UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

DENGAN MENERAPKAN METODE COOPERATIVE SCRIPT

BAGI SISWA KELAS VI SD NEGERI 3 POJOK

KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Purwoto

SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis motivasi dan hasil belajar IPS bagi siswa Kelas VI SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui penerapan cooperativer Script. Penelitian dilakukan di SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan yang beralamat semester II tahun ajaran 2017/2018. Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI di SD Negeri 3 Pojok, yang berjumlah 13 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dan tes ulangan harian. Keberhasilan tindakan ditentukan apabila semua siswa telah dinyatakan tuntas dengan nilai melebihi Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yaitu 70, dan siswa yang telah menunjukkan motivasi untuk belajar lebih dari 85%. Kesimpulan hasil penelitian: melalui metode pembelajaran cooperative script, dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa di kelas VI Semester II SD Negeri 3 Pojok. Peningkatan motivasi belajar prasiklus sebesar 46,15%, setelah dilakukan kegiatan pada siklus I, meningkat menjadi 75,64% , dan setelah dilakukan tindakan sikllus II meningkat menjadi 92,31%. Hasil belajar IPS di SD Negeri 3 Pojok pada kegiatan prasiklus dengan nilai rata-rata sebesar 67,54 jumlah ketuntasan sebanyak 5 siswa, pada siklus I meningkat menjadi 76,38 dengan jumlah ketuntasan 10 siswa, setelah siklus II menjadi 83,23 dan jumlah ketuntasan sebanyak 13 siswa.

Kata kunci: cooperative script, motivasi belajar, hasil belajar.

 

PENDAHULUAN

Semester II bagi kelas VI SD, merupakan waktu yang sangat menentukan keberhasilan dalam menempuh pendidikan di SD, karena pada semester tersebut siswa dihadapkan pada ujian akhir sekolah (UAS) maupun ujian akhir nasional (UAN), sehingga semua siswa kelas VI secara otomatis serius untuk belajar. Terlebih waktu yang tersedir untuk belajar efektif bagi siswa kelas VI, sangat sempit, sehingga apabila pembelajaran di kelas tidak dilaksanakan dengan menggunaka metode yang tepat, akan mudah timbul kebosanan dalam belajar.

Terlebih pelajaran IPS, yang selalu identik dengan hafalan yang banyak. Membaca, mencatat, dan mengahfal adalah satu kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dalam belajar IPS, sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pelajaran IPS tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris yaitu pendekatan yang menitikberatkan keaktifan seorang guru dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa cenderung pasif atau kurang terlibat, sehingga siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki.

Hasil pengamatan awal saat dilakukan pembelajaran dengan pendekatan ekspositoris dengan metode ceramah dan pemberian tugas, siswa cenderung kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, hal ini terlihat dari: semangat siswa dalam belajar, keberanian mengemukakan pendapat, tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, inisiatif, keberanian bertanya, keaktifan dalam mengikuti pembelajaran cenderung masih rendah. Rendahnya motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran tersebut tentunya berdampak negatif pada hasil belajarnya. Hal ini terbukti dari hasil ulangan harian setelah dilakukan 2 (dua) kali pertemuan dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan, dari 13 (tiga belas) siswa dengan menggunakan SKBM (KKM) 70, siswa yang tuntas sebanyak 5 (lima) siswa atau 38,46%, sedangkan 8 (delapan) siswa atau 61,54% belum tuntas.

Rendahnya motivasi belajar dan hasil belajar tersebut tentunya sangat memprihatinkan bagi guru kelas, terlebih berdasarkan kalender pendidikan SD, pada akhir bulan Mei siswa kelas VI, dilaksanakan ujian sekolah, sehingga waktu yang singkat tersebut harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan diupayakan agar siswa dapat belajar dengan senang, khususnya dalam mengikuti pelajaan IPS, yang nyata-nyata motivasi dan hasil belajarnya masih rendah. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Script yaitu model pembelajaran kooperatif yang dilaksankaan dengan cara membagi siswa berpasangan, dan setiap pasangan diberikan materi untuk dibaca dan dibuat ringkasan dan hasilnya disampaikan kepada teman pasanganya secara bergantian dengan memasukkan ide-ide pokok, sementara pendengar menyimak/ mengoreksi/ melengkapi ide-ide pokok yang kurang lengkap, dan membantu mengingat/ menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

Melalui pembelajaran cooperative Script tersebut sangat dimungkinkan siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran, sehingga guru tidak lagi menghabiskan waktu pembelajaran untuk sekedar menjelaskan, tetapi siswalah yang lebih aktif untuk memberi penjelasan kepada pasangannya, dan pasanganyapun dapat memberikan masukan atau mengingatkan apabila pasanganya mengalami kesulitan dalam menyampaikan ringkasan materi. Keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran akan menghasilkan pembelajaran lebih efektif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa penerapan pembelajaran cooperative script merupakan langkah perbaikan kondisi kelas VI SD Negeri 3 Pojok, sehingga sangat tepat apabila tindakan perbaikan ini dirancang dalam sebuah penelitian tindakan kelas (PTK), sekaligus sebagai kegiatan pengambangan profesionalisme guru dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ips Dengan Menerapkan Metode Cooperative Script Bagi Siswa Kelas VI SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018”.

Rumusan Masalah

1.     Apakah melalui penerapan cooperativer Script dapat meningkatkan motivasi belajar IPS bagi siswa Kelas VI SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?

2.     Apakah melalui penerapan cooperativer Script dapat meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa Kelas VI SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?

Tujuan Penelitian

1.     Menganalisis motivasi belajar IPS bagi siswa Kelas VI SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui penerapan cooperativer Script.

2.     Menganalisis hasil belajar IPS bagi siswa Kelas VI SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, semester II Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui penerapan cooperativer Script.

KAJIAN TEORI

Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2011: 7) hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa harus mencakup segala aspek yang diajarkan oleh pendidik, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.

Hasil belajar menurut Sudjana (2005: 22) hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar tersebut merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan ketrampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Pembelajaran IPS

IPS adalah salah satu mata pelajaran di SMP yang terdiri dari dua bahan kajian pokok yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Pengetahuan sosial mencakup antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata negara. Bahan kajian sejarah meliputi perkembangan dan proses perubahan masyarakat Indonesia dan dunia sejak masa lalu hingga masa kini.

Metode Pembelajaran Cooperative Script

Menurut Hamzah B. Uno (2009:16) metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Metode pembelajaran diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan. Menurut Wina Sanjaya (2006:147) metode pembelajaran adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang disusun dalam kegiatan agar tujuan tecapai secara optimal seperti yang diharapkan. Ahmadi dkk (2011:21) metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan guru dalam perencanaan pembelajaran. Penentuan metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran sangat menentukan berhasil tidaknya pembelajaran berlangsung.

Cooperative script adalah salah satu dari beberapa metode yang ada di model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran cooperative script menurut Hadi (2007: 18) adalah pembelajaran yang menggambarkan interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas. Model pembelajaran cooperative script adalah secara tidak langsung terdapat kontrak belajar antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai cara berkolaborasi.

Motivasi Belajar Siswa

Menurut Soeharto (2003: 110) ”Motivasi adalah sebagai suatu kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhannya”. Motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan dan dorongan yang ada dalam diri seseorang. Seseorang akan terdorong untuk melakukan sesuatu bila dirasakan kebutuhan yang ada pada dirinya menuntut pemenuhan. Selama kebutuhan tersebut belum terpenuhi maka selama itu pula yang bersangkutan belum merasa adanya kepuasan pada dirinya. Rasa belum puas inilah yang senantiasa mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu.

Kerangka Berpikir

Semester II bagi kelas VI SD, merupakan waktu yang sangat menentukan keberhasilan dalam menempuh pendidikan di SD, terlebih pelajaran IPS, yang selalu identik dengan hafalan yang banyak, sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pelajaran IPS yang berupa hafalan tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan ekspositoris yaitu pendekatan yang menitikberatkan keaktifan seorang guru dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa cenderung pasif atau kurang terlibat, sehingga siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki, dan siswa cenderung tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.

Tidak termotivasinya siswa mengikuti pembelajaran tersebut tercermin dari hasil pengamatan tentang motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Saat dilakukan pembalajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab yang merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher centered learning), sebagian besar siswa kurang bersemangat, kurang berani mengemukakan pendapat, kurang tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, kurang inisiatif, kurang berani mengajukan pertanyaan, dan kurang aktif dalam dalam mengikuti pembelajaran. Kesemuanya itu menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa rendah. Sebagai dampak rendahnya motivasi belajar siswa tersebut, saat dilakukan ulangan harian, maka hasil belajar siswa juga ikut rendah.

Untuk itu penerapan pembelajaran cooperative script, merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Kerena dengan menerapkan pembelajaran cooperative script, siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, dan mengalami pembelajaran secara langsung. Pengalaman belajar tersebut akan menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Hipotesis Tindakan

Melalui metode pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VI, SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

 

 

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelas VI SD Negeri 3 Pojok UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan. Dipilihnya tempat ini karena di kelas ini hasil belajar IPS, khususnya hasil belajar dan motivasi belajar belum maksimal, dan kebetulan peneliti adalah guru kelas tersebut. Waktu penelitian, dilaksanakan selama 6 (enam) bulan yaitu pada semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018, tepatnya mulai bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Mei 2018. Subjek penelitian adalah siswa Kelas VI SD Negeri 3 Pojok UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan berjumlah 13 siswa (empat belas). Adapun objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar IPS, melalui penerapan metode pembelajaran cooperative script.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, maka diperlukan teknik dan alat pengumpulan data. Dengan harapan agar data-data atau fakta-fakta yang diperoleh itu sebagai data yang objektif, valid, dan reliable serta tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dari keadaan yang sebenarnya. Pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi, tes, dan non tes.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data, adalah analisis perbandingan. Hal ini sesuai dengan bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Teknik perbandingan yaitu suatu teknik analisis data dengan membandingkan penilaian hasil belajar dan hasil observasi motivasi belajar, sebelum tindakan dilakukan dengan hasil stelah dilakukan tindakan, analisis perbandingan ini dilakukan sejak dilakukan tindakan I (siklus I) sampai tindakan berakhir, sebagai bahan refleksi untuk tindakan berikutnya.

Indikator Keberhasilan

Indikator hasil belajar pengetahuan IPS ditetapkan berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang digunakan pada mata pelajaran IPS Kelas VI SD Negeri SD Negeri 3 Pojok UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan siswa dikatakan tuntas belajar secara individual apabila telah mencapai nilai ≥ 70, dan seluruh siswa dinyatakan tuntas, selain itu nilai motivasi belajar siswa yang dicapai rata-rata lebih dari 85%.

Prosedur Kerja

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap kondisi dimana teori pembelajaran dilakukan (Madya, 2004: 87). Sesuai dengan pengertian PTK tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa klas VI SD Negeri 3 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 setelah dilakukan pembelajaran cooperative script.

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model Penelitian tindakan yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Arikunto (2006: 83) mengemukakan model penelitian tindakan didasarkan atas konsep pokok bahwa peneltian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah dalam penelitian, yaitu: perencanaan, tindakan atau pelaksanaan, pengamatan atau obervasi, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN

Prasiklus

Hasil penilaian motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran seperti terlampir. Berdasarkan hasil perhitungan siswa yang menunjukkan motivasi tersebut, selanjutnya dihitung prosentasenya. Hasilnya dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa, yang dinilai berdasarkan 6 (enam) indikator di atas, diketahui bahwa: semangat siswa dalam belajar sebanyak 5 siswa (38,46%), keberanian mengemukakan pendapat sebanyak 4 siswa (30,77%), tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas sebanyak 8 siswa (61,54%), inisiatif sebanyak 6 siswa (46,15%), keberanian bertanya sebanyak 5 siswa (38,46%), dan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran sebanyak 8 siswa (61,54%). Nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada kegiatan prasiklus sebanyak 6 siswa atau 46,15%.

Untuk mengegahui hasil belajar, maka setelah dilakukan pembelajaran 2 (dua) pertemuan, peneliti melakukan ulangan harian dengan menggunakan tes tertulis, dengan soal seperti terlampir. Siswa yang hadir saat dilaksanakan ulangan harian sebanyak 13 siswa seperti daftar hadir terlampir. Hasil ulangan harian prsiklus seperti terlampir, berdasarkan hasil tersebut selanjutnya ditentukan ketuntasan belajar berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) mata pelajaran IPS klas VI, sebesar 70, rekapitulasi hasil belajar diketahi bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 67,54. Siswa yang dinyakatan tuntas sebanyak 5 siswa atau sebesar 38,46% sedangkan siswa yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 8 siswa atau sebesar 61,54%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar mata pelajaran IPS masih rendah. Berdasarkan hasil penilaian motivasi belajar dan hasil belajar tersebut di atas, maka perlu adanya tindakan perbaikan, yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran cooperative script.

Siklus I

Hasil penilaian motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran seperti terlampir. Berdasarkan hasil perhitungan siswa yang menunjukkan motivasi tersebut, dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa, yang dinilai berdasarkan 6 (enam) indikator di atas, diketahui bahwa: semangat siswa dalam belajar sebanyak 10 siswa (76,92%), keberanian mengemukakan pendapat sebanyak 8 siswa (61,54%), tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas sebanyak 11 siswa (84,62%), inisiatif sebanyak 9 siswa (69,23%), keberanian bertanya sebanyak 10 siswa (76,92%), dan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran sebanyak 11 siswa (84,62%). Nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada kegiatan prasiklus sebanyak 9,83 siswa atau 75,64%. Motivasi belajar siswa kegiatan prasiklus masih berada di bawah nilai rata-rata kriteria ketuntasan minimum.

Hasil ulangan harian siklus I seperti terlampir, berdasarkan hasil tersebut selanjutnya ditentukan ketuntasan belajar berdasarkan Standart Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) mata pelajaran IPS klas VI, sebesar 70, rekapitulasi hasil belajar, diketahi bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 76,38. Siswa yang dinyakatan tuntas sebanyak 10 siswa atau sebesar 76,92% sedangkan siswa yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 3 siswa atau sebesar 23,08%.

Berdasarkan penilaian motivasi belajar siswa, diketahui bahwa motivasi belajar siswa sebelum dilakukan pembelajaran cooperative script sebesar 46.15%, dan setelah dilakukan tindakan berupa penerapan cooperative script meningkat menjadi 75,64%. Ketuntasan belajar sebelum dilakukan tindakan sebesar 38.46%, dan sesudah dilakukan tindakan meningkat menjadi 76.92%. Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan melalui pembelajaran cooperative script terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar. Namun hasilnya belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Hasil penilaian motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran seperti terlampir. Berdasarkan hasil perhitungan siswa yang menunjukkan motivasi tersebut, dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa, yang dinilai berdasarkan 6 (enam) indikator di atas, diketahui bahwa: semangat siswa dalam belajar sebanyak 13 siswa (100,00%), keberanian mengemukakan pendapat sebanyak 11 siswa (84,62%), tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas sebanyak 12 siswa (92,31%), inisiatif sebanyak 11 siswa (84,62%), keberanian bertanya sebanyak 12 siswa (92,31%), dan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran sebanyak 13 siswa (100,00%). Nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada kegiatan siklus II sebanyak 12 siswa atau 92,31%.

Selanjutnya untuk mengegahui hasil belajar setelah diterapkan pembelajaran cooperative script, sebanyak 2 (dua) kali pertemuan, peneliti melakukan ulangan harian dengan menggunakan tes tertulis, yang sudah direncanakan. Siswa yang hadir saat dilaksanakan ulangan harian sebanyak 13 siswa seperti daftar hadir terlampir. Hasil ulangan harian prsiklus seperti terlampir, rekapitulasi hasil belajar diketahui siswa yang dinyatakan tuntas sebanyak 13 siswa atau sebesar 100%, dengan nilai rata-rata mencapai 83,23.

Berdasarkan penilaian hasil pengamatan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa, diketahui bahwa telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I, dan jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan, hasil belajar tersebut telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Untuk tindakan tidak perlu dilanjutkan.

PEMBAHASAN

Perbandingan Motivasi belajar

Perbandingan motivasi belajar siswa dari prasiklus dengan siklus I dan dari siklus I dengan siklus II terjadi terjadi peningkatan, perbandingan hasil belajar prasiklus dengan siklus I, siklus I dengan siklus II, dan prasiklus dengan siklus II adalah sebagai berikut.

Perbandingan motivasi belajar prasiklus dengan siklus I dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus I, motivasi belajar siswa meningkat menjadi 75,64% (peningkatan sebesar 29,49% dari nilai rata-rata 46,15%). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran cooperative script, motivasi belajar siswa rata-rata meningkat. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh indikator. Indikator yang peningkatannya paling besar terlihat pada keaktifan dalam mengikuti pembelajaran.

Perbandingan motivasi belajar siswa dari siklus I dengan siklus II dan terjadi terjadi peningkatan, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus II, motivasi belajar siswa meningkat menjadi 92,31% (peningkatan sebesar 16,67% dari nilai rata-rata 75,64%). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran cooperative script, motivasi belajar siswa rata-rata meningkat. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh indikator.

Perbandingan motivasi belajar siswa dari prasiklus dengan siklus II dan terjadi terjadi peningkatan, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus II, motivasi belajar siswa meningkat menjadi 92,31% (peningkatan sebesar 46,15% dari nilai rata-rata 46,15%). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran cooperative script, motivasi belajar siswa rata-rata meningkat. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh indikator.

Perbandingan skor hasil belajar IPS memberikan gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus ke siklus I, siklus I kesiklus II, dan dari prasiklus ke siklus II, perbandingan masing-masing siklus adalah sebagai berikut. Perbandingan skor hasil belajar IPS memberikan gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa yang dari pra siklus ke siklus I dapat diketahui bahwa dengan melalui metode pembelajaran cooperative script pada siklus I dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara individu, maupun rata-rata kelas. Rata-rata kelas secara nyata dapat meningkat sebesar 8,85.

Perbandingan skor hasil belajar IPS siklus I dengan siklus II dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative script siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara individu, maupun rata-rata kelas. Rata-rata kelas secara nyata dapat meningkat sebesar 6,85. Perbandingan skor hasil belajar IPS dari prasiklus dengan siklus II dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative script siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara individu, maupun rata-rata kelas. Rata-rata kelas secara nyata dapat meningkat sebesar 15,69.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui metode pembelajaran cooperative script, dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa di kelas VI Semester II SD Negeri 3 Pojok. Peningkatan motivasi belajar prasiklus sebesar 46,15%, setelah dilakukan kegiatan pada siklus I, meningkat menjadi 75,64% (peningkatan sebesar 29,49%). Motivasi belajar siswa siklus I sebesar 75,64%, pada siklus II meningakt menjadi 92,31% (terjadi peningkatan sebesar 16,67%). Dengan demikian motivasi belajar sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan sebanyak 2 (dua) kali tindakan terjadi peningkatan motivasi belajar dari 46,15% menjadi 92,31% atau terjadi peningkatan sebesar 46,15%.

Hasil belajar IPS di SD Negeri 3 Pojok pada kegiatan prasiklus dengan nilai rata-rata sebesar 67,54 dan jumlah ketuntasan sebanyak 5 siswa (38,46%). Setelah dilakukan tindakan I, nilai rata-rata pada siklus I sebesar 76,38 dengan jumlah ketuntasan 10 siswa (76,92%) dengan demikian terjadi kenaikan nilai rata-rata sebesar 8,85 dan jumlah ketuntasan meningkat 5 siswa. Peningkatan pada siklus II ditunjukkan dengan nilai rata-rata adalah 83,23 dan jumlah ketuntasan sebanyak 13 siswa (100,00%). Hal tersebut membuktikan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata 6,85 dan jumlah ketuntasan meningkat 3 siswa.

Penelitian ini menyarankan kepada Kepala Sekolah, sebaiknya sedikit demi sedikit, kepala sekolah mengarahkan guru agar meninggalkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning). Saran untuk Guru lain, sebaiknya dalam proses pembelajaran IPS, tidak hanya dilaksanakan di kelas saja, namun dapat dilaksanakan di luar kelas dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning).

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dkk, 2011, Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta

Hadi, Sutrisno. 2007. Metodologi Research.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada

Hamzah B. Uno, 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Madya, S. 2004, Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.

Soeharto, Karti. 2003. Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Surabaya Intellectual Club.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wina Sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses. Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media