Peran Bimbingan Pengawas Untuk Meningkatkan Pelaksanaan Literasi Dalam Pembelajaran
PERAN BIMBINGAN PENGAWAS UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN
DI SMP NEGERI 4 PANGARIBUAN SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Mawan Sormin
SMP Negeri 4 Pangaribuan
ABSTRAK
Masalah pokok dalam penelitian ini Apakah dengan bimbingan berkelanjutan dari Kepala Sekolah akan dapat meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas pada semenster ganjil Tahun Ajaran 2019/2020. Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam Melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran melalui bimbingan berkelanjutan di sekolah secara khusus SMP Negeri 4 Pangaribuan Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara pada semester ganjil Tahun Pembelajaran 2019/2020. Manfaat penelitian ini adalah Meningkatkan kemampuan profesionalisme peneliti untuk melakukan penelitian tindakan sekolah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di sekolah binaan peneliti. Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menyusun serta menulis laporan dan artikel ilmiah. Subyek dalam PTS ini adalah pengawas sekolah dan objek penelitian ini adalah guru kelas dan guru mata pelajaran yang sudah menggunakan kurikulum 2013 dalam pembelajaran di SMP Negeri 4 Pangaribuan Kec. Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara pada semester ganjil Tahun Ajaran 2019/2020. Pada siklus I dari 11 indikator pencapaian pelaksanaan startegi literasi pembelajaran ada 4 yang belum mencapai hasil dengan baik, rata-rata persentase pencapaian guru untuk melaksanakan strategi literasi sekolah adalah 77,51 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 23,92. pada siklus II di ketahui bahwa rata-rata persentase pencapaian guru untuk melaksanakan strategi literasi seolah adalah 85.17 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 14,83. Dengan hasil ini dinyatakan bahwa pelaksanaan siklus II sudah berhasil secara baik terdapat Peningkatan secara signifikan jika dibandingkan dari tindakan pelaksanaan siklus sebelumnya. Dapat dilihat bahwa dari 11 indikator pencapaian masih ada 10 nilai perolehan indikator yang tercapai, maka dapat dikatakan bahwa startegi pelaksanaan pembelajar literasi melalui bimbingan Kepala Sekolah dinyatakan berhasil karena terjadi peningkatan nilai yang signifikan dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran di dalam Kelas di SMP Negeri 4 Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara pada semester ganjil tahun pembelajaran 2019/2020.
Kata Kunci: Peran Pengawas, Strategi Literasi
PENDAHULUAN
Upaya sistematis dan berkesinambungan perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. GLS untuk menumbuhkan minat baca dan kecakapan literasi telah dicanangkansejak tahun 2016, namun saat ini belum sepenuhnya menyentuh aspek pembelajaran di kelas karena kondisi sekolah dan kelas berbeda-beda.
Materi yang disajikan terutama menekankan pada peningkatan keterampilan mengelola pembelajaran dengan strategi literasi untuk meningkatkan kecakapan literasi siswa, membentuk karakter, dan mengembangkan keterampilan abad ke-21 (keterampilan berpikir tingkat tinggi).Menurut Abidin (2019), multiliterasi dimaknai sebagai keterampilan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan memahami ide-ide dan informasi dengan menggunakan bentuk-bentuk teks konvensional maupun bentuk-bentuk teks inovatif, simbol, dan multimedia. Beragam teks yang digunakan dalam satu konteks ini disebut teks multimoda (multimodal text).
literasi merupakan sesuatu yang terus berkembang atau terus berproses, yang pada intinya adalah pemahaman terhadap teks dan konteksnya sebab manusia berurusan dengan teks sejak dilahirkan, masa kehidupan, hingga kematian, Keterpahaman terhadap beragam teks akan membantu keterpahaman kehidupan dan berbagai aspeknya karena teks itu representasi dari kehidupan individu dan masyarakat dalam budaya masing-masing.
Saat ini kenyataan yang terjadi di SMP Negeri 4 Pangaribuan masih belum optimal mengembangkan kemampuan literasi warga sekolah khususnya guru dan siswa. Hal ini disebabkan antara lain oleh minimnya pemahaman warga sekolah terhadap pentingnya kemampuan literasi dalam kehidupan mereka serta minimnya penggunaan buku-buku di sekolah selain buku-teks pelajaran. Kegiatan membaca di sekolah masih terbatas pada pembacaan buku teks pelajaran dan belum melibatkan jenis bacaan lain. Kondisi ini harus segera di atasi supaya siswa dan guru mengalami perubahan dalam pengembangan pengetahuan dan informasi tentang pembelajaran, karena dengan membacalah kita memperoleh informasi dari berbagai sumberlah yang akan mempercepat pemahaman kita terhadap suatu masalah terutama dalam bidang pendidikan.
Kondisi demikian ini jelas memprihatinkan karena kemampuan dan keterampilan membaca merupakan dasar bagi pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap siswa. Oleh sebab itu, dibentuklah Satuan Tugas Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai salah satu alternatif untuk menumbuhkembangkan budi pekerti siswa melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat (Wiedarti danKisyani-L. ed., 2016). Bersasarkan hal diatas maka sebagai pengawas pada satuan pendidikan ini, sangat tertarik ingin melaksanakan penelitian
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Literasi
Literasi adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk lebih membudidayakan gerakan membaca serta juga menulis. Literasi sangat banyak sekali manfaatnya, salah satu keuntungan dari literasi ini diantaranya adalah dapat melatih diri untuk dapat lebih terbiasa dalam membaca serta juga dapat membiasakan seseorang (siswa) untuk dapat menyerap informasi yang dibaca dan dirangkum dengan menggunakan bahasa yang dipahaminya.
Lebih jelasnya, pengertian literasi merupakan suatu kemampuan individu untuk dapat menggunakan potensi serta ketrampilan dalam mengolah dan juga memahami informasi saat melakukan kegiatan atau aktivitas membaca dan menulis.
Pengertian Literasi Menurut Para Ahli
Cordon
Literasi merupakan sumber ilmu yang menyenangkan yang mampu dalam membangun imajinasi mereka untuk dapat menjelajahi dunia serta ilmu pengetahuan.
Goody
Literasi merupakan suatu kemampuan untuk membaca dan juga menulis.
Manfaat Literasi
Literasi dasar merupakan suatu kemampuan untuk membaca, mendengarkan, berbicara, menulis serta juga menghitung. Literasi dasar ini bertujuan untuk dapat mengoptimalkan serta meningkatkan dalam hal menulis, membaca, berbicara, menghitung serta juga mendengarkan.
Literasi perpustakaan ialah suatu kemampuan lanjutan untuk dapat mengoptimalkan literasi perpustakaan yang ada. Literasi perpustakaan ini terdiri dari memberikan pemahaman mengenai cara untuk dapat membedakan antara cerita non fiksi dan cerita fiksi, memahami penggunaan katalog serta indeks dan juga memiliki pengetahuan didalam memahami informasi saat sedang menyelesaikan suatu tulisan, penelitian serta lain sebagainya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research), yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerjasama antara peneliti dan guru, dalam meningkatkan kemampuan guru agar menjadi lebih baik dalam Melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus. ”Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1985:63). Dengan metode ini peneliti berupaya menjelaskan data yang peneliti kumpulkan melalui komunikasi langsung atau wawancara, observasi/pengamatan, dan diskusi yang berupa persentase atau angka-angka.
Penelitian Tindakan Sekolah merupakan penelitian yang bersiklus, artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai.”
Rencana Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan dilakukan dalam dua siklus yaitu:
Siklus Pertama (Siklus I)
- Melaksanakan rapat koordinasi, Kegiatan ini dilaksanakan untuk membicarakan maksud dan tujuan dilaksanakannya literasi di sekolah. Rapat koordinasi digelar oleh pengawas dan kepala sekolah dan diikuti oleh seluruh guru SMP Negeri 4 Pangaribuan.
- Menberikan pemaparan dan konsep melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran di dalam kelas
- Peneliti memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan pendapat dan ide dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran.
- Peneliti menjelaskan kepada guru tentang pentingnya melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas dibuat secara lengkap.
- Peneliti menugaskan guru untuk membuat RPP yang melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas.
- Peneliti dan guru melakukan refleksi.
Siklus Kedua (Siklus II)
- Melaksanakan rapat koordinasi lanjutan, Kegiatan ini dilaksanakan untuk membahasa hasil dari siklus I yang sudah dilaksankan. Rapat koordinasi digelar oleh pengawas dan kepala sekolah dan diikuti oleh seluruh guru SMP Negeri 4 Pangaribuan yang sudah melaksanakan tindakan I.
- Menberikan kesempatan kepada guru melakukan pemaparan dan konsep dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran di dalam kelas
- Peneliti memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan pendapat dan ide dan kendala yang dialami dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran.
- Peneliti menjelaskan kepada guru tentang pentingnya melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas dibuat secara lengkap.
- Peneliti menugaskan guru untuk membuat revisi RPP yang melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas.
- Mengumpulkan hasil pelaksanaan tindakan I dan melakukan evaluasi dan analisis
- Peneliti dan guru melakukan refleksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap aspek pelaksanaan literasi yang dibuat guru (khusus pada siklus I), diperoleh informasi/data bahwa secara umum guru di SMP Negeri 4 Pangaribuan belum memahami konsep literasi sekolah dan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas, untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran literasi sekolah harus dilaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran dengan melaksanakan beberapa langkah-langkah untuk dapat mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan
Siklus I (Pertama)
Siklus pertama terdiri dari empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi seperti berikut ini.
Perencanaan (Planning)
- Membuat lembar wawancara
- Membuat format/instrumen penilaian RPP yang berisi strategi literasi dalam pembelajaran
- Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan strategi literasi dalam pembelajaran
- Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan strategi literasi dalam pembelajaran dari siklus ke siklus
Pelaksanaan (Acting)
Pada saat awal siklus pertama indikator pencapaian hasil dari setiap komponen strategi literasi dalam pembelajaran belum sesuai/tercapai seperti rencana/keinginan peneliti. Hal itu dibuktikan dengan masih adanya komponen literasi sekolah dalam pembelajaran yang belum dilaksanakan sekolah dan guru. Sebelas komponen pelaksanaan literasi sekolah yakni:1). Pemahaman tentang literasi 75%. 2). Pembentukan tim literasi sekolah 85%. 3). Penyusunan garis besar program kerja literasi sekolah 85%. 4). Sosialisasi pada Siswa 75%. 5.) Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa 75%. 6). Persiapan Sarana Prasarana 75%.7). Perpustakaan sekolah 75%. 8). Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah75%. 9).Akses internet di lingkungan sekolah70%. 10). Banner, spanduk, poster, dan leaflet penumbuhan budaya literasi 70%. 11). Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi untuk sekolah (Permendikbud No 23 tahun 2013) 75%. (soal, pedoman penskoran, dan kunci jawaban). Hasil observasi pada siklus kesatu dapat dideskripsikan berikut ini:
Tabel 1.1. Siklus I Kesiapan Guru Melaksanakan Startegi Literasi Pembelajaran
No | Indikator Pencapaian | Siklus I | Ket | |||
Pelaksanaan Guru | ||||||
Sudah | Belum | % | ||||
1 | Pemahaman tentang literasi 75%. | 15 | 4 | 78.95 | 21.05 | Tercapai |
2 | PembentukanTim Literasi Sekolah 85%. | 17 | 5 | 89.47 | 26.32 | Tercapai |
3 | Penyusunan garis besar program kerja literasi sekolah 85%. | 15 | 4 | 78.95 | 21.05 | Blm Tercapai |
4 | Sosialisasi pada Siswa 75%. | 16 | 5 | 84.21 | 26.32 | Tercapai |
5 | Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa75%. | 16 | 3 | 84.21 | 15.79 | Tercapai |
6 | Persiapan Sarana Prasarana 75%. | 14 | 5 | 73.68 | 26.32 | Blm Tercapai |
7 | Perpustakaan sekolah 75%. | 15 | 4 | 78.95 | 21.05 | Tercapai |
8 | Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah 75%. | 13 | 3 | 68.42 | 15.79 | Blm Tercapai |
9 | Akses internet di lingkungan sekolah70%. | 13 | 6 | 68.42 | 31.58 | Tercapai |
10 | Banner, spanduk, poster, dan leaflet penumbuhan budaya literasi 70%. | 14 | 5 | 73.68 | 26.32 | Tercapai |
11 | Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi untuk sekolah (Permendikbud No 23 tahun 2013)75%. | 14 | 6 | 73.68 | 31.58 | Blm Tercapai |
% rata-rata | 77.51 | 23.92 |
Observasi dilaksanakan Selasa, 15 September 2019, terhadap beberapa orang guru di SMP Negeri 4 Pangaribuan. Keseluruhan guru sudah melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran, tapi masih ada guru yang belum dapat melaksanakan secara baik sesuai dengan komponen maupun sub-sub komponen yang sudah ditentukan. Ada Satu orang tidak mampu melengkapi administrasi dalam melaksanakan strategi pelaksanaan literasi di sekolah komponen indikator pencapaian kompetensi tidak terpenuhi. Untuk komponen penilaian hasil belajar, dapat dikemukakan sebagai berikut.
- Pemahaman tentang literasi 75% menjadi 95% hasil tercapai
- Pembentukan tim literasi sekolah 85% menjadi 95% hasil tercapai
- Penyusunan garis besar program kerja literasi sekolah 85% menjadi 95% hasil belum tercapai
- Sosialisasi pada Siswa75% menjadi 21% hasil tercapai
- Sosialisasi pada Komite dan Orang Tua Siswa75% menjadi 21% hasil tercapai
- Persiapan Sarana Prasarana 75% menjadi 68% hasil belum tercapai
- Perpustakaan sekolah 75% menjadi 95% hasil tercapai.
- Pojok baca di kelas dan lingk.sekolah75% menjadi 42% hasil belum tercapai.
- Akses internet di lingkungan sekolah 70% menjadi 42% hasil tercapai.
- Banner, spanduk, poster, dan leaflet penumbuhan budaya literasi 70% menjadi 68% hasil tercapai.
- Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi (Permendikbud No 23 tahun 2013) 75% menjadi 68% hasil belum tercapai.
Grafik 1.1 Siklus I
Pada siklus I dari 11 indikator pencapaian pelaksanaan startegi literasi pembelajaran ada 4 yang belum mencapai hasil dengan baik, selanjutnya mereka dibimbing dan dilakukan penjelasan tentang penyusunan strategi literasi dalam pembelajaran serta arti dan tujuan pelaksaannya.
Berdasarkan hasil analisis pada siklus I di ketahui bahwa rata-rata persentase pencapaian guru untuk melaksanakan strategi literasi seolah adalah 77,51 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 23,92. Dengan hasil ini dinyatakan bahwa pelaksanaan siklus I masih belum berhasil secara baik walaupun sudah mengalami eningkatan jika dibandingkan ddari kondisi awal sebelum dilakukan tindakan. Dapat dilihat bahwa dari 11 indikator pencapaian masih ada 4 nilai perolehan indikator belum tercapai, maka diperlukan pelaksanaan Sikus II untuk dapat mencapai perolehan hasil sebagaimana yang diharapkan.
Pelaksanaan siklus II, beracuan dari siklus I namun peneliti berupaya mengatasi berbagai kelemahan yang terjadi pada siklus I sehingga hasil belum maksimal, hasil refleksi akan di laksanakan pada siklus berikutnya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Siklus II (Kedua)
Siklus kedua juga terdiri dari empat tahap yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Hasil observasi pada siklus kedua dapat dideskripsikan berikut ini:
Observasi dilaksanakan Selasa, 21 September 2019, terhadap beberapa orang guru di SMP Negeri 4 Pangaribuan. Semuanya Melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran, tapi masih ada guru yang keliru dalam menentukan kegiatan siswa dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran strategi literasi dalam pembelajaran, serta tidak melaksanakan berbagai tahapan dalam pelaksanaan literasi sekolah, dapat dikemukakan sebagai berikut:
Tabel 1.2. Siklus II Kesiapan Guru Melaksanakan Startegi Literasi Pembelajaran
No | Indikator Pencapaian | Siklus II | Ket | |||
Pelaksanaan Guru | ||||||
Sudah | Belum | % | ||||
1 | Pemahaman tentang literasi 75%. | 16 | 3 | 84.21 | 15.79 | Tercapai |
2 | PembentukanTim Literasi Sekolah 85%. | 18 | 1 | 94.74 | 5.26 | Tercapai |
3 | Penyusunan garis besar program kerja literasi sekolah 85%. | 17 | 2 | 89.47 | 10.53 | Tercapai |
4 | Sosialisasi pada Siswa 75%. | 16 | 3 | 84.21 | 15.79 | Tercapai |
5 | Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa75%. | 17 | 2 | 89.47 | 10.53 | Tercapai |
6 | Persiapan Sarana Prasarana 75%. | 17 | 2 | 89.47 | 10.53 | Tercapai |
7 | Perpustakaan sekolah 75%. | 16 | 3 | 84.21 | 15.79 | Tercapai |
8 | Pojok baca di kelas dan lingkungan sekolah75%. | 16 | 3 | 84.21 | 15.79 | Tercapai |
9 | Akses internet di lingkungan sekolah70%. | 16 | 3 | 84.21 | 15.79 | Tercapai |
10 | Banner, spanduk, poster, dan leaflet penumbuhan budaya literasi 70%. | 15 | 4 | 78.95 | 21.05 | Tercapai |
11 | Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi untuk SMP (Permendikbud No 23 tahun 2013)75%. | 14 | 5 | 73.68 | 26.32 | Blm Tercapai |
% rata-rata pencapian | 85.17 | 14.83 |
Observasi dilaksanakan Selasa, 20 September 2019, terhadap beberapa orang guru di SMP Negeri 4 Pangaribuan. Keseluruhan guru sudah melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran, tapi masih ada guru yang belum dapat melaksanakan secara baik sesuai dengan komponen maupun sub-sub komponen yang sudah ditentukan. Ada Satu indicator yang belum dapat di laksanakan melengkapi administrasi dalam melaksanakan strategi pelaksanaan literasi di sekolah komponen indikator pencapaian kompetensi tidak terpenuhi yakni no item 11. Untuk komponen penilaian hasil belajar, dapat dikemukakan sebagai berikut.
- Pemahaman tentang literasi 75% menjadi 84,21% hasil tercapai
- Pembentukan tim literasi sekolah 85% menjadi 74% hasil tercapai
- Penyusunan garis besar program kerja literasi sekolah 85% menjadi 47% hasil belum tercapai
- Sosialisasi pada Siswa75% menjadi 21% hasil tercapai
- Sosialisasi pada Komite dan Orang Tua Siswa75% menjadi 21% hasil tercapai
- Persiapan Sarana Prasarana 75% menjadi 47% hasil belum tercapai
- Perpustakaan sekolah 75% menjadi 21% hasil tercapai.
- Pojok baca di kelas dan lingk. sekolah75% menjadi 21% hasil belum tercapai.
- Akses internet di lingkungan sekolah70% menjadi 42% hasil tercapai.
- Banner, spanduk, poster, dan leaflet penumbuhan budaya literasi 70% menjadi 95% hasil tercapai.
- Satu set buku teks untuk setiap perserta didik dan 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi (Permendikbud No 23 tahun 2013) 75% menjadi 68% hasil belum tercapai.
Grafik 1.2 Siklus II
Dari 11 indikator pencapaian pelaksanaan startegi literasi pembelajaran ada 1 yang belum mencapai hasil dengan baik, selanjutnya mereka dibimbing dan dilakukan penjelasan tentang penyusunan strategi literasi dalam pembelajaran serta arti dan tujuan pelaksaannya.
Berdasarkan hasil analisis pada siklus II di ketahui bahwa rata-rata persentase pencapaian guru untuk melaksanakan strategi literasi seolah adalah 85.17 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 14,83. Dengan hasil ini dinyatakan bahwa pelaksanaan siklus II sudah berhasil secara baik terdapat Peningkatan secara signifikan jika dibandingkan dari tindakan pelaksanaan siklus sebelumnya. Dari 11 indikator pencapaian masih ada 10 nilai perolehan indikator yang tercapai startegi pelaksanaan pembelajar literasi melalui bimbingan Kepala Sekolah dinyatakan berhasil.
Pembahasan
Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di SMP Negeri 4 Pangaribuan Kec. Pangaribuan yang merupakan sekolah binaan peneliti, terdiri atas 19 guru mata pelajaran yang masuk pada kelas 1-6 yang melaksanakan K.13. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Sembilan belas guru tersebut menunjukkan sikap yang baik dan termotivasi dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran didalam kelas sesuai petunjuk yang ada. Hal ini peneliti ketahui dari hasil pengamatan pada saat melakukan wawancara dan bimbingan serta supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah bersama pengawas ke dalam kelas saat pembelajaran.
Pada Siklus II secara umum sudah mencapai keberhasilan 85.17%, maka secara umum penelitian tindakan sekolah ini dapat dikategorikan berhasil namun masih ada 1 indikator pengayaan dan 20 buku referensi 75%. Belum melampaui batas ketuntasan secara umum sudah berhasil dengan nilai rata-rata capaian.
Grafik 1.3 Perbandingan Siklus I degan Siklus II
Pada siklus I dari 11 indikator pencapaian pelaksanaan startegi literasi pembelajaran ada 4 yang belum mencapai hasil dengan baik, rata-rata persentase pencapaian guru untuk melaksanakan strategi literasi sekolah adalah 77,51 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 23,92. pada siklus II di ketahui bahwa rata-rata persentase pencapaian guru untuk melaksanakan strategi literasi seolah adalah 85.17 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 14,83. Dengan hasil ini dinyatakan bahwa pelaksanaan siklus II sudah berhasil secara baik terdapat Peningkatan secara signifikan jika dibandingkan dari tindakan pelaksanaan siklus sebelumnya. Dapat dilihat bahwa dari 11 indikator pencapaian masih ada 10 nilai perolehan indikator yang tercapai, maka dapat dikatakan bahwa startegi pelaksanaan pembelajar literasi melalui bimbingan Kepala Sekolah dinyatakan berhasil karena terjadi peningkatan nilai yang signifikan dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran di dalam Kelas di SMP Negeri 4 Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara pada semester ganjil tahun pembelajaran 2019/2020.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil Penelitian Tinadakan Sekolah (PTS) dapat disimpulkan sebagai berikut.
- Implementasi penumbuhan budaya literasi di sekolah memerlukan langkah-langkah sebagai berikut: persiapan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut. Persiapan merupakan kegiatan menyiapkan bahan, personal, dan strategi pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan operasionalisasi hal-hal yang telah dipersiapkan.
- Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan insidental. Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran.
- Pada siklus I dari 11 indikator pencapaian pelaksanaan startegi literasi pembelajaran ada 4 yang belum mencapai hasil dengan baik, rata-rata persentase pencapaian guru untuk melaksanakan strategi literasi sekolah adalah 77,51 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 23,92. pada siklus II di ketahui bahwa rata-rata persentase pencapaian guru untuk melaksanakan strategi literasi seolah adalah 17 dan rata-rata ketidak tercapaian adalah 14,83.
- Dapat dilihat bahwa dari 11 indikator pencapaian masih ada 10 nilai perolehan indikator yang tercapai, maka dapat dikatakan bahwa startegi pelaksanaan pembelajar literasi melalui bimbingan Pengawas sekolah dinyatakan berhasil karena terjadi peningkatan nilai yang signifikan dalam melaksanakan strategi literasi dalam pembelajaran di dalam Kelas di SMP Negeri 4 Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara pada semester ganjil Tahun Pembelajaran 2019/2020.
SARAN
Telah terbukti bahwa dengan startegi pelaksanaan pembelajar literasi melalui bimbingan Pengawas sekolah dinyatakan berhasil karena terjadi peningkatan nilai pembelajaran maka hal ini harus di monitoring dan di pertahankan
Sebagai seorang guru harus meningkatkan pemahaman dalam pelaksanaan tugas secara profesional salah satunya mempersiapkan diri dengan kemahiran literasi sehingga dapat menerapkan dalam proses pembelajaran
Hendaknya kepala sekoah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kemampuan guru dalam pelaksaan literasi dalam proses pembelajaran dengan cara melaksankan pelatihan, workshop sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiyah. 1980. Kepribadian Guru. Jakarta: Bulan Bintang.
Dewi, Kurniawati Eni. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan Sastra Indonesia Dengan Pendekatan Tematis. Tesis. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Depdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Depdiknas.
- Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007a tentang Standar Proses. Jakarta: Depdiknas.
- Permendiknas RI No. 12 Tahun 2007b tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarata: Depdiknas.
- Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Depdiknas.
- Petunjuk Teknis Pembuatan Laporan Penelitian Tindakan Sekolah Sebagai Karya Tulis Ilmiah Dalam Kegiatan Pengembangan Profesi Pengawas Sekolah. Jakarta.