Peningkatan Sikap Disiplin dan Keterampilan Melalui Metode Satu Lawan Satu
PENINGKATAN SIKAP DISIPLIN
DAN KETERAMPILAN BERMAIN ALAT MUSIK SEDERHANA
MATERI BERMAIN RECORDER SOPRANO
MELALUI METODE SATU LAWAN SATU SISWA KELAS VII D
SMP NEGERI 2 SALATIGA SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Minar
Guru Seni Musik SMP Negeri 2 Salatiga
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah dalam pembelajaran Seni Musik di kelas VII D SMP Negeri 2 Salatiga masih menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan konvensional yang mana proses kegiatan pembelajarannya didominasi oleh guru. Siswa kurang mempunyai sikap disiplin dalam proses pembelajaran sehingga materi yang disampaikan kurang dipahami siswa dengan baik yang berakibat pada hasil belajar siswa yang rendah. Tujuan penelitian ini yaitu: 1). Meningkatkan sikap disiplin bermain alat musik sederhana materi bermain Recorder Soprano melalui model pembelajaran Satu Lawan Satu siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. 2). Meningkatkan keterampilan bermain alat musik sederhana materi bermain Recorder Soprano melalui model pembelajaran Satu Lawan Satu siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII D yang berjumlah 34 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, observasi dan tes praktek. Alat pengumpulan data berupa lembar penilaian tes praktek dan lembar observasi. Lembar penilaian tes praktek digunakan untuk memperoleh data primer berupa keterampilan bermain alat musik sederhana siswa, sedangkan lembar observasi digunakan untuk memperoleh data sekunder berupa sikap disiplin belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan model pembelajaran Satu Lawan Satu dapat meningkatkan sikap disiplin bermain alat musik sederhana materi bermain Recorder Soprano pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Salatiga Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 yang ditandai dengan peningkatan sikap disiplin siswa dalam setiap siklus, yaitu siswa yang mencapai kualifikasi baik pada kondisi awal sebesar 26,5% meningkat pada siklus 1 menjadi 41,2% dan pada siklus 2 menjadi 91,2%. 2). Penerapan model pembelajaran Satu Lawan Satu dapat meningkatkan keterampilan bermain alat musik sederhana materi bermain Recorder Soprano pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Salatiga Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pada kondisi awal sebesar 26,5% pada siklus 1 sebesar 67,7% dan pada siklus 2 sebesar 88,2%.
Kata Kunci: Sikap Disiplin, Keterampilan Bermain Alat Musik Sederhana, Metode Pembelajaran Satu Lawan Satu.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Seni Budaya memiliki peran yang sangat sentral dalam pengembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Disamping itu pembelajaran Seni Budaya juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran. Dengan pembelajaran Seni Budaya diharapkan dapat membantu peserta didik untuk mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan, ide, pikiran dan perasaan serta berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.
Seni Musik sebagai bagian dari unsur Seni Budaya, merupakan seni yang mempunyai daya ekspresi yang sangat halus dan paling mengena dibandingkan dengan seni yang lain. Melalui Seni Musik individu dapat menerka bahkan mengerti suasana hati dan aspirasi penciptanya atau seseorang yang membawakan musik tersebut (pemain musik atau yang menyanyikan).
Kemampuan bermain musik yang harus dikuasai siswa meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap spiritual adalah menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya sedangkan sikap sosial adalah perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam. Sikap disiplin adalah perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggungjawabnya.
Keterampilan bermain alat musik yang harus dikuasai siswa kelas VII D meliputi bermain Recorder Soprano, Pianika dan Kastanyet. Keterampilan dalam bermain alat musik adalah suatu kemampuan aktifitas yang terlatih serta terampil dan mahir. Pada sikap disiplin kondisi awal siswa kelas VII D dalam bermain alat musik khususnya bermain Recorder Soprano masih kurang percaya diri sehingga merasa malu, takut dan ragu-ragu untuk membunyikannya, karena merasa belum mampu menghasilkan suara yang bagus. Selain itu teknik penjarian yang belum betul membuat bunyi suara yang dihasilkan oleh alat musik menjadi kurang bagus, hal ini membuat siswa menjadi tidak semangat dan putus asa dalam belajar bermain recorder soprano. Sering kali siswa hanya ingin membunyikan tanpa memperhatikan hasil bunyi yang bagus. Pada proses pembelajaran bagi siswa yang belum memperoleh perhatian dari guru secara penuh adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang memberikan tugas mandiri kepada siswa tanpa menggunakan pendekatan belajar yang sesuai dengan masing-masing karakter siswa yang berbeda.
Hal tersebut mengindikasikan keterampilan bermain alat musik Recoder Soprano yang dimiliki siswa kelas VII D masih rendah. Rendahnya keterampilan yang dimiliki siswa ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: karena belum pernah mendapatkan teknik belajar yang tepat, siswa kurang aktif didalam bermain Recorder, adanya apresiasi yang rendah terhadap alat musik Recorder Soprano, siswa kurang mau menekuni dalam belajar memainkan alat musik Recorder, kurang berdisiplin dalam berlatih, enggan, takut salah, atau kurang fokus dalam mengingat nada-nada yang harus dimainkan, memainkan serangkaian nada dengan alat musik Recorder Soprano terdengar tidak lancar, bunyi yang tidak teratur yang disebabkan karena malu, takut, dan kurang percaya diri.
Berdasarkan hasil studi dokumentasi terhadap tugas yang diberikan kepada masing-masing siswa dengan materi memainkan sebuah lagu daerah sederhana yang paling dikenal di Jawa Tengah dengan Recorder Soprano, diperoleh hasil bahwa keterampilan siswa masih rendah, meskipun yang dimainkan adalah lagu sederhana. Dari 34 siswa dalam kelas VII D hanya 9 siswa yang mencapai KKM. Hal ini berarti masih terdapat 73,5% siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.
Rendahnya keterampilan siswa dalam memainkan Recorder Soprano ini juga disebabkan oleh faktor guru. Guru masih cenderung mengajar dengan cara konvensional yaitu lebih banyak menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, tanpa memperhatikan teknik mengajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat lebih tertarik dan terampil dalam bermain Recorder Soprano. Selain itu guru kurang memberikan motivasi kepada para siswa agar mereka aktif, kreatif, tekun dan senang dalam bermain. Belum diterapkannya metode yang tepat dalam proses pembelajaran juga membuat siswa tidak memiliki disiplin berlatih yang maksimal dan keterampilan bermain juga tidak maksimal.
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran Seni Musik, keterampilan dalam bermain alat musik Recorder Soprano masih rendah dan kurang bersemangat, disiplin dalam berlatih masih kurang karena siswa belum menguasai teknik dalam bermain. Salah satu upaya untuk meningkatkan sikap disiplin dan keterampilan bermain alat musik sederhana melalui penerapan metode Satu Lawan Satu.
Penerapan metode Satu Lawan Satu dalam pembelajaran bermain Recorder Soprano akan memotivasi guru untuk lebih aktif dalam membimbing dan memantau siswa dalam menyelesaikan tugasnya. Melalui penerapan metode Satu Lawan Satu ini siswa diharapkan dapat lebih lancar dalam bermain Recorder Soprano baik secara ritmis maupun melodis juga intonasinya.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, guru perlu melakukan tindakan yaitu menerapkan metode Satu Lawan Satu dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan sikap disiplin dan keterampilan bermain alat musik sederhana dengan materi bermain Recorder Soprano pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan sikap disiplin dan keterampilan bermain alat musik sederhana materi bermain recorder soprano siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
LANDASAN TEORI
Menurut Rahman dalam proses pembelajaran Seni Musik siswa akan menggunakan pikiran, perasaan dengan teratur, dalam rangka mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap tata tertib, dengan penuh kesadaran dari dalam hatinya (Tu’ u, 2004: 32).
Menurut Singer dikutip oleh Ma’mun (2000: 61) keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efektif.
Recorder merupakan alat musik melodis yang sumber bunyinya berasal dari tekanan udara (Aerophone) dan dimainkan dengan cara ditiup.
Menurut Sulistyorini (2012: 14) menyebutkan Metode Satu Lawan Satu merupakan metode diskusi siswa diberikan kesempatan untuk bekerjasama dengan teman lain dalam memecahkan suatu permasalahan.
Hipotesis dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sikap disiplin dan keterampilan bermain alat musik sederhana materi bermain recorder soprano meningkat melalui metode Satu Lawan Satu pada siswa kelas VII DSMP Negeri 2 Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan, mulai bulan Juli 2016 sampai dengan bulan November 2016. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Salatiga yang beralamat di Jl. RA. Kartini No. 26 Salatiga, Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah dengan Kode Pos 50711.
Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII D Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 23 siswa perempuan dan 11 siswa laki laki. Siswa kelas VII D ini merupakan kelas ampuan peneliti sendiri sebagai guru Seni Musik.
Sumber Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif yaitu data yang menggunakan angka. Dilihat dari banyaknya data, dalam Penelitian Tindakan Kelas ini ada enam data yaitu: 1). Data Sikap disiplin kondisi awal, 2). Data nilai praktek keterampilan bermain alat musik sederhana kondisi awal (ada pada daftar nilai sebelum tindakan), 3). Data sikap disiplin siklus 1, 4). Data nilai praktek keterampilan bermain alat musik sederhana siklus 1, 5). Data sikap disiplin siklus 2, 6). Data nilai praktek keterampilan bermain alat musik sederhana siklus 2.
Teknik dan Alat Pengumpul Data
1. Teknik Pengumpul Data
a. Teknik pengamatan atau observasi digunakan untuk penilaian sikap disiplin pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2.
b. Teknik praktek digunakan untuk memperoleh data nilai hasil praktek keterampilan bermain alat musik sederhana pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2.
2. Alat Pengumpul Data
a. Lembar pengamatan sebelum tindakan untuk data sikap disiplin kondisi awal.
b. Dokumen daftar nilai praktek keterampilan bermain alat musik sederhana kondisi awal.
c. Lembar pengamatan untuk mencari data sikap disiplin pada siklus 1.
d. Butir penilaian tes praktek keterampilan bermain alat musik sederhana siklus 1.
e. Lembar pengamatan untuk mencari data sikap disiplin pada siklus 2.
f. Butir penilaian tes praktek keterampilan bermain alat musik sederhana siklus 2.
Validasi Data
Validasi data penilaian sikap disiplin dengan melibatkan observer yaitu teman sejawat atau yang dikenal dengan kolabolator. Validasi data tes praktek berdasarkan kisi-kisi penilaian praktek sehingga terpenuhi validasi isi atau content validity.
Analisis Data
Analisis data menggunakan deskriptif komparatif yang diteruskan dengan refleksi. Deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan antara kondisi awal, data siklus 1 dan data siklus 2, baik untuk penilaian sikap disiplin maupun nilai hasil praktek. Membandingkan data dengan cara mendeskripsikan kemudian melakukan refleksi yang berdasarkan hasil deskriptif komparatif dan selanjutnya memberikan ulasan serta langkah tindak lanjut.
Indikator Kinerja
Kondisi yang peneliti ini diharapkan terjadi peningkatan sikap disiplin minimal 85% siswa mempunyai sikap disiplin dengan kualifikasi baik dan nilai tes praktek minimal 85% siswa memperoleh nilai > 78.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus. Tindakan dalam setiap siklus saling terkait. Langkah langkah dalam setiap siklus terdiri dari: 1). Membuat perencanaan tindakan (Planning), 2). Melaksanakan tindakan sesuai dengan yang direncanakan (Acting), 3). Melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan (Observing), 4). Merefleksi deskriptif komperatif (Reflecting).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Kondisi Awal
1. Sikap Disiplin
Data kondisi awal diperoleh pada proses pembelajaran pra penelitian yang dilaksanakan pada Senin, 19 September 2016. Dari hasil pengamatan terhadap empat indikator sikap disiplin siswa yang diamati, diperoleh hasil sebagaimana tampak pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Sikap Disiplin Kondisi Awal
No. |
Kategori |
Interval |
Frekuensi |
Persentase |
1 |
Sangat Kurang |
4 – 6 |
11 |
32,3% |
2 |
Kurang |
7 – 9 |
14 |
41,2% |
3 |
Baik |
10 – 12 |
5 |
14,7% |
4 |
Sangat Baik |
13 – 16 |
4 |
11,8% |
Jumlah |
34 |
100% |
Tampak pada tabel 1 di atas terdapat 11 siswa dengan persentase 32,3% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang sangat kurang, 14 siswa dengan persentase 41,2% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang kurang dan 5 siswa dengan persentase 14,7% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang baik. Hanya 4 siswa dengan persentase 11,8% yang sudah menunjukkan sikap disiplin yang sangat baik.
2. Keterampilan Bermain Alat Musik Sederhana
Keterampilan bermain alat musik sederhana pada kondisi awal diperoleh dari hasil nilai praktek kondisi awal dengan pokok bahasan Memainkan recorder dengan Satu Suara. Hasil tes praktek menunjukkan bahwa nilai terendah 58, nilai tertinggi 78, rata-rata nilai 69,8 dengan 9 siswa (26,5%) yang tuntas dan 25 siswa (73,5%) tidak tuntas. Hal ini menunjukkan Keterampilan Bermain Alat Musik Sederhana perlu untuk ditingkatkan. Adapun keterampilan bermain alat musik sederhana pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Keterampilan Bermain Alat Musik Sederhan Kondisi Awal
No. |
Keterangan |
Nilai |
1. |
Nilai Terendah |
58 |
2. |
Nilai Tertinggi |
78 |
3. |
Rerata Nilai |
69,8 |
4. |
Rentang Nilai |
20 |
5. |
Jumlah siswa yang tuntas belajar |
9 |
6. |
Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar |
25 |
7. |
Persentase ketuntasan belajar |
26,5% |
Deskripsi Hasil Siklus 1
1. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus 1 meliputi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dilengkapi dengan instrumen penilaian berupa lembar penilaian sikap disiplin dan lembar penilaian tes praktek.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat. Materi yang disajikan pada siklus 1 mengenai Bermain Recorder Soprano. Siklus 1 ini dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan @ 80 menit untuk proses pembelajaran dengan penerapan metode Satu Lawan Satu dan 2 x 40 menit untuk tes praktek, pertemuan pertama pada Senin, 26 September 2016, pertemuan kedua pada Senin, 10 Oktober 2016 dan pertemuan ketiga Senin, 17 Oktober 2016. Untuk tes praktek siklus 1 dilakukan pada pertemuan ketiga.
3. Hasil Pengamatan
a. Sikap Disiplin
Hasil pengamatan terhadap sikap disiplin siswa pada tindakan siklus 1 seperti tampak pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Sikap Disiplin Siklus 1
No |
Kategori |
Interval |
Frekuensi |
Persentase |
1 |
Sangat Kurang |
4 – 6 |
1 |
2,9% |
2 |
Kurang |
7 – 9 |
19 |
55,9% |
3 |
Baik |
10 – 12 |
7 |
20,6% |
4 |
Sangat Baik |
13 – 16 |
7 |
20,6% |
Jumlah |
34 |
100% |
Tampak pada tabel 3 di atas bahwa terdapat 1 siswa menunjukkan tingkat sikap disiplin yang sangat kurang dengan persentase 2,9%, sebanyak 19 siswa dengan persentase 55,9% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang kurang, sebanyak 7 siswa dengan persentase 20,6% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang baik dan sebanyak 7 siswa dengan persentase 20,6% sudah menunjukkan sikap disiplin yang sangat baik.
b. Keterampilan Bermain Alat Musik Sederhana
Ulangan harian dalam bentuk tes praktek dilakukan pada akhir siklus 1 untuk mendapatkan data keterampilan bermain alat musik sederhana. Dari hasil tes praktek siklus 1 diperoleh nilai terendah 65, nilai tertinggi 80 dan rerata nilai 76,7 dengan 23 siswa dengan persentase 67,7% memperoleh nilai keterampilan bermain alat musik sederhana tuntas KKM dan sebanyak 11 siswa dengan persentase 32,3% tidak tuntas. Adapun keterampilan bermain alat musik sederhana pada siklus 1 tampak pada tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4. Keterampilan Bermain Alat Musik Sederhana Siklus 1
No. |
Keterangan |
Nilai |
1. |
Nilai Terendah |
65 |
2. |
Nilai Tertinggi |
80 |
3. |
Rerata Nilai |
76,7 |
4. |
Rentang Nilai |
15 |
5. |
Jumlah siswa yang tuntas belajar |
23 |
6. |
Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar |
11 |
7. |
Persentase ketuntasan belajar |
67,7% |
4. Refleksi
a. Sikap Disiplin
Perbedaan sikap disiplin siswa pada kondisi awal dan Siklus 1 tampak pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Sikap Disiplin Kondisi Awal dan Siklus 1
No |
Kategori |
Interval |
Kondisi Awal |
Siklus 1 |
||
F |
% |
F |
% |
|||
1 |
Sangat Kurang |
4 – 6 |
11 |
32,3% |
1 |
2,9% |
2 |
Kurang |
7 – 9 |
14 |
41,2% |
19 |
55,9% |
3 |
Baik |
9 – 12 |
5 |
14,7% |
7 |
20,6% |
4 |
Sangat Baik |
13 – 16 |
4 |
11,8% |
7 |
20,6% |
Jumlah |
34 |
100% |
34 |
100% |
Pada kondisi awal terdapat 11 siswa dengan persentase 32,3% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang sangat kurang, 14 siswa dengan persentase 41,2% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang kurang dan 5 siswa dengan persentase 14,7% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang baik. Hanya 4 siswa dengan persentase 11,8% yang sudah menunjukkan sikap disiplin yang sangat baik.
Selanjutnya pada tindakan siklus 1 diperoleh hasil bahwa terdapat 1 siswa menunjukkan tingkat sikap disiplin yang sangat kurang dengan persentase 2,9%, sebanyak 19 siswa dengan persentase 55,9% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang kurang, sebanyak 7 siswa dengan persentase 20,6% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang baik dan sebanyak 7 siswa dengan persentase 20,6% sudah menunjukkan sikap disiplin yang sangat baik.
Setelah pelaksanaan tindakan siklus 1 diperoleh data sikap disiplin siswa meningkat yaitu dari 26,5% siswa pada kondisi awal dengan sikap disiplin kualifikasi baik dan sangat baik menjadi 41,2% siswa pada siklus 1 yang memiliki sikap disiplin baik dan sangat baik. Sedangkan sikap disiplin pada kondisi awal menurun yaitu dari 73,5% siswa menunjukkan sikap disiplin pada kategori kurang dan sangat kurang kemudian menjadi 58,8% siswa pada siklus 1 yang mempunyai sikap disiplin kurang dan sangat kurang. Tingkat sikap disiplin siswa setelah tindakan siklus 1 lebih rendah dari tingkat sikap disiplin siswa yang ditargetkan yaitu minimal 85% siswa mempunyai sikap disiplin kualifikasi baik. Untuk itu penelitian akan dilanjutkan dengan siklus 2.
b. Keterampilan Bermain Alat Musik Sederhana
Perbedaan keterampilan bermain alat musik sedehana siswa pada kondisi awal dan siklus 1 tampak pada tabel 6 berikut:
Tabel 6. Keterampilan Bermain Alat Musik Sederhana
Kondisi Awal & Siklus 1
No. |
Keterangan |
Kondisi Awal |
Siklus 1 |
1. |
Nilai Terendah |
58 |
65 |
2. |
Nilai Tertinggi |
78 |
80 |
3. |
Rerata Nilai |
69,8 |
76,7 |
4. |
Rentang Nilai |
20 |
15 |
5. |
Jumlah siswa yang tuntas belajar |
9 |
23 |
6. |
Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar |
25 |
11 |
7. |
Persentase ketuntasan belajar |
26,5% |
67,7% |
Pada kondisi awal keterampilan bermain alat musik sederhana perlu ditingkatkan. Hal ini didasarkan perolehan nilai rata-rata praktek siswa sebesar 69,8, sebanyak 9 siswa (26,5%) mencapai KKM dan 25 siswa (73,5%) belum mencapai KKM. Sedangkan pada siklus 1 keterampilan bermain alat musik sederhana siswa meningkat dengan nilai rata-rata praktek siswa 76,7, sebanyak 23 siswa (67,7%) mencapai KKM dan 11 siswa (32,3%) belum mencapai KKM. Jika dibandingkan dengan kondisi awal nilai tertinggi meningkat dari 78 menjadi 80 pada siklus 1. Rata-rata nilai meningkat dari 69,8 pada kondisi awal menjadi 76,7 pada siklus 1 yang berarti terdapat peningkatan sebesar 6,9. Persentase jumlah siswa yang telah tuntas belajar juga meningkat dari 26,5% pada kondisi awal menjadi 67,7% pada siklus 1 yang berarti terdapat peningkatan sebesar 41,2%.
Meskipun terjadi kenaikan keterampilan bermain alat musik sederhana pada siswa dari kondisi awal menuju siklus 1 yaitu terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 6,9 dengan kenaikan persentase sebesar 41,2%, namun keterampilan bermain alat musik sederhana pada tindakan siklus 1 ini belum sesuai dengan target tindakan yaitu minimal 85% keterampilan bermain alat musik sederhana siswa ≥ 78. Untuk itu peneliti perlu melakukan tindakan siklus 2. Adapun ketuntasan bermain alat musik sederhana siswa pada kondisi awal dan siklus 1 nampak pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 7. Ketuntasan Bermain Alat Musik Sederhana Kondisi Awal dan Siklus 1
Jml Siswa |
Belum Tuntas |
Tuntas |
Persentase Ketuntasan |
Ket |
34 |
25 |
9 |
26,5% |
Kondisi Awal |
34 |
23 |
11 |
67,7% |
Siklus 1 |
Ketuntasan bermain alat musik sederhana pada kondisi awal sebesar 26,5% berarti belum memenuhi indikator kinerja penelitian, sedangkan siklus 1 ketuntasan belajar mencapai 67,7% berarti belum memenuhi indikator kinerja penelitian yaitu minimal 85% siswa mempunyai keterampilan bermain alat musik sederhana ≥ 78.
Dalam pelaksanaan tindakan siklus 1 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Guru perlu memberi perhatian lebih kepada siswa yang cenderung individual sehingga proses pembelajaran tidak terjadi dominasi 1 atau 2 siswa.
2. Guru perlu lebih tegas menegur siswa yang cenderung tidak disiplin, pasif atau tidak serius, bercakap-cakap dan bahkan bermain-main dengan teman.
Deskripsi Hasil Siklus 2
1. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus 2 meliputi penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dilengkapi dengan instrumen penilaian berupa lembar penilaian sikap disiplin dan lembar penilaian tes praktek.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat. Materi yang disajikan pada siklus 2 mengenai Bermain Recorder Soprano. Siklus 2 dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan proses pembelajaran dengan penerapan metode Satu Lawan Satu, pertemuan pertama pada Senin, 14 November 2016 selama 2 jam pelajaran, pertemuan kedua Senin, 21 November 2016 selama 2 jam pelajaran dan pertemuan ketiga Senin, 28 November 2016 selama 2 jam pelajaran, untuk tes praktek siklus 2 dilakukan pada pertemuan ketiga.
3. Hasil Pengamatan
a. Sikap Disiplin
Secara lengkap hasil pengamatan terhadap sikap disiplin siswa pada tindakan siklus 2 seperti tampak pada tabel 8 berikut ini:
Tabel 8. Sikap Disiplin Siklus 2
No |
Kategori |
Interval |
Frekuensi |
Persentase |
1 |
Sangat Kurang |
4 – 6 |
0 |
0% |
2 |
Kurang |
7 – 9 |
3 |
8,8% |
3 |
Baik |
10 – 12 |
18 |
53% |
4 |
Sangat Baik |
13 – 16 |
13 |
38,2% |
Jumlah |
34 |
100% |
Tampak pada tabel 8 di atas terdapat 3 siswa dengan persentase 8,8% menunjukkan tingkat sikap disiplin kurang, sebanyak 18 siswa dengan persentase 53% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang baik dan terdapat 13 siswa dengan persentase 38,2% menunjukkan sikap disiplin yang sangat baik.
b. Keterampilan Bermain Alat Musik Sederhana
Ulangan harian dalam bentuk tes praktek dilakukan pada akhir siklus 2 untuk mendapatkan data keterampilan bermain alat musik sederhana. Dari hasil tes praktek siklus 2 diperoleh nilai terendah 75, nilai tertinggi 90 dan rerata nilai 82,1 dengan 30 siswa (88,2%) memperoleh nilai hasil keterampilan bermain alat musik sederhana ≥ 78 atau dapat dikatakan tuntas KKM. Selanjutnya keterampilan bermain alat musik sederhana pada siklus 2 tampak pada tabel 9 berikut ini:
Tabel 9. Hasil Belajar Menggambar Bentuk Siklus 2
No. |
Keterangan |
Nilai |
1. |
Nilai Terendah |
75 |
2. |
Nilai Tertinggi |
90 |
3. |
Rerata Nilai |
82,1 |
4. |
Rentang Nilai |
15 |
5. |
Jumlah siswa yang tuntas belajar |
30 |
6. |
Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar |
4 |
7. |
Persentase ketuntasan belajar |
88,2% |
4. Refleksi
a. Sikap Disiplin
Perbedaan sikap disiplin siswa pada tindakan siklus 1 dan tindakan siklus 2 tampak pada tabel 10 berikut:
Tabel 10. Sikap Disiplin Siklus 1 dan Siklus 2
No |
Kategori |
Interval |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
||
F |
% |
F |
% |
|||
1 |
Sangat Kurang |
4 – 6 |
1 |
2,9% |
0 |
0% |
2 |
Kurang |
7 – 9 |
19 |
55,9% |
3 |
8,8% |
3 |
Baik |
10 – 12 |
7 |
20,6% |
18 |
53% |
4 |
Sangat Baik |
13 – 16 |
7 |
20,6% |
13 |
38,2% |
Jumlah |
34 |
100% |
34 |
100% |
Pada tindakan siklus 1 terdapat 1 siswa dengan persentase 2,9% yang menunjukkan tingkat sikap disiplin sangat kurang dan 19 siswa dengan persentase 55,9% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang kurang serta terdapat 7 siswa dengan persentase 20,6% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang baik. Sedangkan 7 siswa dengan persentase 20,6% sudah menunjukkan sikap disiplin yang sangat baik.
Sedangkan pada siklus 2 terdapat 3 siswa dengan persentase 8,8% menunjukkan tingkat sikap disiplin kurang, sebanyak 18 siswa dengan persentase 53% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang baik dan sebanyak 13 siswa dengan persentase 38,2% menunjukkan sikap disiplin yang sangat baik. Hasil tindakan siklus 2 menunjukkan tingkat sikap disiplin siswa telah mencapai target tindakan yaitu minimal 85% siswa memiliki sikap disiplin kualifikasi baik.
b. Keterampilan Bermain Alat Musik Sederhana
Pada tindakan siklus 1 setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Satu Lawan Satu, keterampilan bermain alat musik sederhana belum maksimal karena sikap disiplin siswa belum diikuti dengan semangat berkompetisi. Penerapan metode Satu Lawan Satu dalam pelaksanaan tindakan siklus 1 dan siklus 2 mampu meningkatkan keterampilan bermain alat musik sederhana pada siswa. Perbedaan keterampilan bermain alat musik sederhana pada siklus 1 dan Siklus 2 tampak pada tabel 11 berikut ini:
Tabel 11. Keterampilan Bermain Alat Musik Sederhana Siklus 1 dan Siklus 2
No. |
Keterangan |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
1. |
Nilai Terendah |
65 |
75 |
2. |
Nilai Tertinggi |
80 |
90 |
3. |
Rerata Nilai |
76,7 |
82,1 |
4. |
Rentang Nilai |
15 |
15 |
5. |
Jumlah siswa yang tuntas belajar |
23 |
30 |
6. |
Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar |
11 |
4 |
7. |
Persentase ketuntasan belajar |
67,6% |
88,2% |
Pada siklus 2 telah dilaksanakan pembelajaran dengan metode Satu Lawan Satu materi Bermain Recorder Soprano. Keterampilan bermain alat musik sederhana mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus 1. Terdapat peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 dengan hasil nilai terendah dari 65 pada siklus 1 menjadi 75 pada siklus 2 yang berarti meningkat 10. Nilai tertinggi naik dari 80 pada siklus 1 menjadi 90 pada siklus 2 yang berarti meningkat 10. Rata-rata nilai naik dari 76,7 pada siklus 1 menjadi 82,1 pada siklus 2 yang berarti meningkat 5,4. Persentase jumlah siswa yang telah tuntas belajar juga meningkat dari 67,7% pada siklus 1 menjadi 88,2% pada siklus 2 yang berarti meningkat 20,5%.
Sedangkan perbedaan ketuntasan bermain alat musik sederhana siswa pada siklus 1 dan siklus 2 nampak pada tabel 12 berikut ini:
Tabel 12. Ketuntasan Bermain Alat Musik Sederhana Siklus 1 dan Siklus 2
Jml Siswa |
Belum Tuntas |
Tuntas |
Persentase Ketuntasan |
Ket |
34 |
11 |
23 |
67,7% |
Siklus 1 |
34 |
4 |
30 |
88,2% |
Siklus 2 |
Ketuntasan bermain alat musik sederhana pada siklus 1 mencapai 67,7% berarti belum memenuhi indikator kinerja penelitian sedangkan pada siklus 2 mencapai 88,2% berarti telah memenuhi indikator kinerja penelitian yaitu minimal 85% siswa mempunyai keterampilan bermian alat musik sederhana ≥ 78 pada siklus 2 atau kondisi akhir.
Dalam pelaksanaan tindakan siklus 2 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Pembelajaran berjalan lancar, siswa semakin tertarik dengan pembelajaran dengan metode Satu Lawan Satu.
2. Pembelajaran dengan metode Satu Lawan Satu lebih menarik perhatian dan siswa menjadi disiplin, namun guru juga harus selalu aktif mengawasi proses pembelajaran.
Pembahasan
Sebagian permasalahan dalam penelitian ini adalah sikap disiplin dan keterampilan bermain alat musik sederhana belum maksimal. Hal tersebut karena guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa mempelajari materi sehingga siswa menganggap bahwa pelajaran Seni Musik membosankan dan tidak menarik. Perlu pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut, yaitu dengan menggunakan metode Satu Lawan Satu pada materi Bermain Recorder Soprano. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 2 siklus, pada siklus 1 dan siklus 2. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa melalui penerapan metode Satu Lawan Satu pada materi Bermain Recorder Soprano berdampak peningkatan sikap disiplin siswa dan keterampilan bermain alat musik sederhana. Peningkatan sikap disiplin pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 tampak pada tabel 13 sebagai berikut:
Tabel 13. Sikap Disiplin Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
No |
Kategori |
Interval |
Kondisi Awal |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
|||
F |
% |
F |
% |
F |
% |
|||
1 |
Sangat Kurang |
4 – 6 |
11 |
32,3% |
1 |
2,9% |
0 |
0% |
2 |
Kurang |
7 – 9 |
14 |
41,2% |
19 |
55,9% |
3 |
8,8% |
3 |
Baik |
10 – 12 |
5 |
14,7% |
7 |
20,6% |
18 |
53% |
4 |
Sangat Baik |
13 – 16 |
4 |
11,8% |
7 |
20,6% |
13 |
38,2% |
Jumlah |
34 |
100% |
34 |
100% |
34 |
100% |
Berdasarkan tabel 13 di atas terjadi peningkatan sikap disiplin pada kondisi awal, siklus 1 dan pada siklus 2. Sikap disiplin pada kondisi awal menunjukkan bahwa terdapat 11 siswa dengan persentase 32,3% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang sangat kurang, dan pada siklus 1 terdapat 1 siswa dengan prosentase 2,9% menunjukkan tingkat disiplin sangat kurang dan siklus 2 tidak terdapat sikap disiplin siswa yang sangat kurang. Sebanyak 14 siswa dengan persentase 41,2% menunjukkan tingkat sikap disiplin yang kurang pada kondisi awal kemudian pada siklus 1 meningkat menjadi 19 siswa dengan persentase 55,9% dan pada siklus 2 terdapat 3 siswa dengan persentase 8,8% menunjukkan sikap disiplin kurang. Pada kondisi awal sikap disiplin menunjukkan hasil bahwa terdapat 5 siswa dengan persentase 14,7% mempunyai sikap disiplin baik, sedangkan pada siklus 1 meningkat menjadi 7 siswa dengan persentase 20,6% baik sikap disiplinnya dan meningkat pula pada siklus 2 dengan sebanyak 18 siswa dengan persentase 53% mempunyai sikap disiplin baik. Pada kategori sangat baik untuk kondisi awal dengan sejumlah 4 siswa dengan persentase 11,8% siswa meningkat menjadi 7 siswa dengan persentase 20,6% kategori sangat baik pada siklus 1 dan pada kondisi akhir sebanyak 13 siswa dengan persentase 38,2% siswa mempunyai sikap disiplin sangat baik.
Metode Satu Lawan Satu efektif diterapkan dalam pembelajaran dalam meningkatkan sikap disiplin. Hal ini berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal sikap disiplin siswa pada kualifikasi baik sebesar 26,5% kemudian meningkat menjadi 41,2% pada siklus 1 dan pada siklus 2 atau kondisi akhir menjadi 91,2% sehingga memenuhi indikator kinerja yaitu minimal 85% aktivitas siswa pada kualifikasi baik.
Melalui penerapan metode Satu Lawan Satu dapat meningkatkan sikap disiplin siswa dari kondisi awal sebesar 26,5% siswa yang mencapai kategori sikap disiplin kualifikasi baik menjadi 91,2% siswa dengan kategori sikap disiplin kualifikasi baik pada kondisi akhir. Hal ini berarti terdapat peningkatan sikap disiplin siswa sebesar 64,7% dari kondisi awal ke kondisi akhir.
Keterampilan bermain alat musik sederhana yang diperoleh dari nilai tes praktek juga menunjukkan peningkatan dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2. Peningkatan keterampilan bermain alat musik sederhana pada siswa dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:
Tabel 14. Keterampilan Bermain Alat Musik Sederhana Kondisi Awal, Siklus 1 & Siklus 2
No. |
Keterangan |
Kondisi Awal |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
1. |
Nilai Terendah |
58 |
65 |
75 |
2. |
Nilai Tertinggi |
78 |
80 |
90 |
3. |
Rerata Nilai |
69,8 |
76,7 |
82,1 |
4. |
Rentang Nilai |
20 |
15 |
12 |
5. |
Siswa yang tuntas belajar |
9 |
23 |
30 |
6. |
Siswa yang tidak tuntas belajar |
25 |
11 |
4 |
7. |
Persentase ketuntasan belajar |
26,5% |
67,7% |
88,2% |
Peningkatan keterampilan bermain alat musik sederhana mengalami peningkatan pada setiap siklus tindakan. Pada kondisi awal diperoleh nilai terendah 58, pada siklus 1 nilai terendah 65 kemudian nilai terendah meningkat menjadi 75 pada siklus 2. Nilai tertinggi pada kondisi awal 78 dan pada siklus 1 nilai tertinggi juga 80 kemudian meningkat nilai tertinggi menjadi 90 pada siklus 2. Rerata nilai pada kondisi awal sebesar 69,8 kemudian pada siklus 1 rerata nilai meningkat menjadi 76,7 dan pada siklus 2 rerata nilai juga meningkat menjadi 82,1. Pada kondisi awal siswa yang tuntas belajar sebanyak 9 siswa dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 26,5% kemudian siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 23 siswa dengan persentase 67,7% pada siklus 1 dan pada siklus 2 siswa yang tuntas juga meningkat menjadi 30 siswa dengan persentase ketuntasan belajar 88,2%.
Ketuntasan bermain alat musik sederhana pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 tampak pada tabel 15 berikut ini:
Tabel 15. Ketuntasan Bermain Alat Musik sederhana Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
Jml Siswa |
Belum Tuntas |
Tuntas |
Persentase Ketuntasan |
Ket |
34 |
25 |
9 |
26,5% |
Kondisi Awal |
34 |
11 |
23 |
67,7% |
Siklus 1 |
34 |
4 |
30 |
88,2% |
Siklus 2 |
Terdapat peningkatan ketuntasan bermain alat musik sederhana dari kondisi awal sebesar 26,5% kemudian pada siklus 1 ketuntasan belajar meningkat menjadi 67,7% dan pada siklus 2 ketuntasan belajar meningkat menjadi 88,2%. Pada indikator kinerja penelitian, indikator keberhasilan direfleksikan dengan minimal 85% siswa mempunyai keterampilan bermain alat musik sederhana ≥ 78. Nilai 78 adalah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Dengan melihat ketuntasan belajar maka keterampilan bermain alat musik sederhana pada kondisi akhir telah mencapai indikator yang ditetapkan dalam penelitian ini. Melalui penerapan metode Satu Lawan Satu pada materi Bermain Recorder Soprano dapat meningkatkan keterampilan bermain alat musik sederhana bagi siswa dari kondisi awal ketuntasan 26,5% menjadi kondisi akhir 88,2%.
Berdasarkan perbandingan data kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 yang dijabarkan dalam pembahasan dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan dengan penerapan metode Satu Lawan Satu pada siklus 1 maupun siklus 2 dapat meningkatkan baik sikap disiplin maupun keterampilan bermain alat musik sederhana. Sikap disiplin mengalami peningkatan dari 26,5% pada kondisi awal menjadi 91,2% pada kondisi akhir, berarti meningkat 64,7%. Keterampilan bermain alat musik sederhana mengalami peningkatan dari rerata 69,8 pada kondisi awal menjadi 82,1 pada kondisi akhir, berarti meningkat sebesar 12,3. Persentase jumlah siswa yang tuntas meningkat dari kondisi awal 26,5% menjadi 88,2% pada kondisi akhir berarti meningkat sebesar 61,7%.
Peningkatan sikap disiplin dan keterampilan bermain alat musik sederhana pada mata pelajaran Seni Musik ini sejalan dengan penelitian Sulistyorini tahun 2012. Melalui pembelajaran dengan menggunakan metode Satu Lawan Satu dengan menciptakan suasana pembelajaran aktif serta pemberian latihan yang bervariasi maka suasana kelas menjadi hidup, siswa menjadi disiplin dan keterampilan bermain alat musik sederhana menjadi maksimal.
Proses penerapan metode Satu Lawan Satu memiliki tujuan untuk menanamkan kebiasaan, menambah kecepatan, ketepatan dan kesempurnaan dalam melakukan sesuatu. Metode Satu Lawan Satu sangat berpengaruh pada siswa yang memiliki sikap disiplin tinggi. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bukan semata-mata dari metode yang digunakan akan tetapi faktor dari tingkat sikap disiplin siswa itu sendiri.
Sikap disiplin siswa yang tinggi sangat menentukan keterampilan bermain alat musik sederhana pada siswa. Semakin tinggi sikap disiplin siswa maka akan semakin tinggi pula keterampilan bermain alat musik sederhana pada siswa. Dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan yang menyatakan bahwa melalui penerapan metode Satu Lawan Satu pada proses pembelajaran dapat meningkatkan sikap disiplin dan keterampilan bermain alat musik sederhana materi bermain Recorder Soprano pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 adalah terbukti.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari tujuan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang terjadi di kelas, serta berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama dua siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode Satu Lawan Satu dapat meningkatkan sikap disiplin pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 yang ditandai dengan peningkatan sikap disiplin siswa dalam setiap siklus, yaitu siswa yang mencapai kualifikasi baik dan sangat baik pada kondisi awal sebesar 26,5% meningkat pada siklus 1 menjadi 41,2% dan pada siklus 2 menjadi 91,2%.
2. Penerapan metode Satu Lawan Satu dapat meningkatkan Keterampilan Bermain Alat Musik Sederhana pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Salatiga semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan keterampilan bermain alat musik sederhana siswa dalam setiap siklus, yaitu pada kondisi awal sebesar 26,5%, pada siklus 1 sebesar 67,7% dan pada siklus 2 sebesar 88,2%.
Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Seni Musik lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa dapat meningkatkan keterampilan bermain alat musik sederhana dengan terus berlatih dan mengulang materi pelajaran yang diperoleh di sekolah sehingga hasil belajar dapat maksimal.
2. Bagi Guru
Guru harus meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran yang bervariatif dan inovatif seperti metode Satu Lawan Satu.
3. Bagi Sekolah
Sekolah memfasilitasi sarana prasarana yang mendukung pembelajaran guru melalui penerapan metode Satu Lawan Satu dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ma’mun, Amung dan Yudha M. Saputra. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud.
Sulistyorini. 2012. Peningkatan Keatifan dan Kemampuan Berbicara Materi Bercerita Tentang Tokoh Idola Melalui Metode Satu Lawan Satu Pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013. Salatiga: SMP N 7 Salatiga.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.
Widiastuti, Sri dan Nur Rohmah Muktiani. 2010. Peningkatan Motivasi dan Keterampilan Menggiring Bola dalam Pembelajaran Sepak Bola Melalui Kucing Tikus pada Siswa Kelas 4 SD Glagahombo 2 Tempel. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. No. 1 Tahun 2010. Hlm. 49-50. Diakses tanggal 12 Oktober 2016.