Peningkatan Rasa Percaya Diri Peserta Didik Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Peer Group
UPAYA PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK
MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
DENGAN TEKNIK PEER GROUP
PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP N 4 CIPARI
Rofikhatun Zanah
Guru SMP Negeri 4 Cipari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kepercayaan diri peserta didik melalui bimbingan kelompok dengan teknik peer group pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari. Jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari yang berjumlah 26 peserta didik. Subyek penelitian ditentukan dengan teknik populasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala dan observasi. Instrumen yang digunakan adalah skala kepercayaan diri dan pedoman observasi. Pada penelitian ini validitas datanya menggunakan validitas isi dan validitas konstruk. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis komparatif, yaitu membandingkan skor angket peserta didik pada siklus pertama dan siklus kedua. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Kondisi awal kepercayaan diri peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari tergolong rendah. Kondisi ini dibuktikan dari hasil pre-test dengan skor rata-rata kepercayaan diri peserta didik 97 dan dikategorisasikan dalam kepercayaan diri sedang. (2) Dalam penelitian ini diterapkan bimbingan kelompok dengan teknik peer group dalam satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu pembentukan, peralihan, kegiatan dan pengakhiran yang menyebabkan tingkat kepercayaan diri peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari meningkat. Peningkatan kepercayaan diri peserta didik dibuktikan dari hasil post-test skor kepercayaan diri rata-rata sebesar 102 dan dikategorisasikan dalam kepercayaan diri tinggi. Peningkatan skor kepercayaan diri peserta didik dari pre-test ke post-test yaitu sebesar 5. (3) Observasi pada saat pemberian tindakan untuk peningkatan kepercayaan diri menunjukkan antusiasme tinggi dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan teknik peer group.
Kata kunci: kepercayaan diri, bimbingan kelompok dengan teknik peer group.
PENDAHULUAN
Kepercayaan diri berasal dari bahasa Inggris yakni self confidence yang artinya percaya kepada kemampuan, kekuatan dan penilaian diri sendiri. Jadi dapat dikatakan bahwa penilaian tentang diri sendiri adalah berupa penilaian yang positif. Penilaian yang positif inilah yang nantinya akan menimbulkan sebuah motivasi dari dalam individu untuk lebih mau menghargai dirinya. Pengertian secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap gejala aspek kelebihan yang dimiliki oleh individu dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan hidupnya (Tursan,2002: 63).
Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Individu yang memiliki kepercayaan diri merasa yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya. Selain itu kepercayaan diri mampu menjadi stimulus yang mendorong individu untuk mampu bertindak tanpa ragu. Begitu besar fungsi dan peranan kepercayaan diri pada kehidupan individu. Tanpa adanya kepercayaan diri yang tertanam dengan kuat di dalam jiwa individu, pesimis dan rasa rendah diri akan dengan mudah menguasai dirinya.
Peserta didik yang kepercayaan dirinya rendah memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, hal ini menyebabkan peserta didik sering menutup diri mereka terhadap dunia luar yang lebih luas. Tanpa kepercayaan diri peserta didik memiliki resiko kegagalan ataupun kurang optimal dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Berbanding terbalik dengan peserta didik yang memiliki kepercayaan diri tinggi, mereka cenderung berani tampil bahkan tanpa persiapan apapun dan tanpa memikirkan hasilnya.
Berdasarkan data awal yang diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling diketahui bahwa peserta didik –siswi kelas VIII A mengalami masalah kekepercayaan diri yang rendah. Masalah kurang kepercayaan diri yang dialami peserta didik ini ditunjukkan dengan perasaan grogi saat tampil di depan kelas yang terlihat dari raut wajah dan langkah kaki peserta didik yang tidak mantap, peserta didik memiliki rasa malu yang berlebihan ketika menjadi pusat perhatian, peserta didik memiliki perasaan tidak pantas ketika mendapat pujian, peserta didik merasa malu menjadi diri sendiri karena merasa dirinya selalu memiliki kekurangan sehingga selalu berusaha untuk menjadi seperti orang lain.
Pembentukan kepercayaan diri peserta didik juga dapat berkembang ketika peserta didik bergaul dengan lingkungan yang lebih luas, yaitu dalam lingkungan kelompok teman-teman sebaya (peer group) dan masyarakat, sehingga sedikit banyak hal itu juga akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan dan pengembangan kepercayaan diri peserta didik.
Dalam bimbingan kelompok dengan teknik peer group atau teman sebaya terdapat tahap-tahap yang mengandung usaha perbaikan terhadap konsep diri yang negatif pada peserta didik. Hal itu sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Prayitno (1998: 123), yang dimaksud dengan bimbingan teman sebaya ialah bimbingan yang diberikan oleh peserta didik tertentu untuk membantu teman-teman sebayanya.
Peneliti tertarik untuk meneliti mengenai peningkatan kepercayaan diri peserta didik dengan layanan bimbingan kelompok menggunakan teknik peer group pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari. Pentingnya penelitian ini dikarenakan kurangnya kepercayaan diri dapat menghambat tugas perkembangannya sebagai remaja yang seharusnya peserta didik mempunyai perasaan positif terhadap dirinya, mempunyai keyakinan yang kuat atas dirinya dan memiliki pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki.
KAJIAN TEORI
Kepercayaan Diri
Pengertian kepercayaan diri
Supriyo (2008: 44), mengatakan bahwa “kepercayaan diri adalah perasaan yang mendalam pada batin seseorang, bahwa ia mampu berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya, keluarganya, masyarakatnya, umatnya, dan agamanya, yang memotivasi untuk optimis, kreatif dan dinamis yang positif”. Kepercayaan diri adalah yakin pada kemampuan-kemampuan sendiri, yakin pada tujuan hidupnya, dan percaya bahwa dengan akal budi orang akan mampu melaksanakan apa yang mereka inginkan.
Ciri-ciri individu yang memiliki kepercayaan diri
Menurut Mastuti (2008: 13-14) ada beberapa ciri atau karakteristik individu yang memiliki kepercayaan diri yang proporsional, diantaranya adalah;
- Percaya akan kompetensi/kemampuan diri hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain.
- Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok.
- Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri.
- Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil).
- Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain).
- Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya.
- Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
Ciri-ciri individu yang tidak memiliki kepercayaan diri
Menurut Santrock (2003: 338) mengemukakan bahwa indikator perilaku negatif dari individu yang tidak kepercayaan diri antara lain;
- Merendahkan orang lain.
- Menggerakan tubuh secara dramatis.
- Melakukan sentuhan yang tidak sesuai atau menghindari kontak fisik.
- Memberikan alasan ketika gagal melakukan sesuatu.
- Melihat sekeliling untuk memonitor orang lain.
- Membuat secara berlebihan tentang prestasi, keterampilan, penampilan fisik.
- Merendahkan diri sendiri secara verbal, depresiasi diri.
- Berbicara terlalu keras.
- Tidak mengekspresikan pandangan atau pendapat.
- Memposisikan diri secara submisif.
Faktor penyebab kurang kepercayaan diri
Individu yang mengalami kurang kepercayaan diri disebabkan oleh berbagai faktor. Supriyo (2008: 46) mengemukakan faktor penyebab kurang kepercayaan diri antara lain sebagai berikut;
- Perasaan tidak mampu untuk berbuat lebih baik, dalam segala hal.
- Tidak percaya bahwa dirinya memiliki kelebihan.
- Merasa curiga terhadap orang lain dan memposisikan diri sebagai korban.
- Beranggapan bahwa orang lainlah yang harus berubah.
- Menolak tanggung jawab hidup untuk mengubah diri menjadi lebih baik.
- Lingkungan yang kurang memberikan kasih sayang/penghargaan terutama pada masa kanak-kanak dan pada masa remaja.
- Lingkungan yang menerapkan kedisiplinan yang otoriter, tidak memberikan kebebasan berpikir, memilih dan berbuat.
- Kegagalan/kekecewaan yang berulang kali tanpa diimbangi dengan optimisme yang memadai.
- Keinginan untuk mencapai kesempurnaan dalam segala hal (idealisme yang tidak realistis).
- Sikap orangtua yang memberikan pendapat dan evaluasi negatif terhadap perilaku dan kelemahan anak.
Aspek-Aspek kepercayaan diri
Aspek-aspek dari kepercayaan diri oleh Anthoni (Sundariningsih,2011: 31) antara lain:
- Rasa aman yaitu terbebas dari rasa takut, tidak ada kompetensi terhadap situasi orang-orang disekitarnya
- Yakin pada kemampuan diri yaitu merasa tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain dan tidak terpengaruh oleh orang lain
- Mandiri yaitu tidak tergantung dengan orang lain dalam melaksanakan sesuatu
- Optimis yaitu mempunyai pandangan dan harapan yang baik tentang diri sendiri
- Ambisi Normal yaitu ambisi disesuaikan dengan kemampuan, tidak berlebihan dan bertanggung jawab
- Tidak mementingkan diri sendiri/toleransi yaitu mengerti kekurangan yang ada pada diri sendiri, dapat menerima pendapat orang lain dan memberi kesempatan pada orang lain
Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Peer Group
Bimbingan Kelompok
Pengertian Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan upaya bantuan untuk dapat membahas topik atau permasalahan peserta didik dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Winkel (2004: 564) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok merupakan “salah satu pengalaman melalui pembentukan kelompok yang khas untuk keperluan pelayanan bimbingan”.
Bimbingan kelompok sangat tepat bagi kelompok remaja karena memberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan, perasaan, permasalahan, melepas keragu-raguan diri, dan pada kenyataanya mereka akan senang berbagi pengalaman dan keluhan-keluhan pada teman sebayanya.
Peer Group
“Peer group adalah kelompok teman anak sebaya yang sukses di mana ia dapat berinteraksi” (Santoso,1999: 85). Dalam kelompok teman sebaya (peer group), individu merasakan adanya kesamaan satu dengan yang lainya seperti di bidang usia, kebutuhan dan tujuan yang dapat memperkuat kelompok itu. Di dalam peer group tidak dipentingkan adanya struktur organisasi, namun di antara anggota kelompok merasakan adanya tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan kelompoknya. Dalam peer group ini, individu menemukan dirinya (pribadi) serta dapat mengembangkan rasa sosialnya sejalan dengan perkembangan kepribadiannya.
Kegiatan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Peer Group
Kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik peer group yang dapat diartikan sebagai upaya bantuan melalui layanan bimbingan kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok, dalam mengembangkan diri peserta didik khususnya dalam meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Dalam hal ini anggota kelompoknya adalah kelompok teman sebaya/ peer group tersebut.
Adapun bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sesuai dengan bentuk dan tahapan-tahapan dalam kegiatan bimbingan kelompok, akan tetapi yang berperan aktif menjadi anggota dan pemimpin kelompok dan sekaligus menjalankan kegiatan bimbingan kelompok ini adalah bagian dari anggota kelompok atau peer group itu sendiri. Prosedur dalam kegiatan bimbingan kelompok ini ialah dengan memilih dan melatih dua orang peserta didik yang diambil dari peer group tersebut yang dianggap lebih baik dan mampu dari anggota kelompok yang lain untuk menjadi pemimpin kelompok pada awal kegiatan dan sekaligus melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok dalam memberikan bantuan, arahan dan motivasi kepada anggota kelompok yang lain.
Hal itu juga sesuai dengan Prayitno (1998: 123) yang mengemukakan tentang kegiatan bimbingan teman sebaya yang merupakan bimbingan yang diberikan oleh peserta didik tertentu untuk membantu teman-teman sebayanya. Kegiatan bimbingan teman sebaya ini dapat dilaksanakan dalam semua bidang bimbingan dan semua jenis layanan, sesuai dengan masalah peserta didik yang dibimbing dan kemampuan peserta didik yang membimbing, meliputi bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier.
Bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini ialah pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok yang akan dilaksanakan oleh peer group dalam memberikan bantuan dan pembahasan topik/ persoalan dalam hal ini ialah peningkatan kepercayaan diri peserta didik untuk membantu anggota kelompok (peer group) itu sendiri.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Suyanto (1996: 4) memaparkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian yang bersifat reaktif dengan menggunakan tindakan-tindakan tertentu untuk meningkatkan pembelajaran di kelas secara profesional. Dari pemaparan ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang terjadi di masyarakat, kelompok tertentu maupun peserta didik di dalam kelas dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu yang hasilnya dapat dikenakan pada subjek tertentu dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini tindakan dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik peer group pada peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari.
Sedangkan untuk layanan bimbingan kelompok dengan teknik peer group peneliti menggunakan satlan (satuan layanan).
PEMBAHASAN
Hasil pre test menunjukkan bahwa dari 26 peserta didik terdapat skor yang tinggi, skor yang rata-rata dan skor yang rendah. Setelah diketahui skor kepercayaan diri peserta didik.
Diketahui tingkat kepercayaan diri peserta didik dengan skor dibawah 88 dikategorikan memiliki kepercayaan diri rendah, peserta didik dengan skor 88 sampai 101 dikategorikan memiliki kepercayaan diri sedang, peserta didik dengan skor diatas 101 dikategorikan memiliki kepercayaan diri tinggi.
Sistem pengukuran dan pengkategorian kepercayaan diri di atas kemudian digunakan pada pre test untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri peserta didik.
Dapat dikategorisasikan peserta didik yang memiliki kepercayaan diri rendah berjumlah 5 peserta didik, kepercayaan diri sedang berjumlah 16 peserta didik dan peserta didik yang memiliki kepercayaan diri tinggi ada 5 peserta didik.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan bimbingan dan konseling yang telah dilakukan, peneliti akan menyajikan hasil penilaian.
Hasil Pelaksanaan Tindakan
Setelah dilakukan dua tahap kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan teknik peer group, guru pembimbing melaksanakan post-test untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri peserta didik setelah tindakan.
Berdasarkan data skor diatas, berikut ini disajikan Tabel Peningkatan kepercayaan diri yaitu data peningkatan rata-rata kepercayaan diri peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari.
Tabel Peningkatan Rata-Rata Skor Kepercayaan Diri
Keterangan | Rata-rata Pre-test | Rata-rata Post-test | Peningkatan |
Kepercayaan Diri | 97 | 102 | 5 |
|
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil skor pre-test kepercayaan diri peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari rata-rata 97 dan dalam kategori kepercayaan diri sedang. Kemudian hasil skor post-test kepercayaan diri peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari rata-rata 102 dan dalam kategori kepercayaan diri tinggi. Dari data pre-test dan post-test terlihat bahwa adanya peningkatan kepercayaan diri peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari.
Refleksi dan Evaluasi
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik peer group untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari berjalan sesuai rencana. Pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik peer group berhasil untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari. Hal tersebut diketahui dari peningkatan skor pre-test dan post-test dengan peningkatan rata-rata 5.
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik peer group dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari telah dilaksanakan dengan baik dan berjalan lancar sesuai dengan tujuan. Karena hasil skala menunjukkan adanya peningkatan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok dengan teknik peer group dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal pre-test dan post-tes.
Adapun hasilnya sebagai berikut:
- Kondisi awal kepercayaan diri peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari rata-rata 97 dan masuk dalam kategori tingkat kepercayaan diri sedang.
- Selanjutnya setelah diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik peer group,, kepercayaan diri peserta didik kelas VIII A SMP Negeri 4 Cipari meningkat. Hal tersebut dibuktikan dari hasil post-test dengan rata-rata 102 dan dikategorikan tingkat kepercayaan diri tinggi. Adapun peningkatan skor kepercayaan diri rata-rata dari hasil pre-test dan post-tes sebesar 5 poin.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada
Mastuti. 2008. 50 Kiat Percaya Diri. Jakarta: Hi-Fest Publishing
Prayitno. 1998. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi
S Santoso & Tjiptono. 2002. SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia
Santrock, J. W. 2003. Adolescense: Perkembangan Remaja (edisi keenam). Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabet.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Supriyo. 2008. Studi Kasus Bimbingan Konseling. Semarang: CV Nieuw Setapak
Suyanto. 1996. Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas. Yogyakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud.
Tatiek Romlah. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang
Taylor, R. 2009. Confidence In Just 7 Days. Yogyakarta: Diva Press
Thursan Hakim. 2005. Mengatasi Tidak Percaya Diri. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel dan Sri Hastuti. 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi