PERAN PENGAWAS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN GURU MENERAPKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

DI SMP NEGERI 1 SIBORONGBORONG TAHUN 2019/2020

 

Robert Hutasoit

SMP Negeri 1 Siborongborong

 

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan adanya peranan pengawas dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru terhadap penguatan pendidikan karakter (PPK) di SMP Negeri 1 Siborongborong Semester ganjil T.P 2019/2020. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana terdapat peningkatkan pengetahuan serta pemahaman guru terhadap PPK dengan adanya peranan Pengawas pendampingan guru. Subjek dalam penelitian ini adalah guru SMP Negeri 1 Siborongborong yang tugas tambahan wali kelas yang sudah menggunakan Kurikulum (K.13) maka jumlah keseluruhan sampel adalah 24 orang guru wali kelas dijadikan menjadi sampel dalam penelitian ini. Pelaksanaan penelitian ini pada semester ganjil Tahun pelajaran 2019/2020. Adapun rancangan (desain) PTS yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara untuk menggunakan model kemmis dan Mc.Tanggart. (depsiknas,2004), pelaksanaan tindakan dalam PTS meliputi 4 alur (langkah) Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan dan Refleksi Alur (langkah) pelaksanaan tindakan. pada Siklus I dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan guru dalam menguasai pemahaman guru terhadap penguatan pendidikan karakter (PPK) masih relative rendah, sebagai berikut berikut tingkat kemampuan guru dan persentasenya Mempraktikkan PPK berbasis kelas 33.33, Curah pendapat mengenai Integrasi PPK dalam pembelajaran 66.67, Pembahasan PPK dalam metode mengajar 44.44, Pembahasan PPK dlm Pengelolaan kelas 55.56, Integrasi PPK dalam mata pelajaran/tema 33.33, Membuat Rancangan Peer Teaching 44.44, Refleksi 33.33. Karena capaian keberhasilan tindakan belum optimal maka penulis melakukan refleksi Setelah selesai satu siklus untuk merefleksi kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. Pada siklus II terdapat peningkatan yang signifikan penguasaan guru terhadap permbuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berorientasi terhadap PPK yakni 86.41% guru sudah dapat menentukan alat penialaian sesuai dengan tujuan pembelajaran dengan kata lain pendampingan pengawas berhasil dengan baik. Bahwa terdapat hasil yang sangat maksimal yakni kemampuan guru untuk memahami penguatan pendidikan karakter (PPK). Berdasarkan hasil observasi pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat ada peningkatan tingkat kemampuan serta pemahaman guru SMP Negeri 1 Siborongborong untuk melaksanakan program penguatan pendidikan karakter (PPK) maka dapat disimpulkan bahwa peranan pengawas sangat menentukan dalam meningkatkan pemahaman guru terhadap PPK di SMP Negeri 1 Siborongborong tahun pembelajaran 2019/2020.

Kata Kunci: Peranan pengawas, Pemahaman PPK

 

PENDAHULUAN

Penguatan karakter bangsa menjadi salah satu butir Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Komitmen ini ditindaklanjuti dengan arahan Presiden kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan. Atas dasar ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara bertahap mulai tahun 2016. Penguatan Pendidikan Karakter bukanlah suatu kebijakan baru sama sekali karena sejak tahun 2010 pendidikan karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Satuan pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa karena memiliki sistem, infrastruktur, dan dukungan ekosistem pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari perkotaan sampai pedesaan.

Sudah banyak praktik baik yang dikembangkan sekolah, namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan untuk memastikan agar proses pembudayaannilai-nilai karakter berjalan dan berkesinambungan. Selain itu, sangat diperlukan kebijakan yang lebih komprehensif dan bertumpu pada kearifan lokal untuk menjawab tantangan zaman yang makin kompleks, mulai dari persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa sampai kepada persaingan global. Kebijakan ini akan menjadi dasar bagi perumusan langkah-langkah yang lebih konkret agar penyemaian dan pembudayaan nilai-nilai utama pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan secara efektif dan menyeluruh.

Berbagai buku Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terdiri dari Konsep dan Pedoman PPK, Panduan Penilaian PPK, Modul Pelatihan PPK bagi Guru, Kepala Sekolah, Pengawas dan Komite Sekolah, serta Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Calon Pelatih PPK. Buku-buku ini akan menjadi rujukan bagi sekolah dan seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter di sekolah. Saya berharap PPK dapat terlaksana dengan baik dan menghimbau dukungan orang tua, komite sekolah, pengawas, perguruan tinggi dan masyarakat luas untuk memberikan masukan bagi pelaksanaan dan penyempurnaan kebijakan PPK ini.

Semoga PPK dapat menumbuhkan semangat belajar dan mengoptimalkan potensi peserta didik sehingga menjadi warga Negara yang memiliki karakter kuat, mencintai bangsanya dan mampu menjawab tantangan era global. Selamat berkarya. Muhadjir

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kelanjutan dan revitalisasi gerakan nasional pendidikan karakter yang telah dimulai pada 2010. Gerakan penguatan pendidikan karakter menjadi semakin mendesak diprioritaskan karena berbagai persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa seperti maraknya tindakan intoleransi dan kekerasan atas nama agama yang mengancam kebinekaan dan keutuhan NKRI, munculnya gerakan-gerakan separatis, perilaku kekerasan dalam lingkungan pendidikan dan di masyarakat, kejahatan seksual, tawuran pelajar, pergaulan bebas dan kecenderungan anak-anak muda pada narkoba. Selain persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa, Indonesia juga menghadapi tantangan menghadapi persaingan di pentas global, seperti rendahnya indeks pembangunan manusia Indonesia mengancam daya saing bangsa, lemahnya fisik anakanak Indonesia karena kurang olah raga, rendahnya rasa seni dan estetika serta pemahaman etika yang belum terbentuk selama masa pendidikan. Berbagai alasan ini telah cukup menjadi dasar kuat bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kembali memperkuat jati diri dan identitas bangsa melalui gerakan nasional pendidikan dengan meluncurkan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang akan dilakukan secara menyeluruh dan sistematis pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Namun dalam kenyataannya masih banyak guru yang belum mampu memahami Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sehingga hal ini secara otomatis berimbas pada lemahnya pertumbuhan karakter siswa di sekolah. Sebagai seorang tenaga kependidikan di lingkungan dinas pendidikan merasa terpanggil untuk berupaya pemahaman guru terhadap penguatan pendidikan karakter (PPK) dengan melakukan penelitian meningkatkan pemahaman guru terhadap Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui peran Pengawas di SMP Negeri 1 Siborongborong Tahun Pembelajaran 2019/2020.

Subjek dalam penelitian ini adalah keseluruhan guru SMP Negeri 1 Siborongborong yang diberikan tugas tambahan sebagai wali kelas dan sudah mnerapkan Kurikulum (K.13) maka jumlah keseluruhan sampel adalah 24 orang guru wali kelas dijadikan menjadi sampel dalam penelitian ini. Pelaksanaan penelitian ini pada semester ganjil Tahun pelajaran 2019/2020.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah yang dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dan refleksi, dan dilakukan minimal dalam dua siklus. Pada tahap persiapan dibuat dibuat skenario kegiatan, jadwal waktu, tempat serta sarana pendukung lainnya seperti lembar observasi, serta angket penulis melaksanakan penelitian di SMP Negeri 1 Siborongborong beralamat Jl.Pacuan Kelurahan Psr. Siborongborong, Sekolah ini berdiri 15 Desember 1951, NPSN: 10206139 berada di Kabupaten Tapanuli Utara semester ganjil Tahun Pembelajaran 2019/2020.

Subjek dalam penelitian ini adalah guru SMP Negeri 1 Siborongborong yang tugas tambahan wali kelas yang sudah menggunakan Kurikulum (K.13) maka jumlah keseluruhan sampel adalah 24 orang guru wali kelas dijadikan menjadi sampel dalam penelitian ini. Pelaksanaan penelitian ini pada semester ganjil Tahun pelajaran 2019/2020.

Adapun rancangan (desain) PTS yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara untuk menggunakan model kemmis dan Mc.Tanggart. (depsiknas,2004), pelaksanaan tindakan dalam PTK meliputi 4 alur (langkah) Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan dan Refleksi Alur (langkah) pelaksanaan tindakan yang dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut:

Sketsa tersebut di PTS menunjukkan bahwa pertama, sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan.

 

 

 

Siklus I

  • Perencanaan kegiatan siklus pertama ini adalah:

Fasilitator memaparkan bahwa selama proses KBM terdapat banyak kesempatan untuk mengembangkan karakter peserta didik. Guru dapat mengintegrasikan PPK melalui pilihan metode mengajar, cara mengelola kelas selama proses KBM; PPK juga dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai dalam mata pelajaran, baik dalam pendekatan tematik integratif untuk SD dan mapel untuk sekolah menengah pertama melalui pembahasan kompetensi dasar mata pelajaran yang diajarkan secara eskplisit. Fasilitator bisa memulai dengan mempraktikkan terlebih dahulu sebagai ilustrasi integrasi PPK dalam pembelajaran, baru dilanjutkan dengan pemaparan. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilakukan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Pembahasan PPK dalam metode mengajar Peserta membaca. Kajian dan Pedoman yang berisi penjelasan tentang macam-macam metode pembelajaran.
  • Peserta mengidentifikasi karakter apa yang dapat diintegrasikan dalam masing-masing jenis metode pembelajaran.
  • Peserta dibagi dalam kelompok. setiap kelompok beranggotakan lima orang.
  • Dalam kelompok peserta diskusi memilih metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran tertentu.
  • Setelah itu peserta mengintegrasikan nilai karakter yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersebut.
  • Peserta berdiskusi tentang apa yang telah dikerjakan dalam kelompok.
  • Peserta berbagi dengan strategi carousel (tiap anggota kelompok disebar dalam kelompok diskusi lain yang berbeda lalu berbagi hasil diskusi dengan kelompok baru).
  • Pengamatan (observasi)
  • Observer melakukan pengamatan sesuai rencana dengan menggunakan lembar observasi
  • Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.
  • Pada tahap ini seorang guru melakukan implementasi rencana pembelajaran yang telah disusun, guru lain melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Selain itu dilakukan pemotretan yang meng-close up kejadian-kejadian khusus selama pelaksanaan pembelajaran.
  • Tahap Pengamatan
    • Melakukan observasi kepada setiap guru mata pelajaran ataupun guru kelas untuk mengetahui dampak tindakan untuk memperoleh data tentang:
  1. Guru sudah dapat mengerti dan memahami langkah-langkah pemahaman PPK
  2. Tingkat pemahaman guru menentukan metode dan sumber pembelajaran yang relevan dengan materi pembelajaran, sehingga pembelajaran menarik, bervariasi menyenagkan dan intraktif
  3. Kemampuan guru dalam membuat rubric penilaian
  • Tahap Refleksi

Melakukan refleksi kegiatan pembimbingan terhadap guru dalam menyusun RPP, hasil observasi dan evaluasi siklus I berdasarkan analisis data dijadikan bahan dan pedoman untuk pelaksanaan siklus berikutnya.

Siklus ke II

Tahap Perencanaan

  • Mempersiapkan materi pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran guru masing-masing
  • Menyusun lembar observasi
  • Mempersiapkan LK untuk mengetahui tingkat pemahaman guru dalam menguasai sintak pembuatan dan langkah-langkah RPP
  • Melakukan refleksi terhadap proses yang sudah dilaksanakan

Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan ini disesuaikan dengan hasil observasi dan refleksi pada siklus pertama

  • Melaksanakan pertemuan dengan para guru
  • Melakukan bimbingan cara membuat RPP yang baik dan relevan dengan materi pembelajaran yang didalamnya berisi PPK
  • Melakukan Tanya jawab dan pemecahan masalah tentang PPK
  • Melaksanakan tahapan tindakan sebagaimana yang sudah direncanakan
  • Melakukan observasi secara menyeluruh
  • Melaksanakan konfirmasi dengan menagih hasil pekerjaan guru mata pelajaran yang dilatihkan
  • Melakukan evaluasi pembelajaran penyampaian PPK
  • Menutup pertemuan dan memberikan penguatan

Observasi

Tahapan observasi ini dilakukan secara langsung guru melakukan pengecekan terhadap aktivitas guru dalam membuat RPP yang bermuatan PPK. Dengan ini dapat dilihat perubahan peningkatan pemahaman guru dalam menbuat RPP yang bermuatan PPK

 

 

Evaluasi

Evaluasi untuk tahap ini dilakukan dengan melakukan konfirmasi dari hasil tahapan proses dengan melakukan persentase hasil bimbingan guru mengumpulkan hasil setiap guru untuk dilakukan analisis

Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan analisa tes dari siklus II, peneliti melakukan refleksi apakah hasil belajar kerja guru mata pelajaran terjadi peningkatan secara signifikan atau masih terdapat hal-hal yang perlu di benahi untuk pelaksanaan siklus berikutnya jika masih diperlukan

HASIL PENELITIAN

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada Siklus 1 terdiri atas beberapa tahap, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi. Indikator keberhasilan penerapan tindakan ini penulis tetapkan sebesar 75%, artinya tindakan ini dinyatakan berhasil bila 75% guru sudah dapat menyusun dan menyediakan RPP yang bermuatan PPK mata pelajarannya dengan baik sesuai dengan sintak yang sudah ditentukan. Langkah-langkah kegiatan penyelesaian masalah/kegiatan menghadapi tantangan/kegiatan melakukan tindakan. Peneliti mengidentifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan. Metode pengumpulan data yang diambil oleh penulis merupakan data kualitatif melalui observasi, pengamatan serta wawancara kepada guru mata pelajaran. Mengidenifikasi fasilitas yang diperlukan. fasilitas atau alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: kertas (lembar pengamatan), alat tulis berupa balpoin, serta laptop dan infocus, serta rekap jumlah kehadiran dari setiap guru dalam setiap pertemuan serta hasil yang di buat oleh guru berdasarkan tagiahan peneliti pada setiap tahapan siklus.

Hasil rekapitulasi tingkat kemampuan guru-guru untuk memahami dan menguasai langkah-langkah penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang bermuatan PPK, secara umum kemampuan guru masih relative rendah dengan rata-rata 62.96% penguasaan terhadap Item Tingkat Kemampuan Guru dalam merancang RPP yang berorientasi terhadap konsep pembelajaran PPK

Setelah dilaksanakan tindakan pada Siklus I dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan guru dalam menguasai pemahaman guru terhadap penguatan pendidikan karakter (PPK) masih relative rendah, sebagai berikut berikut tingkat kemampuan guru dan persentasenya Mempraktikkan PPK berbasis kelas 33.33 , Curah pendapat mengenai Integrasi PPK dalam pembelajaran 66.67, Pembahasan PPK dalam metode mengajar 54.17, Pembahasan PPK dlm Pengelolaan kelas 45.83, Integrasi PPK dalam mata pelajaran/tema 54.17, Membuat Rancangan Peer Teaching 41.67, Refleksi 33.33. Karena capaian keberhasilan tindakan belum optimal maka penulis melakukan refleksi Setelah selesai satu siklus untuk merefleksi kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama.

Siklus 2

Siklus 2 terdiri atas beberapa tahap, sama seperti siklus 1 yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi. 1. Perencanaan Dari hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti merencanakan untuk melakukan langkah penyempurnaan pada siklus II.

Dari hasil rekapitulasi perolehan data bahwa dengan pelaksanaan pendampingan pada siklus II terdapat peningkatan yang signifikan penguasaan guru terhadap terhadap PPK yakni 86.41% guru sudah dapat menentukan alat penialaian sesuai dengan tujuan pembelajaran dengan kata lain pendampingan pengawas berhasil dengan baik. Dari data diatas dapat di simpulkan bahwa terdapat hasil yang sangat maksimal yakni kemampuan guru untuk merumuskan indikator hasil belajar dengan tepat sudah mencapai 86.41% atau kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran yang berorientasi terhadap penguasaan PPK sudah dapat mencapai tingkat penguasaan yang baik bahkan sudah diatas rata-rata. Dari hasil observasi pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat ada peningkatan tingkat kemampuan guru untuk membuat rencana program pembelajaran yang pengaplikasian PPK dalam pembelajaran terjadi peningkatan 23.45% (selisih antara siklus I dengan siklus II)

PEMBAHASAN

Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan guru SMP Negeri 1 Siborongborong untuk pemahaman guru terhadap penguatan pendidikan karakter (PPK) mengalami peningkatan secara signifikan, sebagai berikut berikut tingkat kemampuan guru dan persentasenya Mempraktikkan PPK berbasis kelas 88.89%, Curah pendapat mengenai 88.89, Integrasi PPK dalam pembelajaran 77.78, Pembahasan PPK dalam metode mengajar 88.89, Pembahasan PPK dalam Pengelolaan kelas 88.89, Integrasi PPK dalam mata pelajaran/tema 88.89, Membuat Rancangan Peer Teaching 77.78, Peer teaching 88.89, Refleksi 88.89. setelah dilaksanakan siklus II maka peningkatan yang terjadi dari siklus sebelumnya adalah 23,45 artinya terjadi peningkatan yang signifikan.

Pada siklus II terdapat rata-rata peningkatan yang signifikan penguasaan guru terhadap penguasaan penguatan pendidikan karakter sebesar 86.41% guru sudah dapat memahami PPK. Bahwa terdapat hasil yang sangat maksimal yakni kemampuan guru untuk memahami penguatan pendidikan karakter (PPK). Dari hasil observasi pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat ada peningkatan tingkat kemampuan guru SMP Negeri 1 Siborongborong untuk melaksanakan program penguatan pendidikan karakter (PPK)

Setelah dilakukan tindakan pada siklus II terdapat kondisi yang berubah secara signifikan dari siklus I dimana bahwa tingkat pemahaman guru untuk memahami penguatan pendidikan karakter (PPK) meningkat secara signifikan. Peranan Pengawas Akademik dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman guru mata pelajaran dan guru kelas dalam merancang dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang didalamnya bernuansa penguatan pendidikan karakter (PPK) di SMP Negeri 1 Siborongborong pada semester ganjil tahun pembelajaran 2019/2020.

KESIMPULAN

  • Penguatan karakter bangsa menjadi salah satu butir Nawacita yang dicanangkan Presiden RI melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). arahan Presiden kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan.
  • Pada Siklus I bahwa tingkat kemampuan guru dalam menguasai pemahaman guru terhadap penguatan pendidikan karakter (PPK) masih relative rendah, sebagai berikut berikut tingkat kemampuan guru dan persentasenya Mempraktikkan PPK berbasis kelas 33.33, Curah pendapat mengenai Integrasi PPK dalam pembelajaran 66.67, Pembahasan PPK dalam metode mengajar 44.44, Pembahasan PPK dlm Pengelolaan kelas 55.56, Integrasi PPK dalam mata pelajaran/tema 33.33, Membuat Rancangan Peer Teaching44, Refleksi 33.33. Dari data diatas dapat di simpulkan bahwa terdapat hasil yang sangat maksimal yakni kemampuan guru untuk merumuskan indikator hasil belajar dengan tepat sudah mencapai 86.41% atau kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran yang berorientasi terhadap penguasaan PPK sudah dapat mencapai tingkat penguasaan yang baik bahkan sudah diatas rata-rata.
  • Pada siklus II terdapat rata-rata peningkatan yang signifikan penguasaan guru terhadap penguasaan penguatan pendidikan karakter sebesar 86.41% guru sudah dapat memahami PPK. Bahwa terdapat hasil yang sangat maksimal yakni kemampuan guru untuk memahami penguatan pendidikan karakter (PPK). Dari hasil observasi pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat ada peningkatan tingkat kemampuan guru untuk melaksanakan program penguatan pendidikan karakter (PPK) di SMP Negeri 1 Siborongborong Kab. Tapanuli Utara Tahun Ajaran 2019/2020.

DAFTAR PUSTAKA

________. (2008) Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah SMA/SMK, Dirjen PMPTK Jakarta

___________ (2007), Standar proses, Direktorat Pendidikan, Jakarta

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta

Badan Standar Nasional Pendidikan(2006) Naskah Akademik Tentang Standar