PENINGKATAN SIKAP PERCAYA DIRI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI STATISTIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN KARTU SOAL BERKELANJUTAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII E SMP NEGERI 2 TUNTANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Andri Irawati

SMP Negeri 2 Tuntang

 

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan sikap percaya diri dan hasil belajar peserta didik melalui model problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan materi Statistika pada peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 2 Tuntang semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang dengan subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII E dengan banyak peserta didik 30 terdiri dari 18 laki-laki dan 12 perempuan.Sikap percaya diri dan hasil belajar peserta didik kelas VIII E rendah, hal ini dapat dilihat dari pengamatan selama pra siklus. Data pengamatan sikap percaya diri peserta didik selama pra siklus hanya sebesar 3,33%. Data hasil belajar pra siklus peserta didik yang memperoleh nilai ³ 64 atau mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 33,33%. Dari data tersebut maka kelas VIII E dipilih sebagai kelas penelitian.Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri atas empat tahapan tindakan, yaitu membuat perencanaan tindakan (planning), melakukan tindakan sesuai yang direncanakan (acting), dilanjutkan dengan kegiatan mengamati tindakan yang dilakukan (observing), dan menganalisis data hasil pengamatan tindakan dan merefleksi (reflecting). Hasil penelitian ini adalah 1) Melalui model pembelajaran problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan dapat meningkatkan sikap percaya diri peseerta didik kelas VIII E SMP Negeri 2 Tuntang semester genap tahun pelajaran 2018/2019, dari pra siklus banyak peserta didik yang mempunyai sikap percaya diri hanya 3,33% dan pada siklus 2 menjadi 24% berarti ada peningkatan sebesar 20,67% 2) Melalui model problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi Statistika bagi peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 2 Tuntang semester genap tahun pelajaran 2018/2019 dari pra siklus dengan banyaknya peserta didik yang tuntas belajar sebesar 33,3% ke siklus 2 menjadi 83,3% atau terjadi peningkatan sebesar 50%.

Kata kunci: sikap percaya diri, hasil belajar, problem based learning, kartu soal

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan Matematika. Hal ini berarti mata pelajaran Matematika memiliki posisi yang penting bagi manusia pada umumnya dan peserta didik SMP pada khususnya.

 

Meskipun penting, pada kenyataannya hasil belajar dan sikap percaya diri peserta didik kelas VIII E rendah, hal ini dapat dilihat dari pengamatan selama pra siklus. Tidak ada satupun peserta didik yang berani bertanya. Dari 30 peserta didik kelas VIII E yang berani menjawab pertanyaan hanya ada 2 anak. Peserta didik yang berani berpendapat dan presentasi di depan kelas masing-masing hanya ada 1 anak. Terdapat 1 anak yang terlihat tidak mudah putus asa.

Hasil belajar pra siklus juga masih rendah. Salah satu penyebab kurangnya kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal yang diberikan adalah faktor guru. Guru belum menggunakan metode yang sesuai dan kurang memberikan motivasi kepada peserta didik agar peserta didik mau dan mampu mengerjakan berbagai soal yang diberikan.

Rumusan Masalah

Rumusan masalahnya adalah: 1) Apakah penggunaan model pembelajaran problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan dapat meningkatkan sikap percaya diri belajar Matematika pada peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 2 Tuntang pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019? 2) Apakah penggunaan model problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Statistika pada peserta didik kelas VIII E SMP N 2 Tuntang pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019?

Tujuan Penelitian

Tujuan umum Penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan sikap percaya diri peserta didik dalam belajar Matematika. Dengan meningkatnya sikap percaya diri peserta didik diharapkan lebih termotivasi dalam belajar dan mampu menguasai materi pelajaran Matematika dengan baik.Tujuan khususnya adalah meningkatkan hasil belajar Matematika dengan indikator kemampuan menyelesaikan soal-soal ulangan Matematika dengan baik dan benar.

KAJIAN TEORI

Sikap Percaya Diri

Percaya diri yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan, misalnya: berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu; mampu membuat keputusan dengan cepat; tidak mudah putus asa; tidak canggung dalam bertindak; berani presentasi di depan kelas; berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan (Direktorat Pembinaan SMP, 2017).

Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan penguasaan bahan pelajaran yang ditimbulkan oleh pemahaman atau pengertian, atau oleh responsi yang dapat masuk akal (intelligible). Prestasi belajar adalah tingkatan-tingkatan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Arikunto, 1999: 226).

Menurut Anni (2004: 4) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar. Pada penelitian ini hasil belajar aspek pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, serta pemecahan masalah tidak diukur secara terpisah tetapi secara satu kesatuan.

Materi Statistika

Materi Statistika adalah salah satu materi pembelajaran matematika kelas VIII semester 2 dengan materi ukuran pemusatan data yang merupakan ukuran numerik yang mempunyai kecenderungan terletak di tengah-tengah data. Ukuran pemusatan data yang sering digunakan adalah mean (rata-rata), median (nilai tengah), dan modus (nilai yang sering muncul).

Nilai sebaran atau dispersi dari sekelompok data merupakan ukuran yang menunjukkan seberapa jauh nilai-nilai datanya menyimpang dari nilai rata-rata. Sebaran atau dispersi digunakan untuk menentukan apakah suatu nilai rata-rata mewakili atau tidak dari suatu kelompok data. Melalui ukuran penyebaran dapat diketahui seberapa jauh data-data menyebar dari titik pemusatannya. Range (rentang/jangkauan) merupakan selisih nilai data terbesar dengan nilai data terkecil. Range termasuk ukuran penyebaran yang paling sederhana atau kasar. Range (rentang/jangkauan) data tunggal diberikan simbol J = selisih data terbesar dengan data terkecil (As’ari dkk, 2017).

Model Problem based learning

Model problem based learning atau model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).

Sintak model problem based learning menurut Arends (2012), sebagai berikut: 1) Orientasi peserta didik pada masalah; 2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar; 3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok; 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Kartu Soal Berkelanjutan

Kartu soal adalah soal yang dicetak dalam bentuk kartu yang didesain sedemikian rupa sehingga menarik. Kartu soal dirancang praktis, menarik, dan efektif sehingga media kartu soal dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam mengerjakan soal latihan. Media kartu soal merupakan media pembelajaran dan termasuk media grafis yang didalamnya berisi soal-soal (Astutik, 2013). Kartu soal didesain untuk membuat peserta didik lebih fokus dan konsentrasi dalam memecahkan permasalahan pada soal. Soal tersebut diberikan secara berkelanjutan dan berkesinambungan.

Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui model problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan diduga dapat meningkatkan sikap percaya diri dan hasil belajar Matematika materi Statistika pada peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 2 Tuntang semester genap tahun pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Setting dan Subjek Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan Maret dan April 2019. Penelitian ini diambil di tempat peneliti mengajar yaitu SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII E yang berjumlah 30 peserta didik yang terdiri dari 18 peserta didik laki-laki dan 12 peserta didik perempuan.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data hasil belajar dan sikap percaya diri pada pra siklus dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Data hasil belajar pada siklus 1 dan siklus 2 dikumpulkan dengan teknik tes tulis, sedangkan data sikap pada siklus 1 dan siklus 2 dikumpulkan dengan teknik observasi atau pengamatan.

Instrumen hasil belajar pra siklus berupa dokumen catatan hasil belajar peserta didik dari daftar nilai peneliti. Sedangkan data hasil belajar pada siklus 1 dan siklus 2 instrumennya berupa butir soal tes tulis. Instrumen pengamatan sikap baik pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 berupa lembar pengamatan.

Validasi dan Analisis Data

Data hasil belajar matematika divalidasi dengan cara membuat kisi-kisi sebelum membuat butir soal. Instrumen pengamatan sikap dibuat dengan menggunakan lembar pengamatan yang terdapat indikator sikap percaya diri.

Data hasil belajar yang terkumpul dianalisis secara diskriptif komparatif dilanjutkan dengan analisis refleksi. Analisis secara diskriptif komparatif digunakan untuk membandingkan data hasil belajar peserta didik selama tindakan siklus 1 dan siklus 2 serta data pengamatan sikap selama tindakan.

Prosedur Tindakan

Langkah pertama dalam penelitian ini, peneliti menentukan metode penelitian, dilanjutkan dengan penentuan tindakan dalam siklus. Tindakan pada siklus menggunakan model problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan. Tindakan pada siklus 1 adalah melaksanakan pembelajaran berdasarkan sintak-sintak yang ada pada model problem based learning berikut ini: fase 1 yaitu mengorientasikan peserta didik pada masalah, fase 2 yaitu mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, fase 3 yaitu membimbing penyelidikan individu dan kelompok, fase 4 yaitu mengembangkan dan menyajikan artefak (hasil karya) dan memamerkannya, fase 5 yaitu analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok membahas soal yang berbentuk kartu.

Pada siklus 1 ini setiap kelompok mendapat satu kartu soal dan didiskusikan bersama dalam satu kelompok. Setelah soal selesai dikerjakan, salah satu wakil kelompok menyampaikan hasilnya kepada guru. Bagi kelompok yang sudah menyelesaikan soal dengan benar akan mendapatkan kartu yang baru, begitu seterusnya.

Tindakan pada siklus 2 masih tetap sama menggunakan model problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan. Perbedaannya hanya pada penggunaan kartu soal. Pada siklus 2 setiap kelompok mendapatkan kartu soal sejumlah anggota kelompok. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk memecahkan soal yang menjadi tanggung jawabnya. Namun demikian penyelesaian soal masih dapat dikerjakan secara diskusi kelompok. Bagi anggota kelompok yang sudah dapat menyelesaikan soal dengan cepat dapat menunjukkan pekerjaan kepada guru. Anggota kelompok yang mengerjakan soal dengan benar langsung mendapat nilai dan akan mendapatkan kartu soal yang baru. Apresiasi diberikan kepada kelompok yang dapat menyelesaikan soal dengan benar sebanyak-banyaknya.

Setiap tindakan pada siklus terdiri atas empat tahapan tindakan, yaitu membuat perencanaan tindakan (planning), melakukan tindakan sesuai yang direncanakan (acting), dilanjutkan dengan kegiatan mengamati tindakan yang dilakukan (observing), dan menganalisis data hasil pengamatan tindakan dan merefleksi (reflecting).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Diskripsi Data Pra Siklus

Pada kondisi awal sikap percaya diri peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 2 Tuntang untuk pembelajaran matematika masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan selama pra siklus. Dari 30 peserta didik hanya ada 1 peserta didik yang kelihatan tidak mudah putus asa. Terdapat 2 peserta didik yang berani menjawab pertanyaan. Hanya ada 1 peserta didik yang berani presentasi di depan kelas dan hanya ada 1 peserta didik yang berani berpendapat. Tidak ada sama sekali peserta didik yang berani bertanya walaupun sudah dipancing dengan berbagai gagasan dan motivasi supaya berani bertanya.

Hasil tes pada pra siklus yang dilakukan menunjukkan sebanyak 3 anak mendapat nilai rentang mulai 88 sampai dengan 100 pada kategori A, 3 anak mendapat nilai mulai 76 sampai kurang dari 88 yaitu pada kategori B, 4 anak mendapat nilai mulai 64 sampai kurang dari 76 atau pada kategori C. Pada tes pra siklus yang dilakukan terdapat 20 anak mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah sebesar 64 atau masih pada kategori D. Dari 30 peserta didik di kelas VIII E hanya ada 33,33% yang mendapat nilai di atas KKM dan masih banyak peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM atau perolehan nilainya kurang dari 64 yaitu sebesar 66,67%.

Nilai terendah yang dicapai peserta didik adalah 15 sedangkan nilai tertinggi yang dicapai adalah 100, sehingga diperoleh perhitungan rentang nilai sebesar 85. Jika dirata-rata nilai pada kondisi awal adalah 46,83 hal ini dapat dikatakan bahwa rata-rata nilai yang dicapai peserta didik kelas VIII E masih jauh di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan.

Diskripsi Hasil Siklus 1

Perencanaan Tindakan

Penelitian pada siklus 1 direncanakan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 80 menit membahas materi cara menentukan rata-rata (mean) suatu data tunggal dengan model problem based learning. Pada pertemuan kedua dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran atau 120 menit membahas materi cara menentukan rata-rata dari suatu data yang disajikan dalam distribusi frekuensi dengan model problem based learning dengan berbantuan kartu soal berkelanjutan. Dan pada pertemuan terakhir membahas soal-soal masalah kontekstual yang terkait dengan menentukan mean dan dilanjutkan dengan penilaian hasil belajar.

 

 

Pelaksanaan Tindakan

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama proses tindakan diperoleh data sebagai berikut:

  1. Pengamatan terhadap guru

Hasil pengamatan pengelolaan guru dalam kelas dengan model problem based learning pertemuan 1, 2 dan 3 berturut-turut adalah 80,76%, 82,69%, dan 84,61% , artinya kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam kategori baik, tetapi masih perlu penyempurnaan pada siklus berikutnya. Guru belum menghadirkan model yang tepat terkait dengan materi yang disampaikan dan masih kurang dalam membantu peserta didik dalam kegiatan penemuan pengetahuan baru. Pada pertemuan 2 guru telah menghadirkan model, tetapi belum memberi penguatan pada jawaban peserta didik yang benar serta belum memberi kesempatan peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri.

Pada kegiatan inti, guru telah melaksanakan tahapan pembelajaran, tetapi masih perlu meningkatkan pengelolaan kelas terkait masih banyak peserta didik yang memamerkan hasil karya dengan kondisi kelas gaduh. Pada tahap refleksi, guru belum menanyakan tingkat pemahaman dan situasi peserta didik setelah mempelajari materi.

  1. Pengamatan terhadap peserta didik

Berdasarkan analisis lembar pengamatan pertemuan pertama tidak ada sama sekali peserta didik yang berani bertanya. Pada pertemuan kedua banyaknya peserta didik yang berani bertanya hanya ada 3 anak walaupun guru sudah memancing dengan berbagai gagasan. Hanya ada dua peserta didik pada pertemuan 1, 2 dan 3 yang berani menjawab pertanyaan. Belum ada peserta didik yang berani berpendapat pada pertemuan 1, ada satu anak di pertemuan 2 dan dua anak di pertemuan 3. Ada satu anak pada pertemuan 1, satu anak pada pertemuan 2 dan dua anak pada pertemuan 3 yang berani presentasi di depan kelas.

Dari pengamatan sikap percaya diri pada indikator berani presentasi di depan kelas masih banyak peserta didik yang belum berani presentasi di depan kelas, karena mereka merasa tidak pandai berbicara. Hanya terdapat dua anak yang tidak mudah putus asa, hal ini tampak dari semangat mengikuti pembelajaran dan berusaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan permasalahan yang disampaikan oleh guru. Persentase sikap percaya diri peserta didik yang dicapai selama pertemuan 1, 2 dan 3 sebesar 9,33%. Rata-rata nilai hasil belajar yang dicapai adalah 65,97, dengan ketuntasan klasikal 60%

Dari hasil pengamatan sikap peserta didik dan refleksi pada indikator ketercapaian belum terpenuhi, maka siklus 1 perlu dilanjutkan ke siklus 2 dengan berbagai perbaikan pada proses pelaksanaan pembelajarannya.

Diskripsi Hasil Siklus 2

Perencanaan Tindakan

Penelitian pada siklus 2 direncanakan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan model problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan. Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran membahas materi cara menentukan modus dan median dari data tunggal. Pertemuan kedua dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran membahas materi cara menentukan modus dan median dari data yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, diagram batang, diagram garis, dan ukuran penyebaran. Pertemuan terakhir membahas soal-soal masalah kontekstual yang berkaitan dengan mean, median, modus, dan sebaran data dilanjutkan dengan penilaian hasil belajar.

Pelaksanaan Tindakan

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama proses tindakan siklus 2 diperoleh data sebagai berikut:

  1. Pengamatan terhadap guru

Hasil pengamatan pengelolaan guru dalam kelas dengan model problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan pada pertemuan 1, 2 dan 3 berturut-turut adalah 87,82%, 89,10%, dan 89,10%, artinya kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam kategori baik.

Pada kegiatan inti pertemuan kedua dan ketiga guru telah melaksanakan tahapan pembelajaran dengan model problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan dengan kategori baik, bahkan pada indikator yang menunjukkan penggunaan media pembelajaran, penggunaan metode mengajar dan penggunaan LKPD pada kategori baik sekali.

  1. Pengamatan terhadap peserta didik

Berdasarkan analisis lembar pengamatan pertemuan pertama sudah ada satu peserta didik yang berani bertanya. Pada pertemuan kedua ada dua anak dan pertemuan ketiga ada tiga anak yang berani bertanya. Sudah ada tiga peserta didik pada pertemuan 1, dua pada pertemuan 2 dan tiga peserta didik pada pertemuan 3 yang berani menjawab pertanyaan. Sudah terdapat dua peserta didik yang berani berpendapat pada pertemuan 1, ada empat peserta didik di pertemuan 2 dan satu orang di pertemuan 3.

Berdasarkan pengamatan berani presentasi di depan kelas telah ada dua anak pada pertemuan 1, empat anak pada pertemuan 2 dan tiga anak yang berani presentasi di depan kelas. Selama pengamatan dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga sudah terdapat 6 anak yang tidak mudah putus asa. Dari hasil pengamatan sikap percaya diri peserta didik pada siklus 2 selama pertemuan 1, 2, dan 3 sebesar 24%. Rata-rata nilai hasil belajar yang dicapai adalah 73,93 dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 45. Ketuntasan belajar klasikal sebesar 83,34%.

Pada siklus ini, hasil pengamatan sikap percaya diri dan hasil belajar peserta didik telah memenuhi target, terbukti ada peningkatan tentang sikap percaya diri dan hasil belajar peserta didik yang telah ditentukan tercapai. Karena siklus 2 sudah memenuhi target penelitian, maka penelitian dihentikan.

Pembahasan

Pada pertemuan pertama siklus 1 ternyata banyak peserta didik yang menunjukkan sikap percaya diri belum baik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan selain model pembelajaran yang baru dikenal, juga karena pembagian kelompok yang kurang memperhatikan penyebaran tingkat kecerdasan anak. Peneliti sengaja membuat kelompok berdasarkan kedekatan tempat duduk, hal ini dimaksudkan untuk penggunaan waktu lebih efektif dan efisien. Ternyata pada kenyataannya ada beberapa kelompok yang tidak maksimal dalam bekerja karena semua anggota kelompoknya cenderung takut dan malu. Siklus yang akan datang pembagian kelompok didasarkan pada penyebaran tingkat kecerdasan peserta didik sehingga tiap-tiap kelompok minimal ada satu penggerak yang aktif karena setiap kelompok mempunyai tanggung jawab dalam mengerjakan kartu soal yang menjadi tanggung jawab kelompok tersebut.

Pada pertemuan kedua membahas materi menentukan rata-rata (mean) dari data yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, antusiasme peserta didik mengikuti proses pembelajaran cukup baik, kemungkinan karena peserta didik merasa sudah tidak asing lagi dengan model problem based learning, terutama pada saat mereka harus menuangkan hasil karyanya dalam sebuah kertas dan dipamerkan pada tempat yang sudah disediakan.

Pada siklus 2 kemampuan peserta didik pada materi menentukan modus dan median dalam mengkonstruksi pengetahuannya lebih baik dari siklus 1. Peserta didik lebih berani menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapatnya. Peserta didik juga sudah mulai ada yang berani bertanya, selain itu mereka menjadi lebih kritis dalam menghadapi soal-soal yang diberikan. Jika ada teman yang mempresentasikan penyelesaian soal, peserta didik yang lain mulai muncul keberanian untuk ikut mempresentasikan hasil pekerjaannya.

Dengan mengerjakan soal yang disajikan dalam bentuk kartu, peserta didik lebih tertarik dan menjadi lebih fokus dalam mengerjakan soal, apalagi didukung dengan pengerjaan berkelanjutan. Peserta didik dapat segera menunjukkan hasil pekerjaannya kepada guru, sehingga peserta didik segera dapat mengetahui benar atau salah pekerjaan yang dikerjakan. Peserta didik yang dapat menyelesaikan kartu soal dengan benar lebih banyak akan mendapat reward nilai yang besar pula. Hal ini juga dapat menambah motivasi peserta didik untuk menyelesaikan soal yang ada di kartu soal dengan segera.

Penjelasan mengenai pencapaian dari sikap percaya diri peserta didik dalam pembelajaran materi statistika dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Sikap Percaya Diri Pada Prasiklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No Indikator Persentase pengamatan sikap
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
1 Berani Bertanya 0% 10% 20%
2 Berani menjawab pertanyaan 6,67% 6,67% 26,67%
3 Berani berpendapat 3,33% 10% 23,33%
4 Berani presentasi di depan kelas 3,33% 13,33% 30%
5 Tidak mudah putus asa 3,33% 6,67% 20%
Rata-rata 3,33% 9,33% 24%

 

Dengan menggunakan analisis diskriptif komparatif berdasarkan data pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 yang terdapat pada tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil dari penelitian yang dilakukan pada siklus 1 maupun siklus 2. Dari indikator sikap percaya diri yang diamati pada pra siklus sebesar 3,33% meningkat menjadi 9,33% pada siklus 1 dan lebih meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 24%. Pada pra siklus hampir semua peserta didik tidak berani bertanya, menjawab pertanyaan, berpendapat, presentasi di depan kelas, dan bahkan cenderung mudah putus asa didalam memecahkan masalah. Setelah mengikuti pembelajaran dengan model problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan ini peserta didik menunjukkan perubahan sikap yang positif.

Data hasil belajar peserta didik pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Rentang Nilai Kriteria Frekuensi Persentase
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
88 ≤ x ≤ 100 Sangat Baik (A) 3 3 6 10% 10% 20%
76 ≤ x < 88 Baik (B) 3 9 8 10% 30% 26,6%
64 ≤ x < 76 Cukup (C) 4 6 11 13,3% 20% 36,6%
x < 64 Kurang (D) 20 12 5 66,6% 40% 16,6%
Ketuntasan 10 18 25 33,3% 60% 83,3%

 

Analisis data hasil belajar menggunakan analisis diskriptif komparatif. Berdasarkan data pada tabel 2 di atas menunjukkan data hasil belajar peserta didik pada pra siklus hanya 10 peserta didik (33,3%) dari 30 peserta didik dengan kategori tuntas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 64. Data pada siklus 1 banyaknya peserta didik yang dinyatakan tuntas belajar menjadi 18 peserta didik (60%) sehingga jika data pada pra siklus dibandingkan dengan data pada siklus 1 menunjukkan kenaikan sebesar 26,7%. Data pada siklus 2 terdapat 25 peserta didik (83,3%) yang dinyatakan tuntas belajar. Dengan demikian hasil belajar peserta didik jika dilihat dari ketuntasan belajar pada siklus 2 terjadi kenaikan sebesar 23,3% dibandingkan dengan data hasil belajar peserta didik pada siklus 1. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar peserta didik jika dilihat dari ketuntasan belajar dari data pra siklus dibandingkan dengan data siklus 2 terjadi kenaikan sebesar 50%.

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peserta didik yang mendapat tindakan pada siklus 1 maupun siklus 2 dapat meningkatkan sikap percaya diri maupun hasil belajar. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model problem based learning dengan berbantuan kartu soal berkelanjutan, diperoleh perubahan baik dalam sikap maupun hasil balajar peserta didik. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan model problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan diduga dapat meningkatkan sikap percaya diri dan hasil belajar Matematika materi Statistika pada peserta didik kelas VIII E SMP Negeri 2 Tuntang Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019 terbukti.

PENUTUP

Simpulan

Kesimpulan dari uraian di atas adalah pembelajaran dengan model problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan layak dijadikan sebagai referensi pembelajaran karena model pembelajaran tersebut terbukti dapat meningkatkan sikap percaya diri dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Matematika khususnya materi Statistika.

Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitan tersebut dapat diberikan saran sebagai berikut: 1) Penelitian ini sebaiknya perlu dikembangkan dan diterapkan uji coba pada subyek yang lain; 2) Guru perlu melakukan pengembangan model problem based learning pada kompetensi dasar yang berbeda; 3) Guru seharusnya memiliki inovasi model pembelajaran yang lebih banyak dan menyenangkan, tidak terpaku hanya dengan 1 model pembelajaran saja; 4)Sekolah terutama kepala sekolah dapat mendorong dan mengajak guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran dengan model problem based learning berbantuan kartu soal berkelanjutan yang terbukti membawa dampak positif bagi peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA:

Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Unnes.

Arends, R.I. 2012. Learning to Teach. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

As’ari, Abdul Rahman dkk. 2017. Matematika SMP/Mts Kelas VIII Semester 2. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Astutik, Windi dkk. 2013. “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dengan Media Permainan Kartu Soal disertai Jawaban pada Pembelajaran Fisika di SMA”. Jurnal Pembelajaran Fisika. ISSN: 2301-9794, Vol. 1(2):106-114.

Direktorat Pembinaan SMP, Tim. 2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemdikbud.

Seng, O.T. 2003. Problem Based Learning Innovation: Using Problem to Power Learning in 21𝑠𝑡 Century. Singapore: Thompson Learning.

Sudjana, Nana. 1989. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.