PERANAN BUDAYA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SD DAARUL QUR’AN SEMARANG

 

Kiki Nurwahyuni 1)

Husni Wakhyudin 2)

Ferina Agustini 3)

1) Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

2) 3) Dosen Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

SD Daarul Qur’an Semarang dalam kegiatan yang diberikan sekolah kepada siswa untuk membangun karakter religius siswa dengan menerapkan budaya sekolah islam yang harus ditaati oleh semua warga sekolah. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan budaya sekolah yang dilaksanakan dalam mengembangkan karakter religius siswa di SD Daarul Qur’an Semarang. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Daarul Qur’an Semarang yang berada di Jl. Dr. Cipto No. 11A Semarang (Komplek Masjid Al Ikhlas) Kebonagung, Semarang Timur, Kota Semarang, Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran sekolah 2020/2021. Sumber data yang diambil meliputi kepala sekolah, guru kelas, dan siswa kelas II-VI. Hasil penelitian ini adalah berdasarkan wawancara kepala sekolah, wawancara guru kelas, dan pengisian angket siswa kelas II-VI SD Daarul Qur’an Semarang sudah melaksanakan kegiatan budaya sekolah dalam mengembangkan karakter religius siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari pengisian angket siswa yang rata-rata melaksanakan kegiatan budaya sekolah dengan baik.

Kata kunci: Budaya sekolah, Pendidikan Karakter, Karakter religius

ABSTRACT

SD Daarul Qur’an Semarang in activities provided by schools to students to build students’ religious character by implementing an Islamic school culture that must be obeyed by all school members. The objective of this research is to describe the school culture activities carried out in developing the religious character of students at SD Daarul Qur’an Semarang. This type of research uses qualitative research. This research was conducted at SD Daarul Qur’an Semarang, which is on Jl. Dr. Cipto No. 11A Semarang (Al Ikhlas Mosque Complex) Kebonagung, East Semarang, Semarang City, Central Java. This research was conducted in the odd semester of the 2020/2021 school year. Sources of data taken include the principal, class teachers, and class II-VI students. The results of this study are based on interviews with the principal, interviews with class teachers, and filling out questionnaires for grade II-VI students of SD Daarul Qur’an Semarang who have carried out school cultural activities in developing students’ religious character. This can be seen from filling out the questionnaire of students who on average carry out school cultural activities well.

Keyword: School culture, character building, religious character.

 

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah segala situasi yang mempengaruhi pertumbuhan individu (Mudyaharjo, 2012:3). Menurut Reynolds (dalam (Mudyaharjo, 2012:3) keberhasilan pendidikan dapat dicapai di dalam suatu lingkup sekolah yang efektif. Dalam sekolah efektif, perhatian khusus diberikan kepada penciptaan dan pemeliharaan iklim dan budaya yang kondusif untuk belajar. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pengembangan karakter seseorang. Pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai kehidupan dikembangkan lewat berbagai proses dalam pendidikan, tidak hanya dalam pembelajaran di sekolah. Ada salah satu wujud nyata untuk mengembangkan karakter siswa yaitu melalui penerapan budaya sekolah.

Terdapat UU yang menjelaskan tentang sistem pendidikan di Indonesia yang mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Salahudin, 2013:41) yang berbunyi sebagai berikut.

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”

Di dalam pendidikan, peran budaya sekolah dalam mengembangkan karakter seseorang sangatlah penting. Seperti yang disebutkan dalam UU Sisdiknas, pendidikan adalah usaha sadar dan mengembangkan potensi seseorang untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, akhlak mulia yang diperlukan dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan. Amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bertujuan membentuk insan Indonesia yang cerdas dan berkepribadian atau berkarakter sehingga melahirkan generasi bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan karakter yang bernapaskan nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat pernah dikatakan Martin Luther King, yaitu “kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya” (Salahudin, 2013:42). Salahudin (2013:42) mengemukakan bahwa karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olahpikir, olahhati, olahraga, serta olahrasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak (Haryati, 2010: 3).

Peran sekolah sangat penting dalam usaha pembentukan karakter dimana pendidikan karakter adalah usaha sekolah yang dilakukan secara bersama oleh guru, pimpinan sekolah (dan seluruh warga sekolah) melalui semua kegiatan sekolah untuk membentuk akhlak, watak atau kepribadian siswa melalui berbagai kebaikan (virtues) yang terdapat dalam ajaran agama. Bagi yang beragama islam, mereka senantiasa menjadikan Al-Qur’an dan sunnah sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Religus adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain (Salahudin, 2013:54).

Dari hasil observasi di SD Daarul Qur’an Semarang diperoleh fakta bahwa di dalam kegiatan yang diberikan sekolah kepada siswa untuk membangun karakter religius siswa dengan menerapkan budaya sekolah islam yang harus ditaati oleh semua warga sekolah. Tidak hanya para siswa, guru, karyawan, satpam, sampai dengan kepala sekolah melaksanakan budaya sekolah islam tersebut. Budaya sekolah tersebut meliputi, sholat dhuha, membaca Al-Qur’an, sharing do’a (berdoa sebelum pembelajaran dimulai), dan puasa senin dan kamis untuk kelas tinggi dari kelas IV sampai dengan kelas VI. Alasan-alasan yang dipaparkan di atas merupakan faktor yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Peranan Budaya Sekolah dalam Mengembangkan Karakter Religius Siswa di SD Daarul Qur’an Semarang”.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif tidak berupa angka-angka melainkan berupa kalimat atau pertanyaan dan penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Daarul Qur’an Semarang yang berada di Jl. Dr. Cipto No. 11A Semarang (Komplek Masjid Al Ikhlas) Kebonagung, Semarang Timur, Kota Semarang, Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran sekolah 2020/2021. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas 1-6, dan siswa di SD Daarul Qur’an semarang. Data kualitatif adalah data yang diwujudkan dalam kata keadaan atau kata sifat, contohnya sangat baik, baik dan lain-lain yang merupakan kelanjutan kualitasnya (Arikunto, 2013:21). Data dalam penelitian kualitatif yaitu terdapat data primer dan data sekunder.

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dimana data dapat diperoleh. Sumber data dapat meliputi aktivitas, tempat atau lokasi dan dokumen. Berdasarkan paparan tersebut maka sumber data yang dapat diambil yaitu: Informan dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru kelas, dan siswa di SD Daarul Qur’an Semarang. Instrumen dalam penelitian kualitatif dapat berupa pedoman wawancara, dan pedoman kuisioner (angket). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber. Sumber data didapat dari SD Daarul Qur’an Semarang. Jadi, sumber yang dipakai peneliti diantaranya media cetak yaitu buku referensi, wawancara, serta dokumentasi saat berlangsungnya wawancara.

Proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah penyajian data dan penyajian kesimpulan. Tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu tahapan analisis sebelum di lapangan, tahap analisis selama di lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Profil Sekolah

SD Daarul Qur’an Semarang terletak di Jl. Dr. Cipto No.11 Kebonagung Kec.Semarang Timur, Kota Semarang, Jawa Tengah 50123. Visi sekolah yaitu “Melahirkan generasi pemimpin bangsa dan dunia yang sholeh dan berkarakter qur’anai serta berjiwa entrepreneur dalam membangun peradaban islam masa depan” dan Misi sekolah yaitu “mewujudkan lembaga pendidikan berbasis Al-Qur’an dan Al-Hadist yang unggul, kompetitif, global, dan rahmatan lil alamin, mencetak generasi Qur’ani yang hafal dan paham Al-Qur’an 30 Juz yang mandiri, tangguh, berjiwa pemimpin, cerdas, peka, visioner, dan berwawasan luas. Serta menjadikan Daqu Method (Iqomatul Wajib wa ihyaussunnah) sebagai pakaian sehari-hari dan mencetak generasi entrepreneur yang gemar bersedekah”. di SD Daarul Qur’an Semarang juga memiliki kurikulum sendiri dari yayasan yaitu Daqu Method (Iqomatul Wajib wa ihyaussunnah) yang berisi Shalat berjamaah dan jaga hati, jaga sikap, Tahajjud, dhuha dan qabliyah ba’diyah, Menghafal dan Tadabbur Al-Quran, Sedekah dan puasa sunnah, Belajar dan mengajar, Doa, mendoakan dan minta didoakan, Ikhlas, sabar, syukur, dan ridho.

Analisis dan Pembahasan

Berdasarkan penjabaran mengenai hasil temuan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23 September 2020 tentang peranan budaya sekolah dalam mengembangkan karakter religius siswa di SD Daarul Qur’an Semarang, peneliti menganalisis beberapa faktor baik yang mendukung maupun yang menghambat dalam pelaksanaannya, peneliti berpendapat bahwa nilai karakter religius sangat diperlukan bagi siswa untuk perkembangan akhlak, sikap, dan rasa peduli terhadap sesama. Berikut beberapa nilai karakter religius: mengamalkan ibadah ritual (mahdhah), seperti: sholat, puasa, dan berdoa, membaca Al-Qur’an dan belajar memahami isinya, bersikap hormat kepada orang tua, menjalin silaturahmi dengan saudara dan orang lain, mengendalikan diri (hawa nafsu) dari perbuatan yang diharamkan Allah, bersyukur pada saat mendapat nikmat atau anugerah dari Allah (minimal membaca hamdalah=alhamdulillah), bersabar pada saat mendapat musibah (dengan membaca inna lillaahi wainnaa ilaihi raaji’uun), berperilaku jujur dan amanah (dapat dipercaya=bertanggung jawab), memiliki gairah (etos) belajar yang tinggi, memelihara kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungannya, bersikap optimis dalam menghadapi masa depan, dengan selalu berikhtiar dan berdoa kepada Allah.

Proses kegiatan budaya sekolah yang berjalan dimulai dari ketika bertemu seseorang terbiasa menebar senyum, dan mengucapkan salam ketika didalam sekolah maupun diluar sekolah. Saat pembelajaran dimulai siswa dibiasakan untuk memulai dengan berdo’a, sebelum pembelajaran ada kegiatan budaya sekolah yaitu sholat dhuha terlebih dahulu dan mengaji muraja’ah surat-surat pendek untuk membiasakan siswa belajar ayat-ayat suci Al-Qur’an. Didalam kelas juga guru mengajarkan siswa untuk menjadi pemimpin yang baik, dengan cara setiap hari secara bergantian siswa diberikan tanggung jawab untuk mengendalikan kelas dan mengendalikan teman-teman sekelas agar tetap bersikap baik, sopan, berakhlak dan menghargai setiap perbedaan siswa. Untuk menjadikan siswa menjadi orang yang berjiwa Qur’ani ada kegiatan menyetor hafalan ayat-ayat suci Al-Qur’an kepada guru tahfidz, ada pencapaian yang ditetapkan dari pihak yayasan yaitu menjadikan siswa menjadi hafiz Al-Qur’an. Di SD Daarul Qur’an Semarang mempunyai kegiatan snack time didalam kegiatan tersebut diberikan kesempatan untuk bertukar pendapat, dan saling berbagi, seperti contoh ketika salah satu siswa tidak membawa bekal dari situ guru mengajarkan untuk saling berbagi kepada sesama teman. Pada waktu sholat dzuhur, seluruh warga sekolah melaksanakan sholat dzuhur berjamaah tetapi untuk para siswa muslimah berada di ruang Aula dan untuk siswa muslim berada di Masjid Al-Ikhlas. Sebelum melaksanakan sholat wajib, para siswa diajarkan untuk melaksanakan sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah.

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan peneliti menunjukan adanya pengaruh peranan budaya sekolah dalam mengembangkan karakter religius siswa, hal itu dibuktikan dengan hasil wawancara dan angket yang telah dibuat oleh peneliti. Melalui hasil angket yang telah disebarkan peneliti, ternyata banyak dampak baik dari kegiatan budaya sekolah islam yang berpengaruh dalam karakter religius siswa. Siswa terbiasa dengan kegiatan budaya sekolah yang cenderung kearah positif, melakukan kegiatan dengan senang hati dan atas kesadarannya sendiri karena berada didalam lingkungan yang memegang ajaran agama dengan baik dan selalu mencerminkan nilai-nilai religius seperti akhlak yang baik, menghargai sesama, menghormati orang yang lebih tua, dan mencintai Al-Qur’an. Adapun hambatan yang dialami sekolah untuk menerapkan kegiatan budaya sekolah tersebut, beberapa karakter siswa itu berbeda, jadi untuk membiasakan siswa membutuhkan waktu sedikit lama dan cara mengajarkannya juga membutuhkan cara berbeda kepada setiap siswa yang ada tergantung dengan kepribadian siswa masing-masing. Guru hanya perlu bersabar untuk membiasakan kegiatan budaya sekolah kepada siswa. Guru juga harus menjadi contoh kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan budaya sekolah. Pada dasarnya di SD Daarul Qur’an Semarang berdedikasi sekolah islam jadi seluruh kegiatan berdasarkan ajaran agama Islam jadi lebih mudah untuk membiasakan siswa dalam berkegiatan budaya sekolah untuk mengembangkan karakter religius siswa.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis mengenai peranan budaya sekolah dalam mengembangkan karakter religius siswa di SD Daarul Qur’an Semarang, maka dapat disimpulkan bahwa peranan budaya sekolah dalam mengembangkan karakter religius siswa diterapkan di lingkungan kelas dan di lingkungan sekolah. Budaya sekolah memiliki peran penting dalam perkembangan karakter religius siswa, berikut kegiatan budaya sekolah yang diterapkan didalam kelas seperti berdo’a sebelum dimulainya pembelajaran, sholat dhuha, berbagi kepada teman, menghargai perbedaan, dan belajar menjadi pemimpin yang bertanggung jawab. Kegiatan budaya sekolah yang ada di lingkungan sekolah seperti, mengucapkan salam, salim, senyum dan sapa, menghormati orang yang lebih tua, menghargai perbedaan, mengamalkan akhlak baik yang diajarkan dari agam Islam. Adapun penghargaan bagi siswa yang bersikap sangat baik ketika di dalam dan di luar sekolah dengan memberikan reword berupa gelar menjadi siswa terbaik yang di berikan ketika satu semseter akan selesai. Semua kegiatan budaya sekolah yang ada sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan karakter religius siswa, semua itu dengan mudah dibiasakan, diterapkan dan dilakukan karena pengaruh lingkungan di SD Daarul Qur’an Semarang sendiri sekolah berbasis Islam dengan begitu sangat mudah untuk mendidik, membiasakan dan mempelajari ajaran Islam untuk diterapkan kepada pribadi masing-masing siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Khasanah, Uswatun. 2016. “Pengembangan Karakter Religius di MI Nurul Iman Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal. IAIN Purwokerto:

Maesaroh, Chusnul. 2015. Manajemen Kurikulum Takhasus Untuk Mengembangkan Karakter Religius Siswa di SD Hj ISRIA Baturrahman 2 Semarang. Jurnla. UIN Walisongo: 31-33.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2012. Pendidikan Karakter Persepektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Maryamah, Eva. 2016. Pengembangan Budaya Sekolah. Tarbawi, 2, 87-95.

Mulyasa, H.E. 2012. Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Moleong. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pradana, Yudha. 2016. “Pengembangan Karakter Siswa Melalui Budaya Sekolah”. Jurnal. Untirta Civic Education, 1, 56.

Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie. 2013. Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis Agama Dan Budaya Bangsa). Bandung: Pustaka Setia.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2013. Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Soegeng, A.Y. 2017. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Magnum Pustaka Utama.

Suwandayani, Beti Istanti dan Nfi Isbadrianingtyas. 2017. Peran Budaya Sekolah Dalam Pembentukan Karakter Anak Sekolah Dasar. Senasgabud, 34.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RnD. Bandung: Alfabeta.

Swandar, Refi. 2017. Implementasi Pendidikan Karakter Religius Di SD Budi Mulia Dua Sedayu Bantul. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta.

Triwiyanto, Teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.