Peningkatkan Hasil Belajar Melalui Penggunaan Alat Peraga
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI MENGHITUNG VOLUME BANGUN RUANG
MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS VI
SD NEGERI CEMANI 02 KECAMATAN GROGOL
KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016
Wahyuni
SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi menghitung volume bangun ruang melalui penggunaan alat peraga pada siswa Kelas VI SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan yaitu bulan Juli 2015 sampai dengan November 2015. Subyek dalam penelitian adalah hasil belajar tentang menghitung volume bangun ruang dalam pembelajaran matematika yang terdiri dari 35 siswa yaitu 19 laki-laki dan 16 perempuan. Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Analisis data kualitatif model pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus II sedangkan data yang berupa angka dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai siklus I dan nilai tes siklus II kemudian direfleksi. Hasil penelitian menyimpulkan Melalui penggunaan alat peraga diduga dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi menghitung bangun ruang Siswa Kelas VI SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2015/ 2016 terbukti kebenarannya.†Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai-rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 65,57 pada tindakan kondisi awal, meningkat menjadi 72,71 pada tindakan Siklus II meningkat sebesar 16,43. Adapun ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 17,14% pada tindakan Siklus I, meningkat menjadi 100% pada tindakan Siklus II terjadi peningkatan sebesar 82,86% dari kondisi awal sampai siklus II
Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Alat peraga, Volume Bangun Ruang
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Secara umum matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit dan menakutkan. Kebanyakan dari peserta didik tidak menyukai pelajaran matematika. Oleh karena itu hasil pembelajaran matematika tidak sesuai yang diharapkan. Bahkan Mulyana (2001: 89) dalam kata pengantarnya menyatakan bahwa nilai matematika berada pada posisi yang paling bawah, sehingga tidak heran kalau nilai matematika digunakan sebagai tolak ukur dari kecerdasan siswa. Kalau dikaji lebih dalam, hal itu bukan kesalahan siswa semata tetapi bisa jadi disebabkan oleh faktor guru itu sendiri. Kekurangan guru yang biasa dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar adalah mengambil jalan pintas dalam pembelajaran. Menurut hasil pengamatan para peneliti, kesalahan yang biasa dilakukan guru dalam pembelajaran adalah guru hanya berpedoman pada buku pegangan dan monoton dalam menyampaikan materi sehingga siswa merasa bosan.
Rendahnya penguasaan kemampuan dalam menghitung volume suatu benda kemungkinan besar dikarenakan guru kurang tepat dalam memilih cara atau alat peraga dalam pembelajaran. Sehingga membuat siswa tidak antusias dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan masalah diatas peneliti akan berupaya meningkatkan kemampuaan menghitung volume suatu bangun menggunakan alat peraga. Dengan menggunakan alat peraga tersebut diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume suatu benda lebih aktif dan kreatif sehingga lebih banyak siswa yang mencapai ketuntasan.
Sedangkan yang dialami penulis dalam pembelajarannya, hasil belajar yang didapat siswa belum memuaskan. Hal ini terlihat dari tes yang diberikan pada materi volume bangun ruang. Artinya pembelajaran yang penulis lakukan belum tuntas dan perlu diadakan perbaikan.Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran penulis mencoba menggungkapkan/ mencari jalan keluar untuk perbaiakan pembelajaran matematika yang diwujudkan dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan diberi judul “Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Menghitung Volume Bangun Ruang Melalui Penggunaan Alat Peraga Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten. Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016â€.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:“Apakah melalui penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika materi menghitung volume bangun ruang pada siswa Kelas VI SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016?â€.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi menghitung volume bangun ruang melalui penggunaan alat peraga pada siswa Kelas VI SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi siswa menjadikan siswa lebih tertarik terhadap pelajaran matematika serta menjadikan siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Manfaat bagi guru membantu guru dalam memperbaiki hasil belajar siswa serta menjadikan guru lebih kreatif dalam memilih metode pembelajaran/ alat peraga yang tepat. Manfaat bagi sekolah memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah yang tercermin dari peningkatan profesional guru. Perbaikan proses dan hasil belajar siswa serta keadaan pendidikan sekolah.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
Kajian Pustaka
Pengertian Belajar
Menurut Winkel belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatab yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sedangkan menurut Gagne (1979: 128) dalam bukunya The Conditions of Learning, belajar merupakan sejenis perubahan tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi karena adanya suatu pengalaman atau latihan. Surya (1981:32) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Dalam pembelajaran belajar mengenal tiga prinsip belajar yaitu pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri: 1) sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari, 2) kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya, 3) fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup, 4) positif atau berkomunikasi, 5) aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan diakukan, 6) permanen atau tetap, 7) bertujuan dan terarah, dan mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan. Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematis yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan yang fungsional dari berbagai komponen belajar. Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman.Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antar peserta didik dengan lingkungannya (Suprijo, 2009: 4).
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Wina Sanjaya (2008: 110) menjelaskan bahwa belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam pembelajaran diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
Dari beberapa pengertian belajar diatas maka dapat disimpulkan bahwa semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Pengertian Hasil Belajar
Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 11-12) belajar merupakan interaksi antara â€keadaan internal dan proses kognitif siswa†dengan stimulus dari lingkunganâ€. Proses kognitif tersebut mengahsilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar yang didapat dari proses belajar beraneka ragam, dari yang sederhana sampai yang paling kompleks, yaitu berupa kapabilitas yang terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sifat, dan siasat kognitif. Hasil belajar yang dicapai secara maksimal oleh seorang siswa akan menentukan prestasi belajar siswa tersebut.Sedangkan menurut Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti
Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Sudjana (2005: 53) mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar sebagai berikut:1)Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau meta pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.; 2)Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan; 3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem pelaksanaannya, dan 4) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Hakikat Pembelajaran Matematika di SD
Pendidikan matematika di sekolah dasar merupakan basis pendidikan dalam membentuk insan Indonesia seutuhnya, seperti disyaratkan dalam kebijakan-kebijakan pemerintah dari tahun ke tahun. Lulusan sekolah dasar diharapkan dapat membekali dirinya dengan kemampuan-kemampuan yang memungkinkan mereka mau dan mampu menata kehidupan yang lebih layak baik dalam proses pendidikan formal selanjutnya maupun dalam dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat. Sasaran tersebut dapat terjangkau jika program pembelajaran di sekolah memenuhi basis pendidikan bermutu.
Heruman (2008:48) menyatakan dalam pembelajaran matematika SD, diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas. Selanjut Heruman menambahkan bahwa dalam pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Sehingga diharapkan pembelajaran yang terjadi merupakan pembelajaran menjadi lebih bermakna (meaningful), siswa tidak hanya belajar untuk mengetahui sesuatu (learning to know about), tetapi juga belajar melakukan (learning to do), belajar menjiwai (learning to be), dan belajar bagaimana seharusnya belajar (learning to learn), serta bagaimana bersosialisasi dengan sesama teman (learning to live together).
Pembelajaran matematika di SD tidak terlepas dari dua hal yaitu hakikat matematika itu sendiri dan hakikat dari anak didik di SD. Suwangsih dan Tiurlina (2006:62) menyatakan ciri-ciri pembelajaran matematika SD yaitu: Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral, pembelajaran matematika bertahap, pembelajaran matematika menggunakan metode induktif, pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi, dan pembelajaran matematika hendaknya bermakna
Tentunya dalam mengajarkan matematika di Sekolah Dasar tidak semudah dengan apa yang kita bayangkan, selain siswa yang pola pikirnya masih pada fase operasional konkret, juga kemampuan siswa juga sangat beragam. Hudojo (2005:77) menyatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengajarkan matematika di tingkat sekolah dasar yaitu sebagai berikut: siswa, guru, alat bantu, proses belajar, matematika yang disajikan, dan pengorganisasian kelas.
Dengan memperhatikan keenam hal di atas, sangat diharapkan pembelajaran matematika menyenangkan bagi siswa dan pembelajaran matematika menjadi efektif sehingga siswa tidak hanya mampu menghafal konsep-konsep matematika, tetapi juga harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, jadi sangat diharapkan dalam proses pembelajaran yang dipraktekkan guru juga melibatkan dan mengaktifkan siswa dalam proses menemukan konsep-konsep matematika. Sehingga pembelajaran matematika di sekolah dasar mampu mengembangkan kompetensi-kompetensi matematika seperti yang terdapat dalam kurikulum matematika.
Kerangka Berpikir
Hasil belajar peserta didik dapat dipengaruhi dari berbagai hal baik dari dalam diri maupun dari luar diri peserta didik. Adapun upaya agar peserta didik terdorong untuk belajar matematika adalah penyajian yang menarik bagi peserta didik, sehingga dapat menambah minat peserta didik dalam belajar matematika. Diharapkan dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi menghitung volume bangun ruang melalui penggunaan alat peraga pada siswa kelas VI SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten. Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:“Melalui penggunaan alat peraga diduga dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi menghitung volume bangun ruang siswa kelas VI SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun Pelajaran 2015/ 2016â€
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Waktu penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, yaitu dari bulan Juli 2015 sampai bulan November 2015.
Adapun jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas, siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, pertemuan 1 senin, 24 Agustus 2015 dan pertemuan 2, Senin,31 Agustus 2015. Siklus II pertemuan 1 dilaksanakan senin, 28 September 2015 dan pertemuan 2, Senin, 5 Oktober 2015. Pelaksanaan Tindakan Kelas ini dilakukan di SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo pada siswa kelas VI semester I tahun pelajaran 2015/2016 mata pelajaran matematika materi bangun ruang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 yang terdiri atas 19 siswa laki laki dan 16 siswa perempuan dengan julamh siswa 35 orang.
Sumber data penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data-data yang diperoleh dari sumber pertama. Data primer yang digunakan adalah hasil observasi terhadap siswa kelas VI SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2015/20176, sedangkan data sekunder berupa dokumentasi foto dan hasil tes (kegiatan PBM dari kondisi awal, siklus I dan siklus II)
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan, tes dan dokumen. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas dalam penelitian ini adalah triangulasi data. “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data ituâ€. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode dan triangulasi data. Triangulasi data dilakukan dengan cara memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali informasi dari suatu narasumber tertentu, dari kondisi lokasinya, dari aktivitasnya yang menggambarkan perilaku orang atau warga masyarakat, atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksud peneliti.
Indikator Kinerja Penelitian
Penggunaan alat peraga dikatakan mampu meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun ruang pada siswa kelas VI SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016, jika indikator keberhasilan pembelajaran tercapai. Indikator keberhasilan antara lain:
Perolehan hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila persentase tuntas belajar secara klasikal ≥ 75% (minimal 75% siswa memperoleh ≥ 67) dan nilai rata-rata kelas ≥ 70.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu: 1) Perencanaan (planning); 2) Tindakan (acting); 3) Pengamatan (observing); dan 4) Refleksi (reflecting).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran matematika tentang volume bangun ruang di kelas VI SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016, dilaksanakan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru, sehingga saat proses pembelajaran berlangsung hanya guru yang berperan aktif. Oleh karena itu hasil belajar siswa rendah.
Ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar, dari 35 siswa yang ada, jumlah siswa yang sudah memperoleh nilai > KKM baru mencapai 6 orang siswa (17,14%). Sisanya sebanyak 29 orang siswa (82,86%) belum mencapai batas tuntas. Dengan demikian, secara klasikal siswa kelas VI Semester I SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016 belum mencapai batas tuntas penguasaan penuh secara klasikal yang dipersyaratkan > 75.00%.
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas Kondisi Awal
No. |
Ketuntasan |
Jumlah |
% |
1. |
Tuntas |
6 |
17,14% |
2. |
Tidak Tuntas |
29 |
82,86% |
Jumlah |
35 |
100% |
|
Nilai Rata-rata |
56,28 |
||
Nilai Terendah |
40 |
||
Nilai Tertinggi |
70 |
Dari data pengamatan diatas, dapat diperoleh bahwa guru sudah menyampaikan materi pelajaran tetapi belum menggunakan metode pembelajaran/ alat peraga yang tepat. Peserta didik belum terkondisi dengan baik dan hanya beberapa anak saja yang aktif dalam proses pembelajaran. Dan banyak siswa yang kurang tertarik dengan penjelasan guru.
Deskripsi Tindakan Siklus I
Hasil observasi siklus I
Observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku kelas dan dampak proses yang dihasilkan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran dilakukan. Hasil tes menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 50, nilai tertinggi sebesar 80, dan nilai rata-rata sebesar 65,57. Mengingat nilai rata-rata yang diperoleh siswa sudah sesuai KKM sebesar 67.00 maka siswa kelas VI Semester I SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016 secara klasikal dapat dikatakan sudah mencapai ketuntasan belajar.
Ditinjau dari ketuntasan belajar, hasil tes akhir tindakan Siklus I menunjukkan bahwa jumlah siswa yang sudah memperoleh nilai > KKM adalah sebanyak 16 orang siswa (45,57%).Sisanya sebanyak 19 orang siswa (54,43%) masih belum mencapai ketuntasan.
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas Siklus I
No. |
Ketuntasan |
Jumlah |
% |
1. |
Tuntas |
16 |
45,57% |
2. |
Tidak Tuntas |
19 |
54,43% |
Jumlah |
35 |
100% |
|
Nilai Rata-rata |
65,57 |
||
Nilai Terendah |
50 |
||
Nilai Tertinggi |
80 |
Berdasarkan hasil evaluasi tindakan pembelajaran pada Siklus I dapat diperoleh refleksi hasil pembelajaran matematika materi menghitung volumen bangun ruang dengan menggunakan alat peraga sebagai berikut:
a. Implementasi alat peraga pada tindakan Siklus I berhasil meningkatkan dampak produk pembelajaran berupa meningkatnya hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa dan tingkat ketuntasan belajar siswa.
1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa sebagai dampak produk pembelajaran mengalami peningkatan dari sebesar 56,28 pada kondisi awal meningkat menjadi 65,57 pada akhir tindakan Siklus I.
2. Tingkat ketuntasan belajar siswa sebagai dampak produk juga mengalami peningkatan, yaitu dari 17,14% pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan meningkat menjadi 45,57% pada akhir tindakan siklus I
b. Hal-hal yang masih belum berhasil dalam pembelajaran tindakan Siklus I adalah:
1) Masih ada siswa yang malu dalam bertanya.
2) Pembelajaran didominasi oleh peserta didik yang pandai saja.
3) Masih terdapat beberapa peserta didik yang belum memperhatikan penjelasan guru.
Dari hasil tersebut peneliti masih belum puas dengan hasil belajar yang didapat oleh peserta didik, sehingga peneliti masih perlu melakukan tindakan perbaikan kelas pada siklus II.
Deskripsi Tindakan Siklus II
Hasil observasi siklus II
Observasi dilakukan terhadap kegiatan siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil tes akhir tindakan Siklus II dapat diketahui bahwa terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 70, nilai tertinggi sebesar 85, dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 72,71 Mengingat nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa > KKM yang ditetapkan sebesar 67,00, maka siswa kelas Vi Semester I SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016 secara klasikal sudah dianggap mencapai ketuntasan belajar.
Ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar siswa, jumlah siswa sudah seluruhnya mencapai batas tuntas minimal dengan nilai >67,00 yaitu sebanyak 35 orang siswa atau 100%. Atas dasar hal tersebut, maka tingkat penguasaan penuh secara klasikal sebesar 75% sudah tercapai. Data tingkat ketuntasan belajar siswa pada tindakan pembelajaran Siklus II dapat disajikan pada tabel berikut.
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
No. |
Ketuntasan |
Jumlah |
% |
1. |
Tuntas |
35 |
100% |
2. |
Tidak Tuntas |
0 |
0% |
Jumlah |
35 |
100% |
|
Nilai Rata-rata |
72,71 |
||
Nilai Terendah |
70 |
||
Nilai Tertinggi |
85 |
Refleksi hasil tindakan pembelajaran Siklus II diperoleh dari hasil tes akhir pembelajaran tindakan Siklus II yang dilaksanakan satu minggu setelah pertemuan kedua tindakan Siklus II. Hasil tes menunjukkan adanya peningkatan dalam hal tingkat ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan hasil evaluasi tindakan pembelajaran pada Siklus II dapat diperoleh refleksi hasil tindakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran pendekatan proses dalam pembelajaran matematika materi menghitung bangun ruang sebagai berikut. Penggunaan alat peraga pada tindakan pembelajaran Siklus II berhasil meningkatkan dampak produk pembelajaran berupa meningkatnya hasil belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 56,28 pada kondisi awal menjadi 65,57 pada akhir tindakan Siklus I, dan meningkat menjadi 72,71 pada akhir Siklus II.Tingkat ketuntasan belajar siswa sebagai dampak produk juga mengalami peningkatan, yaitu dari 17,14% pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan menjadi 45,57% pada akhir tindakan siklus I, dan meningkat menjadi 100% pada akhir tindakan Siklus II.
Hal-hal yang masih belum berhasil dalam pembelajaran tindakan Siklus I sudah dapat tercapai pada tindakan Siklus II. Hal tersebut adalah: Peserta didik lebih aktif dan merasa antusias dalam mengikuti pelajaran, peserta didik berani mengemukakan pendapatnya, peserta didik mampu menyimpulkan isi materi.Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II ini, peserta didik terlibat penuh dan terkondisi dengan baik. Hal ini terlihat dengan meningkatnya hasil belajar siswa dengan tidak ada satupun siswa yang mendapat nilai dibawah KKM
Pembahasan Tiap Siklus
Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa Melalui penggunaan alat peraga diduga dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi menghitung volume bangun ruang Siswa Kelas VI SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Kondisi Awal
Pada kegiatan pembelajaran pra siklus, nilai tertiggi adalah 70 sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa dalah 40, Nilai rata-rata 56,28. Terdapat sebanyak 82,85% peserta didik yang belum mencapai KKM, dan 17,14% yang sudah mencapai KKM.
Siklus I
Pada kegiatan pembelajaran siklus I, nilai tertinggi adalah 80 sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa dalah 50, nilai rata-rata 65,57. Terdapat sebanyak 54,28% peserta didik yang belum mencapai KKM, dan 45,57% yang sudah mencapai KKM.
Siklus II
Pada kegiatan pembelajaran siklus II nilai tertinggi adalah 85 sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 70. nilai rata-rata 72,71. Hasil belajar siswa menunjukkan kenaikan yang signifikan, sehingga 100% nilai peserta didik sudah mencapai KKM.
Hasil Penelitian
Upaya perbaikan yang dilakukan guru cukup berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu dari 56,28 pada kondisi awal menjadi 65,57. Tingkat ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 17,14% pada kondisi awal menjadi 45,57% pada tindakan Siklus I.
Peningkatan tersebut dipandang belum optimal, karena tingkat penguasaan penuh secara klasikal > 75%. Berpijak dari kondisi tersebut maka dilakukan perbaikan pembelajaran pada tindakan Siklus II. Perbaikan yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II adalah dengan memberikan contoh menggunakan alat peraga di sekitar. Langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan aktivitas siswa agar lebih aktif berinteraksi dan bersikap ilmiah dalam pembelajaran.
Tindakan perbaikan yang dilakukan guru tersebut cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai-rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 56,28 pada tindakan kondisi awal, meningkat menjadi 72,71 pada tindakan Siklus II meningkat sebesar 16,43. Adapun ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 17,14% pada tindakan Siklus I, meningkat menjadi 100% pada tindakan Siklus II terjadi peningkatan sebesar 82,86% dari kondisi awal sampai siklus II. Data perkembangan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal hingga akhir tindakan pembelajaran Siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut.
Daftar Nilai Siswa Kondisi Awal Hingga Tindakan Pembelajaran Siklus II
Uraian |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
Tuntas |
6 |
16 |
35 |
Belum Tuntas |
29 |
19 |
0 |
Jumlah |
1970 |
2295 |
2545 |
Rata-Rata |
56,28 |
65,57 |
72,71 |
Nilai Terendah |
40 |
50 |
70 |
Nilai Tertinggi |
70 |
80 |
85 |
Dari tabel diatas Tindakan perbaikan yang dilakukan guru tersebut cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai-rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 65,57 pada tindakan kondisi awal, meningkat menjadi 72,71 pada tindakan Siklus II meningkat sebesar 16,43. Adapun ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 17,14% pada tindakan Siklus I, meningkat menjadi 100% pada tindakan Siklus II terjadi peningkatan sebesar 82,86% dari kondisi awal sampai siklus II.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan data analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:“Melalui Penggunaan Alat Peraga Diduga Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Menghitung Volume Bangun Ruang Siswa Kelas VI SD Negeri Cemani 02 Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo Semester I Tahun Pelajaran 2015/ 2016 terbukti kebenarannya.†Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai-rata-rata hasil belajar dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada tindakan Siklus II. Nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 65,57 pada tindakan kondisi awal, meningkat menjadi 72,71 pada tindakan Siklus II meningkat sebesar 16,43. Adapun ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 17,14% pada tindakan Siklus I, meningkat menjadi 100% pada tindakan Siklus II terjadi peningkatan sebesar 82,86% dari kondisi awal sampai siklus II.
Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran sebagai berikut. Saran bagi siswa sdiharapkan siwa tidak merasa takut dan tidak malu bertanya kepada siapapun jika menemui kesulitan.Senang belajar dan mempelajari semua mata pelajaran yang ada di kelasnya serta menjadi kegiatan belajarnya sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Saran bagi guru diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode belajar yang tepat, menciptakan suasana yang menyenangkan di dalam kelas, sehingga murid merasa senang di dalam kelas. Memberi tugas yang sudah diukur dengan kemampuan peserta didik, mempertimbangkan waktu penyelesaian tugas, tentang cara pengerjaan tugas, memberi penjelasan tentang maksud dan teknik penyelesaiannya dalam setiap memberi tugas. Menjalin hubungan dengan orang tua, lebih-lebih bagi yang anaknya mengalami hambatan dalam belajarnya serta anak yang bertingkah laku tidak sebagaimana layaknya peserta didik. Saran Bagi sekolah diharapkan sekolah mencetak iklim pembelajaran yang kondusif serta memfasilitasi sarana dan prasarana
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke. Cipta
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hudojo, Herman, 2005. Strategi Mengajar Belajar Matematika, Malang: IKIP Malang
Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2001. “Prinsip prinsip Dasar Komunikasiâ€. Bandung. Remaja Rosda Karya
Sudjana, Nana. 2005. Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara
Suryabrata, Sumadi l984, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Suwangsih, Erna dan Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI. Press
Gagne dan Briggs. 1979. PengertianPembelajaran.http://www.scribd.com/doc/50 015294/13/B-Pengertian-pembelajaran-menurut-beberapa-ahli(diakses pada tanggal 11 Agustus2005).
Surya. M. 1981. Karateristik Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.