang dibutuhkan seperti komputer dan LCD. Guru belum terbiasa menggunakan komputer dan perangkat pendukungnya sehingga sedikit terhambat ketika menggunakan CD pembelajaran. Akan tetapi, kendala tersebut dapat segera diatasi dengan berusaha bertanya kepada teknisi yang ada di sekolah. Bertanya kepada teknisi dapat menyelesaikan kendala tersebut pada saat itu juga. Selanjutnya diharapkan guru harus mampu menggunakan perangkat media pembelajar dengan baik agar tidak tergantung kepada teknisi.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: (1). Hasil belajar siswa pada materi pertumbuhan dan perkembangan menggunakan media visual pada siklus I secara klasikal belum mencapai indikator yang ditentukan sebesar 70%. Ketuntasan individual belum mencapai indikator yang ditentukan dengan nilai rata-rata sebesar 68,08 dengan ketuntasan klasikal siswa sebesar 49,9%. Sedangkan Pada siklus II, ketuntasan individu sudah mencapai ketuntasan klasikal yang ditentitkan dengan nilai rata-rata sebesar 72,86 dengan ketuntasan klasikal mengalami peningkatan menjadi 81,1%. (2). Dari hasil perhitungan keaktifan siswa pada siklus 1 diperoleh rata-tata 20,9 termasuk kateori aktif. Sedangkan pada siklus 2 keaktifan siswa dari hasil perhitungan diperoleh 22,85 termasuk kategori Aktif. Dari hasil perhtiunag di atas dapat dikatakan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat dari siklus 1 ke siklus 2. (3). Terdapat peningkatan proses pembelajaran IPA Biologi pada materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup di kelas VIII A semester ganjil MTs Negeri 1 Demak Kabupaten Demak tahun pelajaran 2018/2019 dengan digunakannya media visual berupa LDS bergambar dan CD pembelajaran sebagai media pembelajaran.

Saran-Saran

Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat disampaikan adalah:

  1. Media visual membantu menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran dan menikmati pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal tersebut berperan dalam meningkatnya motivasi siswa terhadap pembelajaran sehingga keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat terutama pelajaran IPA Biologi dikelas VIII A semester ganjil MTs Negeri 1 Demak Kabupaten Demak.
  2. Penggunaan media visual LDS bergambar dan CD pembelajaran perlu dikembangkan untuk materi lain pada mata pelajaran IPA biologi dan mata pelajaran lainnya agar mendapatkan hasil yang baik terutama untuk ketuntasan belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Arsyad A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.

Dalyono M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik O. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Ibrahim M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA University Press.

Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mursell J & S Nasution. 2002. Proses belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution S. 1994. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Popham WJ & EL Baker. 2005. Teknik Mengajar secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta.

Prawoto. 1989. Media Instruksional Untuk Biologi. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan.

Rohani A. 2002. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana N. 1999. Penelitian Hasil belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

            . 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sanjaya W. 2007. Strategi Pembelajaran: Berorientasi pada Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Fajar Interpratama Offset.

Sardiman. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grasindo Persada.

Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Waji SDP. 2007. Keefektifan Metode Ceramah yang Menggunakan Media Visual dan Metode Ceramah Murni dalam Pembelajaran Pendidikan Nilai di Sekolah Dasar. Jurnal. http://www.journal.um.ac.id.