PENINGKATKAN KOMPETENSI DAN KREATIVITAS

GURU KELAS I DAN II SD NEGERI 3 GABUS

DALAM PENYUSUNAN RPP TEMATIK TERPADU

MELALUI SUPERVISI AKADEMIK INDIVIDUAL

DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Teguh Sugito

Kepala SD Negeri 3 Gabus Kabupaten Grobogan

 

ABSTRAK

Dari hasil supervisi akademik yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah SD Negeri 3 Gabus UPTD Pendidikan Kecamatan Gabus , di Sekolah yang menjadi tanggungjawabnya, bahwa terdapat 3 orang guru kelas I,II dan III di SD Negeri 3 Gabus, dalam pembelajaran baik penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran maupun kegiatan Belajar mengajar di kelas masih menggunakan pola lama yaitu menyusun RPP dan melaksanakan pembelajaran dengan mata pelajaran terpisah, belum menggunakan pembelajaran tematik. Alasan guru masih menggunakan mata pelajaran terpisah karena guru kelas rendah belum memahami bagaimana menyusun RPP Tematik dengan baik dan benar, hal ini terjadi karena Kepala Sekolah belum pernah mengadakan bimbingan penyusunan RPP Tematik kepada guru kelas rendah. Permasalahan tersebut diatasi dengan penelitian tindakan sekolah terhadap guru kelas rendah melalui supervisi kelompok dengan pendekatan kolaboratif dalam melaksanakan penyusunan RPP Tematik. Rumusan masalah yang diajukan adalah apakah supervisi kelompok dengan pendekatan kolaburatif dapat meningkatkan kompetensi menyusun RPP Tematik bagi Guru Kelas rendah SD Negeri 3 Gabus? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam penyusunan RPP Tematik, yang diharapkan berimplikasi pada terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran tematik di kelas I , II , dan III di SD Negeri 3 Gabus. Metode penelitian tindakan sekolah (action research) dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tahapan planing,ackting,observing dan reflekting dalam setiap siklusnya. Hasil penelitian tindakan sekolah disimpulkan bahwa Supervisi kelompok dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kompetensi guru kelas rendah SD Negeri 3 Gabus dalam menyusun RPP Tematik. Selanjutnya peneliti merekomendasikan: (1)Supervisi kelompok dengan pendekatan kolaboratif dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap guru kelas rendah dalam menyusun RPP Tematik. (2) Dalam pembelajaran guru perlu diarahkan untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik, sehingga pelaksanakan pembelajaran dapat efektif dan efisien.(3) Kesulitan-kesulitan guru dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran perlu didukung oleh sekolah dalam hal pendanaan dan pembiayaannya, sehingga penyusunan RPP dapat optimal.

Kata kunci: Supervisi Akademik Individual, Kolaboratif, Kompetensi Guru

 

PENDAHULUAN

Demi terselenggaranya pendidikan yang baik, guru dituntut untuk memiliki kualifikasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pemerintah serta menguasai kompetensi pedagogik, profesionalisme, kepribadian dan sosial seperti yang diatur dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Selain tuntutan tersebut, lebih jauh guru berkewajiban untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelaksana pendidikan tersebut.

Tugas guru sesuai Pasal 20 Undang-Undnag No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, yakni merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik/siswa, melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai dan meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Siswa yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. D

Dengan demikian pembelajaran yang paling efektif lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Konskuensinya, dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran juga disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran tematik, yaitu RPP Tematik.

Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah, terhadap guru kelas rendah di SD Negeri 3 Gabus , utamanya guru kelas satu dan kelas dua di dalam pembelajaran, baik penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran maupun kegiatan Belajar mengajar di kelas masih menggunakan pola lama yaitu menyusun RPP dan melaksanakan pembelajaran dengan mata pelajaran terpisah, belum menggunakan pembelajaran tematik terpadu. Alasan guru masih menggunakan mata pelajaran terpisah karena guru kelas rendah belum memahami bagaimana menyusun RPP Tematik Terpadu dengan baik dan benar. Atas dasar pemikiran tersebut maka diperlukan adanya bimbingan oleh kepala sekolah kepada guru kelas rendah, yaitu guru kelas I dan kelas II agar dapat menyususn RPP Tematik Terpadu dengan baik dan benar yang pada gilirannya dapat melaksanakan pembelajaran tematik sesuai tuntutan Standar Proses.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian tindakan sekolah dengan judul “Peningkatan Kompetensi dan Kreatifitas Guru Kelas I dan II SD Negeri 3 Gabus Dalam Penyusunan RPP Tematik Terpadu Melalui Supervisi Akademik Individual Dengan Pendekatan Kolaboratif Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 “.

Dari beberapa masalah yang dihadapi guru teritama kelas rendah teridentifikasi masalah antara lain: gru belum mampu membuat RPP Tematik, pembelajaran masih menggunakan mata pelajaran terpisah, kepala sekolah belum melaksanakan bimbingan kepada guru kelas I dan II dalam menyusun RPP Tematik Terpadu dan kurangnya buku panduan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu.

Dalam penelitian tindakan sekolah ini peneliti hanya akan mengadakan penenelitian dan tindakan terfokus pada kemampuan guru dalam menyusun RPP Tematik Terpadu, melalui supervisi akademik dan bimbingan secara kelompok, agar guru kelas I dan II dapat menyusun RPP Tematik Terpadu secara mandiri, sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung efektif sesuai dengan tuntutan kompetensi guru.

Dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah pada penelitian tindakan sekolah ini adalah sebagai berikut: Apakah dengan supervisi akademik individual dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kompetensi dan kreatifitas guru kelas I dan kelas II dalam menyusun RPP tematik terpadu bagi guru kelas I dan kelas II SD Negeri 3 Gabus pada semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019?

KAJIAN TEORI

Kompetensi Guru

Kompetensi bagi seorang guru adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seorang guru sebagai syarat untuk dianggap mampu dalam melaksanakan tugas di bidang pendidikan (PP No 19 Th.2005).

Pembelajaran Tematik

Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Depdikbud, 1990).

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran,b ersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa dan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Supervisi Pendidikan terhadap Guru (Pendampingan)

Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Tujuan supervisi pendidikan menurut Suharsimi Arikunto (1993: 154) yaitu pembinaan yang diberikan kepada seluruh staff sekolah, khususnya guru, agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar dengan lebih baik. Sementara itu, Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi (1990: 69) berpendapat bahwa tujuan supervisi pendidikan ialah untuk mengetahui situasi mengukur tingkat perkembangan kegiatan sekolah dalam usahanya mencapai tujuan.

 

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaporan kurang lebih tiga bulan dan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gabus UPTD Pendidikan Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan. Semestara itu subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru kelas rendah yaitu guru kelas I , II, dan guru kelas III di SD Negeri 3 Gabus.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer didapat dari hasil observasi dengan instrument monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti. Alat pengumpul data digunakan untuk memperoleh data tentang skor yang diperoleh oleh guru sebelum mendapatkan bimbingan, dan hasil skor yang diperoleh oleh guru setelah mendapatkan bimbingan yang berlangsung pada siklus I dan siklus II.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara kuantitatif dan kualitatif, sedangkan sebagai indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu jika guru kelas rendah SD Negeri 3 Gabus UPTD Pendidikan Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan memperoleh komulatif skor minimal 22 dalam kategori Baik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal/Pra Siklus

Kondisi awal merupakan kondisi sebelum tindakan dilakukan. Sebelum melaksanakan tindakan siklus I, peneliti melakukan supervisi akademik. Dari hasil supervisi tersebut semua guru kelas rendah belum menggunakan pembelajaran tematik. Guru masih menggunakan mata pelajaran terpisah, hal ini disebabkan guru kelas rendah belum mampu menyusun RPP sendiri. Pada setting awal kepala sekolah juga belum pernah melakukan bimbingan penyusunan RPP terhadap guru kelas rendah.

Peneliti selanjutnya melaksanakan supervisi akademik dengan melaksanakan kunjungan kelas, dengan fokus mengadakan monitoring dan evaluasi dokumen rencana pembelajaran kepada guru kelas rendah.

Hasil Tindakan Siklus I

Setelah dilaksanakan Supervisi yang dilakukan oleh peneliti yang berstatus sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri 3 Gabus Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan peneliti memberikaan tindakan dengan membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dalam menyusun RPP Tematik sebelum tindakan, kemudian guru kelas rendah diarahkan, setiap langkah dibimbing dan diidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru selanjutnya diberikan solusi-solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi guru, diberikan arahan-arahan yang operasional dan mudah dilaksanakan oleh guru, yang selanjutnya didampingi dan dilakukan observasi dalam penyusunan RPP tematik.

Dari hasil supervisi akademik setelah dilaksanakan tindakan pada Siklus I terdapat data kompetensi guru kelas rendah di dalam menyusun RPP tematik sebagai berikut berikut ini.

Table hasil monitoring dan evaluasi terhadap RPP pada tindakan siklus I

No

 Guru Kelas

Perolehan Skor

Sebelum tindakan

Siklus I

Peningkatan

1

I

13/TB

18/KB

5 skor

2

II

15/KB

24/B

9 skor

3

III

13/TB

20/KB

7 skor

Hasil Refleksi pada siklus I memberikan informasi sebagai berikut: (1). Skor Guru Kelas I , naik 5 skor , dari perolehan skor 13 dalam kategori Tidak Baik, meningkat menjadi skor 18 dalam kategori Kurang Baik. Hal ini menunjukkan bahwat kemampuan guru kelas I dalam menyusun RPP tematik terdapat peningkatan; (2). Skor Guru Kelas II , naik 9 skor , dari perolehan skor 15 dalam kategori Kurang Baik, meningkat menjadi skor 24 dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru kelas II dalam menyusun RPP tematik terdapat peningkatan, dan; (3). Skor Guru Kelas III , naik 7 skor , dari perolehan skor 13 dalam kategori Tidak Baik, meningkat menjadi skor 20 dalam kategori Kurang Baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru kelas III dalam menyusun RPP tematik terdapat peningkatan.

Hasil Tindakan Siklus II

Tindakan Siklus II dilaksanakan karena pada siklus I kompetensi guru kelas rendah dalam menyusun RPP tematik masih dirasa perlu ditingkatkan. Refleksi dari hasil tindakan pada Siklus I selanjutnya dijadikan sebagai dasar untuk melakukan supervisi kolaboratif dengan pendekatan kelompok terhadap guru kelas rendah SD Negeri 3 Gabus Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan.

Pada tahap selanjutnya, supervisi yang dilakukan yaitu membantu guru mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dari RPP tematik yang telah disusun guru. Selanjutnya diberikan arahan-arahan yang lebih operasional dan mudah dilaksanakan oleh guru dengan upaya lebih memberikan kemudahan dalam meningkatkan kemampuan menyusun RPP Tematik.

Dari hasil supervisi akademik setelah dilaksanakan tindakan pada Siklus II terdapat data kompetensi guru kelas rendah di dalam menyusun RPP tematik sebagai berikut ini.

Tabel Hasil monitoring dan evaluasi terhadap RPP pada tindakan siklus II

No

Guru Kelas

Perolehan Skor

Siklus I

Siklus II

Peningkatan

1

I

18/KB

22/B

4 skor

2

II

24/B

27/B

3 Skor

3

III

20/KB

24/B

4 skor

 

Dari data perolehan skor monitoring dan evaluasi terhadap RPP tersebut dapat dijelaskan bahwa setelah diberikan bimbingan oleh peneliti terdapat peningkatan sebagai berikut: (1). Skor Guru Kelas I , naik 4 skor , dari perolehan skor 18 dalam kategori Kurang Baik, meningkat menjadi skor 22 dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan bahwat kemampuan guru kelas I dalam menyusun RPP tematik terdapat peningkatan; (2). Skor Guru Kelas II , naik 3 skor , dari perolehan skor 24 dalam kategori K Baik, meningkat menjadi skor 27 dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru kelas II dalam menyusun RPP tematik terdapat peningkatan, dan; (3). Skor Guru Kelas III , naik 4 skor , dari perolehan skor 20 dalam kategori Kurang Baik, meningkat menjadi skor 24 dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru kelas III dalam menyusun RPP tematik terdapat peningkatan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa Supervisi kelompok dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik bagi guru kelas rendah SD Negeri 3 Gabus Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan.

Berdasarkan simpula tersebut, peneliti merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut: (1). Supervisi kelompok dengan pendekatan kolaboratif dapat dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru kelas rendah dalam upaya meningkatkan kompetensi menyusun RPP tematik; (2). Dalam pembelajaran guru perlu diarahkan untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik, sehingga pelaksanakan pembelajaran dapat efektif dan efisien, dan; (3). Kesulitan-kesulitan guru dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran perlu didukung oleh sekolah dalam hal pendanaan dan pembiayaannya, sehingga penyusunan RPP dapat optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Suharjono, dan Supardi.2006.Penelitian Tindakan Kelas.  Jakarta: PT Bumi Aksara

Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran: Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdikbud,1990,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah.

Depdiknas.2008.Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta

Hamalik, Oemar. 1992. Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum. Bandung: CV. Mandar Maju.

Imron Ali. 1995. Pembinaan Guru Di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya.

EM.Zul Fagri, Ratu Aprilia Senja.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Difa Fublisher

Nurtain. 1989. Supervisi Pengajaran (Teori dan Prektek). Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti –P2LPTK.

Oliva, P.F.1984. Supervision for Todays School. New York: Tomas J. Crowell Company.

Permen Diknas Nomor 41 Tahun 2007. Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta:BSNP

Purwanto, Ngalim. 1988. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rodakarya.

Sahertian, Piet. 1994. Profil Pendidik Profesional. Yogyakarta: Andi Offset.

Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-Undang RI Nomor 20. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.