Peranan Kebijakan Penggunaan Sosial Media Bagi Remaja
PERANAN KEBIJAKAN PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA
BAGI REMAJA
Widia Ristiani
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Penggunaan social media di kalangan remaja erupakan salah satu cara untuk menentukan pilihan dalam menentukan pilihan gaya hidup. Gaya hidup remaja dapat ditentukan berdasarkan jenis konten yang disenanginya dalam social media. Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan kebijakan social media bagi 17 tahun keatas. Hasil dari studi ini untuk menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup terhadap remaja yang disebabkan oleh media yang memiliki perbedaan pada saat remaja mengakses media social. Simulasi pun terjadi ketika remaja menirukan apa yang dilihatnya didalam sosila media.
Kata kunci: remaja, social media
Pendahuluan
Di era globalisasi ini, teknologi semakin maju. Tidak dapat dipungkiri hadirnya internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan sosialisasi, pendidikan, bisnis, dan sebagainya. Dengan semakin majunya internet maka media sosial pun ikut berkembang pesat. Media sosial merupakan situs dimana seseorang dapat membuat web page pribadi dan terhubung dengan setiap orang yang tergabung dalam media sosial yang sama untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama bagi seseorang dalam membuat akun di media sosial. Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasa nya memposting tentang kegiatan pribadinya, curhatannya, serta foto-foto bersama teman-temannya. Semakin aktif seorang remaja di media sosial maka mereka semakin dianggap keren dan gaul. Namun kalangan remaja yang tidak mempunyai media sosial biasanya dianggap kuno, ketinggalan jaman, dan kurang bergaul.
Pesatnya perkembangan media sosial juga dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Para pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan jaringan internet tanpa biaya yang besar dan dapat dilakukan sendiri dengan mudah.
Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja antara lain; Facebook, Twitter, Path, Youtube, Instagram, Kaskus, LINE, Whatsapp, Blackberry Messenger. Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka. Media sosial memang menawarkan banyak kemudahan yang membuat para remaja betah berlama-lama berselancar di dunia maya. Para pengguna media sosial pun dapat dengan bebas berkomentar serta menyalurkan pendapatnya tanpa rasa khawatir. Hal ini dikarenakan dalam internet khususnya media sosial sangat mudah memalsukan jati diri atau melakukan kejahatan.
Media sosial menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi. Dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang asalnya kecil bisa menjadi besar dengan media sosial, begitu pula sebaliknya. Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial seakan sudah menjadi candu, tiada hari tanpa membuka media sosial, bahkan hampir 24 jam Di kalangan remaja, penggunaan media sosial/media sosial dapat mempengaruhi pola kehidupannya. Banyaknya fitur-fitur menarik dalam media sosial/media sosial membuat mereka cenderung malas dan kecanduan.. Keadaan tersebut membuat waktu mereka banyak yang terbuang dan aktivitas yang terganggu, seperti sekolah, belajar, makan, tidur, bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan membantu orangtua. Karena anak tersebut terlalu lelah dengan kesenangan dalam media/media sosial tersebut.
Perkembagan media social di Indonesia
Media sosial di Indonesia mulai pesat mengikuti perkembangan akses internet pada para pengguna di Inodnesia, terlebih lagi dengan perkembangan infrastruktur internet yang ada di Indonesia seperti misalnya akses wifi, jaringan fiber dan lain sebagainya. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2012, kurang lebih 63 juta masyarakat Indonesia terhubung dengan internet dan sebanyak 95 persen aktivitas yang mereka lakukan adalah adalah membuka media sosial. Bahkan Indonesia sampai diprediksi akan menjadi negara dengan pengguna sosial media paling aktif dan paling banyak. Salah satu alasan yang paling kuat mengapa hal tersebut bisa terjadi adalah karena perangkat-perangkat internet mobile semakin terjangkau harganya bagi masyarakat sehingga memungkinkan penetrasi jaringan pada user yang lebih luas.
Perkembangan gawai turut mendukung perkembangan akses media sosial di Indonesia. Telepon genggam pintar seperti Android, iOS, dan lain sebagainya, beserta beragam model IoT seperti phablet, tablet, dan lain sebagainya turut menyumbang pada semakin luasnya akses internet dan media sosial bagi masyarakat di Indonesia. Orang-orang Indonesia semakin hari semakin aktif dalam dunia media sosial, dengan tingkat penetrasi yang mencapai puluhan juta orang, sehingga konten-konten apapun dapat viral dengan mudah seperti misalnya peristiwa-peristiwa unik sampai pada hal-hal kecil yang mungkin sebelumnya tidak pernah terpikirkan akan viral.
Petisi-petisi online juga semakin marak yang menunjukkan bahwa pengguna media sosial tidak hanya menyadari fungsi media sosial untuk berinteraksi, tetapi juga untuk melakukan gerakan-gerakan atau mendukung gagasan-gagasan tertentu agar mereka dapat berkontribusi dalam mengatur perkembangan masyarakat yang ada di sekitarnya, seperti misalnya petisi penghentian siaran televisi yang tidak mendidik, pembubaran gerakan massa tertentu dan lain sebagainya.
Penggunaan media sosial juga semakin beragam. Tidak hanya aktivitas mencari teman, bersosialisasi, dan lain sebagainya, tetapi media sosial di Indonesia juga digunakan untuk melakukan promosi produk tertentu atau pada prinsipnya melakukan bisnis tertentu. Dengan demikian para pebisnis akan memiliki kemudahan dalam melakukan aktivitas distribusi sehingga biaya produksi akan semakin rendah. Tidak hanya berjualan, media sosial juga difungsikan untuk aktivitas politik sebagaimana telah disinggung sebelumnya.
Melihat besarnya potensi pengguna di Indonesia tersebut sampai membuat perusahaan media sosial mulai membuka cabang-cabang atau kantor resmi untuk memudahkan komunikasi dengan pemerintah ataupun dengan para penggunanya yang ada di Indonesia. Pembukaan kantor resmi ini tentu menguntungkan karena selain memudahkan pengguna media sosial tersebut untuk menyampaikan keluhannya, juga membuka peluang pekerjaan bagi orang-orang tertentu.
Batasan Penggunaan Media Sosial
Hampir semua kalangan umur pasti punya setidaknya satu akun media social supaya tidak ketunggalan zaman. Demam medsos ini tak luput menjangkiti anak-anak. Disatu sisi, media social sangat membantu memperoleh informasi terbaru dan berinteraksi dengan dunia. Akan tetapi di sisi lain, banyak orang tua yang khawatir anaknya menelan mentah-mentah segala berita hoax atau malah menyalahgunakan akun sosmed untuk hal-hal yang keliru. Sampai saat ini, tidak ada batasan umur yang pasti kapan anak boleh mengakses atau memiliki akun media socialnya sendiri.
Sebelum memberikan akses untuk membuat akun social sendiri orang tua harus memperhatikan apakah anak sudah siap dan dapat bertanggung jawab. Karena kebanyakan orang tua tidak memperhatikan kesiapan si anak sebelum masuk ke dunia maya. Bahkan survey yang dilakukan menyatakan bahwa banyak anak yang dibawah 13 tahun yang sudah punya setidaknya satu aku media social. Sebagian besar anak yang berusia sangat belia belum memiliki pola yang matang. Mereka hanya mengetahui bahwa punya akun media social itu akan terlihat keren.
Selain itu kita juga harus memperhatikan jenis media social yang digunakan. Pasalnya setiap media social memiliki kebijakan sendiri dalam menentukan usia penggunaannya. Rata-rata penggunaan media social minimal berusia 18 tahun untuk membuat akun. Media social tidak seburuk yang dibayangkan karena ada manfaatnya Instagram dan youtube dapat mengasah kreativitas anak dengan ide-ide dari konten yang ada, atau sekedar berinteraksi dengan orang di luar sana. Akan tetapi penggunaan tidak diperhatikan tentu akan lebih banyak menimbulkan dampak buruk. Maka itu, orang tau harus membuat aturan yang tegas ketika anak menggunakan social media, contohnya seperti
Menggunakan pengaturan privat
Biasanya pada beberapa media social terdapat pengaturan hkusus yang membuat akun media social secara otomatis tidak memunculkan konten dewasa atau kekerasan.
Mengatur jdwal penggunaan media social
Dengan membatasi 1,5 hingga 2 jam sehari untuk bebas menggunakan media social, dapat mengurangi pengunaan social media yang berlebihan.
Mengetahui seua teman dan apa yang dilakukan di dunia maya
Denagan mengikuti akun media social maka orang tua kan lebih mudah memantai kegiatan anak saat menggunakan social media.
Media Sosial di Era Globalisasi
Arus globalisasi memaksa seluruh negara dan lapisan masyarakat di dunia untuk menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap berbagai aspek kehidupan. Kemunculan internet merupakan salah satu perkembangan masuknya globalisasi dengan adanya sosial media yang membuat masyarakat didunia terkoneksi satu sama lain dalam lingkungan global yang tanpa batas. Kemajuan teknologi ini memberikan dampak positif dari segi kemudahan masyarakat untuk memperoleh pengetahuan dan informasi. Sebagai contoh anak-anak pada jaman 90an, mereka bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya dengan bermain permainan tradisional. Seperti cublak-cublak suweng, gobag sodor, congklak dan lain-lain. Namun sebaliknya pada jaman globalisasi saat ini, semua perlahan mulai pudar. Peran itu digantikan oleh gadget. Mereka dengan mudahnya bermain game pada aplikasi yang tersedia di gadget mereka masing-masing. Bahkan anak dibawah umur pun sudah tahu bagaimana cara mengoperasikannya. Membuat mereka sibuk dengan dunianya sendiri dan tidak mengenal lingkungan sekitar. Kita juga dapat dengan mudah mengakses seluruh berita dari seluruh dunia hanya melalui sebuah ponsel dengan jaringan internet.
Dampak globalisasi juga mempengaruhi gaya hidup para remaja. Sebagian generasi muda lebih tertarik pada kebiasaan negeri lain yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat istiadat dan etika bangsa kita. Mereka menganggap lebih keren dan modern, baik itu gaya hidup maupun tingkah lakunya. Dimana saat ini, sebagian besar remaja hanyalah mengejar kepopuleran semata di kalangan teman-teman sebayanya. Remaja mana pada jaman sekarang yang tidak mempunyai media sosial?
Mereka berlomba-lomba meng-update kegiatan sehari-hari di berbagai macam sosial media mulai dari facebook, twitter, snapchat, path dan instagram. Hal ini dikarenakan semakin mudah dan murahnya biaya internet. Secara tak langsung, apa yang mereka lakukan telah mempengaruhi pola pikir mereka sendiri. Oleh karena itu, peran sosial media pada kehidupan remaja saat ini sangatlah besar. Kehadiran sosial media juga memiliki dampak negatif, terutama bagi pelajar atau remaja yang sering menggunakannya. Ketergantungan aktivitas anak remaja dalam bermain pada jejaring sosial dilatarbelakangi oleh pengawasan dan perhatian yang kurang dari orangtua. Sikap dan peran orang tua sangat penting terhadap masalah pengaruh negatif dari media internet. Disamping itu, kondisi remaja Indonesia saat ini yang masih tergolong sangat labil, ada yang telah mampu menyaring pengaruh dari sosial media dengan benar, namun ada juga yang belum bisa.
Bahkan banyak kasus-kasus kriminal terjadi yang diakibatkan oleh sosial media dimana banyak pengguna yang menyalahgunakan dan sebagian besar korbannya adalah anak-anak remaja. Tetapi tidak sedikit juga remaja yang menggunakan sosial media sebagai tempat untuk berkreatifitas dan mengembangkan bakat kewirausahaan mereka. Bahkan ada beberapa remaja yang sukses di usia muda berkat sosial media. Untuk menghindari penggunaan sosial media dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan merugikan, diutamakan tumbuhnya kesadaran dari dalam diri sendiri selain mengandalkan usaha dari berbagai pihak seperti orang-orang terdekat. Diharapkan kesadaran diri sendiri akan mampu menuntun para pengguna khususnya remaja untuk menggunakan teknologi dengan bijak dan mampu menyaring dampak baik maupun buruk yang terdapat pada era globalisasi saat ini.
Peran Media Sosial di Kalanagan remaja
Globalisasi memaksa seluruh masyarakat untuk terbuka dengan adanya pengaruh luar terhadap berbagai aspek di kehidupan sehari-hari. Internet merupakan salah satu perkembangan globalisasi yang sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan kita sehari-hari, dari internet ini orang-orang bisa menggunakan media sosial di media sosial ini kita bisa terkoneksi satu sama lain di manapun dan kapanpun kita berada.
Media sosial mempunya pengaruh yang besar terhadap remaja, pengaruh yang didapatkan bisa pengaruh dalam hal positif atau pengaruh dalam hal negatif tergantung bagaimana kita dalam menggunakan media sosial tersebut. Dalam menggunakan media sosial kita harus mengetahui batasan-batasan dalam menggunakan media sosial karena media sosial ini kan dipakai di semua kalangan dari anak kecil sampai orang tua, kita harus memfilter kata-kata, perilaku, tindakan kita yang akan kita lakukan di media sosial.
Hal itu akan berdampak kepada orang yang memakai media sosial dan dampaknya bisa positif maupun dampak yang negatif. Banyak remaja-remaja yang sudah ketergantungan dengan media sosial bahkan mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain media sosial. Tentu itu akan berdampak buruk terhadap kesehatan terutama kesehatan mata kita, maka dari itu harus ada pengawasan dari orang tua.
Pengaruh Penggunaan Media Sosial Pada Remaja Terhadap Kesehatan Mental
Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi telah berkembang dengan pesat. Hal itu dibuktikan dengan adanya kemudahan mengakses internet untuk terhubung dengan banyak orang dari berbagai belahan dunia tanpa harus bertatap muka secara langsung, hanya menggunakan berbagai media sosial.
Internet yang merupakan kepanjangan dari interconnection networking adalah hubungan jaringan besar dari jaringan-jaringan komputer yang menghubungkan orang-orang dan komputer-komputer di seluruh dunia, baik melalui telepon, satelit dan sistem-sistem komunikasi lainnya (Ellsworth & Ellsworth dalam Riyanto, 2008). Internet merupakan produk teknologi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebagai produk teknologi, maka internet dapat memunculkan jenis interaksi sosial baru yang berbeda dengan interaksi sosial sebelumnya. Jika pada masa lalu, masyarakat berinteraksi secara face to face communication, maka dewasa ini masyarakat berinteraksi di dalam dunia maya atau melalui interaksi sosial online.
Mengakses internet dapat menghubungkan antar manusia dari berbagai belahan dunia yang tidak saling kenal sebelumnya dengan cara mengoneksikan komputer atau telepon genggam dengan jaringan internet. Dengan mengakses internet berarti adanya interaksi antar manusia yang dikenal maupun tidak dikenal. Interaksi antar manusia tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani, salah satunya adalah kebutuhan akan informasi.
Kebutuhan akan informasi tersebut adalah kebutuhan akan pengetahuan, berita, kabar, peristiwa, dan kesenangan semata yang ada di seluruh bagian dunia. Kebutuhan tersebut akan dipenuhi melalui akses internet dan jejaring sosial, yang dikenal dengan sebutan media sosial. Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dengan menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif dan merupakan salah satu perkembangan teknologi yang memiliki andil besar dalam memberikan kemudahan bagi keberlangsungan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penggunanya.
Media sosial pada era sekarang ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kehidupan sehari-hari. Media sosial telah menjadi ruang dimana kita membentuk dan membangun hubungan, membentuk identitas diri, mengekspresikan diri, dan belajar tentang dunia di sekitar kita. Media sosial hadir sebagai wadah komunikasi yang memudahkan manusia bertukar informasi, baik berupa teks, gambar, maupun video.
Tak heran jika keberadaan media sosial menjadi jembatan penghubung ke dunia luar yang lebih luas. Namun perlu diingat kembali bahwa seperti halnya teknologi pada umumnya, penggunaan media sosial tentunya memiliki pengaruh baik dan pengaruh buruk pada berbagai aspek kehidupan penggunanya, terutama pada segi kwsehatan mental pengguna.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia sampai tahun 2017 mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Berdasarkan hasil riset Wearesosial Hootsuite yang dirilis Januari 2019 pengguna media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Jumlah tersebut naik 20% dari survei sebelumnya. Sementara pengguna media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi. Sebagian besar dari pengguna tersebut adalah remaja.
Banyak remaja yang terlarut dalam media sosial sehingga menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh, padahal tujuan awal keberadaan media sosial adalah untuk membuat manusia bersosial, kini media sosial telah bermetamorfosis menjadi media asosial. Berdasarkan riset situs HootSuite dan agensi marketing sosial We Are Social bertajuk “Global Digital Reports 2020” yang diliris akhir Januari lalu, Indonesia masuk ke dalam 10 besar negara yang paling lama mengakses internet. Rata-rata penggunaan media sosial di Indonesia mencapai 3 jam 26 menit per hari.
Remaja cenderung menggunakan media sosial saat ada waktu luang, merasa tidak ada kerjaan, atau sekedar menunggu sesuatu. Terlebih dari itu hampir 70% dari mereka menggunakan media sosial secara berlebihan, mereka bisa menghabiskan berjam-jam hanya untuk memantau media sosial mulai dari instagram, pindah ke twitter, buka facebook, dan lainnya.
Aktivitas tersebut telah menjadi kebiasaan baru di era milenial saat ini. Kebiasaan baru ini menyebabkan munculnya rasa kehilangan ketika gawai lupa dibawa kemana-mana. Seseorang cenderung akan merasa aneh karena tidak bisa berselancar di media sosial tanpa gawai, seolah-olah gawai lebih berarti dari segalanya.
Media sosial memang terbukti menyebabkan kecanduan. Kegiatan ketika seseorang segera membuka media sosial di smartphone adalah proses kecanduan tahap awal. Tahap selanjutnya ketika seseorang merasa cemas menunggu balasan pesan atau harapan ada pesan atas status yang kita buat di media sosial sehingga jika mendengar nada dering pesan yang diharapkan, dapat menimbulkan perasaan lega. Menurut sebuah survei, sejak kemunculannya media sosial telah membuat orang mengecek ponselnya rata-rata 28 kali. Kecanduan media sosial, kecintaan yang teramat berlebihan kepada medsos dapat melupakan prioritas seseorang kepada lingkungan sekitar.
Kecanduan terhadap media sosial tersebut memberikan efek buruk bagi kesehatan mental. Kesehatan mental merupakan sebuah kondisi dimana individu terbebas dari segala bentuk gejala-gejala gangguan mental. Individu yang sehat secara mental dapat berfungsi secara normal dalam menjalankan hidupnya khususnya saat menyesuaikan diri untuk menghadapi masalah-masalah yang akan ditemui sepanjang hidup seseorang dengan menggunakan kemampuan pengolahan stress. Melihat foto atau video yang diunggah oleh seseorang, secara tidak langsung dapat memengaruhi diri kita. Pengaruh tersebut berkenaan dengan harga diri dan penilaian terhadap diri sendiri. Ketika seseorang membandingkan suatu unggahan terhadap keadaan dirinya sendiri, dapat menimbulkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan mental. Persoalan nyata yang berkaitan dengan masalah kesehatan mental yang sering muncul dari media sosial antara lain: tidak percaya diri, setres, cemas, iri hati,
Menggunakan media sosial haruslah diimbangi dengan kebijaksanaan dan kecerdasan. Harus bisa memilah apa saja yang sekiranya kita butuhkan di media sosial sehingga saat melihat media sosial, justru kita akan merasa terinspirasi dan bahagia. Tak akan ada gunanya memiliki media sosial jika pada akhirnya kita hanya merasakan depresi, kecemasan, hingga rasa iri hati dan obsesi berlebihan karena akan buruk bagi kesehatan mental kita.
Perkembangan teknologi di era globalisasi memiliki pengaruh yang besar terhadap hidup masyarakat dunia dalam berbagai aspek. Pengaruh tersebut salah satunya berdampak pada perubahan kebiasaan manusia. Duduk berjam-jam, bahkan seharian, menelusuri lini masa media sosial sudah menjadi sesuatu yang lumrah di zaman sekarang. Namun, berdasarkan penelitian, kebiasaan ini bukan kebiasaan yang baik. Terdapat beberapa cara untuk mengatasi kecanduan media sosial khususnya bagi remaja sebagai berikut:
Offline sejenak dari media sosial
Alihkan penggunaan media sosial dengan memperbanyak sosialisasi di kehidupan nyata, seperti dengan keluarga atau teman yang mendukung dan peduli denganmu.
Buat batasan yang tegas untuk penggunaan media sosial
Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan alarm atau stopwatch untuk mengontrol penggunaan media sosial setiap harinya. Menurut para ahli, ketika seseorang sudah terbiasa membatasi waktu yang digunakan di media sosial, akan membuat kita bisa mengatur diri sendiri untuk tidak ketergantungan terhadap platform tersebut.
Cari kegiatan yang lebih bermanfaat
Semakin sibuk seseorang menghabiskan waktu di kegiatan lainnya seperti berolahraga, kumpul bersama keluarga atau teman-teman, maka semakin tak ada waktu untuk terpaku pada media sosial. Hal tersebut akan efektif untuk mengurangi intensitas berselancar di media sosial.
Gunakan secara bijak
Sebelum melakukan sesuatu di media sosial ada baiknya dipikirkan terlebih dahulu karena menggunakan media sosia dengan bijak akan mendatangkan berbagai macam manfaat.
Matikan notifikasi
Dengan mematikan notifikasi, seseorang akan lebih fokus dalam melakukan sesuatu yang sedang dikerjakan.
Peran Media Sosial bagi Remaja
Media sosial seakan sudah menjadi candu bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja. Remaja masa kini identik dengan smartphone ditangan hamper 24 jam. Media sosial yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja seperti facebook, twitter, path, youtube, Instagram, line, dan bbm. Media sosial tersebut mempunyai keunggulan dan ketertarikan sendiri bagi penggunanya. Media sosial sangat banyak menawarkan kemudahan yang membuat remaja betah berlama-lama dalam menggunakannya.
Menurut Crish Garret media sosial adalah alat, jasa dan komunikasi yang memfasilitasi hubungan antara orang dengan satu sama lain dan memiliki peminat yang banyak tidak terkecuali para remaja, bahkan usia dibawah umur sudah memiliki akun media sosial pribadi. Munculnya berbagai macam media sosial memberikan pengaruh langsung baik positif maupun negatif.
Perkembangan media sosial sangat pesat karena semua orang bisa memiliki media sendiri. Jika untuk media tradisional seperti Koran, televisi, atau radio dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka berbeda sekali dengan media sosial. Pengguna media sosial secara mudah bisa mengakses menggunakan jaringan internet dengan biaya yang kecil dan dilakukan sendiri dengan mudah.
Pengguna media sosial dikalangan remaja memberikan pengaruh langsung baik positif maupun negativ. Remaja yang sering menggunakan media sosial bisa mengganggu proses belajar mereka. Seperti contohnya ketika mereka sedang belajar masuk pemberitahuan chat dari temannya dapat mengganggu proses belajar mereka. Kebiasaan seorang remaja yang berkicau dimedia sosial terkadang hanya untuh mengeluhkan betapa sulitnya pelajaran yang sedang mereka kerjakan.
Oleh karena itu remaja sebagai pengguna aktif terbanyak dan hampir setiap hari menggunakan media sosial. Secara langsung pesan atau informasi yang ada di media sosial sangat cepat tersebar pada kalangan remaja. Belum sempurnanya kematangan pemikirian remaja membawa pengaruh negative terhadap informasi yang tidak baik melalui media sosial. Seperti yang kita ketahui, media sosial merupakan wadah bagi remaja untuk menuangkan kebebasan berekspresi, baik itu bentuk gambar ataupun pesan-pesan yang terkadang menyesatkan.
Informasi yang tersebar melalui media sosial disimak secara rutin mengarah kedalam pembentukan opini dikalangan remaja. Salah satu contohnya, sebuah official account hanya mengutip halaman yang isinya hanya membahas mengenai manisnya hubungan pacaran, gambaran seorang pacar yang ideal, dan lainnya. Rutinnya account itu memposting pesan-pesan seperti itu, secara tidak langsung hanya mengarahkan focus perhatian remaja yang hanya mengarah kepada pacaran bukannya tentang sekolah.
Siapa yang tidak mengenal media sosial? Semua pasti mengenal media sosial mulai dari anak sd, sampai kakek nenek, mereka telah akrab dengan yang namanya media sosial. Setiap jam pandangan mereka hanya tertuju pada smartphone, baik untuk membuka email, facebook, twitter dan yang lainnya. Apakah ada pengaruh media sosial terhadap perkembangan generasi muda saat ini? Apakah positif atau negative bagi remaja?
Berikut ini adalah dampak positif dan negative dalam menggunakan media sosial:
Dampak positif:
- Menjaga silaturahmi dengan keluarga ataupun saudara yang jauh dan sudah lama tidak bertemu, kemudian lewat media sosial hal itu bisa dilakukan.
- Sebagai sumber belajar dan mengajar media sosial memiliki dampak yang sangat besar sekali. Kita dapat browsing dan belajar ilm pengetahuan yang baru disana. Karena internet banyak topik dan sumber ilmu terbaru. Dengan mencari topik diinternet anda selangkah lebih maju saat memulai pembelajaran didalam kelas.
- Media penyebaran informasi. Hanya dalam tempo beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa menikmati informasi tersebut.
Dampak negatif:
- Susah bersosialisasi dengan orang-orang sekitar. Disebabkan karena mereka malas belajar berkomunikasi secara nyata. Orang yang aktif dalam media sosial, jika bertemu lansung nyatanya adalah orang yang pendiam dan tidak banyak bergaul.
- Media sosial membuat seseorang hanya mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar dengan lingkungan mereka, karena mereka banyak menghabiskan waktu di internet.
- Berkurangnya kinerja, karyawan perusahaan, pelajar, mahasiswa yang bermain media sosial pada saat mengerjakan pekerjaannya akan mengurangi waktu kerja dan waktu belajar mereka.
- Kejahatan dalam dunia maya. Kejahatan ini dikenal dengan nama cyber crime. Kejahatan dunia sangat banyak macamnya seperti: hacking, cracking, spaming, dan lainnya.
- Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Terkadang seseorang memposting foto yang seharusnya menjadi privasi sendiri di media sosial. Hal ini sangat berbahaya karena bisa jadi postingan tersebut digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Penutup
Media sosial tidak akan terlepas dari pengaruh positif maupun negatifnya, dampak itu tergantung dari sipenggunanya sendiri. Walaupun masa remaja merupakan masa yang dapat dikatakan sangat kritis karena memasuki masa pencarian transisi pencarian jati diri. Namun remaja juga bisa membatasi diri sendiri dengan norma dan moral yang baik. Pembentukan karakter sejak dini termasuk saat remaja sangatlah penting bagi masa depan diri remaja itu sendiri dan lebih luas lagi bagi masa depan bangsa. Remaja sebagai penerus bangsa yang memiliki karakter yang baik, kuat, dan tangguh tentunya akan bisa membuat Negara ini maju.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/amipratiwi18/5902e5578c7e61e71b2c3016/pengaruh-media-sosial-bagi-remaja
https://pakarkomunikasi.com/perkembangan-media-sosial-di-indonesia