Peranan Pengawas Menerapkan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran
PERANAN PENGAWAS MENERAPKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 1 SIPOHOLON
TAHUN PEMBELAJARAN 2019/2020
Mardia Suhaida
Pengawas SMP Negeri 1 Sipoholon
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah Bagaimanakah peran Pengawas untuk meningkatkan kemampuan guru untuk dapat menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran dlam ruang kelas di SMP Negeri 1 Sipoholon, Tahun Ajaran 2019/2020. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mencari alternatif pemecahan masalah sebagai upaya meningkatkan kemampuan guru agar dapat menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran dalam kelas di SMP Negeri 1 Sipoholon , Tahun Ajaran 2019/2020. Subjek dari Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah Pengawas sekolah dan yang menjadi objek dalam penelitian adalah seluruh guru-guru di SMP Negeri 1 Sipoholon Kec. Sipoholon, Kab. Tapanuli Utara, sejumlah 28 orang guru. Siklus I rekapitulasi tingkat pemahaman dan penerapan guru untuk Penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam Pembelajaran adalah 63% yang Kadang penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran, 75 % dan Tidak Pernah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran adalah 34%. Setelah dilaksanakan refleksi maka dilaksanakan tindakan berikutnya. Siklus II maka terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya terjadi peningkatan guru penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam Pembelajaran menjadi 10 orang yakni 87,50%, guru kadang sudah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran menjadi 7 orang atau 78.13% dan jumlah guru yang tidak pernah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran menurun menjadi 2 orang yakni 6,25%. Maka dapat dikatakan bahwa startegi pelaksanaan pendekatan scientific dalam pembelajaran melalui bimbingan Pengawas sekolah dinyatakan berhasil karena terjadi peningkatan nilai yang signifikan dalam melaksanakan pembelajaran di dalam Kelas di SMP Negeri 1 sipoholon Kec. Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara pada semester ganjil Tahun Ajaran 2019/2020.
Kata Kunci : Peran Pengawas, Pendekatan Scientific
PENDAHULUAN
Strategi dan pendekatan guru dalam menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa maka kemapanan guru memilih dan menetapkan pendekatan mengajarnya juga sangat diperlukan karena pendekatan itu merupakan pelicin jalannya pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka pendekatan dan tujaun jangan bertolak belakang. Artinya, pendekatan harus menunjang pencapaian tujuan tersebut. Apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan. Sebaiknya menggunakan pendekatan yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran. menggunakan pendekatan pembelajaran yang berkesan dan menyenangkan.
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui proses edukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan”. Guru professional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan pencerminan sikap disiplin dan kesetian terhadap aturan yang berlaku.
Untuk meningkatkan peranan guru dalam mengasai penggunaan perangkat komputer, maka guru diharapkan mampu melaksanakan segala rangkaian procedural sistim yang ada, kemampuan menerapkan pendekatan scientific dalam proses pembelajaran hal ini akan memudahkan guru dalam melaksanakan penyampaian materi pembelajaran di dalam kelas seiring dengan perkembangan sistemp pembelajaran yang pesat sekarang ini, substansi dan konten pmateri pembelajaran yang semakin banyak, seorang guru harus menguasai berbagai pendekatan dalam pembelajaran diantaranya pendekatan scientific sehingga memudahkan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
METODE PENELITIAN
Pembinaan Guru Melalui Supervisi Pengawas
Supervisi merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan akademik. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan demikian, berarti, esensial supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan (willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat.
Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah model pembelajaran yang menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi, menanya, eksperimen, mengolah informasi atau data, kemudian mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014). Pendekatan saintifik telah dipergunakan dalam pendidikan di Amerika akhir abad ke-19 di mana pada saat itu pembelajaran sains menekankan pada metode laboratorium formalistik yang kemudian diarahkan pada fakta-fakta ilmiah. Pendekatan saintifik sebenarnya sudah digunakan dalam kurikulum di Indonesia dengan istilah learning by doing yang dikenal dengan cara belajar siswa aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang secara formal diadopsi dalam Kurikulum 1975.
METODE PENELITIAN
Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sipoholon. SMP ini sendiri memiliki luas lahan tanah 4521m² dengan Sk pendirian 0191/V/1980 Tahun 1980. Lokasi sekolah terletak di kelurahan Sipoholon, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara.
Rancangan Penelitian
Menurut Mukhlis (2000: 5) PTS adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama dari PTS adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga pada akhirnya kualitas pembelajaran di kelas semakin baik dan meningkat,
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan berupa identifikasi permasalahan.
Pertama, sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebu, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat mengalami kemajuan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk dapat menganalisi dan melaksanakan tindakan sesuai dengan prosedur maka peneliti sudah menyediakan lembaran kuesioner untuk mengukur tingkat pemahaman guru terhadap penerapan pendekatan scientific, sebagai strategi pembelajaran anak, sehingga terjadi suasana yang menyenangkan bagi guru dan siswa. Dengan menggunakan perangkat infocus dan computer penggunaan pendekatan scientific untuk menyampaikan materi pelajaran akan lebih mudah dan dapat dilakukan, karena gambar dan teks dapat ditayangkan secara bersamaan.
Dari hasil pengamatan dan hasil angket yang di dapat dari siswa maka di berikan rincian sebagai berikut :
Tabel Kondisi Siklus I
No | Kondisi Awal Pemahaman Guru | Jumlah Guru | Prosentase (%) |
1 | Jumlah guru /pegawai keseluruhan | 28 | 100% |
2 | Menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam Pembelajaran | 16 | 60% |
3 | Kadang penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran | 8 | 30% |
4 | Tidak Pernah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran | 3 | 10% |
Dari hasil siklus I rekapitulasi tingkat pemahaman dan penerapan guru untuk Penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam Pembelajaran adalah 60% Kadang penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran, 30 % dan Tidak Pernah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran adalah 10%. Grafik kondisi guru Penerapan pendekatan scientific. Pendekatan scientific dalam Pembelajaran berdasarkan kenyataan yang terjadi pada siklus I. dari data iatas dapat kita simpulkan bahwa penggunaan media computer terlebih mengajar dengan menggunakan infocus dan tanyangan slide dengan sistim operasi menerapkan pendekatan scientific pada pembelajaran di kelas masih sangat kurang, sehingga pembelajaran masih di dominasi oleh pendekatan konvensional dimana duru sebagai subjek pembelajaran dan siswa hanya sebagai objek belum dapat berperan aktif yang disebut dengan student center. Keberhasilan pembelajaran akan dapat dicapai jika dalam menyelesaikan masalah pembelajaran siswa dapat memecahkan sendiri dengan menemukan jawaban secara sendiri maupun secara kelompok.
Dari data diatas Jumlah guru /pegawai keseluruhan adalah berjumlah 12 orang, Penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam Pembelajaran adalah 6,3 guru yakni 24 %, guru yang hanya kadang penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran 7,5 orang yakni 75% dan guru yang sama sekali belum penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific adalah 3,4 orang atai 34%. Berdasarkan data diatas peneliti melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dimana hasil yang diharapkan belum tercapai maka dilakukan perbaikan terhadap kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Refleksi dilaksanakan bersama-sama kolaborator untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Dari hasil refleksi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perlu pelatihan dan bimbingan khusus dari Pengawas terhadap para guru tentang cara penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalan pembelajaran pertemuan akan dilaksankan dengan jumlah jam tatap muka yang disesuaikan dengadapat melakukan persentase di hadapan rekan-rekan guru lainnya.
Siklus 2
Siklus 2 terdiri atas beberapa tahap, sama seperti siklus 1 yaitu: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan Evaluasi, dan (4) Refleksi. 1. Perencanaan Dari hasil refleksi pada siklus pertama, peneliti merencanakan untuk melakukan tindakan membimbing guru menerapkan Menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran yang lebih tegas dibandingkan dengan siklus pertama.
- Melakukan sosialisasi dan menjadwalan pertemuan guru dengan Pengawas untuk melaksanakan pelatihan dan pembimbingan untuk dapat menerapkan pendekatan scientific terhadap guru mata pelajaran
- Setiap guru harus melaksanakan persentase di depan rekan-rekannya
- Peneliti merencanakan untuk melaksanakan pengamatan terhadap guru saat melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Hal ini terlebih dahulu disosialisasikan kepada semua guru pada saat refleksi siklus pertama.
- Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah pada siklus yang kedua ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain
- Membuat lembar observasi puntuk mengetahui tingkat pemahaman guru terhadap kemampuan menerapkan pendekatan scientific setelah dilakukan bimbingan oleh Pengawas
- Melakukan onservasi dan pengamatan saat guru melaksanakan pembelajaran didalam kelas
Setelah minggu berikutnya, dilakukan rekapitulasi dari hasil pengamatan dari penulis bagaimana pelaksanaan pembelajaran berjalan. Pada fase siklus kedua. Pengamatan dan evaluasi pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi selama satu bulan berikutnya (satu siklus), untuk semua guru mata pelajaranyang berjumlah 12 orang. Selama pengamatan peneliti dibantu wakil Pengawas melakukan pemantauan langsung kedalam kelas. Pengamatan oleh peneliti meliputi : a. penggunaan/menerapkan pendekatan scientific dalam mengajar b. suasana dan kondisi yang yang terjadi di dalam kelas c. tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan. Peneliti juga melakukan penilaian dari hasil lembar observasi untuk mengamati keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan hasil perolehan diatas, setelah dilaksanakan siklus II, terjadi peningkatan yang signifikan dalam penerapan pendekatan scientific di dalam pembelajaran oleh guru maka terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya terjadi selisih peningkatan 25 % guru penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam Pembelajaran, terdapat 3,13% peningkatan guru kadang sudah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran dan 28 % menurun untuk guru yang tidak pernah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran.
Dari hasil rekapitulasi siklus II maka terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya terjadi peningkatan guru penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam Pembelajaran menjadi 10 orang yakni 87.50%, guru kadang sudah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran menjadi 7 orang atau 78.13% dan jumlah guru yang tidak pernah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran menurun menjadi 2 orang yakni 6,25%. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa peranan Pengawas dalam memberikan bimbingan sangat signifikan dengan pelaksanaan pembelajaran pendekatan scientific dalam pembelajaran guru dalam kelas.
PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hali ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia, serta dengan dua siklus sudah penulis menanggap cukup untuk peningkatan pemahaman guru dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan scientific. Dengan adanya peranan dan bimbingan dari Pengawas terjadi peningkatan yang signifikan penggunaan pendekatan scientific dalam pembelajaran siswa di dalam kelas meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pembelajaran di SMP Negeri 1 Sipoholon, Tahun Ajaran 2019/2020.
No | Kondisi Awal Pemahaman Guru | Jumlah Guru | Prosentase (%) |
1 | Jumlah guru /pegawai keseluruhan | 28 | 100% |
2 | Menggunakan Menerapkan pendekatan scientific dalam Pembelajaran | 16 | 60% |
3 | Kadang penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran | 9 | 30% |
4 | Tidak Pernah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran | 3 | 10% |
Siklus I rekapitulasi tingkat pemahaman dan penerapan guru untuk Penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam Pembelajaran adalah 60% Kadang penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran, 30% dan Tidak Pernah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran 10%. Setelah dilaksanakan refleksi maka dilaksanakan tindakan II
Dari data diatas Jumlah guru /pegawai keseluruhan adalah berjumlah 12 orang, Penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam Pembelajaran adalah 6,3 guru yakni 24 %, guru yang hanya kadang penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran 7,5 orang yakni 75% dan guru yang sama sekali belum penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific adalah 3,4 orang atai 34%.
Pada Siklus II maka terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya terjadi peningkatan guru penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam Pembelajaran menjadi 10 orang yakni 87.50%, guru kadang sudah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran menjadi 7 orang atau 78.13% dan jumlah guru yang tidak pernah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran menurun menjadi 2 orang yakni 6.25%. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa peranan Pengawas dalam memberikan bimbingan sangat signifikan dengan pelaksanaan pembelajaran pendekatan scientific dalam pembelajaran guru dalam kelas.
Siklus I rekapitulasi tingkat pemahaman guru untuk Penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam Pembelajaran adalah 63% yang Kadang penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran, 75 % dan Tidak Pernah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran adalah 34%. Setelah dilaksanakan refleksi maka dilaksanakan tindakan berikutnya. Siklus II maka terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya terjadi peningkatan guru penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam Pembelajaran menjadi 10 orang yakni 87,50%, guru kadang sudah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran menjadi 7 orang atau 78.13% dan jumlah guru yang tidak pernah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran menurun menjadi 2 orang yakni 6,25%. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan Pengawas dalam memberikan bimbingan sangat signifikan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran guru dalam kelas di SMP Negeri 1 Sipoholon, Tahun Ajaran 2019/2020.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dapat disimpulkan sebagai berikut. Strategi dan pendekatan guru dalam menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar siswa maka kemapanan guru memilih dan menetapkan pendekatan mengajarnya juga sangat diperlukan.
Siklus I rekapitulasi tingkat pemahaman dan penerapan guru untuk Penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam Pembelajaran adalah 63% yang Kadang penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran, 75 % dan Tidak Pernah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran adalah 34%.
Setelah dilaksanakan refleksi maka dilaksanakan tindakan berikutnya. Siklus II maka terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya terjadi peningkatan guru penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam Pembelajaran menjadi 10 orang yakni 87,50%, guru kadang sudah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran menjadi 7 orang atau 78.13% dan jumlah guru yang tidak pernah penerapan pendekatan scientific, pendekatan scientific dalam pembelajaran menurun menjadi 2 orang yakni 6,25%.
Saran
Telah terbukti bahwa dengan bimbingan dari Pengawas dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi guru dalam menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. Sebagai pengawas harus melaksanakan bimbingan dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mendapat pelatihan untuk menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran di dalam kelas. Sekolah hendaknya selalu mendorong para guru yang berusaha mengguanakan strategi pembelajaran yang bersifat inovatif dan kreatif dengan memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Bapak/ Ibu guru yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama, hendaknya dapat memperbaiki tahapan-tahapan dalam pendekatan ini serta mengkombinasikannya dengan penerapan penggunaan model pembelajaran sehingga dapat menghasilkan data penelitian yang lebih baik dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmad. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama. Bandung: CV Amrico
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gie, The Liang. 1985. Cara Belajaryang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi.
Gunawan, Ary H, 1986, Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bina Aksara.
Haling, Abdul. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar
Rusman. 2015. Pemebelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Karar, E. E. dan Yenice, N. 2012. The investigation of scientific process skill level of elementary education 8th grade students in view of demographic features. Procedia Social and Behavioral Sciences.
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.