PERAN PEMIMPIN KRISTEN DALAM PERTUMBUHAN GEREJA

 

Ojak Hutabarat

Edy Suwito

Paimin

Boedi Hartono

STAKAM Menado

 

ABSTRAK

Dewasa ini banyak diseminarkan hal-hal yang berkaitan dcengan kepemimpinan, diberbagai kalangan dan dengan berbagai tema. Hal itu menunjukkan betapa penting dan dibutuhkannya seorang pemimpin yang baik di dunia pekerjaan, sekolah, masyarakat, keluarga bahkan gereja. Seorang pemimpin memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan sebuah organisasi. Pemimpin tidak cukup memiliki kecerdasan intelektual dan ketrampilan-ketrampilan yang mumpuni tetapi diperlukan kepribadian yang baik. Di dalam Alkitab 1 Petrus 5:1-11 kita temukan nilai-nilai kepribadian yang baik dari seorang pemimpin yang baik. Sikap Pengabdian, keteladanan, rendah hati dan bertanggung jawab akan membawa seorang bpemimpin memiliki pengaruh yang sangat besar, dengan pengaruh itu seorang pemimpin dapat menggerakkan secara maksimal semua aspek untuk sebuah kemajuan. Dalam organisasi  gereja sangat dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki sikap tersebut diatas. Sikap-sikap itulah yang akan mendorong pemimpin gereja menjadi berdampak dalam kemajuan seluruh aktifitas pelayanan gereja.

Kata kunci: Pemimpin Kristen dan Pertumbuhan Gereja

 

LATAR BELAKANG

Pertumbuhan dan perkembangan Gereja menjadi dambaan, harapan dan cita-cita bagi setiap gereja. Gereja yang bertumbuh dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa faktor diantaranya adalah, sumber daya manusia dalam hal ini adalah pemimpin, doktrin, fasilitas, managemen, metode penatalayanan. Doktrinal sangat penting untuk memperlengkapi jemaat mengerti tentang hukum-hukum firman Tuhan. Fasilitas tempat dan kelengkapan sarana ibadah juga sangat penting. Pengelolaan gereja dan metode penatalayanan untuk pertumbuhan gereja sangat di perlukan. Namun demikian dari beberapa faktor tersebut, peran pemimpin jauh lebih menonjol dalam peran dan pengaruhnya dalam pertumbuhan gereja. Oleh sebab itu sangat diperlukan peran pemimpin yang memiliki kecakapan dalam tehnik kepemimpinan dan dinamika rohani dalam hidupnya.

Gereja sebagai bentuk organisasi sangat memerlukan pemimpin dan kepemimpinan yang terus bergerak dalam setiap pelayanan yang dipercayakannya. Pemimpin gereja dalam panggilannya harus memiliki kontribusi yang maksimal dalam pertumbuhan gereja. Pemimpin yang mampu menggerakan seluruh elemen gereja dengan apa yang di teladankan dalam kinerjanya, kepribadiannya dan kwalitas spiritual atau karakternya. Keberhasilan dalam pencapaian pertumbuhan gereja tentu bukan mutlak hanya oleh gembala atau pemimpin gereja saja, namun demikian diperlukan kerja bersama yang sinergis dengan eleman lain, dalam hal ini mejelis gereja, tempat ibadah, dan fasilitas penunjang lainnya. Kemampuan seorang pemimpin gereja harus mampu mengerakkan dan melibatkan serta mengorganisir seluruh potensi yang ada di dalam gereja.

Demi kepentingan kemajuan dan pertumbuhan gereja maka sangat diperlukan pemahaman yang baik dan benar tentang halhal yang bersangkutan dengan kepemimpinan. Seorang pemimpin tidak cukup mengerti dan menguasai kepemimpinan yang bersifat tehnis, tetapi sikap, kepribadian dan nilai-nilai rohani mutlak harus ada dalam diri seorang pemimpin kristen. Ada prinsip prinsip kepemimpinan yang dapat kita kaji dalam Alkitab: Surat 1 Petrus 5:1-11

PEMIMPIN

Secara etimologis kata kepemimpinan berasal dari kata dalam bahasa Inggris “leadership”. ledership sendiri berasal kata “To lead” yang artinya memimpin. Dari kata “To lead” kemudian muncul kata Leader yang berarti pemimpin. Kata “pemimpin” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya “ orang yang memimpin”.”[39] Dewasa ini muncul banyak definisi definisi kepemimpinan yang banyak dan beragam. Dalam berbagai macam definisi itu tidak ditemukan perbedaan-perbedaan yang menonjol. Berkaitan dengan adanya perbedaan definisi tersebut didasarkan oleh pengalaman yang berbeda.

J. Oswold Sanders dalam bukunya “Kepemimpinan Rohani” mendefinisikan kepemimpinan adalah sebagai berikut: Kepemimpinan adalah pengaruh yaitu: kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, orang dapat memimpin orang lain. Kekayaan ini di dukung oleh definisi definisi kepemimpinan yang di rumuskan oleh orang-orang yang mempunyai pengaruh yang besar.”[40]

Definisi yang disampaikan oleh J. Oswold Sanders tentang kepemimpinan itu disimpulkan berdasarkan berbagai teori yang sudah dipelajarinya. Salah satu yang dikutip dari seorang tokoh bernama Dr. Jhon R. Moth berpendapat: seorang pemimpin adalah orang yang mengenal jalan, yang dapat terus maju dan yang dapat menarik orang lain mengikuti dia.”[41]

Dari pendapat pendapat yang di kutip diatas terlihat definisi yang beragam tetapi memiliki kesamaan isinya yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.

Dalam bukunya A.M. Mangun Hardjana bukunya yang berjudul “Kepemimpinan” menjelaskan:

“Bergerak lebih awal, berjalan di depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dahulu, mempelopori, , mengarahkan pikiran pendapat tindakan orang lain membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain melalui pengembangan.”[42]

                Berdasarkan apa yang di sampaikan beberapa pendapat tersebut diatas, maka penulis berpendapat bahwa seorang pemimpin memiliki posisi yang strategi dan mampu mempengaruhi orang lain dalam menentukan arah dan kebijakan dalam sebuah organisasi. Pemimpin harus memiliki komunikasi dan hubungan yang baik dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin harus berdiri sebagai pembimbing, penuntun, pengarah dan penggerak. Hal hal tersebut yang akan berhasil dalam sebuah kepemimpinan. Serta lebih dahulu mengerti tugasnya sebagaimana layak seorang pemimpin yang akan memimpin dengan baik.

Menurut Kartini Kartono mengemukakan, kepemimpinan sebagai berikut: Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi situasi khusus. Sebab dalam satu kelompok yang melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, dan punya tujuan serta peralatan khusus, pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristiknya itu merupakan fungsi dari situasi khusus tadi. Jelasnya sifat-sifat utama dari pemimpin dan kepemimpinannya harus sesuai dan bisa diterima oleh kelompoknya, juga bersangkutan, serta cocok pas dengan situasi dan zamannya.”[43]

PERTUMBUHAN GEREJA

ETIMOLOGI PERTUMBUHAN GEREJA

Sebelum membahas lebih lanjut tentang pertumbuhan gereja terlebih dahulu akan dibahas arti kata “pertumbuhan gereja”. Kata “pertumbuhan” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadarminta artinya, “hal (keadaan) tumbuh; perkembangan (kemajuan dsb).”[44] Dengan arti yang lain pertumbuhan harus selalu ditandai adanya peningkatan dan kemajuan. Kata “gereja” dalam skipsi ini tidak menyinggung gedung gereja tetapi akan lebih membahas yang berkaitan dengan organisasi dan orang orang percaya.

Menurut Ron Jenson dan Jim Stevens, Pertumbuhan gereja adalah kenaikan yang seimbang dalam kwantitas, kwalitas dan kompleksitas organisasi sebuah gereja lokal.”[45] Pendapat tersebut akan menolong memudahkan untuk memahami proses gereja yang bertumbuh. Pertumbuhan gereja adalah adanya pertambahan atau peningkatan bertambahnya jumlah orang yang percaya kepada kristus dan bertumbuhnya nilai-nilai rohani dalam kehidupan orang percaya serta penataan organisasi gereja yang semakin efektif dan dan menjawab kebutuhan. Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang sehat yang akan menjangkau jiwa-jiwa bagi kristus.

Sesungguhnya pertumbuhan gereja bukan merupakan gol utama, melainkan hanya sebuah hasil.”[46]

Ada banyak orang memberikan kritik kepada Yesus karena tidak terlalu tertarik dengan pertumbuhan gereja. Konsep pertumbuhan menurut Dia bukan kesuksesan tetapi hanya kesetiaan.”[47] Jadi penulis berpendapat bahwa inti dari pertumbuhan gereja adalah, terjadinya perubahan kearah peningkatan jumlah jiwa yang memiliki nilai-nilai rohani dan tata kelola organisasi yang menjawab kebutuhan.

Kata “gereja” atau “jemaat” dalam bahasa Yunani adalah ekklesia; dari kata kaleo, artinya “aku memanggil/memerintahkan”. Secara umum eklesia diartikan sebagai perkumpulan orang-orang. Tetapi dalam konteks Perjanjian Baru kata ini mengandung arti khusus, yaitu pertemuan orang-orang Kristen sebagai jemaat untuk menyembah kepada Kristus. Amanat Agung yang diberikan Kristus sebelum kenaikan ke surga (Mat. 28:19-20) betul-betul dengan setia dijalankan oleh murid-murid-Nya. Sebagai hasilnya lahirlah gereja/jemaat baru baik di Yerusalem, Yudea, Samaria dan juga di perbagai tempat di dunia (ujung-ujung dunia).

Perjalanan pertumbuhan gereja sampai hari ini sudah sampai kepada bangsa bangsa di dunia, demikian juga di Indonesia. Gereja/jemaat yang baru berdiri mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Kuasa Roh Kudus sangat nyata hadir di tengah jemaat. Namun demikian tantangan dan kesulitan juga mewarnai pertumbuhan jemaat mula-mula itu. Tapi luar biasa, justru karena keadaan yang sulit itu gereja semakin berkembang.

KEPEMIMPINAN KRISTEN

Latar belakang dari ungkapan Rasul Petrus ini adalah suatu surat yang di tujukan kep ada para pemimpin pemimpin (penatua) dan orang orang Kristen di perantauan di daerah Pontus, Galaatia, Kapadokia, Asia kecil dan Bitinia.

Dari Paulus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatis, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia.”[48]

Sebagai orang orang pendatang haruslah menampilkan cara hidup yang baik agar bisa diterima ditengah daerah dimana mereka merantau sebagi pendatang. Oleh sebab itu Petrus memberikan nasihat kepada para penatua penatua (pemimpin) agar bisa mengajar cara hidup yang baik kepada orang orang percaya yang sedang di negeri orang. Mereka hampir bisa dipastikan ada dalam perjuangan yang berat, secara sosial tertekan dengan lingkungan, secara ekonomi belum terasa beruntung. Dalam kehidupan rohani mereka di pimpin para penatua penatua. Para penatua mereka juga dalam keadaan yang memprihatinkan kondisi hidupnya padahal mereka harus melakukan tugas pelayanannya. Ada dua kemungkinan mengapa Rasul Petrus menasihati para penatua. Yang pertama bahwa seorang penatua atau pemimpin sebagai kelompok yang berkedudukan tinggi yang memiliki nilai nilai rohani lebih dari yang lain yang sangat terbuka atas penghakiman dalam gereja. Pemimpin memiliki beban moral yang lebih besar sebab jikalau pemimpin salah dalam kepemimpinannya maka akan mendatangkan hal yang buruk.(Matius 23:14).

Yang kedua di butuhkan penatua-penatua yang menggembalakan dengan setia yang memiliki kepribadian yang baik untuk mengajar dan mempersiapkan jemaat walaupun harus menghadapi ujian tetapi mereka tetap dapat menampilkan cara hidup yang baik.

Kepribadian yang baik dari seorang pemimpin akan berpengaruh besar dalam kepemimpinan dan dalam pencapaian tujuan. Kepribadian seorang pemimpin akan mewarnai di dalam seluruh keputusan keputusannya, langkah dan hasil dari kepemimpinannya. Keberhasilan seorang pemimpin bukan hanya terletak pada kemampuan managerialnya tetapi sangat dipengaruhi oleh faktor karakter atau sifat yang ada dalam diri seorang pemimpin. Kepribadian seorang pemimpin yang baik juga akan menciptakan suasana yang nyaman dan sejuk dalam kepemimpinannya. Kepribadian yang baik akan membuka peluang berkomunikasi yang baik dengan orang orang yang dipimpinnya. Kemampuan berkomunikasi yang baik akan menolong seorang pemimpin untuk menyampaikan ide, dan gagasannya untuk bersama sama dikerjakan. Efektifitas organisasi terletak pada efektifitas komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama anatar pengirim informasi dengan yang menerima informasi pada semua tingkatan organisasi. Kelancaran semua kegiatan organisasi akan dapat terganggu jika terdapat sesuatu masalah yang menyangkut komunikasi.”[49]

KESIMPULAN

Akan terjadi pertumbuhan gereja secara kwantitas, kwalitas dan pertumbuhan gereja apabila: Pemimpin memiliki kepribadian yang baik dalam sikap pengabdian, sikap keteladanan, sikap kerendahan hati, sikap bertanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab, Lembaga ALkitab Indonesia Jakarta 2010

Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta, Balai Pustaka, Jakarta 2007.

C. Peter Wagner, Gereja Saudara dapat Bertumbuh, Malang, Gandum Mas, 1990.

Subagya, Andreas, Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif termasuk Riset Teologi dan Keagamaan, Bandung, Yayasan Kalam Hidup, halaman 215.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Edisi ke 3, 2005.

A.M. Mangunharja, Kepemimpinan, Kanisius, Yogya, 1976.

Kartono-Kartini, Pemimpin dan kepemimpinan, Jakarta, PT, Grafindo Persada, 2003, http:pemimpinkristen.co.id/2012/10/pengertian-pemimpin-dan-kepemimpinan.html.

Toha Miftah, Kepemimpinan dalam Managemen, Jakarta, PT Rajagrafindo Persada. Internet://retadarjulietta.blogspot.co.id2016/11/kepemimpinan.httl

Gordon Thomas, Kepemimpinan yang efektif, Rajawali, 1986.

Siagian Sondang P. Teori dan Praktek Kepemimpinan, PT Bina Aksara Jakarta, 1988.

Ron Jansen dan Jim Stevens, Dinamika Pertumbuhan Gereja, Gandum Mas, Malang, 2000.

Darel W. Robinson, Kehidupan Gereja yang Utuh, Literatur baptis, Bandung, 2004.

Rick Warren, The Purpose Driven Church, Grand Rapids, Zondervan Publising Hause, 1995.

S, Pewter Wagner, Strategi Perkembangan Gereja, Gandum Mas, Malang, 2003.

Gorge W. Peter, Teologi Pertumbuhan Gereja, Gandum Mas, Malang, 2002.

Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 2, Yogyakarta ANDI, 2008.

Eksposisi 1 Petrus 5:1-4, Pdt Budi Asali, MDiv, Golgota Ministry.

Erestus Sabdono Gembala adalah Teladan,

Internet, http://www.bpdgbidki.com/index.php/45-gembala-adalah-teladan

DR. John C. Maxwell,

Internet:http:sttsuneidesis.blogspot.co.id2013/09/sepuluh-prinsip-dasar- kepemimpinan.html.

 

 

 

 



[39]          Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, halaman 684

[40]          J. Oswald Sanders, Kepemimpinan Rohani, Yayasan Kalam Hidup, Bandung, cetakan IX, halaman 20.

[41]             Ibid halaman 20

[42]             A.M. Mangunhardjana, Kepemimpinan, Kanisius, Yogya 1976, halaman 11

[43]          Kartono, Kartini. (2003). Pemimpin dan kepemimpinan. Jakarta: PT raja Grafindo Persada. Internet, http://pemimpinkristen.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-pemimpin-dan-kepemimpinan.html (15/10/2017)

[44]          W.J.S. Poerwadarminta, Balai Pustaka Jakarata 2007, halaman 1306

[45]          Ron Jenson dan Jim Stevens, Dinamika Pertumbuhan Gereja (Malang: Gandum Mas, 2000),halaman 8.

 

[46]          Darrell W. Robinson, Kehidupan Gereja Yang Utuh (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2004),halaman1.

[47]          C. Peter Wagner, Strategi Perkembangan gereja (Malang: Gandum Mas, 2003),28.

[48]          Lembaga Alkitab Indonesia Jakarta 2010, halaman 277.

[49]          Asriny, https://asriny.wordpress.com/2017/04/19/makalah-pemimpin-dan-komunikasi/