PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI BESARAN DAN PENGUKURAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS VIIH SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 DUKUHWARU

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Kristin Pradiati

SMP Negeri 1 Dukuhwaru

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah rendahnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran IPA dan masih belum tercapainya ketuntasan belajar klasikal, pada kondisi awal diketahui besarnya peserta didik yang tuntas belajar baru mencapai 10 siswa atau 31%, padahal kriteria ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan adalah 85%. Upaya peneliti untuk Mengatasi masalah tersebut adalah menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement division (STAD). Tujuan penelitian adalah meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mapel IPA dengan menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement division (STAD) pada peserta didik kelas VII H SMP Negeri 1 Dukuhwaru Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020. Hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang berlangsung dalam 2 siklus penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata persentase motivasi peserta didik pada kondisi awal sebesar 9%, pada siklus I sebesar 22% dan pada siklus II mencapai 44%. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada kondisi awal persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 31%, pada siklus I sebesar 62,5% dan pada siklus II mencapai 91%.

Kata Kunci: Pembelajaran Student Team Achievement division (STAD), materi Besaran dan Pengukuran.

 

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa komponen, dua diantaranya adalah guru dan siswa. Agar proses pembelajaran berhasil, guru harus aktif diantaranya dalam hal mendorong siswa untuk aktif belajar dan memberikan pengalaman belajar yang memadai kepada siswa.

Mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Dukuhwaru sebagian besar diajarkan dengan satu metode yaitu ceramah dengan guru menjelaskan dan siswa cenderung hanya mendengar tanpa ada variasi seperti pemanfaatan media dan sebagainya. Alasan dari kegiatan belajar mengajar yang monoton ini adalah kurangnya peralatan laboratorium dan fasilitas yang lainnya menyebabkan kegiatan seperti praktikum sangat sukar diterapkan. Siswa pada umumnya mempunyai prestasi belajar rendah, meskipun ada beberapa yang berprestasi sangat menonjol, hal ini mengakibatkan kurang adanya semangat belajar (motivasi) untuk saling bersaing dalam memperoleh nilai. nilai rata-rata ulangan harian pada mata pelajaran IPA materi besaran dan pengukuran pada semester gasal tahun pelajaran 2019/2020 adalah 56 dengan ketuntasan 31%. Kondisi ini menggambarkan bahwa pemahaman siswa dalam proses pembelajaran masih rendah sehingga menyebabkan prestasi belajar siswa cenderung rendah. Begitu pula dari wawancara dengan siswa diperoleh hasil bahwa siswa mengalami kesulitan mempelajari besaran dan pengukuran karena banyaknya konsep yang sulit dipahami oleh siswa serta sulit dihafal, dan siswa memerlukan media pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Permasalahan di SMP Negeri 1 Dukuhwaru tampaknya disebabkan oleh kurangnya guru memberikan variasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran hanya satu arah dan siswa tidak dilibatkan secara aktif. Sarana pembelajaran yang kurang memadai serta materi yang sulit, ketiga faktor tersebut mempengaruhi rendahnya kompetensi siswa.

Permasalahan di atas memerlukan upaya penyelesaian agar siswa menjadi termotivasi untuk mempelajari materi besaran dan pengukuran sehingga meningkatnya kompetensi tercapai. Alternatif untuk memecahkan masalah tersebut di atas adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk belajar IPA. Model pembelajaran tersebut yaitu STAD dan diharapkan siswa menjadi termotivasi sehingga prestasi belajar fisika dapat meningkat yang berdampak pada meningkatnya kompetensi siswa. Ada beberapa alasan mengapa model pembelajaran tipe STAD digunakanpada proses pembelajaran IPA antara lain sebagai variasi dalam pembelajaran, modern dan menarik, dapat membantu proses-proses yang sulitbagisiswasaatbelajar, belum banyak digunakan di sekolah-sekolah.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar siswa pada materi besaran dan pengukuran dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD di kelas VII H semester 1 SMP Negeri 1Dukuhwaru tahun pelajaran 2019/2020? (2)Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada materi besaran dan pengukuran dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD di kelas VIIH semester 1 SMP Negeri 1 Dukuhwaru tahun pelajaran 2019/2020?

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: (1)Meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi besaran dan pengukuran dengan model pembelajaran tipe STAD di kelas VIIH semester 1 SMP Negeri 1 Dukuhwaru tahun pelajaran 2019/2020. (2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi besaran dan pengukuran dengan model pembelajaran Tipe STAD di kelas VIIH semester 1 SMP Negeri 1 Dukuhwaru tahun pelajaran 2019/2020.

KAJIAN PUSTAKA

Hakekat Belajar

Menurut Nana Sudjana (1991: 29) adalah suatu proses, yaitu suatu proses mengajar, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Sejalan dengan pendapat di atas Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010:20) mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisasi atau pribadi.

Menurut Dimyati dan Mujiono (2006:15) belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitasyang baru.

Dari beberapa kajian teori di atas maka peneliti menarik kesimpulan bahwa: (1) Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses latihan dan pengalaman yang diperkuat dengan pemberian respond dan latihan. (2) Proses belajar hendaknya merupakan proses yang menyenangkan (3) Sumber belajar harus beraneka ragam (4) Kegiatan belajar harus bervariasi (5) Kegiatan belajar dapat dilaksanakan baik secara individu maupun secara kelompok untuk mengembangkan semaksimal mungkin kreativitasnya.

Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Natawijaya (1985:35), Kegiatan belajar dapat terjadi apabila siswa ada perhatian dan dorongan terhadap stimulus belajar, dorongan inilah yang disebut motivasi, manusia berbuat dan bertingkah laku karena dorongan akan kebutuhannya. Sehingga akan memunculkan beberapa motivasi yang berbeda-beda yang dilandasi oleh kebutuhan masing-masing individu.

Berikut ini merupakan komponen penting dalam motivasi: (1) Seseorang yang akan memberikan motivasi harus terlebih dahulu dapat memotivasi diri sendiri, motivasi memerlukan sasaran. (2) Motivasi tidaklah abadi, dia harus diciptakan dan diperbaharui. (4) Motivasi memerlukan penghargaan. (5) Partisipasi dalam kelompok dapat menggugah motivasi. (6) Kemajuan diri dan prestasi diri dapat memotivasi. (7) Tantangan dapat menjadi motivasi hanya jika ada peluang untuk menang. (8) Semua orang mempunyai sumbu pemicu motivasi, temukan sumbu pemicu tersebut maka akan timbul motivasi. (9) Kesabaran diri dan panggilan nurani dalam bekerja atau bergabung dalam kelompok dapat memotivasi.

Motivasi belajar tidak sama kuatnya pada siswa-siswa, dan motivasi dalam diri seseorang siswa tidak tetap, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah, bahkan pada suatu saat motivasi belajar dapat hilang sama sekali. Kenyataan ini membuktikan betapa pentingnya peningkatan motivasi belajar dan bagaimana menimbulkannya, serta cara mempertahankannya. Guru sebagai orang yang membelajarkan siswa sangat berkepentingan dengan masalah motivasi belajar ini, dan oleh karena itu seorang guru harus termotivasi untuk mempelajari dan menguasai hal-hal yang menyangkut motivasi belajar.

Hakekat Hasil Belajar

Mutu pendidikan erat kaitannya dengan hasil belajar.Adapun hasil belajar itu merupakan penilaian hasil usaha kegiatan belajar untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai, sehingga dapat diketahui apakah tujuan kegiatan pembelajaran sudah tercapai atau belum. Dan dalam setiap konsep pembelajaran akan menghasilkan perubahan pada siswa yang berdampak pada perubahan tingkah laku atau prestasi atau hasil belajar siswa. Menurut Nana Sudjana (1991: 28) Prestasi Belajar merupakan tingkatan/besarnya perubahan tingkah laku dan pengetahuan, kecakapan dan keterampilan setelah seseorang belajar.

Hasil belajar siswa dapat diketahui dari pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru, dengan tujuan untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran, mengetahui hasil belajar siswa, mengetahui efektifitas suatu metode yang dipakai, mendorong semangat siswa, dan menentukan rencana tindak lanjut untuk menanggulangi kesulitan belajar.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010: 106) bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar.

Pada penelitian ini hasil belajar siswa akan diukur dengan melaksanakan tes tertulis pada akhir setiap siklus dengan jumlah soal 20 butir berbentuk pilihan ganda. Adapun norma penilaiannya adalah setiap nomor soal dijawab benar skor = 1, namun jika dijawab salah skor = 0. Jika 20 butir soal dijawab dengan betul semua maka skor 20,nilai 100. Artinya setiap nomor soal berbobot nilai 5.Tes ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan yang telah diajarkan, selanjutnya akan dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar pada pokok bahasan yang lain.

Pembelajaran IPA

IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Empat unsur utama IPA ini seharusnya muncul dalam pembelajaran IPA.

Di dalam pembelajaran IPA, peserta didik membangun pengetahuan bagi dirinya.Bagi peserta didik, pengetahuan yang ada di benaknya bersifat dinamis, berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak. Sebagai manusia yang sedang berkembang, peserta didik telah, sedang, dan akan mengalami empat tahap perkembangan intelektual, yakni sensori motor, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal. Untuk siswa SMP, umumnya berada pada fase peralihan dari operasional konkrit menuju operasional formal.Ini berarti, siswa SMP telah dapat diajak berpikir secara abstrak, misalnya melakukan analisis, inferensi, menyimpulkan, menggunakan penalaran deduktif dan induktif, dan lain-lain, namun seharusnya berangkat/dimulai dari situasi yang nyata dulu.Oleh karena itu, kegiatan pengamatan dan percobaan memegang peran penting dalam pembelajaran IPA, agar pembelajaran IPA tidak sekedar pembelajaran hafalan.

Pengertian Besaran dan Pengukuran

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku. Pertimbangan satuan yang baik harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: satuan selalu tetap, artinya tidak mengalami perubahan karena pengaruh apapun; bersifat internasional, artinya dapat dipakai di seluruh negara; mudah ditiru bagi setiap orang yang akan menggunakannya, Depdiknas (2008).

Materi besaran dan pengukuran yang dipelajari dalam IPA Fisika SMP/MTs mempelajari tentang sistem satuan, konversi satuan, alat pengukuran dan pembacaan skala pengukuran. Pokok-pokok materi yang dipelajari tersebut adalah: (1) Pengertian satuan Sistem Internasional (SI) (2) Alat ukur dan penggunaanya (3) Konversi satuan panjang, massa dan waktu terhadap satuan lainnya (4) Pengertian pengukuran (5) skala peralatan pengukuran (4) Teknik dan tata cara penggunaan dan pembacaan skala peralatan pengukuran.

Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran.

Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, namun terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Beberapa variasi dalam model pembelajaran kooperatif tersebut salah satunya adalah Student TeamsAchievement Division (STAD).

Student TeamsAchievement Division(STAD) atau Tim SiswaKelompok Prestasi merupakan jenis pembelajaran kooperatf yang paling sederhana.Dalam Student TeamsAchievement Division(STAD) siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen.

Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu, dan pada saat kuis ini mereka tidak boleh saling membantu.

Strategi pelaksanaan/siklus aktivitas model Student Teams Achievement Division (STAD) adalah sebagai berikut: (1) Guru memberikan materi pelajaran. (2) Siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang atau lebih yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. (3) Siswa-siswa di dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. (4) Semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut. Mereka tidak dapat membantu satu sama lain. (5) Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri sebelumnya. (6) Nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. (7) Nilai-nilai dijumlah untuk mendapatkan nilai kelompok. (8) Kelompok yang bisa mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya (Sharan, 2009:5).

Kerangka Berpikir

Rendahnya hasil belajar materi besaran dan pengukuran pada siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Dukuhwaru Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 disebabkan guru tidak menggunakan model pembelajaran yang kooperatif dan tidak mengguankan alat peraga yang sesuai. Guru hanya menggunakan metode ceramah, setelah itu siswa diberi soal latihan. Siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran karena semuanya berpusat pada guru, sehingga pemahaman siswa terhadap konsep besaran dan pengukuran sangat kurang.

Siswa dapat mengetahui tanpa membuktikan dan menemukan kebenaran konsep yang dipelajari sehingga pemahaman dan hasil belajarnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).

Dalam penelitian ini tindakan yang akan dilakukan pada siklus I adalah dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan beranggotakan 6 siswa tiap kelompoknya. Pemilihan kelompok ini dengan cara siswa berhitung 1 sampai 5 kemudian kembali ke nomor 1 dan seterusnya sampai nomor 5 sehingga semua siswa telah mendapatkan nomor kelompok. Hitungan dimulai dari siswa yang duduk paling belakang. Siswa yang mendapat nomor sama menjadi satu kelompok. Pada siklus I ini terdiri dari 5 kelompok yang beranggotakan 6 siswa karena jumlah siswa kelas VII H sebanyak 31 siswa,

Pada siklus II setiap kelompok beranggotakan 3-4 siswa. Pemilihan kelompok dengan cara siswa berhitung 1 sampai 7 kemudian kembali ke nomor 1 dan seterusnya sampai nomor 7 sehingga semua siswa telah mendapatkan nomor kelompok. Hitungan dimulai dari siswa yang duduk paling depan. Siswa yang mendapat nomor sama menjadi satu kelompok. Dalam siklus II ini terdiri dari 7 kelompok.

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan

Obyek tindakan dalam penelitian ini adalah model pembejaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang berupaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi Besaran dan Pengukuran pada siswa kelas VII H semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020 SMP Negeri 1 Dukuhwaru.

Setting Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Dukuhwaru.Dengan subyek siswa kelas VII H yang terdiri dari 16 siswa putra dan 16 siswa putri Semester1 Tahun Pelajaran 2019/2020. Alasan penelitian dilaksanakan di kelas VII H karena hasil belajar IPA di kelas tersebut rata-rata rendah.

Penelitian dilaksanakan pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020, yaitu bulan Juli sampai Desember 2019. Pengambilan data dilakukan pada waktu tersebut karena materi yang berkenaan dengan materi pokok Besaran dan Pengukuran diajarkan pada siswa kelasVII H semester 1 tersebut.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, terdapat tiga metode pengumpulan data, antara lain: (1) Tes, metode ini digunakan untuk mengukur hasil belajar dengan menggunakan tes tertulis berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal.Adapun norma penilainnya adalah setiap butir 20 butir soal di jawab betul semua maka sekor 5 dengan nilai 100. Artinya setiap nor soal berbobot 5. (2) Observasi, metode pengamatan / observasi dilakukan pada siklus I dan siklus II selama proses pembelajaran berlangsung, yang dilakukan oleh peneliti dibantu teman sejawat sebagai kolaborator untuk mengetahui motivasi dan hasil belajar siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi Proses Belajar Mengajar. (3) Dokumentasi, metode ini digunakan untuk memperbaiki data hasil belajar, yang berupa daftar nilai, gambar, foto, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Analisis Data

Data hasil belajar

Hasil belajar yang diukur dengan instrument tes kemudian di analisis untuk diketahui jumlah nilai masing-masing siswa, nili tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal. Analisis data tersebut selanjutnya dibuat perbandingan hasil antar siklus, perbandingan dengan menggunakan table dan grafik serta dideskripikan secara kualitatif.

Data hasil observasi

Hasil observasi terhadap motivasi siswa dalam metode pembelajaran menggunakan metode ekspositori diukur dengan menggunakan lembar observasi berdasarkan indikator motivasi belajar. Hasil observasi kemudian di analisis untuk diketahui jumlah skor perolehan semua indikator observasi dan presentasekan. Hasil presentase selanjutnya ditetapkan kriteriannya.

Indikator motivasi belajar adalah: (1) Tekun menghadapi tugas (2) Ulet menghadapi kesulitan (3) Lebih senang bekerja mandiri (4) Dapat mempertahankan pendapatnya (5) Senang mencari dan memecahkan masalah

Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Dukuhwaru.Sedangkan jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi: data primer hasil belajar siswa dan data sekunder berupa pengamatan oleh penelitiatau teman sejawat.

Indikator Keberhasilan Penelitian

Pedoman meningkatkan kualitas belajar IPA dengan indikator sebagai berikut: (1) Menigkatnya motivasi belajar IPA materi Usaha dan Pesawat Sederhana pada siswa kelas IIV H Semester Ganjil SMP Negeri 1 Dukuhwaru Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan standar ketuntasan belajar . (2) Meningkatnya hasil belajar materi Usaha dan Pesawat Sederhana pada siswa kelas IIV H Semester Ganjil SMP Negeri 1 Dukuhwaru Tahun Pelajaran 2019/2020, dengan standar ketuntasan belajar  sebagaimana ditentukan dalam KKM (kriteria ketuntasan belajar) mata pelajaran IPA SMP Negeri 1 Dukuhwaru.

Tercapainya ketuntasan belajar klasikal 85% pada siswa mendapatkan nilai  untuk materi Usaha dan Pesawat Sederhana pada siswa kelas IIV H Semester Ganjil SMP Negeri 1 Dukuhwaru Tahun Pelajaran 2019/2020.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model Kurt Lewis yang terdiri atas empat komponen, yaitu: (1) tahap perencanaan (planning), (2) tahap pelaksanaan tindakan (acting), (3) tahap pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting).

 

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP Negeri 1 Dukuhwaru yang beralamat di jalan Raya Slawi – Jatibarang kabupaten tegal. Sedangkan Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kelas VII H yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 16 laki-laki dan 16 perempuan pada semester gasal tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini dilakukan di kelas VII H karena hasil belajar siswa VII H masih rendah dibandingkan dengan kelas lainnya.

Motivasi Belajar

Kondisi awal motivasi belajar IPA kelas VIII D SMP Negeri 1 Dukuhwaru dapat dilihat seperti pada tabel 4.1. Sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas menggumnakan pembelajaran Metode, skor rata-rata motivasi belajar IPA siswa kelas VII H adalah 43 termasuk kategori rendah dengan rincian 12 siswa berkategori rendah (38%), 11 siswa berkategori kurang (34%), 6 peserta didik berkategori cukup (19%) dan 3 peserta didik berkategori tinggi (9%), sehingga banyak peserta didik dengan motivasi belajar IPA minimal tinggi hanya 3 peserta didik atau 9% dari 32 peserta didik.

Hasil Belajar

Berdasarkan hasil analisis ulangan harian awal semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 yang dilakukan pada siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Dukuhwaru menunjukkan jumlah siswa yang tuntas belajar baru mencapai 10 peseta didik atau 31% dan sisanya sebanyak 22 siswa atau 69% belum tuntas. Nilai tertinggi 80, nilai terendah 40 dan nilai rata-rata 56.

Padahal ketuntasan belajar klasikal adalah jika jumlah siswa yang tuntas belajar adalah belajar ≥ 85%. Melihat keadaan yang demikian peneliti melakukan upaya meningkatkan Motivasi dan hasil belajar siswa, salah satu upaya yang dilkukan adalah melakukan pembelajaran Student Team Chievement Division (STAD). Langkah-langkah pembelajarannya adalah guru menjelaskan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai. Motivasi siswa untuk terlihat aktif dalam kegiatan pemecahan masalah. Yang disajikan dalam LKS. Guru membimbing siswa melakukan langkah investigasi dan menggumpulkan informasi untuk menyelesaikan maslah yang diberikan.

Hasil Penelitian Siklus I

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan selama 3 Pertemuan dan masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran 1 jam pengambilan data. Materi yang disampaikan adalah tentang pengukuran. Pada pertemuan pertama guru mengawali pembelajaran dengan memberikan soal-soal pre test sejumlah 20 soal pilihan ganda, dan mengumpulkan hasil pekerjaan siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, model pembelajaran yang akan diterapkan serta rambu-rambu yang harus diikuti siswa selama proses pembelajaran.

Motivasi Belajar

Hasil dari observasi siklus I menujukkan bahwa skor rata-rata motivasi belajar IPA adalah 62% termasuk kategori cukup,meningkat dari keadaan awal 43% (kategori rendah), dengan rincian 6 siswa berkategori rendah (19%), 9 siswa berkategori kurang (28%), 10 siswa berkategori cukup (31%), dan 7 siswa berkategori tinggi (22%).Sehingga banyak peserta didik dengan motivasi belajar IPA berkategori tinggi 7 siswa atau 22% dari 32 meningkat dari kondisi awal hanya 3 siswa.

Hasil belajar Belajar

Hasil penelitian siklus I untuk hasil belajar siswa kelas VII H diketahui bahwa rata-rata nilai 66. Nilai tertiggi yang diperoleh siswa sebesar 90 dengan nilai terendahnya adalah 50. Jumlah siswa tuntas belajar sebesar 20 dari 32 siswa atau 62,5% , sedangkan siswa belum tuntas dengan jumlah 12 atau 37,5%.

Hasil Penelitian Siklus II

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dilakukan selama tiga. Pertemuan dan masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran. Materi yang disampaikan adalah Besaran. Pada pertemuan pertama guru mengawali pembelajaran dengan memberikan soal-soal pre test sejumlah 20 soal pilihan ganda, dan mengumpulkan hasil pekerjaan siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, model pembelajaran yang akan diterapkan serta rambu-rambu yang harus diikuti siswa selama proses pembelajaran.

Di akhir kegiatan guru menyimpulkan hasil presentasi dan penegasan istilah yang belum dipahami siswa. Selanjutnya dilaksanakan post tes tentang materi yang telah disampaikan guru. Setelah selesai pelaksanaan post tes.

Motivasi Belajar Siklus II

Hasil dari observasi motivasi belajar pada siklus 2 dapat dilihat hasil dari observasi siklus dua menunjukkan bahwa skor rata-rata motivasi belajar IPA adalah 75% termasuk kategori tinggi, meningkat dari siklus I yaitu 62% (kategori cukup) dengan rincian siswa berkategori rendah 2 atau (6%), 4 siswa berkategori kurang (13%), 12 siswa berkategori cukup (38%), 14 siswa berkategori tinggi (44%)

Hasil Belajar Siklus II

Hasil belajar pada siklus 2 dapat dilihat bahwa nilai rata – rata 79. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 100 dengan nilai terendahnya adalah 55. Jumlah siswa tuntas dengan jumlah 29 dari 32 peserta didik atau 91% sedang siswa belum tuntas dengan jumlah 3 atau 9%.

Berdasarkan berbagai kelebihan dan kekurangan yang ditemukan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa secara umum model pembelajaran STAD yang diterapkan peneliti dalam proses pembeljaran , telah dapat meningkatkan Motivasi belajar siswa. Dan berdasarkan pengamatan ternyata peningkatan motivasi siswa berpengaruh terhadap peningkatan nilai hasil belajar siswa. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa target indiKator individual yakni tuntas KKM > 70 sudah tercapai dan secara klasikal ketuntasannya sudah mencapai > 90 625% tepatntnya 91%. Dengan kata lain penelitian ini sudah mencapai target indikator individual maupun klasikal, maka penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran besaran dan pengukura dapat meningkatkan motivasi belaja rsiswa kelas VII H semester 1 SMP Negeri 1 Dukuhwaru tahun pelajaran 2019/2020.

Hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II terlihat adanya peningkatan. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM sebanyak 62,5% meningkat menjadi 91% pada siklus II, terjadi peningkatan sebesar 28,5%. Peningkatan pencapaian ketuntasan klasikal 85% menunjukkan bahwa siswa telah menguasai materi pelajaran dengan melibatkan peserta didik lebih termotivasi dalam menelaah materi besaran dan pengukuran. Diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Memungkinkan siswa belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Peningkatan hasil belajar dan motivasi peserta didik pada penelitian ini dengan menggunakan STAD dapat tercapai sesuai indikator keberhasilan. Oleh karena peneliti menganggap cukup dan tidak melanjutkan siklus selanjutnya.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan kajian teori yang didukung adanya hasil penelitian, pembahasaan dan perumusan masalah yang diajukan tentang efektifitas penerapan metode ekspositori dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Penerapan metode STAD dapat meningkatkan motivasi belajar IPA materi Besaran dan Pengukuran pada siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Dukuhwaru tahun ajaran 2019/2020
  2. Penerapan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Besaran dan Pengukuran pada siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Dukuhwaru Tahun Pelajaran 2019/2020

Saran – saran

Kepada Guru

  1. Guru perlu memahami isi kandungan Silabus baik tentang Standar Kompetensi, maupun Kompetensi Dasar, sehingga mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.
  2. Guru harus mampu menguasai materi pelajaran agar dapat mengolah berbagai model-model pembelajaran.

Kepala Sekolah:

  1. Siap dan berusaha menjadi konsultan guru pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
  2. Menyadari bahwa tugas pembelajaran bukan monopoli para guru di sekolah karenanya harus bertanggung jawab ikut peranan dalam upaya meningkatkan keberhasilan belajar dengan suatu keteladanaan.

Kepada Para Siswa

  1. Siswa di sekolah hendaknya menyadari bahwa dirinya sebagai faktor utama yang menentukan keberhasilan belajar.
  2. Sebagai individu yang dikenai proses pembelajaran hendaknya menyadari tugas dan kewajibanya serta berusaha melaksanakannya dengan melibatkan diri secara aktif pada saat proses pembelajaran.
  3. Sebagai siswa harus menyadari bahwa proses pembelajaran bukan monopoli guru, tetapi peran aktif dari dirinyalah yang ikut menentukan dalam keberhasilan belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas.2008.Sains.Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mujiono.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.

Nana Sudjana.1991.Prestasi Belajar.Bandung:Bandung Sinar Baru

Natawijaya, R. 1985. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Sharan, S.2009.Hand book Of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran Untuk Memacu Keberhasilan Siswa di Kelas (Alih bahasa Sigit Pranowo). Yogyakarta: Imperium.

Suhardi.1978.Media Pembelajaran AVA.Depok:Arya Duta.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.2002. Psikologi Belajar. Jakarta:RinekaCipta.