Peningkatkan Kemampuan Guru Menerapkan Pembelajaran PAIKEM Melalui Pengawasan
PENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU
MENERAPKAN PEMBELAJARAN PAIKEM MELALUI PENGAWASAN
DI SD NEGERI 5 SENDANGHARJO KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN PADA SEMESTER II
TAHUN AJARAN 2014/2015
Rusminah
Kepala SD Negeri 5 Sendangharjo Kecamatan Karangrayung
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kemampuan guru SD Negeri 5 Sendangharjo Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM setelah dilakukan tindakan pengawasan pada semester II tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah. Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah SD Negeri 5 Sendangharjo Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Subjek dalam penelitian ini adalah guru SD Negeri 5 Sendangharjo Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan berjumlah 8 Guru. Hasil penelitian tindakan sekolah menunjukkan bahwa dengan pengawasan berkala kepada guru Sekolah Dasar dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM sangat diperlukan, hal ini disebabkan dalam penerapan pembelajara PAIKEM guru banyak belum mengikuti langkah-langkah yang benar, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran guru cenderung masih mendominasi aktivitas pembelajaran, belum mengoptimalkan penggunakan alat bantu dan menggunakan lingkungan sekolah untuk menjadikan pembelajaran menarik, belum menyediakan pojok baca dengan baik, belum menerapkan belajar kelompok dengan baik, dan guru belum mampu mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan masalah, hal ini tercermin dalam ketercapaian indikator pembelajaran PAIKEM yang baru mencapai 37,50%. Setelah dilakukan pengawasan berkala kemampuan guru dalam pembelajaran PAIKEM meningkat menjadi 62,50% setelah dilakukan tindakan pertama, dan meningkat menjadi 87,50% setelah dilakukan tindakan kedua, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pengawasan kemampuan guru dalam pembelajaran PAIKEM meningkat.
Kata kunci: kemampuan guru, paikem, pengawasan
PENDAHULUAN
Paikem atau Pakem merupakan istilah kependekan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (Paikem) Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (Pakem). Model pembelajaran ini diterapkan dan dikembangkan di sekolah-sekolah untuk mencapai hasil belajar siswa yang lebih baik efektif dan efisien, serta untuk menciptakan iklim belajar yang tidak membosankan bagi peserta didik.
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Dengan demikian dalam pembelajaran guru tidak mendominasi aktivitas belajar-menagajar, tetapi siswa atau peserta didik lah yang lebih banyak melakukan aktivitas belajar. Jika dikaitkan dengan filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantara “tut wuri handayaniâ€. Guru memberi dorongan dari belakang agar siswanya aktif mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan tingkat kemampuannya.
Dalam pembelajaran aktif, guru harus menyadari bahwa mengajar bukan mengisi sebuah “botol kosongâ€. Belajar adalah sebuah proses membangun makna atau pemahaman oleh si pembelajar terhadap pengalaman dan informasi. yang disaring dengan persepsi, pikiran (termasuk kumpulan pengetahuan yang dimiliki), dan perasaan. Mengajar adalah berperan serta dengan si pembelajar dalam membangun makna dengan cara mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis, dan melakukan pembenaran atau justifikasi.
Untuk dapat mengembangkan pembelajaran “aktifâ€, titik pangkalnya adalah kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan sebuah model pembelajaran yang dirancang oleh guru dengan menerapkan beberapa metode dalam setiap kegiatan pembelajaran. Artinya dalam setiap kali tatap muka, guru harus menggunakan beberapa metode secara bervariatif. Penggunaan metode itu harus didasarkan pada isi dari kompetensi dasar yang hendak dicapainya. Dengan demikian, setiap kompetensi dasar memerlukan pencermatan penggunaan metode mengajar yang tidak sama
Tentu saja untuk dapat menerapkan pembelajaran inovatif, guru sebaiknya memiliki kemampuan akademik yang luas dan kemampuan paedagogig yang baik. Jika hal ini tidak dimiliki, maka sulit kiranya untuk dilakukan pembelajaran inovatif. Guru dapat kembali ke pembelajaran model tradisional (ceramah, tanya jawab, dan diskusi). Dengan kata lain, pembelajaran inovatif memerlukan kreatifitas guru.
Namun sayangnya hingga saat ini kemampuan guru khususnya di SD Negeri 5 Sendangharjo Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM, masih perlu mendapat perhatian, hal ini terlihat dari berberapa indikator diantaranya: (1) dalam proses pembelajaran guru belum menekankan pada keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan, (2), Guru belum memanfaatkan berbagai media pembelajaran dan alat bantu termasuk memanfaatkan lingkungan sekolah untuk membangkitkan semangat belajar peserta didik, (3) guru kelas belum menyediakan “pojok baca†sebagai bahan belajar, (4) Guru belum menerapkan belajar kelompok pada siswa untuk merangsang partisipasi siswa dalam belajar, (5) guru belum banyak melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolah.
Adanya permasalahan tersebut di atas mendorong Peneliti sebagai kepala sekolah untuk mengupayakan peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM dengan cara membina guru secara rutin dan diteruskan dengan pengawasan terhaap pelaksanaan pembelajaran.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan pengawasan kemampuan guru SD Negeri 5 Sendangharjo Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan pada semester II tahun ajaran 2014/2015 dalam melaksanakan pembelajaran PAIKEM meningkat?â€
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan guru SD Negeri 5 Sendangharjo Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM setelah dilakukan tindakan pengawasan dan pembinaan.
KAJIAN TEORI
Kompetensi Guru
Sarimaya (2008: 17) mengemukakan kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalnya. Ditampilkan melalui unjuk kerja. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Kompetensi guru menurut Sarimaya (2008: 17) menyatakan bahwa: “kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosialâ€.
Pembelajaran PAIKEM
Mengalami (pengalaman belajar) antara lain: melakukan pengamatan, melakukan percobaan, melakukan penyelidikan, melakukan wawancara, siswa belajar banyak melalui berbuat, pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera. Komunikasi, bentuknya antara lain: mengemukakan pendapat, presentasi laporan, memajangkan hasil kerja, ungkap gagasan. Interaksi, bentuknya antara lain: Diskusi, Tanya jawab, Lempar lagi pertanyaan (Kesalahan makna berpeluang terkoreksi, Makna yang terbangun semakin mantap, Kualitas hasil belajar meningkat). Kegiatan Refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan: “mengapa demikian?â€, “apakah hal itu berlaku untuk …?â€, untuk perbaikan gagasan/makna, untuk tidak mengulangi kesalahan, peluang lahirkan gagasan baru. Atas dasar karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer dalam belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat (Depdiknas, 2010: 24).
Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan efektif.
Pengawasan dan Pembinaan Guru
Menurut Moekijat (2008: 20) mengemukakan pengertian pembinaan yang menunjuk pada, setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang, dengan memberikan informasi dan mempengaruhi sikap. Sikap yang dimaksudkan adalah perubahan positif yang lebih bersifat meningkatkan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan kecakapan. Menurut Sutisna (2009: 13) mengemukakan konsep pembinaan secara spesifik yakni, konsep pembinaan personil bahwa pembinaan personil adalah proses perbaikan prestasi (performa) personel melalui pendekatan-pendekatan yang menekankan realisasi diri, pertumbuhan diri dan perkembangan diri. Pembinaan meliputi kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada perbaikan dan pertumbuhan kesanggupan, sikap, keterampilan dan pengetahuan dari pada anggota organisasi.
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang sangat berkaitan erat dengan pencapaian tujuan organisasi, sehingga pengawasan dalam organisasi apapun menjadi mutlak dilakukan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh G.R. Terry, yang mengatakan bahwa: “Dalam rangka pencapaian tujuan suatu organisasi, termasuk negara sebagai organisasi kekuasaan terbesar seyogyanya menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), memberi dorongan (actuating), dan pengawasan (controlling).†(G.R Terry, 2003:15)
Menurut Siagian (2006: 135) pengawasan adalah proses pengawasan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Sarwoto (2000: 93) pengawasan adalah kegiatan pimpinan yang mengusahakan agar pekerjaan – pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau hasil yang dikehendaki.
Kerangka Berfikir
Salah satu persoalan yang dihadapi guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran adalah minimnya wawasan atau pengetahuan para guru dalam melakukan inovasi kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran belum dapat dicapai secara optimal. Secara umum para guru masih menggunakan cara-cara konvensional dalam proses pembelajaran terutama dengan metode ceramah dengan variasi tanya jawab atau diskusi yang kurang terprogram. Akibatnya peserta didik lebih banyak menerima informasi dari guru tanpa kesempatan aktifitas dan kreatifitas yang optimal.
Berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran ini, salah satu upaya yang dapat dilakukan pengawas sekolah adalah melakukan pembimbingan terhadap guru dalam rangka meningkatkan kompetensi atau kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Dengan begitu guru dapat meningkatkan mutu pembelajaran melalui penerapan konsep PAIKEM.
Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah: â€dengan tindakan berupa pengawasan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran paikem di SD Negeri 5 Sendangharjo Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan pada semester II tahun ajaran 2014/2015â€.
METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Penelitian tindakan sekolah berupa tindakan nyata yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan membina guru tentang hakekat, prinsip dan langkah-langkah dalam pembelajran PAIKEM untuk meningkatkan kemampuannya dalam menerapkan pembelajaran paikem. Tindakan pengawasan dan pembinaan dilakukan setelah mengetahui kondisi awal kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran PAIKEM dari hasil observasi prasiklus. Dari hasil penilaian yang dilakukan pada kegiatan prasiklus diperoleh nilai kemampuan guru memberikan gambaran nyata tentang kekurangan guru dalam menerapkan model pembelajaran PAIKEM.
Subjek dan Obyek Penelitian
Subjek penelitian terdiri dari guru SD Negeri 5 Sendangharjo Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan berjumlah 8 Guru. Adapun objek penelitian ini adalah cara guru dalam menerapkan model pembelajaran PAIKEM.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan di SD 5 Negeri Sendangharjo Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Adapun waktu penelitian direncanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Teknik Analisis Data
Untuk menganalisa data digunakan teknik analisa deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan untuk memberi gambaran tentang basil yang dicapai oleh guru setelah tidakan dilaksanakan terhadap seluruh pusat perhatian dalam penelitian meliputi aspek-aspek kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran paikem, hasil penilaian diambil skor rata-rata yang diperoleh guru dan prosentase skor rata-rata untuk mengetahui prosentasi tingkat peningkatan ketercapaian indikator.
Indikator Keberhasilan
Indikator yang dicapai oleh peneliti dalam peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran PAIKEM adalah apabila semua guru yang ada di SD Negeri 5 Sendangharjo Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan telah memiliki kemampuan dengan prosentase skor > 85% (lebih dari 85%), dengan skor rata-rata lebih dari 0,5 (> 0,5).
HASIL PENELITIAN
Prasiklus
Sebelum dilakukan tindakan peneliti melalukan observasi secara langsung dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, observasi dilakukan terhadap 8 orang guru yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai subyek penelitian Pada observasi tersebut peneliti melakukan pencatatan-pencatan pada form penilaian kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran Paikem melalui bimbingan berkelanjutan terhadap guru. Penilaian dilakukan dengan memberi skor 0 atau 1 pada lembar yang telah disiapkan. Skor 0 diberikan apabila dalam melaksanakan pembelajaran guru tidak dapat memenuihi indikator yang telah ditetapkan sedangkan skor 1 diberikan apabila guru memenuhi indikator yang telah ditetapkan.
Selanjutnya hasil penilaian individu tersebut dilakukan rekapitulasi. Dari rekapitulasi tersebut dapat diketahui jumlah skor yang diperoleh dan prosentase ketercapaian indikator. Adapun hasil penilaian kegiatan prasiklus yang dilakukan kepada 8 (Delapan) guru di SD Negeri 5 Sendangharjo Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan hasilnya menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran paikem yang dimiliki guru baru mencapai 37,50%, untuk itu perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran Paikem tersebut.
Siklus I
Setelah dilakukan pengarahan terkait dengan penerapan pembelajaran Paikem, maka peneliti melakukan observasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Penilaian dilakukan pada lembar observasi secara individu, hasil penilaian selanjutnya direkap untuk mengetahui skor total dan prosentasi ketercapaian yang hasilnya dapat diketahui bahwa bahwa rata-rata kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran paikem melalui pembinaan berkala mengalami peningkatan skor rata rata telah mencapai 5, dengan pencapaian prosentase ktercapaian mencapai 62,50%. Namun demikian peningkatan tersebut belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan, untuk itu direncanakan tindakan pada siklus berikut (siklus II).
Siklus II
Hasil observasi dicatat pada lembar penilaian yang telah disiapkan secara individu, dan hasilnya direkap untuk mengetahui skor total prosentasi ketercapaian. Hasil penilaian pada siklus II diketahui bahwa kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran paikem meningkat dari pada mencapai 87,50%, dengan skor rata-rata telah mencapai 7, dengan demikian melalui bimbingan berkala kemampuan guru dalam menerapkan pembelajarn paikem telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan, dengan demikian tindakan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa melalui pembimbingan dan pendampingan intensif kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran paikem di SD Negeri 5 Sendangharjo Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan diketahui dapat meningkat.
Peningkatan terjadi pada hampir seluruh indikator, dengan rata-rata ketercapaian dari prasiklus 37,50% siklus 1 kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran paikem melalui bimbingan berkala sebesar 25,00% menjadi 62,50% (peningkatan sebesar 25,00%) dan pada siklus 2 meningkat menjadi 87,50% (peningkatan sebesar 25,00%). Secara rinti perbandingan peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran paikem dari prasiklus ke siklus I menunjukkan bahwa setelah dilakukan pembinaan pada siklus I, prosentase rata-rata ketercapaian aspek sebesar 25,00% peningkatan tertinggi terjadi pada aspek penerapan cara mengajar, yaitu sebesar 37,50%, dan peningkatan terkecil terjadi pada aspek penggunaan alat bantu yaitu 12,50%.
Perbandingan peningkatan prosentase skor rata-rata dari siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa setelah dilakukan pembinaan pada siklus I, prosentase rata-rata ketercapaian aspek sebesar 25,00% peningkatan tertinggi terjadi pada aspek penerapan cara mengajar, yaitu sebesar 37,50%, dan peningkatan terkecil terjadi pada aspek cara memberi motivasi kepada siswa yaitu 12,50%. Secara keseluruhan peningkatan dari kegiatan sebelum tindakan (prasiklus) ke siklus II menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM setelah dilakukan bimbingan berkala prosentase rata-rata dapat meningkat hingga 50%. Dengan demikian melalui bimbingan berkala yang dilakukan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM.
PENUTUP
Kesimpulan
Bimbingan berkala kepada guru Sekolah Dasar dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM sangat diperlukan, hal ini disebabkan dalam penerapan pembelajara PAIKEM guru masih banyak yang belum mengikuti langkah-langkah yang benar, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran guru cenderung masih mendominasi aktivitas pembelajaran, belum mengoptimalkan penggunakan alat bantu dan menggunakan lingkungan sekolah untuk menjadikan pembelajaran menarik, belum menyediakan pojok baca dengan baik, belum menerapkan belajar kelompok dengan baik, dan guru belum mampu mendorong siswa untuk menemukan cranya sendiri dalam pemecahan masalah, hal ini seperti tercermin dalam ketercapaian indikator pembelajaran PAIKEM yang baru mencapai 37,50%. Setelah dilakukan bimbingan berkala kemampuan guru dalam pembelajaran PAIKEM meningkat menjadi 62,50% setelah dilakukan tindakan pertama, dan meningkat menjadi 87,50% setelah dilakukan tindakan kedua, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui bimbingan dan pendampingan kemampuan guru dalam pembelajaran PAIKEM dapat meningkat.
Saran-Saran
Penelitian ini menyarankan kepada Dinas Pendidikan, khususnya UPTD Pendidikan Kecamatan Karangrayung, untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran paikem, seyogyanya dinas Pendidikan menugaskan Pengawas secara rutin untuk melakukan pembinaan terkait dengan pembelajaran yang terpusat pada siswa. Saran kepada Kepala SD lain, seyogyanya secara rutin memberikan penyegaran kepada guru tentang pembelajaran paikem, dan aspek-aspek pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Saran untuk guru, sebaiknya selalu berusaha untuk menerapkan pembelajaran PAIKEM sebaik mungkin, agar pembelajaran lebih bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2010. Pedoman Pelaksanaan Tugas Guru dan Pengawas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Moekijat, 2009, Tata Laksana Kantor, Bandung: Mandar Maju
Sarimaya, Farida, 2008, Sertifikasi Guru, Apa, Mengapa dan Bagaimana?, Bandung: Penerbit Yrama Widya
Sarwoto, 2000, Dasar-Dasar Organisasi Manajemen, Jakarta: Penerbit Ghalia.
Siagian, P. Sondang. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutisna, Oteng, 2009, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktik Profesional, Bandung: Angkasa.
Terry, George R, Lesli W Rue. 2003. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.